Pages

Kamis, Januari 24, 2013

Kamboja Beli Helikopter Zhi-9 China

PHNOM PENH-(IDB) : "Kamboja akan menggunakan bagian dari 195 juta dolar Amerika Serikat pinjaman dari China untuk membeli 12 helikopter militer dan meningkatkan armada kecilnya, kata Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Banh, Rabu.

Kesepakatan terbaru itu menggarisbawahi persekutuan ketat Beijing dengan negara Asia Tenggara itu. Tea Banh mengatakan, 12 helikopter militer Zhi-9 buatan China itu akan digunakan terutama untuk misi kemanusiaan. Dia tidak mengungkapkan berapa harga helikopter itu.

"Jelas, ini akan membantu efisiensi dan kemampuan," kata Tea Banh dalam upacara di mana Wakil Kepala Staf Militer China, Jenderal Qi Jianguo, menandatangani kesepakatan untuk membantu kereta angkatan bersenjata Kamboja.

China telah memainkan peran kunci dalam meningkatkan militer Kamboja yang bobrok dengan persediaan selama dua tahun terakhir, dan menyediakan pinjaman besar serta banyak investasi skala besar di bidang konstruksi, energi, transportasi dan pertanian.

Kritik-kritik menuduh China menggunakan otot ekonomi untuk memastikan Kamboja bekerja pada kepentingan strategis di dalam 10-anggota ASEAN, yang mengharuskan konsensus pada semua keputusannya.

Pada tahun lalu, perusahaan-perusahaan China telah berjanji untuk menanamkan modal delapan miliar dolar AS di Kamboja, setara dengan hampir dua pertiga dari seluruh ekonominya. Pinjaman 195 juta dolar Amerika Serikat dibuat pada akhir 2012.





Sumber : Antara

Wakasad Cek Kesiapan Yonif Linud-503 Kostrad

MOJOSARI-(IDB) : Wakasad Letjen TNI Budiman mengadakan kunjungan ke Yonif Linud 503 Kostrad, Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa(22/1). Kunjungan ini dalam rangka memeriksa kesiapan Yonif Linud-503 yang akan melaksanakan tugas pengamanan perbatasan RI-Timor Leste (RDTL).

Penerangan Kostrad dalam siaran pers kepada Jurnal Nasional, Kamis (24/01) mengatakan, kedatangan Wakasad beserta rombongan disambut Danbrigif Linud-18 Kostrad Kolonel Inf Syafrizal dan Danyonif Linud-503 Kostrad Mayor Inf F. J. Silalahi.

Pada kesempatan tersebut Wakasad memeriksa kesiapan Yonif Linud-503 Kostrad, baik personel maupun materill dalam sebuah gelar pasukan. Adapun materiil yang diperiksa meliputi persenjataan, munisi, kendaraan, protap perorangan prajurit dan perlengkapan pendukung lainnya. Di sela sela kunjungan, Wakasad menyempatkan diri mendatangi dan melihat kondisi perumahan prajurit di Asrama Yonif Linud-503 Kostrad.

Turut hadir dalam kunjungan ini Asops Kasad Mayjen TNI Dedi K. Thamin, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Murdjito, Pangdivif-2 Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso, Waaslog Kasad Brigjen TNI Bayu Purwiyono dan sejumlah pejabat TNI-AD lainnya.




Sumber : Jurnas

Prediksi Pembentukan Armateng Selesai 2014

JAKARTA-(IDB) : Mabes TNI Angkatan Laut memprediksi rencana pembentukan Armada RI Kawasan Tengah (Armateng) akan selesai pada 2014 mendatang.  

Namun hingga kini TNI AL masih menunggu persetujuan Presiden terkait pengesahan revisi Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI.

"Begitu Perpres disetujui, kami akan langsung lakukan pembangunan infrastruktur armada. Sangat mungkin terealisasi pada 2014 mendatang," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, di Jakarta, Rabu (23/1).

Belum disahkannya Perpres, dinilai karena ada sebagian usulan yang masih ditunda. Namun, sebagian besar usulan sudah disetujui oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Menurut dia, Markas Komando Armada RI Kawasan Tengah akan ditempatkan di Surabaya, yang saat ini merupakan markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Armatim), sementara Armatim akan ditempatkan di Sorong, Papua Barat.

Di Surabaya juga markas Komando Pertahanan Laut (Kohanla) akan ditempatkan. Keberadaan tiga armada, jelasnya, memungkinkan dibentuknya Kohanla yang akan membawahkan tiga armada itu. Sedangkan Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) untuk sementara akan tetap ditempatkan di Jakarta.

"Kami merencanakan, markas besar akan dipusatkan di tengah, di Surabaya," tuturnya.

Untung menambahkan, untuk membangun satu armada diperlukan waktu sedikitnya dua hingga tiga tahun, dimana pembangunan infrastruktur adalah yang paling memakan banyak waktu.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio sebelumnya mengharapkan pembentukan Komando Pertahanan Laut (Kohanla) dapat disetujui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Pembentukan Kohanla sudah disetujui oleh Panglima TNI dan sudah dipaparkan. Semoga pembentukan Kohanla segera disetujui," kata Marsetio. Menurut dia, pembentukan Kohanla perlu dilengkapi dengan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10/2010 tentang Organisasi TNI untuk pembangunan infrastruktur untuk Armada RI Kawasan Tengah.

Terbentuknya Kohanla nantinya akan membawahi tiga armada yaitu Armada Barat, Armada Tengah dan Armada Timur, dimana saat ini hanya Armada Barat dan Armada Timur saja. Marsetio mengatakan, secara bertahap infrastruktur Kohanla akan diprogramkan, termasuk dalam anggaran 2013 ini.

Untuk target pembentukan Kohanla sendiri, tambah KSAL, tergantung persetujuan Perpres dan keputusan Panglima TNI, namun tentunya juga sangat tergantung alokasi anggaran.

Pengembangan postur ini akan diikuti oleh strata kepangkatan. Untuk Kohanla akan dipimpin oleh laksamana bintang 3 atau Laksamana Madya (Laksdya). Sedangkan untuk masing-masing armada dipimpin oleh laksamana bintang dua atau Laksamana Muda (Laksda).

Anggota Komisi I bidang Pertahanan DPR RI Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, berpendapat,  pembentukan Komando Pertahanan Laut (Kohanla) yang tinggal menunggu persetujuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat penting mengingat luasnya wilayah laut Indonesia.

"Saat ini dari 17.499 pulau yang dimiliki Indonesia, terdapat 92 pulau terluar dan 12 pulau di antaranya merupakan pulau-pulau strategis yang tersebar di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga, serta digunakan sebagai titik-titik batas terluar (base point) pengukuran batas wilayah NKRI dengan negara tetangga," kata Susaningtyas.

Terkait dengan fungsi pertahanan dan keamanan negara, kata anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura ini, kedudukan pulau terluar merupakan beranda nusantara yang harus terus dipantau dan diawasi.





Sumber : SuaraPembaruan

Roket Korut Ternyata Industri Rumahan

PYONGYANG-(IDB) : Korea Utara (Korut) Desember lalu meluncurkan roket jarak jauh ke luar angkasa. Ternyata teknologi roket itu berasal dari industri rumahan yang ada di Negara Komunis itu.

Peluncuran roket itu dikecam dunia internasional karena dianggap sebagai kedok uji coba rudal jarak jauh Korut. Tetapi pihak Korut bersikeras, roket itu hanya digunakannya untuk membawa satelit yang sudah mengorbit di luar angkasa saat ini.

Beberapa pecahan roket itu diperiksa oleh Korea Selatan (Korsel) sebagai pihak yang paling khawatir dengan uji coba roket tersebut. Korsel pun mendapatkan penemuan mencengangkan dari roket jarak jauh tersebut.

"Roket jarak jauh yang diluncurkan Korut bulan lalu, sebagian besar (dibuat) menggunakan teknologi domestik atau rumahan," ujar pihak Kementerian Pertahanan Korsel, seperti dikutip AFP, Senin (21/1/2013).

Negeri Kim Jong-Un saat ini tidak bisa mengimpor teknologi canggih, akibat sanksi yang dijatuhkan kepada mereka. Namun, lewat penemuan ini, jelas sekali menunjukkan bahwa Korut bisa memproduksi bagian roket tanpa bantuan pihak asing.

Berdasarkan 10 pecahan roket Korut yang ditemukan, alat-alat tersebut dibuat dengan teknologi rumahan namun bisa menghasilkan bagian roket yang kualitasnya sebanding dengan teknologi impor.

"Sebagian besar bagian roket yang dihasilkan adalah buatan sendiri, meskipun produk-produk tersebut pada dasarnya serupa dengan bahan impor," lanjut Kemhan Korsel.

Uji coba yang dilakukan Korut tahun lalu, mengundang kontroversi karena dianggap membahayakan kawasan Semenanjung Korea. Tetapi Korut menolak anggapan bahwa mereka tengah melakukan uji coba rudal yang bisa digunakan untuk hulu ledak nuklir. Korut bersikeras, roket itu hanya untuk digunakan mengorbitkan satelit cuaca yang mereka buat.





Sumber : Okezone

China Kembangkan Teknologi Jubah Kamuflase

Illustration
BEIJING-(IDB) : Ilmuwan China mengembangkan teknologi jubah baru yang dapat mendistorsi cahaya. Dengan demikian, jubah tersebut bisa digunakan untuk mengelabui musuh untuk tentara di medan perang, bahkan pesawat terbang selama terjadinya pertempuran.

Dilansir Theregister, Rabu (23/1/2013), ilmuwan transformasi optik membuat terobosan dalam beberapa tahun belakangan ini. Mereka dapat "memanipulasi" cahaya sedemikian rupa untuk membuat objek terlihat.

Tie Jun Cui dan tim peneliti di Southeast University di Nanjing mengembangkan perangkat cloaking (jubah tembus pandang) yang terbuat dari ribuan resonator. Resonator ini diatur dalam lingkaran yang konsentris.

Menurut ExtremeTech, dengan sistem tersebut, maka secara efektif cahaya yang masuk pada objek akan terdistorsi. Sehingga, membuatnya seolah terlihat lebih kecil dan menciptakan dua "gambar hantu" di kedua sisi.

Peneliti asal negeri Tirai Bambu ini melaporkan temuannya dalam makalah Creation of Ghost Illusions Using Metamaterials in Wave Dynamics. "Dengan menggunakan teori transformasi ruang dan kemampuan rekayasa metamaterial, kami mengusulkan dan menyadari ilusi perangkat 'hantu' fungsional," tulis peneliti.

Dengan kata lain, "perangkat ilusi hantu" ini dapat menyamarkan objek yang menggunakan jubah tersebut. Sehingga, tentara bisa berkamuflase atau membuat pesawat tempur terlihat seperti dua burung. Laporan yang ditulis peneliti juga menyebutkan, teknologi kamuflase ini diperuntukkan untuk bidang pertahanan dan keamanan.




Sumber : Okezone

TNI Sulit Mendapat Penerbang Handal

YOGYAKARTA-(IDB) : Ternyata di Indonesia merekrut penerbang pesawat sangat sulit. Terbukti dari 369 calon penerbang yang sudah mendaftar, hanya 17 calon yang bisa ikut penentuan tahap akhir tahap dua. Padahal yang dibutuhkan sebanyak 25 penerbang.
"Animo masyarakat tahun ini tinggi, tetapi kwalitasnya yang bisa kami rekrut ya hanya segitu," kata Marsekal Muda Bambang Wahyudi, Asisten Personel Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Landasan Udara TNI Angkatan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Rabu (23/1).

Dari sekian banyak yang mendaftar dari para lulusan Sekolah Menengah Atas, setelah diferivikasi yang lulus di tingkat daerah hanya 247 orang. Setelah seleksi di daerah, maka yang lolos di tingkat pusat hanya 60 orang. Yaitu 47 orang dari seleksi di daerah dan 13 lainnya dari mantan calon taruna Akademi Militer, calon Kadet Akademi Angkatan Laut dan calon Karbol Akademi Angkatan Udara.

"Dari 60 orang yang dipanggil di seleksi pusat, ada 8 yang mengundurkan diri sebelum mengikuti seleksi pusat tahap satu," kata dia.

Bagi calon yang dinyatakan lolos pada tahap kedua, akan mengikuti Pendidikan Pertama (Dikma) yang dimulai 1 Februari 2013 di Landasan Udara Adi Sumarmo Solo. Yaitu selama 5 bulan.

Tahap berikutnya mereka akan mengikuti bina kelas dan bina terbang selama 28 bulan di Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta. Para calon penerbang itu masuk dalam program Perwira Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) Penerbang TNI.

Para calon penerbang itu diarahkan untuk mengisi atau mengawaki alat utama sistem senjata. Yaitu pesawat TNI, baik fix wing maupun rotasi wing (helikopter). Bagi yang lulus, mereka akan disiapkan sebagai penerbang handal TNI. Baik TNI Angkatan Udara maupun Angkatan Darat. "Masalah terbang itu skill. Tetapi bisa jangka pendek atau jangka panjang," kata dia.
Menurut Mayor Hamdi Londong Allo, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Landasan Udara Adisutjipto, mayoritas pendaftar gugur pada tahap uji kesehatan. Tes-tes yang harus dilalui adalah tes akadenik, kesehatan, psikologis, bakat kemampuan terbang dan lain-lain. "Yang mendaftar banyak tapi ternyata yang tidak lolos banyak juga, dari 17 orang yang lolos di tahap kedua juga masih ada yang kurang dan perlu seleksi lagi. Terakhir satu lagi gugur," kata Londong.

Richard Luki S asal Bali, salah satu peserta penerbang menyatakan ia tertarik menjadi penerbang karena menjadi cita-cita sejak kecil. Apalagi kakaknya sudah ada yang menjadi pernebang. Bapaknya merupakan Pegawai Negeri Sipil di TNI Angkatan Darat di Bali. "Saya sangat antusias, karena menjadi cita-cita sejak kecil," kata dia. 





Sumber : Tempo