Pages

Rabu, September 04, 2013

Analisis : Membangun Percaya Diri

ANALISIS-(IDB) : Sebagai pencinta republik banyak diantara kita merasa under estimate terhadap potensi kekuatan bangsa ini.  Sebagai contoh ketika situs militer terkenal dari luar sana mengabarkan ranking kekuatan militer Indonesia yang menduduki 15 besar dunia, banyak yang tidak meyakininya.  Padahal seluruh indikator yang membangun rangka kekuatan militer dalam penyusunan ranking itu memang merupakan elemen yang memajukan potensi kekuatan militer.  Misalnya potensi sumber daya manusia, sumber daya alam yang besar, kekuatan daya beli yang lebih dikenal dengan APBN dan produk domestik bruto.



Kemudian jika ada jiran yang mau beli alutsista, muncul perasaan minder seakan kita tidak punya daya dan gaya dalam menampilkan militer kita.  Yang lebih aneh lagi ketika daftar belanja alutsista kita selama 4 tahun terakhir yang merupakan belanja terbesar setelah era Dwikora digelar dan barangnya sudah mulai datang satu persatu, masih ada saja yang mengatakan dengan nada pesimis bahwa barang yang diadakan dan yang didatangkan itu sesungguhnya “tidak nendang”.

Satgas Bansos TNI AL saat ini sedang menjelajah pulau terpencil di NTT


Misalnya forum militer dari jamaah aliran penentang “bekasiyah” atau “hibaiyah”, maksudnya tentang alutsista bekas dan hibah seperti 24 jet tempur F16 dianggap tidak memberikan efek gentar.  Padahal jet tempur bekas pakai angkatan udara AS ini sesungguhnya diperbaharui lebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia tahun 2014 nanti.  Sampai saat ini F16 merupakan alutsista yang tetap diperhitungkan di seluruh dunia.  Disamping itu kita kan juga sudah punya 1 skuadron jet tempur kelas berat Sukhoi yang menjadi tamu kehormatan dalam Pitch Black di Australia beberapa bulan lalu. Artinya tetangga saja sudah mulai menyadari kebangkitan militer Indonesia



Pertanyaannya mengapa kita selalu merasa pesimis dan apatis terhadap segala hal termasuk tentang militer kita. Peran media sedikit banyak memberikan “arahan” tentang mekanisme pola pikir berbangsa.  Media dengan kebebasan mutlaknya lebih menyajikan porsi dominan tentang peristiwa “laku jual”, maksudnya kalau ada cerita tentang korupsi, ketidakpastian hukum, berita kriminal, perilaku Parlemen sangat cepat disiarkan kalau perlu breaking news atau live.  Tetapi jika ada berita penting tentang kemajuan dan prestasi membangun, porsinya hanya sebatas memberitakan, tidak ada bumbu penyedap, tidak ada dialog interaktif misalnya tentang operasionalisasi bandara Kuala Namu yang megah itu, atau keberhasilan PT KAI melaksanakan angkutan lebaran, keberhasilan Polisi mengamankan jalur lebaran, prestasi TNI dalam berbagai lomba ketangkasan regional sebagai juara umum, prestasi TNI dalam misi perdamaian UN di Libanon dan tempat lain.



Termasuk pula upaya MPR untuk menanamkan semangat ber NKRI dengan pola 4 pilarnya yang digemakan terus menerus.  Prestasi anak-anak Indonesia di gelanggang olimpiade ilmu pengetahuan, pendapatan per kapita yang sudah mencapai US$ 3.800,-  PDB no 16 besar dunia.  Menu yang tersaji dan terbukti sebagai langkah maju dianggap tidak penting oleh media sehingga pola pikir yang terbentuk selalu suuzon dan tak percaya.  Meski menjadi berita prestasi tetapi tanggapannya selalu ada kalimat bersayap, ah paling karena ini karena itu.

Panglima tertinggi on the spot menuju Latgab 2013


Membangun rasa percaya diri pada segenap komponen anak bangsa adalah bagaimana sesungguhnya kemampuan bangsa ini dalam melangkah dan menapaki jalannya.  Media sebagai jembatan komunikasi berperan besar untuk menyampaikan pesan itu. Tetapi yang terurai lebih pada persepsi negatif misalnya ketika sebuah media layar kaca menyampaikan editorialnya tentang pembelian helikopter serang Apache. Kurangnya pemahaman tentang bangunan konsep dan strategi pertahanan, hanya melihat angka US$ 500 juta lalu memandang pembelian Apache sebagai pemborosan.



Mestinya jika melihat situasi kawasan yang begitu dinamis, Laut Cina Selatan yang demam terus, adanya pangkalan militer AS di Darwin, Cocos dan Singapura, sengketa Ambalat, mengamankan ALKI maka mengeluarkan angaran belanja alutsista adalah kewajiban untuk mewibawakan postur pertahanan.  Memang diprediksi tidak terjadi perang terbuka dalam sepuluh tahun ke depan tetapi jangan lupa postur militer kita yang kuat justru akan menjadi benteng pertahanan yang ampuh manakala terjadi sesuatu yang tak kita inginkan.  Atau postur militer yang kuat itu memberikan rasa segan untuk berkonfrontasi.  Artinya menjaga untuk tidak terjadi perang.



Beberapa jenis alutsista yang kita pesan sudah mulai berdatangan dan akan terus berdatangan.  Dan kita (InsyaAllah) tidak akan berhenti sampai disitu.  Dalam program MEF tahap kedua (2015-2019) sangat diyakini kita akan mendatangkan berbagai alat pukul strategis dan mematikan seperti 10 kapal selam Rusia, jaringan sistem pertahanan udara jarak sedang, jet tempur kelas berat.  Termasuk mulai memproduksi rudal dan roket, tank medium dan kapal perusak kawal rudal.



Tentu semua itu seiring dengan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi kita yang  semakin baik.  Jika kita selalu mendoakan dengan lantunan rasa syukur sebagai anak bangsa dan kemajuan dalam langkah bersama untuk menjalani hari-hari berbangsa dalam berbagai aktivitas termasuk mendoakan pengawal republik, niscaya energi positif yang dikumandangkan terus menerus itu akan menjadi kenyataan.  Diakui yang masih kurang dalam etika berbangsa ini adalah korupsi yang masih menjadi tetanus bangsa dan ketidakpastian penegakan hukum yang dipertontonkan. Namun diluar itu banyak yang sudah dicapai termasuk menyandangkan baju alutsista yang lebih baru dan modern.  Untuk itu marilah kita secara akal budi dan logika cara pandang, membangun rasa percaya diri dan mensyukuri masih dikunjungi sinar matahari pagi yang hangat nan indah.
Sumber : Analisis

52 komentar:

  1. Analisis yang rapi, santun dan menginspirasi.
    Saya termasuk yang sangat sedih melihat berita di TV yang terlalu banyak informasi yang negatif dibanding berita prestasi anak-anak bangsa yang membuat kita lebih semangat untuk maju.

    BalasHapus
  2. Sependapat Gan,,
    Citra Media kini sudah sngat tercoreng dgan pemberitaan2 yang berbau dengan kepentingan sarat poltik,, dan slalu memutar balikkan fakta serta melihat suatu permaslahan dr satu sudut pandang,, memojokkan aparatur negara ini,, dengan tujuan "menghancurkan negara ini dari dalam" kini tiada lagi msyarakat yang takut dengan hukum dan cenderung brutal dan main hakim sndiri,, mnurut saya slain perkuatan alutsista dan program MEF utk menangkal kkuatan dri luar,, terlebih dahulu kita msti mmperbaiki sistem yang ada dlam negara kita,, kita kuat oleh ancaman dr luar tpi lemah oleh sgala bntuk ancman dr dalam maka sama saja,, kita akan mudah terpecah belah.. Maka PR dr pemerintah sndiri adalah bgaimana bsa mnytukan rakyat dan percaya pd pemerintah,, serta mngajak msy lebih pintar utk tdak menelan mentah2 kabar2 dr media yang menyesatkan,, shingga msyrkt bsa berfikir lebih terbuka dan optimis akan kemajuan dan kemampuan Pertahanan serta Tatanan Hukum Negeri Ini..

    Salam Komando..!!!

    BalasHapus
  3. Biasa gan di indonesia apasih yang tidak disindir apalagi berkaitan dengan tni pasti di ekspos habis2an( cebongan) banyak berita negatifnya dari positifnya..sehingga yng dikawatirkan dapat membentuk opini masyarakat yang buruk tentang tni...tetapi bersyukurnya masyarakat sekarang sudah pandai itu terbukti dng banyaknya dukungan bg tni ( cebongan) . disinilah pentingnya sebuah blok/forum militer yng mengangkat kwalitas dan kwantitas tni secara berimbang sebab apaun yng terjadi /mau tidak mau tni adalah bagian terpenting dari NKRI sehingga kita harus mendukungnya ( dlm hal positif tentunya )...seperti semboyan TNI DARI RAKYAT DAN UNTUK RAKYAT...salam NKRI.

    BalasHapus
  4. cuma TVRI yg masih konsisten memberitakan yg positif, gw klo nonton TVRI hati jd tentram dan seneng liat anak gw nonton yg baik tanpa perdebtan politis, gosip apalagi cuma berita carmuk

    BalasHapus
  5. Setuju deh dgn artikel yg di tulis.....sbgai warga negara indonesia kita hrs prcya dg kemampuan negara kita sendiri.....

    BalasHapus
  6. maju terus nkri kami garuda 2 muda siap membela apapun keadaan bangsa susah senang kami akan tetap mencintai indonesia jayalah bangsaku . . .hei garuda garuda muda ayo kepakan sayapmu..

    BalasHapus
  7. Bagi kelompok reformis, liberalis, westernis bahkan bagi kelompok radikalis, lokalis ... menggunakan kemajuan militer (TNI) sebagai penumbuh semangat ber NKRI terutama bagi generasi muda sangat dilematis, karena agenda utama kelompok-kelompok itu adalah demiliterisasi ... mereka ingin menghilangkan mindset masyarakat Indonesia yang militeristik ...

    Harus kita akui, satu-satunya institusi yang merupakan benteng terhadap ancaman disintegrasi bangsa adalah TNI ... oleh karena itu permainan kekuatan eksternal dan internal dengan agendanya masing-masing akan selalu melibatkan TNI ... contohnya saja ... bantuan luar negeri untuk Indonesia seperti jet tempur F-16, Hercules dll ... untuk Kemhan/TNI ... kenapa bukan bantuan kapal transportasi Ferry untuk Kemhub? atau bantuan sarana sekolah untuk Kemdiknas yang langsung dirasakan oleh masyarakat??? Ternyata benar bahwa rakyat kita perlu vitamin batin ... informasi senjata baru untuk TNI merupakan vitamin segar bagi jiwa-jiwa rakyat nasionalis kita ...

    Gejala yang terjadi di Cebongan sudah sangat jelas,tetapi itu baru gejala APRESIASI rakyat terhadap TNI ... manakala kepercayaan rakyat kepada unsur eksekutif+legislatif+judikatif hilang maka rakyat kelak akan MEMAKSA TNI untuk bertindak ... dan ini sudah sangat disadari oleh cendekiawan-cendekiawan dari kelompok-kelompok diatas tersebut ... contoh saja ketika KPK bekerja sama dengan TNI untuk menggunakan Rumah Tahanan CPM Guntur ... suatu langkah cerdik psywar dari KPK terhadap POLRI yang sedang berkampanye Cicak dan buaya ...

    Semoga saja kali ini TNI dapat meniti jembatan yang rapuh dengan waspada .. karena kewaspadaan TNI berarti keutuhan NKRI ...

    BalasHapus
  8. setuju gan,memang media sekrng berat sebelah yg baik cuma d beritakan lewat tulisan berjalan tapi klo kesalahan wahhh ekskusif sob news nya

    BalasHapus
  9. wkwkwkwkwkwk tumben setuju semua :-d (h)

    BalasHapus
  10. Akuurrr....karena pada dasarnya kita adalah masyarakat yg terbuka & menginginkan kemajuan bangsa dgn bingkai perdamaian didalam NKRI. Cuma campur tangan asing lewat politikus oportunis yg sering membuat persatuan kita jadi ambigu... Jaya & maju terus TNI! -Salam Satu NKRI

    BalasHapus
  11. setudjoe dengan agan diatas semua...
    Nah sekarang mari kita wujudkan menjadi indonesia yg maju..
    Berdaulat mmeskipun belum bisa adil,,tapi seyogyanya kita sebagai rakyat jelata,dan cumma bisa mmengemmban misi untuk cinta tanah aier dan meningkatkat kemajuan neberi kita di setiap bidang..mmmari kita kembalikan majapahit tempoe doeloe..


    Salam 1jiwa NkrI

    BalasHapus
  12. tv yg seragamnya warna merah klo diperhatikan mengenai pemberitaan khususnya tni...selalu menjatuhkan....beda apabila dia live show penggrebekan...katanya tehroris....mohon dikoreksi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. si biru lebih brutal lagi.apalagi si kumis tebal editorial itu sok paling pinter.seolah olah apa yang dikatakanya pasti benar.termasuk juga juraganya yang ketua partai mesem itu selalu bicara negatif
      apapin yng dilakukan pemerintah selalu salah

      Hapus
  13. Waktu jama ORBA yang berkuasa Cendana. Jaman reformasi yang berkuasa PERS. Rakyat tidak bisa menuntut pers. Rakyat hanya bisa hak jawab yang mana jawaban kita cuma disempil di pojok kolom kecil sebuah koran. Atau kalau mau mengadu ya ke dewan pers. Dewan pers itu ibarat maling mengadili maling. Ya bebaslah maling-maling semua!

    Pers semena-mena.... rakyat mengelus dada.

    BalasHapus
  14. Media massa sekarang ini hanya mengutamakan duit. mana yg dikira menguntungkan itu yg diekspos terus contoh macam perselingkuhan artis, korupsi, dan berita2 gak bermutu lainnya. :-t

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau yang selingkuh wartawan /reporter tv ngaku dperkosa semua media bungkam.dasar munafik

      Hapus
  15. Akhirnya ada yg menulis artikel ini.. beberapa kalu saya counter komen2 pesimis dan suudxon temen2 yg komen di web2 militer.. lebih indah kalau berkomentar membangun atau menginformasikan..

    BalasHapus
  16. Rasanya tidak ada yang salah dengan pers sekarang justru banyak kemajuan.Pers Indonesia telah berhasil ikut membangun Indonesia.Pemerintah membangun itu sudah kewajiban.Pemerintah mengambil inisiatif yang bagus misalnya konfersi BBM ke BBG itu sudah seharusnya bahkan bisa dikatakan telat.Pemerintahan sekarang dengan kabinet yang gado gado dari beberapa partai koalisi yang dipaksakan sepertinya jalan ditempat.Gagasan gagasan besar yang di usung oleh presiden tidak mampu di terjemahkan oleh bawahannya.Karena pers sekarang yang bebas jadi kelihatan kelemahan pemerintah.Untuk pers Indonesia tetaplah beritakan yang sebenarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa anda termmasuk pecinta tentang masalah artis" ..
      Yg sdikit" di expose..trtama dl raffi ahmad yg sprt presiden sll di expose..padahal dia tersangkan kasus narkoba,bahkan banyak golongan yg ingin menggugat BNN..
      Apalagi skrg bnyak media pers di miliki oleh politisi baik dr golkar,dan nasdem,dan msh bnyk lagi,,
      mereka cuma mncr keuntunganya saja bung..tak mau tau ttg kondisi kt gmmna..

      Hapus
  17. Ano.11.28 anda salah satu yg berpendapat baik tentang cara media skrg berkerja. sisanya menyatakan kalau media itu berat sebelah dan sudah tau siapa dibalik layar media tersebut siapa lagi kalau bukan orang-orang politis juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Bro Ano 11.53 menurut pendapat anda sendiri gimana?? Gagasan gagasan besar presiden yang tidak mampu diterjemahkan bahkan di jalankan dengan baik oleh bawahannya seperti kerjasama bikin rudal dengan China yang sampai sekarang tidak jelas actualisasinya.Kalau nggak punya duit cukup alih tehnologi sebuah rudal secara utuh.Ayo dong ambil saja yang kita butuh seperti tehnologi kendalinya.Kenapa harus dipaksakan.Cari partner lain untuk tehnologi Body dan kendali siripnya misalnya.Ide bikin Kapal selam sendiri itu bagus,tapi sebelumnya lakukan kajian yang mendalam dulu seberapa besar Korea mempunyai tehnologinya.Dalam artian bisa dihalangi pemilik tehnologi aslinya.Masak hal hal yang detail itu harus presiden yang ngurus.Tenggok Turki yang setelah menggadakan kajian mendalam mereka menolak bergabung dengan Korsel bikin pesawat tempur. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.Rakyat sudah cerdas bisa menganalisa berita yang di dengar atau di baca betul atau tidak.Mau dipunyai politisi pun nggak ngaruh soalnya sumber berita itu banyak,kan bisa dibandingkan.Prestasi pemerintah juga banyak tapi tetap ditampilkan oleh pers.Jadi berat sebelahnya dimana???Apa ano ano ini senang seperti di Malaysia beritanya di kontrol pemerintah harus tulis yang baik baik saja.

      Hapus
    2. Kalau masalah alutsista susah untuk diberitakan secara vulgar, baik itu kerjasama ataupun pembelian. banyak trik dan intrik didalamnya, militer memang bukan ranah utk media, kalaupun tau cuma sebatas kulitnya tok karena itu menyangkut pertahanan dan wibawa sebuah negara, lihat Malon begitu diberitakan KSnya tidak bs nyelam maka PM langsung bilang bahwa itu membuka rahasia negara bisa membawa petaka kalau negara lain tau KSnya tidak bs menyelam.sama seperti sukhoi kita emg mau diberitakan media kalau sukhoi kita blm punya rudal ??? nanti negri jiran muter" di papua trs mau blg apa ? kesalahan pemerintah dan di obok" oleh media, begitu ?

      Yang dipermasalahkan sekarang adalah banyaknya media yg tidak bisa mengontrol diri utk memberitakan dengan tanpa memfilter efek dari berita tersebut, bisa saja rakyat jd apatis karena yg diberitakan cuma yg ngeatif doang tp kemajuan dan keberhasilan sedikit mendapatkan pemberitaan.

      Hapus
  18. Jgan salah mayoritas pimpinan media berpikiran leberal.gak perduli negara ini kocar kacir asal dpat untng bnyk.jual cerita,berita dan menburukkan negara adalh keutamaanya,. Kalau kemajuan bngsa asal lewat.mcm gk mau tau. Tpi kalau kejelekan,kekurangan bngsa ini walaupn kecil di besar2kan.di hebokan..inilah pengaruh barat.dan sy yakin ini ada negara luar di belakanya..kita hrus percy diri.bngsa indonesia hrus bngga,percy diri.kt ini bngsa besar.. Cm segelintir org aja yg mau merusakkan negara ini.. Marilah kt saling menghormati, bertoleransi, walau pun kt beda suku adat.tpi kita tetap bngsa indonesia..kta berasatu dmi kemajuan..bnyk negara yg mau melhat indonesia pecah kyk soviet. Ayo .JAWA.BUGIS.SUNDA,BALI BNJAR. MANDAR ACEH.PAPUA.AYO BERSATU

    BalasHapus
  19. Media skrng th g netral bro,mereka smua oposisi pemerintah.
    Kl ada yg slh langsung d blow up,tp giliran ada perbaikan akn d simpan rapi d laci.
    itulah indonedia,ego mengalahkn nasionalisme.

    BalasHapus
  20. Menurut analisa saya, malah indonesia seharusnya bisa berada di peringkat 11 di atas mesir, turki, pakistan dan israel tapi masih dibawah brazil. Karena ke empat negara itu sangat kecil tapi kok indonesia msh dibawah mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang, dari peringkat kita bisa diatas australia dan jepang dari segi jumlah, tapi kita kalah dari segi kualitas. kita udah lihat dari sejarah, bahwa didalam sebuah perang kualitas lebih berarti daripada kualitas. lihat perang 6 hari, perang teluk, operasi iraqi freedom.... dalam perang full-scale, negara kita memang lebih banyak tentaranya dari negara tetangga, tapi kita kalah dari segi kualitas. bayangkan, meskipun kita punya sukhoi Su-27/30, singapura punya F-15/16, yang kedua avioniknya diupgrade israel, HIMARS, fregat formidable semi stealth... australia punya E/A18 Growler, M1A2 Abrams, dan B737 AWACS. secara teori meskipun jumlah pesawat kita lebih banyak, dengan alutsista modern seperti itu bisa dipastikan kita pasti kelabakan mempertahankan NKRI, apalagi kita masih punya "radar gap" dalam ruang udara kita.... harus realistis sih, secara pribadi harusnya peringkat kita itu dibawah jepang dan australia

      Hapus
    2. ingat istilah man behind the gun kawan ,.
      mannya (para petinggi TNI kita) sudah termasuk berprestasi kok di kanca internasional ..

      Hapus
  21. jamaah ngetengiyah kok gak disebut...; (p)

    BalasHapus
  22. bos...bos...bukan mau ikutan jamaah pesimistisiyah ya.....ente semua mau realistis kagak????coba dijajarin di parkiran sono....semua alutsista kita.....lebih baikkah dengan punya tetangga???kurangkah???baru ente semua akan berpijak dg bumi...bahwa alutsista kita emang jauuuuuuuuuh ketinggalan dan serba kurang,....jangan jadi patriotik kesiangan tapi gak lihat fakta bos....perang butuh otak...bukan bondo nekat doang....makanya belanja alutsista jangan ngeteng melulu....

    BalasHapus
  23. Ano 13.58 ane juga pesimistis deh ama ente,apalagi kalo ente di jejerin ame ano yg lain ternyata jauuuuuuuuh! Jadi ngijek bumi rasanye!!!

    BalasHapus
  24. Ane kaga' menilai ni artikel gan!
    Tp ane menilai ano2 blog ID... gmn?

    Kaya' bebek!

    Tp saya maklum... masih cari jati diri ya gan!?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wuiidddiiiihh....
      udah merasa paling jago ente......yoyoyo ane percaya kalo ente orang paling cerdas dan pintar diseluruh Indonesia...silakan den,kata-kata anda menginspirasi kami ano2 IDB wkwkwkwk... :-d

      Hapus
  25. media2 itu kan takut juga klw militer naik daun dan para purnawirawan gak mau dipasangkan dngn bos2 mrk di pilpres. yg penting TNI aktif tetap menjalankan tugas dengan baik. Pernyataan SBY bahwa alutsista Indonesia harus lebih kuat dari Aussie, Singapura & negara tetangga lain sudah harus jadi pedoman bagi pengambil keputusan di Kemenhan dan TNI

    BalasHapus
  26. yaaaelah...sukanya nuding jari ke orang lain...nuding media....ngaca diri kenapa????kalau faktanya lebih power dari tetangga....media sendiri akan malu...kalau kritik kagak benar....lha ini fakta..alutsista kita acakadut kagak karuan...jet tempur aja berapa biji????kalau bertempur antar negara emang mampu lawan ratusan jet lawan????realistok dikit napa????emang kita punya rudal jelajah???emang punya pertahanan udara yg disegani????noh...bbm kapal perang aja nunggak sama pertamina....kok gak mau realistis lihat kenyataan,alutsista kita jauuuuhhh ketinggalan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hadeuh melankolis bgt komen anda.
      Sebenernya negara mana yg anda maksud memiliki ratusan jet tempur?
      Yg memiliki rudal jelajah?
      Yg memiliki sistem hanud canggih yg ada kemukakan diatas?(by:Lou yang kwe)

      Hapus
    2. ente ni sukanya mengatasnamakan realistis...jangan hanya karena alasan"realistis"kita tak bisa berpikir optimis...tanpa rasa optimis tak ada masa depan...optimis dan pesimis tergantung orangnya
      mau realistis??media lebih mengangkat berita buruk ketimbang baik(REALISTIS=FAKTA)contoh umumnya dalam suatu berita baik yang diangkat isinya akan ada yang kontra,lagi berita kedatangan alutsista indonesia ama kasus cebongan rame mana??berita modernisasi TNI ama berita korupsi rame mana??lagi media sudah ada yang jadi objek dari pemiliknya yang partai politik...jadi ane harap masih ada rasa optimis dihati ente sebagai warga indonesia..maksud dari artikel ini menurut ane yaitu untuk menumbuhkan rasa optimis bahwa kita harus bisa,kita harus percaya diri terhadap diri(red=negara)kita..jika negara ini dipenuhi orang yang pesimis karena alasan realistis...ane meragukan keberlangsungan NKRI kita yang tercinta ini....ya benar ane realistis terhadap keadaan negeri ini,tapi ane masih menyimpan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia,negaraku yang menyimpan segala potensinya....

      Hapus
  27. Sok faham ente!! Jauuuuuuuuuuuh banget!!! Lembaga internasional aja nempatin TNI di posisi 15!!! Kok ente yg gak jelas malah nolak????? Jauuuuuh bro!!! Ngaca lu bro!!!

    BalasHapus
  28. Hahahaa Ano 13.58, anggota jamaah pesimistiyah, ente mo bandingin jenis senjata apa ? emang udah sekolah mo realistis segala, contoh aj lah biar pinter : didarat Tank MBT kita lebih unggul, di udara Flanker kita sepadan, di laut kita lebih unggul, mereka ga punya Yakhont. Apache jangan tanya.. dan lagi yang lebih berarti, jumlah arsenal kita lebih buanyaaaaaaaakkkk... titik.. nyahoo enteee... hoahahaa.. o'on ko kebangetan :d

    BalasHapus
  29. Di zaman reformasi mm media dibuka "kran" selebar2nya smpai2 gkda lg filter media yg memuat brita baik buruk brdasarkn fakta dan realita pa cm skedar mencari sensasi agar britanya sll laku dan dibaca...
    tp masyarakat kita dh cerdas mrka sdh bs memilah dan memilih brita yg berbobot atau brita yg hnya mnjelek2an prestasi anak bangsa...
    bangsa ini adlh bngsa yg besar tp justru kbesaran bangsa ini "dikecilkan" oleh "oknum2" yg hnya mementingkn golongn dan kelompoknya skalipun bngsanya sndri mrka jual n injak2..
    coba kita tengok sejarah ke belakang dulu dizaman bung karno indonesia yg baru saja merdeka sangat ditakuti dan disegani bangsa lain... pdahal rakyatnya msh pd klaparan tp alutsista dan militernya bgitu kuat krn rakyatnya brsatu...
    jd tdk ada kata terlambat untuk mmbangun bngsa ini mnjadi macan asia lg.. perlahan tp pasti hrs di akui atau tdk militer kita sdh mulai mnampakkn taringnya.. kekuatan militer kita tdk bs dianggap sblh mata.. krn sdh trbukti brp bnyk negara yg ingin latihn militer bersama kita... jd jangan pesimis kawan dan apatis lbh baik kt optimis dan sll brpikiran positif... sbg rakyat kita hnya bisa berdoa dan mndukung serta mengkritisi stiap kbijakn pemerintah... pastinya pmerintah tahu kebijakn yg tepat untuk mncapai indonesia MAJU DAN SEJATERA... BAIK EKONOMI DAN MILITER!!!

    BalasHapus
  30. Tuh .. orang-orang Media ... baca tuh semua komentar diatas... rakyat kita yang diam ini ternyata tidak bodoh ... makanya kalian orang media jangan sok LIBERALIS WESTERNIS GLOBALIS ANTI NASIONALIS ... kalian mau perkecil pemberitaan mengenai TNI nggak masalah .., tetap saja sebagian besar Rakyat cinta TNI nya !!!

    Emang dengan memperketat pemberitaan TNI kita-kita mau milih BOS-BOS MEDIA ??? nggak usah yaaaa ...

    BalasHapus
  31. Manis semuanya .....semuanya manis

    BalasHapus
  32. Kalau indonesia mau maju laksanakan uud 45 dengan baik bahwa " bumi ,air, dan kekayaan alam dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat" adalah sebaris kalimat yang sangat bermakna dan mendalam artinya namun sampai detik ini tidak terwujud baru 20 dari 100 persen. Bagaimana bisa? mulai dari "..dikuasai negara.." saja sulit .. lah untuk menguasai kan butuh ilmu, modal, tekat, keberanian dan segudang teknologi canggih untuk deteksi mana minyak bumi mana hasil tambang emas/perak/uranium dll. Itu yang berat-berat la wong air minum asja kita dijajah orang asing contoh aqua,ades dll yang bahan baku dari dalam negeri tp krn dikemas orang 'pinter' jadi lebih mahal, bayangkan negara timteng harga minya lebih murah dari air?? di kita semua itu ada, tp pemanfaatannya belum sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jadi hai para pemuka negeri mari kita mulai rapatkan barisan berbenah diri, investasilah di idang sdm sebesar-besarnya perkuat bumn2 terlebih bumn strategis, untuk memperkuat potensi bangsa guna menggali kekayaan DN yang melimpah ini yang akhirannya adalah kemakmuran negeri tercinta NKRI.

    BalasHapus
  33. Bro Ano 18.36, gua akuin spect MBT kita itu lebih unggul dari negara2 tetangga, tapi inget bro, kita itu baru beli. Istilahnya lu kalo beli mainan baru pasti butuh waktu untuk menguasainya dan mahir menggunakannya. Yg kedua, di udara gua kurang setuju juga sama lu, tetangga2 kita udh punya AWACS semua, inget kejadian latgab pitch black sama aussie, flanker kita menang kalo by 1 ama horny mereka, tapi kalo horny mereka dikawal AWACS habis semua flanker kita. Soal matra laut, INDONESIA IS THE BEST :D wkakakakakak
    Sekedar opini ya kawan2 hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ano 21.03, TNI kita tdk bodoh, sebelum Alutsista itu dtg kita sdh kuasai tekhnologi sm maintenancenya, contoh kecil yg lagi" ulah media adalah, TNI sdh belajar Tekhnologi sm cra oprasiin Leopard dr Sngapur, soal pesawat AWACSpun sdh ada yg kembangin dr versi CN295 AWACS, nyinggung msalah matra laut.? Sebagian petinggi TNI AL aja bnyk yg gk tw pasti kekuatan laut kita, apalg yg di bwah laut. Jd jgnlah jd org yg pesimis dgn negeri yg besar dan kuat ini.!!

      Hapus
  34. ndon...bangun ndon, mimpi jangan kelamaan, bisa gila ko ndon...

    BalasHapus
  35. Ahhh bnykan bacot u semua, nih nama gw WOWOK Om gw kepala pos polisi senen, Mau apa u semua??!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. anonim 21;41
      laah eke' tince bencong pasar senen' nti mlm kt mangkal dimana neh om wowok... ah dasar polisi bangsaattt.... =p~

      Hapus
    2. Ahhh brengsek kau,dasar Bencooongg bsnya pake nama palsu aryo wiguna..Org Kere aja bnyk bacot,nih knalin nama gw Wowok om gw Kepala pos polisi Senen,mau apa U?!!

      Hapus
    3. pak lg sepi ya buat nilang..jd mampir kesini ya..?:p

      Hapus
  36. Yang Perlu digaris bawahi adalah bangsa indonesia ini baru membangun MEF. Ini minimum aja belum tercapai. So Masih ada tahapan selanjutnya. Maju terus dan jayalah NKRI.

    BalasHapus
  37. masih jaman ya pake gan :-d gpp lah itu ciri khas
    klw soal media.media mana ya sih yg netral?semua demi uang.rating (biarpun isi beritanya murahan semua)apalagi sekarang menjelang pemilu keliatan bgt...
    klw soal alutsist....ya lbh bagus kita punya yg canggih2,tp yg lebih penting kita bs menguasai teknologi alutsista itu sendiri.percuma jg kita punya alutsista canggih tp ga bs ngerawat n makenya.kyk negara mana tuh?lupa lg...makum sudah tua..hahaha

    BalasHapus