Pages

Sabtu, September 07, 2013

Kemhan Siapkan LST Kelas Berat

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio menyatakan pemerintah saat ini belum punya kapal perang yang bisa mengangkut tank kelas berat macam tank Leopard yang sebentar lagi dimiliki Indonesia. Menurut dia, kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank) yang dimiliki TNI AL saat ini tak mampu untuk mengangkut tank gambot berbobot diatas 50 ton.

Angkatan Laut, kata dia, baru punya kapal LST untuk tank ringan. "Iya berbeda (kapal LSTnya)," kata Laksamana Marsetio kepada Tempo, Senin, 2 September 2013.

Karena itu, pemerintah saat ini sedang membuat kapal LST khusus untuk mengangkut Leopard bekas Jerman. Masetio mengklaim sudah berkoordinasi dengan Angkatan Darat selaku pengguna tank Leopard.

"Kami sudah temukan kapal yang bisa angkut 'main batle tank' Leopard yang berbobot 60 ton itu," kata dia.

Marsetio melanjutkan, Kementerian Pertahanan pun memesan kapal LST khusus untuk Leopard buatan pabrik lokal, yakni PT Daya Radar Utama - Lampung. Kapal tersebut mampu mengangkut 15 unit tank Leopard dalam sekali berlayar.

Sesuai rencana kapal LST buatan lokal itu akan rampung tahun depan. Mengenai harga kapal itu, KSAL mengaku tak hafal. "Rencananya kami beli dua, tapi saat ini baru satu yang dibuat."

Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis membenarkan pembelian satu unit LST khusus tank Leopard ini. Selain itu, Kementerian juga memesan dua LST ukuran standar buatan lokal, PT Dok Kodja Bahari, Jakarta.

Mengenai anggaran, Rachmad menyebut pembelian tiga kapal LST itu memakan biaya Rp 482,4 miliar. "Saat ini proses pembangunan, selesai pada pertengahan atau akhir 2014," kata Rachmad kepada Tempo, kemarin, melalui pesan singkat.

Tank tempur utama Leopard dan tank tempur menengah Marder buatan pabrik Rheinmettal, Jerman ini akan mulai tiba di Tanah Air pada Oktober 2013. Jumlah tank yang akan dikirim dari Jerman sebanyak 153 unit. Tank tersebut yakni tank Leopard Ri sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan tank Marder sebanyak 50 unit. Pembelian tank ini tidak melebihi pagu anggaran sebesar US$ 280 juta.





Sumber : Tempo

11 komentar:

  1. jangan lupa pake rudal pertahanan udara yg kuat. jangan sampai pas di tengah laut di hajar rudal musuh, hancur semua beserta tank2nya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya nggak laah ... kalau kapal logistik itu dalam perang selalu dikawal kapal lainnya ...

      Hapus
    2. Betul bro tapi tetap punya senjata sendiri buat bertahan seperti phalanx,canon 30 mm ,gatling semacamnya.

      Hapus
  2. betul tuh gan,karena ukurannya yg super tambun jd sasaran empuk rudal udara-darat jadi harus ada persenjataan yg mampu menangkis serangan,contohnya kapal induk tiap sudut anjungan d kasih persenjataan senangkis serangan

    (by:sosuke)

    BalasHapus
  3. "Karena itu, pemerintah saat ini sedang membuat kapal LST khusus untuk mengangkut Leopard bekas Jerman. Masetio mengklaim sudah berkoordinasi dengan Angkatan Darat selaku pengguna tank Leopard."

    Tank Leo yg dibeli ini Brand New, bukan bekas pakai.

    BalasHapus
  4. satu lagi bukti kalo pembelian leopard adalah proyek yang nggak dipikir, dan hanya buang2 duit negara. buat apa beli leopard, yang katanya mau jaga perbatasan, terus akhirnya ditaruh dipulau jawa gara2 nggak ada jalan di kalimantan sana? buat apa beli leopard, kalo buat memobilisasi antar pulau aja ngga ada sarana? ujung-ujungnya paling ketangkep korupsi nih kasad dan kawan-kawannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. mas bro,ancaman perbatasan pulau jawa juga gak bisa dipandang enteng, krn pasukan marinir US (yg lbh jago perang ketimbang tetangga kita di Utara)udh ditempatkan di Ausy (Selatan Jawa), jd saya rasa TNI sudah berfikir matang terkait penempatan arsenalnya

      Hapus
    2. itu karena anda tidak mau berpikir kalau keputusan mereka itu hasil pemikiran matang. kalaupun anda masih ragu, anda harusnya tidak langsung memvonis bahwa mereka tidak berpikir dulu...ganti jadi kalimat tanya saja.

      Hapus
    3. well, harusnya denger dulu gimana ngomongnya kepala staf AD waktu diwawancarai. dia bilangnya kira2 kaya gini, " TNI AD rencananya mau menempatkan tank Leopard 2 untuk menjaga kedaulatan perbatasan di kalimantan. namun, karena infrastruktur disana belum memadai, makanya kita taruh di pulau jawa dulu." Nah itu apa kalo beli senjata nggak mikir dulu? kalau pemikirannya matang, dari jauh2 hari AD sudah memplanning beli leopard, ya jelas semua infrastruktur pendukung udah disiapin. contoh, waktu kita beli hibah F-16, TNI AU udah siap lapangan udara, jadi pasti bisa dimanfaatkan. lah ini? tujuan kita beli leopard itu untuk menjaga perbatasan. terus buat apa kalo ujung2nya ditaruh di pulau jawa? memang pulau jawa itu penting, tapi tujuan awal beli leopard itu buat ditaruh dikalimantan kan? jujur aja, waktu beli leopard udah seneng ane karena paling nggak lumayan buat jaga perbatasan di kalimantan. sekarang? jadi malu, karena jelas nggak ada planning sama sekali dari AD, dan tujuan utamanya meleset. jelas kalau TNI sudah berfikir matang, seharusnya dari awal mengatakan bahwa leopard akan ditaruh dipulau jawa. bukan ngomong " akan ditaruh dikalimantan, tapi karena infrastruktur belum siap, jadi ditaruh dipulau jawa dulu." lebih baik memperbanyak Apache, menurut pendapat ane, daripada leopard, karena apache lebih gampang dimobilisasi dan penempatannya bisa tepat sasaran. well, maaf kalau terlalu men-judge TNI AD, tapi yah.... pendapat pribadi aja sih, nggak mungkin semua setuju juga

      Hapus
  5. Sebenarnya ada banyak jalan2x dan rute2x di pedalaman kalimantan yang bisa dilalui leopard. Tapi jalan2x dan rute2x itu pasti rahasia dong. Karena malingsia juga punya tank berat di sabah-sarawak. Kalo publik Indonesia tahu rute2x itu pasti malingsia juga tahu. Nanti yang terjadi bisa seperti di afghanistan atau irak yaitu rute konvoi militer amrik diserbu musuh.

    BalasHapus
  6. www.pembuatanijazah.blogspot.com

    BalasHapus