Pages

Kamis, Agustus 01, 2013

DPR : Pemerintah Harus Segera Pengadaan Satelite Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Inggris bersama Amerika Serikat disebut menyadap delegasi konferensi G-20 di London tahun 2009, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan, salah satu negara yang diuntungkan adalah Australia.
 
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai, Selasa 30 Juli 2013, skandal sadapan Inggris itu menodai hubungan baik bilateral kedua negara. Dia pun meminta otoritas Inggris segera meminta maaf kepada Indonesia.

Mahfudz pun mengkritisi Australia. Sebab, diberitakan The Sydney Morning Herald edisi 26 Juli 2013, Perdana Menteri Kevin Rudd adalah pihak paling diuntungkan dari aksi Inggris dan Amerika Serikat menyadap Presiden di KTT G20 tahun 2009. Laman ini mengutip sumber intelijen Australia dan sumber luar negeri.

"Seharusnya Australia tidak ikut menikmati hasil sadapan itu karena bisa dipersepsi telah terjadi kerjasama intelijen Inggris dan Australia," kata Mahfudz di Jakarta.

Di sisi lain, kejadian ini juga menunjukkan bahwa kemanan komunikasi pejabat tinggi negara masih rentan diintersepsi. Sistem proteksi intersepsi, imbuhnya, masih belum maksimal. Apalagi, Indonesia masih menyewa satelit swasta untuk sistem komunikasi-informasi.

Berkaca dari itu, penting bagi ndonesia untuk menata kembali keamanan sistem komunikasi-informasi kenegaraannya. "Termasuk harus memiliki satelit khusus yang dikontrol negara," ujar dia.

Jika tak dicari solusi segera, bukan tak mungkin Indonesia disadap lagi oleh negara selain Inggris. "Ini peringatan penting. Saya mengusulkan pemerintah Indonesia segera mengadakan satelit khusus untuk sektor pertahanan-keamanan dan khususnya sistem komunikasi lembaga-lembaga tinggi negara," kata dia.

Tak hanya Mahfudz, Ketua MPR Sidarto Danusubroto juga protes. Dia bahkan mendorong Kementerian Luar Negeri memberikan nota protes pada pemerintah Inggris.

Sidarto menyayangkan sikap Inggris yang mengaku sebagai negara sahabat, tetapi malah menyadap. Dia yakin ada kepentingan dan agenda Inggris di balik penyadapan terhadap Presiden. "Beberapa kedutaan ada juga yang disadap kok. Sadap-menyadap ini memang seperti cyber war."

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memilih fokus menelisik kebenaran berita itu agar Indonesia tidak gegabah dalam mengambil tindakan. Tapi, jika berita media Australia itu benar, Marty prihatin. "Sangat melanggar tata krama hubungan internasional," kata dia.

Seperti diketahui, The Sydney Morning Herald, mengutip sumber intelijen Australia dan sumber luar negeri, mengungkapkan bagaimana Australia diuntungkan dari penyadapan Inggris terhadap SBY. Selain itu, laman Australia lainnya, The Age, juga melaporkan hal yang sama.

"Rudd punya keinginan besar akan informasi intelijen, khususnya mengenai pemimpin Asia Pasifik, Yudhoyono, Manmoham Singh (PM) India, dan Hu Jintao (mantan Presiden China)," demikian kata sumber tersebut.

Intelijen dan sumber luar negeri mengatakan kepada Fairfax Media, hasil sadapan dari Inggris dan AS itu digunakan untuk mendukung target diplomatik Australia, termasuk kampanye memenangkan kursi di Dewan Keamanan PBB.

"Tanpa dukungan intelijen yang diberikan AS itu, kami tidak akan memenangkan kursi itu," kata seorang pejabat di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan yang tak mau menyebut nama. 

Sementara laman DailyMail menulis, tujuan dari penyadapan yang dilakukan Inggris itu tidak lain untuk menyuplai para delegasinya informasi demi kepentingan negosiasi. Operasi spionase itu berlangsung selama enam bulan.

Dalam sebuah dokumen yang dibuat pada Maret 2009, GCHQ bekerja atas permintaan pejabat berwenang Inggris untuk melaporkan perkembangan terbaru soal semua panggilan telepon para delegasi G20 yang menjadi target mereka.

Tanggapan BIN
 
Badan Intelijen Negara (BIN) bergerak cepat dan mengevaluasi sistem pengamanan komunikasi untuk mencegah terjadinya kebocoran informasi akibat penyadapan.

"Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat. Sehingga, kita harus selalu berada dalam posisi mengimbangi. Kalau tidak dengan mudah kita akan mengalami informasi yang tidak layak bocor ke publik," kata Kepala BIN Letnan Jenderal Marciano Norman.

Namun, Marciano minta publik tak langsung mempercayai pemberitaan yang dinilainya sepihak itu. Pihaknya menunggu hasil penyelidikan dari intelijen rekanan BIN di tiga negara yakni, Australia, Inggris dan Amerika Serikat, yang saat ini tengah berjalan.

Ia menilai, di manapun kunjungan kepala negara atau kepala pemerintahan suatu negara, harus mendapat jaminan keamanan. Tidak hanya kegiatan, tapi juga masalah pemberitaaan dan keamanan informasi harus menjadi perhatian semua pihak. "Teknologi kita sudah baik, namun harus ditingkatkan lagi," ucapnya.

Saat ini, penyelidikan masih berlangsung. Marciano ingin terus berkomunikasi dahulu dengan para intelijen rekanannya untuk memperdalam informasi dan bukti-bukti kemungkinan adanya penyadapan. Apabila bukti sudah cukup, maka pemerintah akan berkomunikasi dengan pihak Australia untuk mengklarifikasi hal ini.






Sumber : Vivanews

11 komentar:

  1. "Seharusnya Australia tidak ikut menikmati hasil sadapan itu karena bisa dipersepsi telah terjadi kerjasama intelijen Inggris dan Australia," kata Mahfudz di Jakarta.


    Komentar aneh!!

    Kerjasama antar intel kok nggak boleh? Kok kaget?? Inggris sama Aussie sama2x bule ya jelas saling kerjasama!!

    BalasHapus
  2. Ini lah indonesia pejabat indonesia , sudah terjadi baru mau belli , pengadaan stelit itu mutlak buat pertahanan nasional , gimana seumpama terjadi perang alat komudikasi di bungkam ??.... habis sudah putus commando , sadarlah itu !!! Tni butuh satelit yg canggihnya melebihi singapore punya ,megigat luas nya negara bukanlah pekerjaan enteng dan semakin berat kebelakang . Sukhoi 35 juga harus di dahulukan 2 skuatdron , cara bayarnya gak kuat bayar yaaa...kemplang !! Yg penting nkri selamat !!

    BalasHapus
  3. Halaaah bisanya cuman prihatin doang? aneh. Gak punya harga diri. Klo ingin gak diremehkan ya sekali lagi ingat : bangun sistem apapun termasuk data dll agar tidak lagi bisa dikendalikan bangsa lain. Apa2 itu kalo punya sendri itu enak tnpa was2. Ekonomi kita itu jauh lebih baik dari mereka. kenapa juga tidak beli satelit sendri? kan aneh

    BalasHapus
  4. Nih akibat aset2 penting telekomunikasi dikuasai asing(singapret)misalnya...bahkan radar udara sipil di daerah batampun dikontrol singapret..payah

    BalasHapus
  5. enteng banget ngomengnya..., "SEGERA", "PENGADAAN", "SATELITE"..., emang gampang dapet satelit militer yang secret. Ngomong kok kayak bicara...., udelmu iku.

    BalasHapus
  6. Ngomong soal satelit jelek-jelek jaman Orde Baru udah ada satelit PALAPA ... pertanyaannya SIAPA YANG JUAL SATELIT ITU ??? dan kesiapa???

    Gak usah bingung sadap menyadap laaah ... beberapa tahun yang lalu SATELINDO, TELKOM aja mau di jual ke pasar bebas ....

    Hah emang dasar bangsa gua ini bangsa cipluk !!

    BalasHapus
  7. tunjukin dgn dukungan anggaran dari dpr, hayo ditunggu pembuktian ucapanmu...

    BalasHapus
  8. ini adalah suatu pelajaran agar pengadaan suatu barang yang mencakup negara agar tidak ecek ecek. emang dari dulu nggantungan satelit teman sih,...

    BalasHapus
  9. sudah jangan saling menghujat di komentar...Pengadaan Satelit pertahanan militer indonesia wajib punya dan harus punya..percuma saja kalau alat tempur kita canggih tapi stelit pertahan kita tidak punya...contoh aja:perang IRAK VS Amerika...tentara amereka tidak tahu sama sekali medan di Irak..tapi dengan mudah amerika bisa masuk ke irak..itu di sebab kan amerika mempunyai satelit militer yang sangat canggih..amerika dengan mudah bisa menyerang negara mana aja..karena meraka mempunyai blue print dari satelit militer..bahkan Negara Cina saja sampe bingung dan berkata:kenapa amerika dengan mudah bisa mengalahkan irak..oleh karena itu indonesia adalah negara yang besar..harus punya dan wajib untuk mempunyai satelit militer yang sangat cangih.sudah lupakan masa lalu..sekarang kita liat kedepan untuk memajukan alutsista indonesia harus lebih maju kita dukung terus alutsista indonesia..bravo TNI

    BalasHapus
  10. Dengan disadapnya delegasi RI di konferensi G-20 London, mempunyai hikmah bahwa Indonesia akan membuat satelit pertahanan sendiri. Ingat lah hikmah saat kita di embargo senjata oleh AS, kita bisa mampu membuat alutsista sendiri sehingga banyak negara laian yg ingin bekerjasama dg RI dalam pengembangan Alutsista kita. Satelit pertahan itu banyak manfaatnya sebagaai contoh untuk komunikasi/pengendali pesawat UAV atau kapal selam baracuda.
    Semoga satelit ini cepat ter-realisasi dalam waktu dekat.

    BalasHapus