Pages

Selasa, Januari 08, 2013

Satgas FPC TNI Ikuti Latihan Tripartite Meeting

badar-sub
BEIRUT-(IDB) : Sesuai dengan direktif yang dikeluarkan oleh Force Commander melalui Force Head Quarter Support Unit (FHQSU) kepada Satgas Indo FPC (Force Protection Company) TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL, tentang perintah untuk melaksanakan latihan bersama dengan FPC Srilangka dalam rangka pelaksanaan pengawalan Force Commander pada kegiatan Tripartite Meeting di area UNP 1-32 A, yang berada di perbatasan antara Lebanon dengan Israel, Senin (7/1/2013).

Kegiatan Tripartite Meeting merupakan salah satu agenda penting dalam misi di UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), dimana pertemuan ini melibatkan delegasi dari Lebanon dan Israel serta dari UN (United Nations) yang diwakili oleh Force Commander UNIFIL.

Dalam kegiatan Tripartite Meeting, Satuan FPC dari Indonesia dan Srilangka melaksanakan pengawalan untuk mengamankan Force Commander dimulai dari Head Quarter UNIFIL menuju UNP 1-32 A dengan menggunakan 2 Tactical Vehicle dan 1 Light Vehicle. Jarak yang ditempuh dari Head Quarter menuju UNP 1-32 A adalah 5,2 km melewati 2 pos Lebanese Armed Forces (LAF) dan 1 pos Italbatt.

badar-tengahSelain pengawalan darat oleh Satgas FPC, pengawalan juga dilakukan dari laut oleh Satgas Maritim Task Force (MTF) dan udara oleh Heli dari Satgas Italy Air.
 
Pada kesempatan ini Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 Mayor Inf Yuri Elias Mamahi menunjuk Dantim Kawal I, Kapten Psk Agus Maha sebagai Komandan Tim Gabungan Indonesia dan Srilangka. Perwira alumnus AAU 2004 yang sehari-hari menjabat Perwira Seksi Operasi Den Bravo ini segera memberikan briefing kepada tim tentang tindakan yang harus dilaksanakan termasuk apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Latihan kali ini langsung diawasi oleh Force Protection Center Chief Mayor Kav Hari Purnomo serta Wakil Komandan Kompi Srilangka Mayor Inf Thisara.




Sumber : Poskota

Frigate Stealth Myanmar...Luar Biasa...!!!

UMS Kyansittha, Frigate Stealth Myanmar
UMS Kyansittha, Frigate Stealth Myanmar
JKGR-(IDB) : Jika mendengar kata: Myanmar atau Burma, apa yang ada di benak anda ?. Mungkin yang terpikir adalah: Negara miskin, tertutup, Junta militer, pembantaian etnis di Rohingya dan tentunya tokoh reformasi Aung San Suu Kyi.
Selain Junta militer, kondisi perekonomian penduduk Burma juga kurang baik, tidak seberuntung Indonesia. Pendapatan per kapita negeri yang berpenduduk 50 juta jiwa ini cukup kecil, yakni sekitar 1/4 pendapatan per kapita Indonesia. Sementara pendapatan negaranya lebih parah lagi, jauh dibandingkan Indonesia:
GDP (nominal) Myanmar 2011 (est)
 - Total $ 51.925 billion[2]
 - Per capita $ 832[2]
GDP (nominal) Indonesia 2011 (est)
 - Total $ 845.680 billion[3]
 - Per capita $ 3,508[3] (107th)

Namun kondisi perekonomian ternyata tidak terkait dengan kemajuan teknologi militer. Angkatan Laut Myanmar baru saja memproduksi frigate berteknologi stealth yang dibuat oleh Myanmar Naval Dockyard. UMS Kyansittha, Kapal bernomor lambung F12 merupakan pengembangan dari  F11 UMS Aung Zeya yang dibuat pada tahun 2008.
Para engineer Myanmar berhasil mengadopsi desain kapal berteknologi stealth untuk mengurangi tampilan radar cross section pada fregat kedua mereka.
Adapun persenjataan dari F12 UMS Kyansittha:

Armament:
2 x 2-canister C-602 Anti-Ship missiles
1× Oto Melara 76 mm Super Rapid Canons
4 x AK-630 6-barrel 30 mm CIWS guns
Triple 324 mm YU-7 ASW torpedoes
Rocket Launchers, possibly ASWrockets or decoy rockets
 Aircraft carried: 1

Rudal C-602 atau disebut YJ-62, memiliki hulu ledak 300 kg (sama dengan BrahMos) dan berdaya jangkau  400+ km / 280+ km untuk export.

Dengan demikian kini Myanmar telah memiliki dua frigate modern produksi dalam negeri, ditambah 2 frigate buatan China Jianghu-II Class yang juga masih gres, buatan tahun 2012.

Myanmar juga memiliki 2 korvet Anawratha Class yang juga produksi dalam negeri. 

Persenjataannya:
1 × Oto Melara 76 mm Super Rapid Canons
2 × Type 58/ZPU 2 Anti-aircraft Gun
1 × Type 69/AK-230 twin-barrel 30 mmCIWS gun
4 × C-802 Surface-to-Surface Missile
2 × RBU-1200 or Type 81 ASW rocket launchers

Myanmar juga terus memodernisasi Fast Attack Missile Craft mereka dengan meluncurkan kapal bernomor lambung 491.
Fast Attack Missile Craft Myamnar
Fast Attack Missile Craft Myamnar


Kapal FAC-M  terbaru ini akan dilengkapi kanon 2x30mm AK 230, kanon anti serangan udara 2×14.5mm Type 69, serta 4 peluncur rudal anti kapal C-802 berdaya jangkau 120km.
Kini Burma memiliki 6 Fast Attack Missile Craft mmodern, buatan dalam negeri serta 6 FAC-M buatan China (1995-1997). Angkatan Laut Myanmar diperkuat sekitar 130 kapal dengan ambisi menjadi Blue Water Navy.
Bagaimana dengan proyek frigate Nasional Indonesia ? Akankah kerjasama dengan DSNS Belanda akan mewujudkan frigate Nasional, atau sebaiknya Indonesia beralih saja, berguru ke Myanmar untuk belajar membuat frigate siluman.
Platform dan Combat Management System  frigate UMS Kyansittha F-12 Myanmar, tentunya lebih cocok dengan rudal C-705 yang akan diadopsi Indonesia dari China. Si vis pacem para bellum: Jika kamu menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang.




Sumber : JKGR

Scorpion Dan Astros Amankan Perbatasan Indonesia Malaysia

BALIKPAPAN-(IDB) : Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan tank-tank Scorpion akan menjaga kawasan perbatasan RI-Malaysia sepanjang 1.600 km di wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat.Perbatasan sepanjang 1.600 km itu akan dikawal tank-tank Scorpion.

"Tank Leopard masih ditempatkan di Pulau Jawa," kata Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman di Balikpapan, Senin.

Tank Leopard 2A6 adalah pembelian baru alat utama sistem senjata baru TNI, merupakan tank tempur utama (main battle tank atau MBT) dengan bobot hingga 62 ton.

Sebanyak 100 Leopard 2A2 dibeli langsung dari pabriknya di Jerman dengan harga total 280 juta dolar AS.

Awalnya, pemerintah berencana menempatkan Leopard di Bulungan, Kalimantan Utara, dan di Kalimantan Barat, masing-masing satu batalion kavaleri dengan 44 tank. "Sebagai gantinya, kita tempatkan 2 kompi Scorpion," lanjut Panglima. Scorpion tersebut diperkuat dengan satu kompi tank AMX 13.

Menurut Panglima Dicky Wainal Usman, tank Scorpion cocok untuk menjaga perbatasan karena bisa bermanuver dengan cepat. Dibandingkan dengan Leopard, Scorpion dan AMX adalah tank ringan dengan bobot hanya 25 ton.

"Kami tempatkan juga di Kutai Barat selain di Bulungan, Kalimantan Utara," katanya. Tank-tank Scorpion tersebut akan tiba pada pertengahan tahun nanti. TNI AD yang punya 50 unit sedang mempersiapkan pengirimannya dari Jawa.

Tank Scorpion adalah tank ringan buatan Inggris. Badannya bukan dari baja, tetapi dari aluminium aloy, bahan yang banyak digunakan untuk peralatan keselamatan dan petualangan seperti karabiner.

Dengan ketebalan bodi 12,7 mm, Scorpion sanggup menghadang peluru 7,62 mm yang ditembakkan dari jarak 12 meter, atau peluru kaliber 105 yang dilepaskan dari jarak 30 meter. Bodi juga tahan pecahan bahan peledak berdaya ledak tinggi (high explosive) untuk melindungi personel yang diangkutnya.

Awaknya cukup 3 prajurit. Pada tank TNI-AD, persenjataan utama adalah sebuah meriam Cockerill 90 mm buatan Belgia yang lebih ampuh dari meriam aslinya, L23A1 76 mm. Scorpion juga menyandang senapan mesin Coaxial 7,62 mm, dan juga bisa ditambah misil antitank.

Dengan kecepatan maksimal 80 km per jam, Scorpion di Bulungan bisa mencapai Simenggaris di garis batas dengan Sabah, Malaysia, kurang dari 4 jam bila ngebut tanpa henti.

TNI juga menempatkan peluncur rudal MLRS Astros II (multi launching rocket system) di Berau untuk mengamankan Kutai Barat di barat dan Nunukan di timur. "Itu juga sudah meng-cover perbatasan," kata Panglima.

Dengan demikian, Panglima menjelaskan alutsista TNI diperbatasan mampu mengimbangi kekuatan tempur negara tetangga, ditambah lagi dengan penambahan sejumlah panser Anoa di Samarinda yang akan memudahkan mobiliasasi personel pasukan.

Selanjutnya, untuk mengantisipasi pelanggaran batas wilayah di jalur darat, termasuk penyeludupan barang terlarang seperti narkoba, Kodam VI Mulawarman menambah 12 pos baru pengamanan perbatasan.

"Jadi kita ada 29 pemantauan perbatasan. Tahun 2012 tambah dua, pada 2013 tambah 6 sampai 12 lah. Posisi pemantauan ini kita buat rapat utamanya di area blank spot, dari Long Apung ke barat sampai Datah Dawai," demikian Panglima.




Sumber : Republika