Pages

Kamis, Februari 07, 2013

Tahun Ini, Rusia Kirim 12 Sukhoi Superjet 100 Ke Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Rusia mengonfirmasi pengiriman pesawat Sukhoi Superjet 100 ke sejumlah maskapai di Indonesia pada tahun ini. Belasan burung besi sejenis akan dikirimkan di tahun-tahun berikutnya.

"Pada 2013, sebanyak 12 pesawat akan dikirimkan ke Indonesia. Beberapa tahun lagi, ada sekitar 14 pesawat yang akan didatangkan dari Rusia," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y Galuzin, di Jakarta, Kamis 7 Februari 2013.

Galuzin mengatakan, kerja sama transportasi ini merupakan bentuk kontribusi Rusia pada sistem transportasi Indonesia. Selain itu, pengiriman Sukhoi ke Indonesia juga sebagai bentuk dukungan atas konsep konektivitas yang tengah digalakkan ASEAN.
"Konsep konektivitas ini adalah salah satu pilar dalam Komunitas ASEAN 2015," kata Galuzin.

Tahun lalu, pesawat Sukhoi Superjet 100 yang tengah melakukan demo flight jatuh dan menabrak tebing di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 45 orang tewas dalam tragedi 9 Mei 2012 itu. Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakankecelakaan tersebut akibat human error alias kesalahan dari pilot.
"Kami menyatakan simpati dan duka cita yang mendalam atas tragedi ini," kata Galuzin.

Meski dibayangi sejarah kelam tersebut, sejumlah maskapai di Indonesia tetap nekat memesan sejumlah Sukhoi Superjet 100. Salah satu maskapai yang memesan itu adalah Sky Aviation. Tahun ini, maskapai itu akan menerima kiriman pesawat pesanannya. 



Sumber : Vivanews

Jerman Dengarkan Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Sengketa LCS

JAKARTA-(IDB) : Langkah Indonesia mengupayakan perdamaian di kawasan Laut China Selatan akan didengar Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle yang mengungungi Indonesia pada 10-11 Februari mendatang, kata Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel.

"Kami percaya Indonesia telah melakukan pekerjaan istimewa dan apa yang kami lihat adalah banyak sekali kesepakatan untuk mengurangi konflik (di kawasan Laut China Selatan) atau sengketa teritorial yang mungkin terjadi," kata Witschel dalam jumpa pers di Kedutaan Jerman Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan Menteri Westerwelle akan membahas isu kawasan Laut China Selatan bersama Menteri Marty Natalegawa dan Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh.

"Saya kira menteri kami akan bertanya ke Menteri Marty tentang posisi ASEAN dan China terkait tata perilaku (di Laut China Selatan). Jadi, itu adalah proses pembelajaran," kata Witschel.

Jerman, menurut Witschel, akan mendengar dan belajar dari Indonesia mengenai hubungan ASEAN - China dan hubungan intra-ASEAN dengan China.

"Kami menghargai (posisi Indonesia) dan mendengarkan, tapi kami tidak dapat membantu secara aktif. Kami telah tahu tentang klaim wilayah yang terjadi di Laut China Selatan. Kami tidak terlibat dan tidak memihak dalam sengketa itu," kata Witschel.

Menteri Luar Negeri Jerman diperkirakan akan membahas pula isu ekonomi, G20, Suriah, Mali, nuklir Iran, dan Palestina. 




 Sumber : Antara

ToT Pembelian Marder 1A3 Indonesia Dapat Blue Print Secara Utuh

JAKARTA-(IDB) : Satu nukilan info tangan pertama lain yang ARC terima adalah mengenai nasib Marder. Walaupun statusnya sebagai IFV (Infantry Fighting Vehicle), ternyata penerima tangan pertama adalah Kavaleri TNI AD. Hal ini lebih karena alasan kemudahan administrasi. Kedepannya, dari jumlah 50 Marder 1A3 yang akan diterima oleh TNI AD, sebagian akan disebar ke batalyon infantri, sementara sisanya dipergunakan oleh Kavaleri.


Khusus untuk Marder 1A3 yang akan dipergunakan oleh Kavaleri TNI AD, sosoknya akan dimodifikasi dengan bantuan PT Pindad. 

Hal ini tidak lepas dari perjanjian ToT antara Indonesia dan Jerman, dimana Indonesia akan menerima cetak biru Marder 1A3 secara utuh, yang artinya PT Pindad akan mampu membuat lini produksi Marder sendiri dari tahap pertama dengan asistensi dari pihak Jerman. 

Tentunya Pindad sendiri membutuhkan bantuan dari industri strategis lainnya, seperti misalnya PT Krakatau Steel yang diharapkan mampu mengembangkan logam dengan spesifikasi kekerasan yang memenuhi armor hardness untuk kebutuhan pembuatan ranpur.

TNI AD sendiri berharap agar PT Pindad mampu mengawal proses pabrikasi Marder, yang diarahkan sebagai basis dari pengembangan tank medium. Untuk kebutuhan tersebut, TNI AD sendiri telah melakukan studi pendahuluan mengenai ketepatan jenis kubah yang akan dipasang, karena seperti diketahui, ada sejumlah opsi yang tersedia. 

Satu yang ditawarkan saat ini adalah kubah-kanon OTO Hitfact kaliber 105mm yang mampu menembakkan munisi 105mm APFSDS untuk melawan tank. Namun untuk produk final yang dipilih, tentunya membutuhkan evaluasi lanjutan. 




Sumber : ARC

TNI AL Manuver Lapangan Geladi Parsial di Laut Jawa

JAKARTA-(IDB) : Komandan Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Barat pimpin Satuan Tugas  Geladi parsial melibatkan enam unsur KRI jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat yang dilibatkan dalam kegiatan manuver lapangan selama 3 hari di Perairan Laut Jawa , Kamis (7/1). 

Kegiatan latihan tersebut melibatkan tiga jenis KRI perusak Kawal Rudal tipe parchim yang sehari-hari dibawah pembinaan satuan kapal eskorta, dua kapal cepat jenis Fast Patrol Boat (FPB) -57 yang sehari-hari dibawah pembinaan satuan kapal cepat koarmabar dan satu KRI jenis angkut pasukan jenis Frosch dibawah pembinaan satuan kapal amfibi koarmabar.

Geladi parsial yang dilaksanakan secara terpadu tersebut menggelar manuver taktis dengan sejumlah materi selama manuver lapangan  di perairan laut Jawa pada posisi kurang lebih sekitar 25 mil dari Kerawang Jawa Barat.

Menurut Kolonel laut (P) Alek Syahril yang bertindak selaku Dansatgas Geladi Parsial di anjungan KRI Silas Papare-386 menyampaikan bahwa latihan ini dilaksanakan sebagai kelanjutan latihan L-I dan L-2 guna menguji kesiapan alut sista dan personel pengawak unsur-unsur KRI yang terlibat dalam Geladi Parsial tahun 2013.

armabar-tengahHal tersebut jelasnya bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit, dan meningkatkan kerja sama taktis antar unsur KRI sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 
Dalam latihan yang digelar selama tiga hari tersebut,ke enam unsur KRI yang dilibatkan dalam geladi parsial melaksanakan serial latihan yang dilaksanakan  selama manuver taktis di perairan laut Jawa, diantaranya taktik peperangan pernika,peran latihan bahaya udara, anti kapal permukaan RAS atau pembekalan di laut serta bentuk-bentuk formasi unsur kapal perang dalam rangka meningkatkan kemampuaan dan profesionalisme para pengawak unsur KRI yang dilibatkan dalam Geladi Parsial tahun 2013 dalam rangka mendukung Laihan  gabungan TNI 2013.





Sumber : Poskota

Clurit Class Laksanakan Latihan Tempur

JAKARTA-(IDB) : Tiga Kapal Perang Repubik Indonesia (KRI) yang berada di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) hasil produksi dalam negeri melaksanakan latihan Geladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III/L3.

Kapal-kapal perang tersebut yakni KRI Clurit (CLT-641), KRI Kujang (KJG-642), dan KRI Beladau (BLD-643), Ketiga kapal perang yang memiliki kemampuan sebagai kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula ini sehari-harinya berada di bawah pembinaan Satuan Kapal Cepat (Satkat)Koarmabar.

Latihan Glagaspur Tingkat III/L3 yang melibatkan kapal-kapal perang bertipe Kapal Cepat Rudal (KCR) ini berada di bawah kendali oprasional Komandan Satuan Kapal Cepat Kolonel Laut (P) Dafit Santoso. Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme prajurit koarmabar dan mengukur kesiapan serta kemampuan tempur unsur-unsur Koarmabar sesuai fungsi azasinya, agar dapat melaksanakan tugas utamanya serta dapat meningkatkan kerja sama taktis antar unsur-unsur koarmabar dalam melaksanakan aksi tempur laut.

Pelaksanaan Latihan Glagaspur Tingkat III/L3 ini dibagi dalam tiga tahap:

Tahap pertama yaitu tahap persiapan di pangkalan dalam tahap ini unsur-unsur KRI yang terlibat melaksanakan kegiatan antara lain briefing rancana Manlap Glagaspur Tingkat III/L3, dan selanjutnya melakukan persiapan akhir untuk pelaksanaan manuver lapangan.
Tahap kedua manuver lapangan, pada tahap ini unsur-unsur KRI yang terlibat keluar Pangkalan Tanjung Uban bersama-sama melaksanakan serial latihan di Selat Riau, Laut Natuna dan Selat Singapura guna meningkatkan profesionalisme tempur prajurit matra laut.
Selanjutnya tahap ketiga yakni tahap pengakhiran dilanjutkan dengan pembuatan laporan pelaksanaan, selanjutnya unsur-unsur bergerak bebas menuju daerah operasi yang telah ditentukan.

Dengan dilaksanakannya Latihan Glagaspur Tingkat III/L3 diharapkan unsur-unsur KRI di jajaran Koarmabar mampu untuk menghadapi berbagai kemungkinan ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan negara, keamanan perairan wilayah barat dan kredibilitas NKRI serta tanggap menghadapi situasi-situasi yang timbul dalam pelaksanaan operasi.

Latihan Glagaspur Tingakat III/L3 unsur-unsur KRI jajaran Koarmabar ini juga dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tahun 2013 mendatang.
 
 
 
 
Sumber : Koarmabar

Aksi China Berbahaya Dan Provokatif

TOKYO-(IDB) : Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan, Rabu (6/2), tindakan kapal perang China yang mengarahkan radar sistem persenjataannya ke arah kapal perang Jepang adalah tindakan yang ”berbahaya” dan ”provokatif”. Abe mendesak China menahan diri.

Sebaliknya, pihak China meminta Jepang menghentikan kegiatan ”ilegal” berupa pengiriman kapal-kapal patroli dan pesawat tempur ke wilayah di Laut China Timur yang diklaim sebagai wilayah China.

Di hadapan parlemen Jepang, PM Abe mengatakan, insiden penguncian radar pembidik oleh kapal perang China itu berbahaya karena bisa berujung pada situasi yang tidak bisa diprediksi.

”Sungguh sangat disesalkan bahwa China telah melakukan aksi provokatif satu sisi seperti itu, saat tanda-tanda dialog mulai muncul,” tutur Abe.

Insiden tersebut pertama kali dilaporkan oleh Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, Selasa lalu.

Menurut Onodera, insiden itu terjadi pada 30 Januari, saat sebuah kapal fregat China mengarahkan radar pembidik senjatanya ke sebuah kapal pengawal Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang sedang berlayar di Laut China Timur.

Sebelumnya, pada 19 Januari, satu helikopter militer Jepang juga dikunci dengan sistem radar serupa milik China.

Sistem persenjataan modern menggunakan radar untuk menentukan jarak, ketinggian, arah gerak, dan kecepatan gerak sasaran guna memandu rudal atau peluru meriam mengenai sasaran tersebut secara presisi. Pemerintah Jepang menganggap bahwa mengarahkan radar itu ke aset militernya sama saja dengan ancaman tembakan langsung.

Protes Resmi Jepang

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida menyatakan, pihaknya langsung menyampaikan protes secara resmi ke Pemerintah China begitu informasi soal insiden itu diterima dari Kementerian Pertahanan Jepang, Selasa.

Protes disampaikan melalui Kedutaan Besar China di Tokyo dan Kedutaan Besar Jepang di Beijing. ”Pertama-tama, ini adalah tindakan yang berbahaya dan sangat disesalkan. Jepang harus mendesak China mencegah insiden seperti itu terulang lagi,” ujar Kishida, seperti dikutip dalam akun Facebook Asisten Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jepang.

Menurut Kishida, respons pertama China adalah mereka akan menyelidiki dulu fakta-fakta seputar insiden tersebut.

Hari Rabu, juru bicara Kemlu China, Hua Chunying, mengaku belum mengetahui detail insiden terbaru itu. Hua justru balik meminta Jepang menghentikan aktivitas ”ilegal” di wilayah China.

”Beberapa hari terakhir, Jepang telah berkali-kali mengirimkan pesawat dan kapal-kapalnya dan secara ilegal memasuki wilayah perairan China di sekitar Kepulauan Diaoyu. China sudah berulang kali menyampaikan protes dan meminta Jepang menghentikan kegiatan ilegalnya,” papar Hua.

Ketegangan China-Jepang terus meningkat terkait klaim tumpang tindih di wilayah kepulauan di Laut China Timur, yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China. 

China Harus Hentikan Provokasi Sengketa Maritim

China semakin terang-terangan menyatakan niat mengerahkan kekuatan miiter dalam konflik maritim dengan Jepang atas Kepulauan Senkaku. Menyikapi ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, Rabu, mendesak China jangan mengancam negara-negara lain.

Panetta mengatakan ia mengimbau kepada mitra-mitranya di Beijing untuk merundingkan perjanjian-perjanjian regional untuk menyelesaikan pertikaian-pertikaian wilayah maritim.

Menjawab pertanyaan tentang ketegangan-ketegangan antara China dan Jepang menyangkut Kepulauan Senkaku setelah menyampaikan pidato di Universitas Georgetown, Panetta cemas bahwa situasi menyangkut klaim-klaim wilayah seperti itu bisa pada akhirnya tidak dapat dikendalikan.

Ia menambahkan, "Satu negara atau lainnnya dapat bereaksi melalui satu cara yang dapat menciptakan satu krisis lebih luas."

Ketegangan meningkat menyangkut sengketa pulau itu ketika Jepang mengatakan satu kapal perang China menguncikan radarnya pada satu kapal perang Jepang di Laut China Timur pekan lalu.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyebut tindakan itu berbahaya dan provokatif. Panetta mengatakan, Amerika Serikat dan negara-negara lain harus bekerja sama untuk menyelesaikan "tantangan-tantangan bersama" termasuk perompakan, bencana alam dan sengketa-sengketa wilayah.

"China tidak dapat mengancam negara-negara lain. China tidak dapat melakukan ancaman, mencari wilayah-wilayah dan menimbulkan sengketa-sengketa wilayah," kata Panetta. 
 
 
 
 

 Sumber : Kompas

Pelatihan Enam Pilot TNI AU Untuk Pesawat T-50 Dan T/A-50

SEOUL-(IDB) : TNI AU kirim enam pilot pesawat tempur untuk pelatihan pesawat latih T-50 dan T/A-50.

Pelatihan ini akan memakan waktu selama 21 minggu, dan para pilot TNI AU akan melakukan pelatihan dengan pesawat T-50 sebelum menggunakan pesawat TA-50.
Pelatihan pesawat TA-50 sendiri akan dilakukan di Wing 16th Fighter 1, setelah lulus dalam menerbangkan pesawat T-50.

Para calon pilot berikutnya harus memenuhi syarat yaitu selama 13 minggu para pilot merupakan pilot penerbang aktif hawk MK53 dan F-16 di Indonesia, selanjutnya para calon pilot T-50 dalam 3 minggu akan berada di tempat pelatihan, kursus pelatihan menerbangkan T-50 selama 9 minggu, dan 8 minggu akan melakukan kursus pelatihan menerbangkan TA-50, selanjutnya pelatihan di darat 2 minggu dan melakukan penerbangan selama 5 minggu.

Saat di tempat pelatihan T-50, para calon pilot akan melakukan beberapa simulasi yaitu, simulasi penerbangan instrument, prosedur darurat, termasuk pelatihan teori dasar dan melakukan pelatihan dengan simulator. 

Setelah menyelesaikan pelatihan didarat, para calon pilot kemudian melakukan pelatihan pesawat sungguhan untuk melakukan beberapa program seperti operasi pembentukan formasi terbang, terbang malam, dan latihan tempur dasar yang diperkirakan akan memakan waktu.
Kemudian para calon pilot akan melakukan kursus pelatihan TA-50, pelatihan itu sendiri hampir sama dengan pelatihan T-50.

Para calon pilot akan didampingi oleh enam pilot instruktur dari Angkatan Udara Korsel (ROKAF). Para instruktur sendiri harus memiliki 1000 jam terbang dan fasih dalam berbahasa inggris untuk mendidik para calon pilot.

"Di sini, di Wing 16th Fighter, kami sediakan fasilitas tempat sholat untuk para calon pilot, karena mereka tahu tentang gaya hidup negara muslim seperti Indonesia," kata seorang pejabat di Wing 16th Fighter.

Setelah lulus menerbangkan T-50 dan TA-50, para pilot akan kembali ke Indonesia.

Pada mei 2011, Indonesia menandatangani kontrak perjanjian dengan Korea Aerospace Industries untuk pengadaan 16 unit T-50, selain itu Indonesia juga mengoperasikan 17 unit KT-1 serta melakukan kerjasama dengan Korsel untuk memngembangkan pesawat tempur KFX.





Sumber : News1

TNI AU Bentuk Satgas Usut Insiden Hawk Gagal Take Off

JAKARTA-(IDB) : Pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100 milik Skuadron 12 gagal lepas landas di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada Selasa 5 Februari 2013. Namun hingga kini masih belum diketahui penyebabnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan pesawat milik TNI AU, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus menangani satuan terbang dan kerja.

"Ya, memang TNI AU dihadapkan kepada tugas yang cukup berisiko tinggi dan kita paham bersama, maka kita membentuk satuan tugas yang khusus menangani satuan terbang dan kerja selain tugas dan tanggung jawab yang melekat kepada komandannya," kata Bagus Putu di sela-sela Rapim TNI AU di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (6/2/2013).

Menurutnya, hingga saat ini timnya masih menyelidiki apa penyebab dari kejadian gagal terbangnya pesawat TNI AU di Pekanbaru, Riau. "Kita mencari akar permasalahannya dan kemudian kita ambil tindakan-tindakan apa yang seharusnya dan mudah-mudahan itu tidak terjadi dikemudian hari," harapnya.

Dia mengungkapkan, pihaknya bersyukur awak pesawat yang mengendarai pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100 milik Skuadron 12 itu bisa selamat dan tidak ada masalah yang berarti. Begitu juga dengan pesawatnya hanya mengalami masalah di sistem pengeremannya saja.

"Mudah-mudahan di dalam rapim kali ini kita juga membahas yang terkait dengan kecelakan-kecelakaan itu. Artinya kita harus mencari akar permasalahannya. Sehingga kita bisa menyimpulkan secara bulat dan dapat mencari solusinya," jelasnya. 




Sumber : SCTV