Para menteri pertahanan dari ASEAN dan delapan negara besar
lainnya diduga akan membahas sengketa wilayah laut dan kemungkinan
diambilnya tindakan militer terhadap Suriah dalam pertemuan di Brunei
hari ini.
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel memutuskan tetap
menghadiri pembicaraan di Brunei walaupun konfrontasi makin memuncak
dengan Suriah. Sementara ada tanda-tanda Amerika, Inggris dan Perancis
sedang bersiap-siap melancarkan serangan hukuman terhadap rezim
Damaskus.
Konferensi ini dihadiri para panglima angkatan
bersenjata negara ASEAN dan delapan negara lainnya, yakni Jepang, Cina,
Korea Selatan, Amerika Serikat, Russia, India, Australia dan Selandia
Baru.
Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, yang menghadiri
pertemuan itu, mengatakan kepada ABC bahwa Australia dan seluruh
masyarakat internasional tidak bisa mengabaikan serangan senjata kimia
minggu lalu di Suriah.
"Sekarang sudah banyak bukti bahwa telah
digunakan senjata kimia, sudah banyak bukti yang menunjuk pada rezim
penguasa," katanya.
Diakuinya bahwa masih diperlukan lagi bukti tambahan, tapi "Australia,
Amerika dan anggota masyarakat internasional telah menandaskan bahwa
kalau telah digunakan senjata kimia dan penggunaannya direstui rezim
Suriah, masyarakat internasional tidak bisa tutup mata."
Sementara
negara-negara Barat bersiap-siap untuk kemungkinan melakukan aksi
militer terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad, Menlu Smith mengatakan,
"dalam dunia yang ideal respons seperti itu seyogyanya atas pemberian
wewenang dari PBB. Tapi dunia tidak ideal. Namun respons apapun yang
diambil haruslah mendapat dukungan luas dari masyarakat internasional,"
katanya. "Oleh karena itulah Presiden Obama dan pemimpin-pemimpin lainnya di seluruh dunia membahas apa sebaiknya respons yang diambil."
Sengketa Laut China Selatan
Pertemuan
Menteri Pertahanan ASEAN Defence Plus (ADMM+) selama dua hari itu juga
akan memusatkan pembicaraan pada sengketa antara China dengan
negara-negara ASEAN tetangganya di Laut China Selatan.
Beberapa
negara ASEAN terlibat sengketa dengan sesama negara ASEAN dan China.
Banyak di antaranya menuduh Beijing pelan-pelan mengambil alih
pulau-pulau kecil di wilayah itu.
Kata Menhan Australia Stephen
Smith, sementara belum dicapai solusi antara China dan negara-negara
ASEAN, pertemuan ini akan terus mendorong dihasilkannya suatu "code of
conduct".
Negara-negara ASEAN sudah lama mendesak agar
diberlakukan suatu "code of conduct" untuk mencegah bentrokan sengit di
Laut China Selatan yang strategis. Amerika Serikat mendukung gagasan
itu. China tampak kurang berminat,
tapi tahun ini berjanji untuk ikut serta dalam pembicaraan di masa
mendatang dengan ASEAN untuk membahas gagasan ini.
Beberapa
menteri ASEAN juga mengusulkan langkah-langkah praktis untuk
menghindari konflik gara-gara klaim yang tumpang tindih atas wilayah
Laut China Selatan. Usulan itu antara lain mengadakan hotline antara
negara-negara ASEAN dan China, latihan untuk menghindari tabrakan di
laut dan kesepakatan untuk tidak "duluan menggunakan kekerasan".
Sumber : RadioAustralia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar