SURABAYA-(IDB) : Kapal
Republik Indonesia (KRI) Diponegoro-355 sukses melaksanakan tugas
dalam mengamankan perairan Lebanon pada misi perdamaian PBB yang
tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII-E/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon).
Tugas sebagai peace keeper
ini dilaksanakan selama 7 bulan dan menempuh perjalanan laut pergi
pulang selama 2 bulan, jadi total penugasan selama 9 bulan. Kedatangan
KRI Diponegoro-355 dengan 100 personel Satgas tersebut disambut oleh
Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S. H., M.Hum di dermaga
Koarmatim, Rabu (11/12). Turut dalam penyambutan pejabat Koarmatim dan
ibu-ibu Jalasenastri serta keluarga dari personel Satgas.
Misi
perdamaian dunia ke Lebanon ini merupakan misi yang kedua kalinya bagi
KRI Diponegoro-365 setelah misi yang sama tahun 2009 lalu. KRI
Diponegoro-365 dikomandani Letkol Laut (P) Hersan, S.H. sekaligus selaku
Komandan Satgas MTF Konga XXVIII-E/UNIFIL meninggalkan tanah air
semenjak dilepas Pangarmatim tanggal 5 Maret yang lalu untuk mengemban
amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 tahun 2006. Dalam
perjalanannya, kapal perang berpeluru kendali ini singgah di beberapa
negara sahabat, diantaranya Srilanka, India, Oman, Mesir, Arab Saudi,
Pakistan dan Turki.
Selama
penugasan, kapal yang merupakan organik jajaran Satuan Kapal Eskorta
Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim) ini telah secara aktif
memberikan kontribusi kepada Maritime Task Force/UNIFIL. Mulai dari
pelaksanaan patroli rutin, latihan bersama baik dengan Lebanese Armed Forces (LAF) - Navy maupun unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainnya di Area of Maritime Operation (AMO).
Disela-sela
acara penyambutan, Pangarmatim mengatakan hari ini KRI Diponegoro-365
secara resmi diterima kembali di pangkalan Koarmatim setelah 9 bulan
melaksanakan misi perdamaian PBB di Lebanon. Pangarmatim juga
mengucapkan selamat datang dan selamat berkumpul kembali dengan keluarga
tercinta kepada para prajurit Satgas MTF XXVIII-E/UNIFIL. Ditanya
tentang prestasi yang dicapai Satgas, Pangarmatim mengatakan Satgas ini
memperoleh Certificate of Appreciation dari Force Commander UNIFIL, Outstanding Performance dari MTF Commander, penghargaan dari PBB berupa UN Medal (United Nations Medale)
dan dari pemerintah Lebanon berupa Valour Medal, selain penghargaan
dari pemerintah Indonesia karena Satgas telah membawa nama baik dan
mengharumkan bangsa Indonesia.
Pada
kesempatan tersebut Pangarmatim juga menyampaikan sebagai pengganti KRI
Diponegoro-365 telah disiapkan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai Satgas
MTF XXVIII-F/UNIFIL yang direncanakan berangkat pada bulan Maret tahun
depan. “Saat ini para personel sedang melaksanakan tahap seleksi yang
diselenggarakan oleh PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) Mabes TNI
di Surabaya”, kata Pangarmatim.
Keberhasilan
KRI Diponegoro-365 dalam mengemban misi MTF UNIFIL ini menunjukkan
profesionalitas TNI diakui dan sejajar dengan Angkatan Bersenjata
negara-negara lain di dunia yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di
Lebanon atau Troops Contributing Countries (TCC).
Di antaranya
adalah Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Yunani dan Turki. Satgas MTF
XXVIII-E/UNIFIL memiliki dua misi pokok, yakni melaksanakan Maritime Interdiction Operation
(MIO) untuk membantu Angkatan Bersenjata Lebanon atau LAF dalam
mencegah masuknya pasokan senjata dan materil ilegal lainnya ke Lebanon
serta membantu Angkatan Laut Lebanon dalam meningkatkan kemampuan
pelaksanaan tugas penegakkan kedaulatan negara di wilayah perairannya.
Salah
satu keunggulan dari KRI Diponegoro-365 adalah selain melaksanakan
pengawasan perairan Lebanon melalui laut, juga dapat melaksanakan
pengawasan perairan melalui udara dengan mengoperasionalkan Helikopter
Bolcow yang dibawa. Kapal Perang kebanggaan Indonesia ini merupakan
salah satu kapal perang terbaru yang dimiliki TNI AL jenis Korvet Kelas
SIGMA (Ship Integrated Geomatrical Modularity Approach).
Sumber : Koarmatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar