Pages

Kamis, Januari 03, 2013

Malaysia Tempatkan Eurocopter EC725 Di Kuantan Dan Sabah

SABAH-(IDB) : Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) kini giat melakukan transformasi dalam usaha memenuhi misi pasukan keselamatan itu untuk menjadi 'kuasa yang dominan'.
 
Dalam kata lain, TUDM perlu menguasai angkasa bagi membolehkannya melaksanakan operasi dan misinya dengan efektif.

Oleh sebab itu, pihak pengurusan TUDM sentiasa membuat perancangan rapi untuk memastikan mereka berada di landasan tepat bagi memacu pasukan tersebut menjadi sebuah angkatan yang kredibel.

Perolehan pesawat moden dan berteknologi tinggi seperti Eurocopter EC725 adalah sebahagian daripada perancangan yang telah diatur bagi memastikan TUDM berupaya melaksanakan peranannya dengan berkesan.

EC725 juga dilihat sebagai helikopter terbaik diperoleh TUDM bagi menggantikan sepenuhnya perkhidmatan 28 unit Sikorsky S61A-4 Nuri yang digunakan sejak 1968 lagi.

Panglima Tentera Udara, Jeneral Tan Sri Rodzali Daud berkata, EC725 merupakan helikopter yang berupaya melaksana dua peranan utama iaitu untuk fungsi taktikal dan juga utiliti.

Beliau berkata, untuk fungsi taktikal, helikopter itu berkeupayaan melaksanakan misi mencari dan menyelamat serta melaksanakan operasi-operasi khas.

"Bagi fungsi utiliti, helikopter ini mampu meningkatkan keupayaan daya mobiliti udara melalui penugasan pengangkutan tentera serta melakukan misi-misi waktu siang dan malam dalam semua keadaan cuaca dengan lebih pantas dan selamat.

"TUDM akan memastikan perolehan aset baharu ini dioperasikan sebaik mungkin ke tahap optimum bersesuaian dengan perbelanjaan besar yang telah diperuntukkan oleh kerajaan," katanya.

Beliau berkata demikian ketika berucap pada Majlis Pengenalan Dua Pesawat Eurocopter EC725 kepada Sultan Pahang, Sultan Ahmad Shah selaku Kolonel Yang Dipertua TUDM di Pangkalan Udara Kuantan, di sini, baru-baru ini.

Rodzali berkata, pihaknya berterima kasih di atas komitmen kerajaan meluluskan perolehan pesawat berteknologi tinggi ini, yang akan meningkatkan keupayaan dan keberkesanan operasi TUDM secara menyeluruh.

Perolehan pesawat

Beliau berkata, perolehan kesemua 12 buah pesawat EC725 akan selesai menjelang 2014.

"Pada awal bulan ini, kita telah terima dua buah helikopter ini. Insya-Allah pada tahun 2013 kita akan terima sembilan lagi dan yang terakhir akan diterima pada awal tahun 2014.

"Saya yakin menjelang tahun 2015, kesemua helikopter berserta anak-anak kapal akan beroperasi sepenuhnya iaitu bagi melaksanakan setiap tugas yang diberikan," katanya.

Mengenai aspek penempatan, beliau berkata, lapan Eurocopter akan ditempatkan di Pangkalan Udara Kuantan di sini manakala empat lagi di Pangkalan Udara Labuan, Sabah.

Katanya, kriteria utama pemilihan kedua-dua pangkalan udara itu adalah berdasarkan pada kepentingan strategik, kawasan operasi serta infrastruktur yang sedia ada.
 
 
 
 
Sumber : Utusan

Kemenristek Buat Satu Skuadron UAV Untuk Kemhan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengatakan pada tahun 2013 pihaknya akan membuat satu skuadron pesawat tanpa awak untuk kepentingan mata-mata sistem pertahanan nasional.

"Kementerian Pertahanan meminta untuk dibuatkan satu skuadron pesawat tanpa awak. Setidaknya pembuatannya untuk keperluan memata-matai," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta, di Jakarta, Kamis.

Gusti Muhammad Hatta mengatakan pesawat tanpa awak merupakan salah satu fokus pengembangan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang akan dilakukan lembaganya tahun ini, selain rencana pembuatan roket serta satelit.

Menurut dia, selain untuk keperluan pertahanan pesawat tanpa awak juga dapat berfungsi membantu menghasilkan hujan buatan dan keperluan pengamatan di daerah berbahaya.

"Pesawat tanpa awak dapat masuk menembus awan untuk menabur garam membuat hujan buatan, serta untuk mengamati gunung berapi yang berbahaya apabila dilakukan pesawat berawak. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengamati praktik `ilegal fishing` dan `ilegal logging`," kata dia.

Gusti mengatakan di luar negeri pesawat tanpa awak sudah digunakan untuk kepentingan perang. Di Israel misalnya, pesawat tanpa awak dilengkapi dengan senjata untuk menembak.

Sejauh ini Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menghasilkan sejumlah pesawat tanpa awak. Ia mengatakan bahwa dalam pembuatan skuadron pesawat tanpa awak, Kemenristek kembali akan menggandeng dua lembaga tersebut.

"Sejauh ini LAPAN sudah membuat satu pesawat tanpa awak ukuran kecil. Sedangkan BPPT sudah mengembangkan tiga kelas pesawat tanpa awak yakni ukuran kecil, sedang dan besar," kata dia.

Pendanaan pesawat tanpa awak menurut dia akan disediakan oleh Kementerian Pertahanan. 




Sumber : Antara

Tim Pembangun Kapal Selam Berangkat Januari 2013

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Laut memfokuskan pada peningkatan kemampuan satuan tempur dan mobilitas pasukan dalam mencapai kekuatan pokok minimum (MEF). Berkaitan dengan itu, tim dari TNI AL akan segera berangkat ke Korea Selatan untuk memulai pembangunan kapal selam pesanan TNI AL.

"Januari ini akan ada satgas yang berangkat ke Korea Selatan untuk mulai membangun kapal selam,"kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio usai acara pisah sambut KSAL di Jakarta, Rabu (2/1).

TNI AL memesan tiga unit kapal selam yang pelaksanaanya dilakukan dengan kesepakatan adanya transfer of technology dan joint production dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME). Nilai kontrak pembelian tiga unit kapal selam itu mencapai US$ 1 Miliar.

KSAL sebelumnya, Laksamana TNI Soeparno pernah mengatakan Korea Selatan dipilih dalam pengadaan kapal selam ini karena kemampuannya sama dengan Eropa dalam menyediakan kebutuhan kapal selam yang diperlukan TNI AL. "Tapi harganya lebih murah,"kata Soeparno September 2011 lalu. Dia pun berharap, pada 2014 mendatang kapal selam tersebut sudah dapat mengarungi wilayah perairan Indonesia.

Menurut Marsetio, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk menjadikan TNI AL handal dan disegani tidak hanya dengan membangun kapal selam. TNI AL juga telah memesan alutsista lain seperti kapal freegat dari Inggris, dan PKR nasional.

Marsetio pun berharap, pada 5 Oktober mendatang yang bertepatan dengan HUT TNI, beberapa alutsista yang dipesan TNI AL dapat disaksikan masyarakat luas sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi atas anggaran yang digunakan.

Dalam hal percepatan pencapaian MEF di bidang alutsista, KSAL menjelaskan, semua diprioritaskan pada penggantian alutsista yang kondisinya kritis dan tidak layak pakai. "Serta pemenuhan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas-tugas mendesak," tuturnya.

Marsetion menambahkan, pihaknya juga akan mempertajam program-program TNI Angkatan Laut, disesuaikan dengan dinamika, kebijakan pemimpin, dan alokasi anggaran yang ada dengan tetap mengacu pada MEF. "Tidak hanya alautsista, tapi juga peningkatan kesejahteraan prajurit," urai dia.

Sementara itu, mantan KSAL Laksamana TNI Soeparno menyatakan, TNI AL harus semakin baik ke depan untuk menghadapi ancaman dan tantangan yang semakin kompleks. Dia percaya, di bawah kepemimpinan KSAL yang baru, hal itu bisa dicapai.

Soeparno yang akan pensiun dalam beberapa bulan ke depan berpesan agar jajaran TNI AL solid dan kuat.




Sumber : Jurnas

TNI AL Perbanyak Latihan Bersama Guna Pertajam Kemampuan Personel

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Madya TNI Marsetio, mengatakan TNI AL harus terbuka terhadap pandangan global dan memperbanyak latihan-latihan bersama dengan instansi terkait dari luar negeri. Apa yang sudah dilakukan selama ini akan diteruskan dan dipertajam.

"Program Kasal sebelumnya, yakni Laksamana Soeparno, akan saya teruskan dan pertajam. Selama menjadi Kasal, cita-cita saya adalah kita harus semakin membuka diri di era globalisasi sekarang ini," kata Marsetio saat acara pisah-sambut Kasal di Mabes TNI AL, Jakarta, Rabu (2/1).

Menurut dia, Laksamana Soeparno telah melakukan itu dengan baik. "Pak Soeparno telah mengawali latihan-latihan bersama dengan sejumlah angkatan laut negara lain. Saya akan mempertajam kebijakan itu," kata lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut pada 1981 itu.

Dalam pidatonya, Marsetio mengaku mendapatkan banyak bimbingan dari seniornya, Soeparno, yang akan pensiun pada 1 Oktober mendatang. "Saya berharap, sambil menunggu masa pensiun, Bapak Soeparno tetap menjadi bagian dari TNI AL," kata dia.

Marsetio sudah mengenal Soeparno sejak masih di Akademi Angkatan Laut. Soeparno yang merupakan lulusan tahun 1978 kerap selalu membawa Marsetio membantu pekerjaanya di sejumlah satuan. "Beberapa kali saya menjadi staf beliau," ujar dia.

Saat menjadi Komandan Gugus Tempur Laut di Armada Timur, Marsetio menjadi bawahan Soeparno, termasuk saat ramai persoalan Ambalat pada 2005, hingga saat Soeparno menjadi Komandan Armada Bagian Barat. Terakhir, ketika Soeparno menjadi Kasal, Marsetio dipercaya menjadi wakasalnya. "Beliau selalu membimbing saya hingga sekarang saya menjadi Kasal," kata dia.

Lebih jauh, Marsetio menyatakan akan menyesuaikan program kerja TNI AL sesuai perkembangan dinamika. "Terutama disesuaikan dengan kebijakan pemimpin dan alokasi anggaran yang ada," kata dia.

Peremajaan Alutsista

Namun, yang jelas, Marsetio menyatakan dirinya akan tetap mengacu pada pencapaian kekuatan pokok minimal (minimun essential forces/MEF). "Tak hanya dalam hal peremajaan alat utama sistem senjata/alutsista, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan prajurit," jelasnya.

Prioritas perwujudan MEF, antara lain meningkatkan kemampuan mobilitas TNI AL, meningkatkan kemampuan satuan tempur (stiking force) dan menyiapkan pasukan siaga (standby force) untuk penanganan bencana alam, tugas-tugas perdamaian dunia dan keadaan darurat lainnya.

Marsetio juga menjelaskan pembangunan MEF diimplementasikan dalam tiga rencana strategis (renstra) hingga tahun 2024 yang diproyeksikan pada pencapaian MEF yang mencakup organisasi, personel, dan alutsista sesuai dengan alokasi anggaran pertahanan

Menurut dia, percepatan pencapaian MEF di bidang alutsista diprioritaskan pada penggantian alutsista yang kondisinya tidak layak pakai serta pemenuhan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas-tugas mendesak.

Sejumlah persoalan yang mungkin akan dihadapi pada 2013, antara lain perkembangan situasi kawasan regional tentang Laut China Selatan, penyelesaian wilayah perbatasan yang berpotensi konflik, dan situasi kondisi nasional terkait perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. "Perlu penyesuaian untuk menjawab kecenderungan yang terjadi," katanya.

Dalam sambutan perpisahannya, Soeparno berharap Marsetio semakin mengibarkan TNI AL. Dia bahkan meminta Marsetio membawa TNI AL maju secara signifikan melalui alunan lagu. "Saya yakin dan percaya TNI AL akan lebih maju. Harapan saya, seluruh jajaran TNI AL ikut bekerja kerja keras mewujudkan cita-cita membangun postur TNI AL yang ideal," jelas dia.

Secara terpisah, Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia, saat apel khusus menyambut 2013 di di Mabesau,mengatakan sebagai salah satu komponen pertahanan negara, TNI AU terus tumbuh berkembang seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perkembangan lingkungan strategis. 

"Kekuatan Angkatan Udara merupakan salah satu komponen kekuatan yang dapat menjadi bargaining power dalam upaya menyelesaikan konflik antarnegara," kata Kasau.

Kebijakan pengembangan kekuatan TNI AU tetap mengacu pada rencana pengembangan yang telah dituangkan dalam renstra TNI AU 2010-2014 dengan tetap memperhatikan dinamika di lapangan. "Kemungkinan ancaman dan kontinjensi dapat muncul akibat situasi politik dan keamanan internasional yang makin intens akibat fenomena global dan adanya rehabilitas dari bencana alam, kebijakan operasi militer pengamanan perbatasan, dan daerah rawan pengamanan pulau-pulau terdepan," jelas dia.




Sumber : KoranJakarta

Penguatan TNI AL Disesuaikan Dengan Perkembangan Kawasan

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, mengatakan, perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan sulit diprediksi mempengaruhi terhadap pembangunan TNI AL. Di antara yang terlihat saat ini, perkembangan situasi kawasan regional tentang Laut China Selatan.

"Hal ini perlu penyesuaian untuk menjawab kecenderungan yang terjadi," kata Marsetio, dalam acara Pisah Sambut Kepala Staf TNI AL, di Markas Besar TNI AL, Cilangkap Jakarta Timur, Rabu.

Oleh karena itu, dia berkomitmen melanjutkan kebijakan pendahulunya, Laksamana TNI Soeparno. Presiden Susilo Yudhoyono dan jajarannya, Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, juga menggariskan perwujudan TNI AL yang handal dan disegani sesuai dengan perkembangan strategis dan kebijakan komando atas. 

"Prioritas pembangunan TNI AL guna mendukung TNI AL yang handal dan disegani, antara lain, meneruskan validasi organisasi, modernisasi alutsista melalui pengadaan, revitalisasi, rematerialisasi, relokasi dan penghapusan guna mencapai percepatan Minimum Essential Force (MEF)," kata Marsetio.

Kebijakan dasar pembangunan TNI AL diarahkan menuju MEF, yang mengacu pada konsep pembangunan postur ideal TNI AL jangka panjang dengan fokus perhatian dalam mewujudkan MEF.

"Prioritas perwujudan MEF adalah peningkatan kemampuan mobilitas TNI AL, peningkatan kemampuan satuan tempur dan penyiapan pasukan siaga untuk penanganan bencana alam, tugas-tugas perdamaian dunia dan keadaan darurat lainnya," tuturnya.

Menurut dia, salah satu tugas TNI AL adalah melakukan diplomasi angkatan laut (naval diplomacy) dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri, hal itu perlu ditingkatkan dengan sikap membuka diri.

"Pada era global kita harus semakin membuka diri," ucap Marsetio.
 
 
 
 
Sumber : Antara

KSAL : TNI AL Harus Disegani

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio mengungkapkan TNI AL perlu melakukan penyesuaian untuk menjawab perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan sulit diprediksi seperti yang terjadi saat ini. Menurutnya, kondisi ini berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan tugas dan pembangunan TNI AL. Karenanya TNI AL terus berupaya untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF) alat utama sistem senjata (alutsista).

Kondisi yang dimaksud Marsetio seperti perkembangan situasi kawasan regional tentang Laut China Selatan, penyelesaian wilayah perbatasan yang berpotensi konflik, dan situasi kondisi nasional terkait perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Marsetio yang baru saja dilantik menjadi KSAL berkomitmen melanjutkan kebijakan yang telah digariskan oleh KSAL yang lama Laksamana TNI Soeparno sesuai visi TNI AL, Panglima TNI dan arahan Presiden SBY.

"Terwujudnya TNI AL yang handal dan disegani sesuai dengan perkembangan strategis dan kebijakan komando atas. Prioritas pembangunan TNI AL guna mendukung TNI AL yang handal dan disegani, antara lain, meneruskan validasi organisasi, modernisasi alutsista melalui pengadaan, revitalisasi, rematerialisasi, relokasi dan penghapusan guna mencapai percepatan Minimum Essential Force (MEF),"kata Marsetio dalam acara Pisah Sambut Kepala Staf Angkatan Laut di Mabes TNI AL Jakarta, Rabu (2/01).

Dalam mewujudkan MEF dilakukan melalui peningkatan kemampuan mobilitas TNI AL, peningkatan kemampuan satuan tempur (stiking force) dan penyiapan pasukan siaga (standby force). "Untuk penanganan bencana alam, tugas-tugas perdamaian dunia dan keadaan darurat lainnya,"ujarnya.

Pembangunan MEF ini diimplementasikan dalam tiga renstra hingga tahun 2024 dengan proyeksi pada pencapaian MEF yang mencakup organisasi, personel dan alutsista sesuai dengan alokasi anggaran pertahanan. Sementara percepatan pencapaian MEF di bidang alutsista diprioritaskan pada penggantian alutsista yang kondisinya tidak layak pakai, serta pemenuhan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas-tugas mendesak.




Sumber : Jurnas

Kekuatan Udara Salah Satu Alat Diplomasi

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia, mengatakan, kekuatan udara adalah merupakan salah satu komponen kekuatan yang dapat menjadi "bargaining power" dalam upaya menyelesaikan konflik antarnegara.

"Sebagai salah satu komponen pertahanan negara, TNI AU terus tumbuh berkembang seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perkembangan lingkungan strategis," kata Kasau pada apel khusus tahun baru 2013 di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Kebijakan pengembangan kekuatan TNI AU, kata dia, tetap mengacu pada rencana pengembangan yang telah dituangkan dalam rencana strategis TNI AU 2010--2014 dengan tetap memperhatikan dinamika di lapangan. Kemungkinan ancaman dan kontijensi dapat muncul akibat situasi politik dan keamanan internasional yang makin intens akibat fenomena global dan adanya rehabilitasi dari bencana alam, kebijakan operasi militer pengamanan perbatasan dan daerah rawan pengamanan pulau-pulau terdepan.

"TNI AU akan menambah alat utama sistem senjata yang cukup signifikan. Sebanyak 102 pesawat baru yang terdiri dari F-16, T-50,Super Tucano, CN-295, Hercules, Helicopter Cougar, Grop, KT-1, Boeing 737-500, maupun radar akan segera memperkuat TNI AU. Hal ini tentunya akan menambah kebanggaan, sekaligus tantangan dalam upaya menyusun kekuatan maupun pemeliharaannya," papar Ida Bagus.

Kendati demikian, dirinya menyayangkan "Zero Accident" pada tahun 2012 belum berhasil diwujudkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih keras lagi, bukan saja dari para pelaksana di lapangan, melainkan juga dari pimpinan sebagai penentu kebijakan organisasi, perencana kegiatan, pengambil keputusan, pelayanan personel, pemeliharaan dan pendukung lainnya.

Selain itu, terkait dengan pencitraan TNI AU di masyarakat, Kasau berharap agar peristiwa kekerasan personel terhadap wartawan di Pekanbaru lalu tidak terulang.

"Personel TNI AU harus bertindak profesional berdasarkan SOP dan hukum yang berlaku, menyeimbangkan kebutuhan keamanan keselamatan, tidak mudah emosi, dan lebih persuasif dalam menghadapi wartawan maupun masyarakat," ujarnya.




Sumber : Antara

Analis Keamanan Dunia 2013

JAKARTA-(IDB) : Berikut ini berbagai perkiraan situasi keamanan  negara-negara  di dunia selama 2013 seperti dilansir dari Breitbart.com.
 
1.   Di Eropa menunjukkan tanda-tanda ketidaksukaan yang meningkat terhadap Muslim dan Roma Gipsi. Yunani terus menjadi sentral dengan masalah keuangan besar dan tumbuhnya neo-Nazi xenophobia.
2.  Rusia mengalami  bahaya karena konflik di Suriah yang berpotensi menarik pejuang lainnya.  Al-Qaeda, Hizbullah, Turki, AS, dan Rusia akan terseret dalam konflik Suriah  jika bahan kimia atau senjata biologi yang digunakan.
3.  Di Rusia Kaukasus, kebencian  meningkat antara Muslim Kaukasia Utara dan etnis Kristen Ortodoks Rusia terus berkembang dan menjadi lebih serius. Ketegangan menjadi sangat tinggi di seluruh wilayah, yang merupakan garis bersejarah bagi berbagai perang genosida  antara peradaban Kristen Ortodoks dan peradaban Islam. Namun, Rusia jelas bertekad untuk membawa konflik di bawah kendali.
4.  Kashmir adalah pusat perang tahun 1947 sangat berdarah antara Hindu dan Muslim yang mengikuti Partisi, partisi dari anak benua India ke India dan Pakistan. Hal ini mungkin menjadi pusat perang baru antara India dan Pakistan.Bahkan, negara-negara ini hampir berperang setelah serangan teroris yang menghebohkan di Mumbai pada 26 November 2008 lalu.
5.    Korea Utara tahun 2010 meluncurkan dua tindakan utama untuk perang melawan Korea Selatan. Pada tanggal 26 Maret, sebuah torpedo Korea Utara menyerang dan menenggelamkan kapal perang Korea Selatan Cheonan yang menewaskan 46 orang.  Korea Selatan siap untuk perang, tetapi genderang perang dicegah oleh AS dan China yang menahan sekutu masing-masing.
6.  Cina telah meningkatkan persiapan militer yang menyerang habis-habisan di AS dan Barat, dan tidak ada kekuatan luar untuk mencegahnya. Apalagi pemerintahan baru Cina Jinping Xi secara terbuka mengatakan militer untuk mempersiapkan perang regional, setelah bertahun-tahun meningkatkan kemampuan militer yang berbatasan dengan India, di Selat Taiwan, di Laut Cina Selatan, dan Laut Cina Timur, seiring dengan pengembangan sistem rudal baru untuk menyerang kapal induk Amerika Serikat (AS) dan kota-kota di AS.


Cina telah memberi isyarat dengan mengumumkan bahwa angkatan lautnya akan merebut kapal di Laut Cina Selatan, bahkan di perairan yang secara historis milik negara-negara lain mulai tahun 2013. 




Sumber : Republika

" Toufan 2 " Helikopter Tempur Terbaru Iran

TEHRAN-(IDB) : Iran meluncurkan helikopter tempur terbarunya Toufan 2 (Storm 2) dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi.
 
Berpidato pada acara yang digelar Rabu (2/1) itu, Vahidi mengatakan, helikopter tempur generasi baru itu menggunakan teknologi modern dan canggih, termasuk tingkat keakuratan yang tinggi.
 
Ditambahkannya bahwa Toufan 2 menggunakan keberhasilan terbaru yang dicapai Iran dalam perlengkapan elektronik, optik, laser dan persenjataan.
 
Menhan Iran menilai Toufan 2 sebagai simbol kreativitas dan kemandirian dalam menghadapi sanksi musuh.
 
Vahidi menyatakan bahwa helikopter tersebut secara dramatis akan meningkatkan kekuatan tempur Angkatan Bersenjata Iran setelah produksi massalnya dimulai.
 
Toufan 2 dikembangkan oleh Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO), dan diresmikan pada hari keenam dan terakhir dari manuver angkatan laut negara ini yang meliputi perairan Selat Hormuz hingga Samudera Hindia.




Sumber : Irib