Pages

Jumat, Desember 13, 2013

Peresmian Tugu Konfrontasi Indonesia Malaysia Dihadiri Petinggi TNI AL

NUNUKAN-(IDB) : Komandan TNI Angkatan Laut Nunukan Letkol Laut (P) I Bayu Trikuncoro memastikan, sebanyak 10 jenderal TNI Angkatan Laut akan menghadiri acara peresmian Tugu Dwi Kora di Kecamatan Nunukan, Sabtu (14/12/2013).

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana (KASAL) TNI Dr Marsetio, akan meresmikan tugu itu, tepat pukul 12.00.

Sebelumnya, acara peresmian direncanakan berlangsung 18 Nopember. "Kalau ini sudah pasti jadwalnya," ujarnya, Kamis (12/12/2013).

Pihaknya mengajak masyarakat Nunukan untuk beramai-ramai hadir saat peresmian Tugu Dwi Kora itu.

"Karena setting awal pembangunan itu atau komitmen awal pembangunan tugu tersebut dalam artian renovasi, dijadikan wisata edukasi dan wisata sejarah bagi masyarakat," ujarnya.

Nantinya, kata dia, acara itu diisi dengan tarian Selamat Datang dan aksi teatrikal yang menggambarkan perjuangan Dwi Kora.

"Kemudian adanya talih asih dari Bapak KASAL kepada veteran Dwi Kora," ujarnya.

Sesuai rencana, sambungnya, Tugu Dwi Kora yang direnovasi dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Nunukan.

"Dalam hal ini untuk dipergunakan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Nunukan," ujarnya.

Sebelum melakukan peresmian Tugu Dwi Kora, rombongan KASAL akan bersilaturahmi dengan Bupati Nunukan Haji Basri. Setelah peresmian, rombongan langsung kembali ke Tarakan, untuk melanjutkan perjalanan ke Palu, Sulawesi Tengah guna menghadiri acara puncak Hari Nusantara.

Selain melakukan renovasi Tugu Dwi Kora yang terletak di samping Puskesmas Nunukan, di kawasan tersebut juga dipajang Tank Amphibi PT-76 produksi tahun 1961 dan Meriam Howitzer produksi tahun 1941.

Yang tak kalah pentingnya, di sekitar tugu akan dibuat diorama mengenai konfrontasi RI-Malaysia.

"Nanti dipasang diaroma operasi Dwi Kora dari mulai Presiden Soekarno menyatakan operasi itu dilaksanakan, sampai akhir pejuang kita dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Djaya Sakti."

Tugu Dwi Kora Nunukan Dilengkapi Diorama 


Minimnya referensi sejarah konfrontasi Republik Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, segera teratasi.

Selain melakukan renovasi Tugu Dwi Kora yang terletak di samping Puskesmas Nunukan, di kawasan tersebut juga dipajang Tank Amphibi PT-76 produksi tahun 1961 dan Meriam Howitzer produksi tahun 1941. Yang tak kalah pentingnya, di sekitar Tugu Dwi Kora akan dibuat diorama mengenai konfrontasi RI-Malaysia.

"Sesuai dengan komitmen awal sudah disandingkan tugu asli PT-76 dan meriam. Tugu dipercantik dengan ditinggikan," ujar Komandan TNI Angkatan Laut Nunukan Letkol Laut (P) I Bayu Trikuncoro.

"Nanti dipasang diaroma operasi Dwi Kora dari mulai Presiden Soekarno menyatakan operasi itu dilaksanakan sampai akhir pejuang kita dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Djaya Sakti."

Renovasi Tugu Dwi Kora ini lebih ditekankan agar bisa dinikmati warga Nunukan termasuk masyarakat yang hendak datang ke Nunukan, untuk mengenang perjuangan saat digelarnya Operasi Dwi Kora. Tugu Dwi Kora dibangun sekitar 45 hari. Sabtu (9/11/2013) digelar acara syukuran selesainya renovasi.

Sekitar pukul 20.00 bertempat Monumen Tugu Dwikora, diadakan pemotongan tumpeng. Hadir pada kesempatan itu Dan Tim Renovasi Tugu Dwikora Letda Marinir Susanta, Dantim Tank Letda Marinir Agus, anggota LVRI Sujana, perwakilan anggota Satgas Marinir Ambalat XVII.

Pada kesempatan itu, Danlanal memberikan potongan tumpeng dimaksud kepada Prajurit Pangkalan Marinir 1 Surabaya termuda Prada Marinir Elly. Dilanjutkan pemberian bingkisan kepada perwakilan Prajurit Lanmar diwakili Sertu Marinir Eko Yulianto.

"Malam ini kita tumpengan untuk mengucap syukur, selama pembangunan, tidak ada kendala yang signifikan. Intinya semua berjalan lancar di sini," ujarnya.

Danlanal mengatakan, direncanakan pada 18 Nopember, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Dr Marsetio akan meresmikan tugu dimaksud.

"Rencana 18 atau 19 Nopember. Tetapi sementara ini informasnya tanggal 18 Nopember. Akan diresmikan KASAL di lokasi Tugu Dwi Kora," ujarnya.



Sumber : Tribunnews

15 komentar:

  1. ini perlu juga dibuatkan monumen di Medan (Ex Polonia), dan di pajang juga "mainan AURI", karena semasa Dwikora ada Tu-16 K1 Kernnel Badger AURI sangat Disegani, karena Tu-16 pernah diterbangkan dari Madiun, menuju P. Cocos, P. Christmas, Kep. Andaman Nikobar, lalu ke Medan. Tu-16 berikutnya terbang melalui Selat Makassar, Mindanao, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Laut China Selatan, Selat Malakka, lalu ke Medan.
    Hal ini sangat menggetarkan Inggris, Australia, Malaysia atas kekuatan AURI saat itu.

    BalasHapus
  2. Sekalian Tank Leopard dan Meriam Howitzer asli aja lalu arahkan ke Malaysia. hee..

    *Ayam Jantan dari Timur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga generasi akan datang akan mengingati..yang dikatakan terkuat pada masa itu...kok tidak pernah menang bila menyerang Malaysia...atau dilain perkataan..kalah

      Hapus
  3. ide yg sangat bagus agar masyarakat di perbatasan tidak luntur dan tetap tinggi nasionalisme nya walaupun gempuran sporadis mata uang ringgit, listrik, siaran radio, siaran televisi, sembako dari malaysia 24 jam setiap hari nya menyerbu warga negara indonesia di perbatasan...

    BalasHapus
  4. ide yg sangat bagus agar masyarakat di perbatasan tidak luntur dan tetap tinggi nasionalisme nya walaupun gempuran sporadis mata uang ringgit, listrik, siaran radio, siaran televisi, sembako dari malaysia 24 jam setiap hari nya menyerbu warga negara indonesia di perbatasan...

    BalasHapus
  5. Pantes td rame banget dan tenda dipasang,ternyata ada peresmian tugu konfrontasi....

    BalasHapus
  6. Wah berbau Propaganda!!! Tapi ngak apa"lah kalo buat bikin semangat anak"yg ada di perbatasan...

    BalasHapus
  7. makanya yang di perbatasan tu di jamah nae supaya tidak pindah warga negara..

    BalasHapus
  8. cm dgn tugu konfrontasi utk membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat perbatasan?
    Pemerintah berarti buta hatinya,masyarakat perbatasan butuh perhatian lbh,mulai dr sarana transportasi,pendidikan,kesehatan dan perekonomian/perdagangan..itu yg mereka butuhkan,bkn cm simbol2 seperti monumen dll..percuma!
    Bayangkan aja,berobat lbh mudah ke malaysia bhkn gratis,pendidikan jg malaysia tampung,persoalan administrasi seperti akte lahir lbh mudah dimalaysia,brg2 sembako jauh lbh murah malaysia,hasil panen masyarakat dibeli oleh malaysia dgn harga yg menguntungkan drpd jual di pasar indonesia,bhkan untk telekomunikasi seluler mereka gunakan provider malaysia krn provider kita sama sekali ga ada signal,mereka lebih hapal lagu kebangsaan malaysia ketimbang indonesia raya..klo sdh bgtu,berarti sdh stadium 4..agak sulit di sembuhkan!

    BalasHapus
  9. sejarah bahwa bangsa kita pernah menjajah malaysia biar tambah sakit hati tuh malon, GANYANG MALAYSIA.!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mejajah?...menyerang aja nggak menang kok menjajah...goblok kamu ya. Lihatin saja diperbatasan siapa dominan...Malaysian kan!...siapa yang menjajah siapa? perusahaan ladang sawit kamu didominani siapa?..juga perusahaan lainnya...kok nggak mikir...

      Hapus
    2. bung ano 07.14 tdk salah,bener bgt..untung ada malaysia yg mau berbaik hati membantu masyarakat perbatasan, klo ngarep pemerintah waduh bs punah tuh saudara2 kita di perbatasan

      Hapus
  10. selain pertahanan-sarana infrastuktur ekonomi.juga musti di bangun di prbatasan..PUSKESMAS.PASAR.TELKOM.RUKO.PLN.WARNET.RRI.TV.LAMPU JALAN.RUMAH SUSUN tuk suku dayak..+ada kabar baru nih: polisi malon kembali lakukan asusila kpda TKW..MOHON POLRI/TNI bisa BALAS prilaku bazingan nya polisi malaysia itu.POLISI DIRAJA MALAYSIA SSETAAN BERUUK BUSUUK..

    BalasHapus
  11. Bagus biar masyarakat disekitar sana tahu sejarah indonesia-malaysia prnah konfrontasi salam dari uwong kito galo

    BalasHapus