NEW DELHI-(IDB) : Setelah mengumumkan siap menguji coba kapal selam berbahan bakar
nuklir pertamanya di laut terbuka, India meluncurkan kapal induk pertama
buatan dalam negeri, Senin (12/8). Peluncuran kapal induk seharga Rp 50
triliun ini, menjadi peristiwa besar sekaligus unjuk eksistensi India
di tengah pengaruh Cina di kawasan yang kian menguat.
Kapal Induk INS Vikrant dengan bobot 40.000 ton, menjalani uji coba
intensif hingga 2016 sebelum resmi dimasukkan ke armada Angkatan Laut
India pada 2018. Saat INS Vikrant beroperasi penuh tahun 2018, India
akan menjadi negara kelima yang telah merancang dan membangun kapal
induk sendiri, bergabung dengan klub elite meliputi: Inggris, Perancis,
Rusia dan Amerika Serikat.
INS Vikrant nantinya akan memiliki panjang 260 meter dan lebar 60
meter. Proses pembuatan kapal mulai dari desain hingga penyelesaian
tahap akhir, dikerjakan di dalam negeri dengan bahan besi kualitas
tinggi yang diproduksi perusahaan milik negara. Peluncuran hari Senin
menandai selesainya tahap pertama pembuatan INS Vikrant. Kapal ini akan
kembali masuk galalangan untuk menjadi proses penyelesaian.
“Ini sebuah tonggak sejarah yang luar biasa,” kata Menteri Pertahanan
India AK Antony saat berdiri di depan lambung raksasa INS Vikrant pada
upacara di kota Kochi di India Selatan. “Ini hanya menandai langkah
pertama dalam perjalanan panjang, tetapi pada saat yang sama ini
merupakan langkah penting.”
INS Vikrant akan dilengkapi persenjataan dan mesin dan kemudian diuji
selama empat tahun ke depan. Hal ini merupakan kemajuan besar bagi
sebuah negara yang bersaing untuk merebut pengaruh di Asia, kata para
analis. “Kapal Induk INS Vikrant akan dikerahkan ke wilayah Samudra
Hindia di mana kepentingan komersial dan ekonomi dunia menyatu.
Kemampuan India sangat mirip dengan China,” kata Rahul Bedi, ahli
pertahanan untuk IHS Jane’s Defence Weekly, kepada kantor berita AFP.
Penuh Perjuangan
Sebelumnya pada Sabtu lalu, India juga mengumumkan, Kapal Selam Nuklir pertama buatan dalam negeri sudah siap untuk uji coba. Perdana Menteri India Manmohan Singh menyebut hal itu sebagai “langkah raksasa” bagi bangsa India. New Delhi menghabiskan puluhan miliar dollar untuk meningkatkan perangkat keras militer yang umumnya buatan era-Soviet.
Keberhasilan India dalam pengembangan rudal jarak jauh dan program
angkatan laut, dipacu oleh sejumlah kegagalan dalam mengembangkan
pesawat dan persenjataan berbasis darat lainnya. Kegagalan itu menelan
biaya yang mahal dan membuat India sangat tergantung pada impor. INS
Vikrant terlambat dua tahun dari jadwal setelah sejumlah masalah terkait
sumber baja khusus dari Rusia, penundaan sejumlah peralatan penting,
bahkan kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan generator diesel penting
rusak. Kini berbagai kegagalan itu ditebus dengan meluncurnya Kapal
Induk INS Vikrant dan Kapal Selam Nuklir India.
“INS Vikrant memiliki peran utamanya mempertahankan armada angkatan
laut kami dan itu tidak digunakan untuk serangan darat,” kata pensiunan
Laksamana Muda K Raja Menon kepada AFP. “Ini sebuah kapal induk
pertahanan sehingga kapal itu akan menyerang platform yang datang
menyerang armada angkatan laut kami. Tanpa pertahanan udara, armada kami
tidak bisa bertahan hidup,” kata Menon.
INS Vikrant yang berarti “berani” dalam bahasa Hindi, mampu
mengangkut sekitar 30 pesawat tempur, dilengkapi dua landasan take off
STOBAR (Short Take-Off But Arrested Recovery) konfigurasi ski-jump,
serta satu fasilitas landing (landing strip) dengan tiga kabel penahan
laju pesawat. Deck kapal didisain untuk mengakut sebagian besar (20
unit) Mig-29K atau HAL Tejas Mark 2 (naval variant), serta 10 helikopter
Kamov Ka-31 atau Westland Sea King. Helikopter Ka-31 akan membawa
peralatan airborne early warning (AEW) role dan Sea King menyiapkan
kemampuan anti-submarine warfare (ASW).
Kapal Induk ini digerakkan oleh 4 mesin General Electric LM2500
ditambah 2 shaft gas turbines, untuk menghasilkan tenaga 80MW yang bisa
mendatangkan kecepatan 30 knot untuk INS Vikrant.
India telah memiliki sebuah kapal induk buatan Inggris berusia 60
tahun yang diperoleh pada tahun 1987 dan berganti nama menjadi INS
Viraat. Namun, kapal itu akan dihapus dalam beberapa tahun mendatang.
Sekutu India, yaitu Rusia, juga berencana akan menyerahkan kapal induk
ketiga, INS Vikramaditya, akhir tahun ini setelah perselisihan sengit
menyangkut kenaikan biaya dan beberapa kali penundaan pengiriman untuk
kapal perang era Soviet yang telah diperbarui itu.
Menyangkut persaingan India dengan China, sejumlah pengamat menilai,
secara keseluruhan, India masih tertinggal jauh di belakang China dalam
kemampuan pertahanan. China telah memenangi persaingan regional dalam
lomba mengembangkan kapal induk yang diproduksi di dalam negeri. Kapal
induk pertama China, Liaoning, yang dulu dibeli dari Ukraina, mulai
beroperasi pada September lalu. Beijing dilaporkan sedang berencana
untuk membangun atau membuat sebuah kapal yang lebih besar lagi di masa
depan. Majalah Jane menyatakan mereka telah melihat sejumlah bukti China
akan membangun kapal induk pertamanya di fasilitas pembuatan kapal di
dekat Shanghai.
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar