KEBUMEN-(IDB) : TNI AD menggelar uji terima terhadap Meriam Howitzer 105 MM jenis
KH-178 di pesisir selatan Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren,
Kebumen, Selasa (16/7). Uji terima meriam produksi Kores Selatan itu
ditinjau langsung oleh Wakasad Letjen TNI M Munir.
Ikut
mendampingi Waasop Kasad Brigjen TNI George I Supit, Kadislitbang TNI AD
Brigjen TNI Kun Priambodo, dan Dirpalat Brigjen TNI I Wayanb Cager.
Tampak pula Kasdam IV Diponegoro Brigjen TNI Agus Kriswanto, Danrem 072
Pamungkas Brigjen TNI Adi Wijaja dan Dandim 0709 Letkol Dany Rakca
Andalawasan.
Kalakgiat Uji Meriam Howitzer 105 MM Kolonel CPL Sri
Sunanto menjelaskan, dalam uji terima di Urut Sewu pihaknya melakukan
uji penembakan sebanyak dua pucuk meriam sebagai simpel. Pengujian
dilakukan dengan jarak 6 km, 10 km dan 11,8 km.
"Uji terima meriam
guna mendapatkan data dan fakta terhadap meriam produk Korea Selatan
itu, sesuai dengan spesifikasi standar penerimaan (SSP)," ujar Kolonel
CPL Sri Sunanto kepada suaramerdeka.com di sela-sela uji terima.
Kolonel
Sri Sunanto yang sehari-hari menjabat Kasubdit Binjat Ditpalat TNI AD
tersebut menambahkan, materi uji yang dilakukan meliputi uji non destructive
(tidak merusak) dan uji destruktif bersifat merusak. Uji sebelumnya
dilakukan di Lapangan Tembak ASR TNI AU Pandanwangi, Lumajang.
"Nanti masih ada rangkaiannnya lagi, seperti latihan dari operator dan perawatannya," imbuhnya.
Lebih
lanjut, dia menyebutkan, pembelian meriam tersebut merupakan lanjutan
dari kontrak eksport (KE) pembelian Alutsista TNI AD dari Korea Selatan.
Adapun jumlahnya sekitar 54 pucuk meriam.
Sumber : SuaraMerdeka
Dari artikel yg pernah dimuat beberapa lama sebelum artikel ini, pernah di siarkan bahwa Meriam 105 mm ini kurang "greget" akurasi tembaknya.
BalasHapus( Uji coba tembak di pantai Pandanwangi,Lumajang, Jatim).
Lha sekarang uji tembak dg ukuran yg sama tapi di Bulus Pesantren, Kutoarjo, Jateng.
Yg jadi pertanyaan, apakah dua meriam yg di uji tersebut sama?
Mengapa pada uji tembak di Jatim tidak sukses / gagal yg seharusnya masuk katagori "tidak lulus performance" pada meriam ini tentu keputusannya tidak jadi di beli.
Tapi ternyata tetap di beli dg harga "mahal" memakai fasilitas kredit ekspor dg jumlah 54 unit.
Itu terbukti dg acara "commisioning" penerimaan dg acara penembakan di areal uji tembak Dislitbangad, Bulus Pesantren , Kutoarjo, Jateng.
Wis mbuh karepmulah, saya kan nggak punya kuasa apa2 dlm hal ini, semoga meriam tsb di kemudian hari mampu berperan menembak musuh, nggak tahu musuhnya yg mana?
Ini "Boleroes11" heh, opo abamu. He.....he....he.....
Kalau gak salah akhir bulan yang lalu juga dirilis kalau sebenarnya bukan Meriam 105 yang dibeli tetapi 155 KH-198. Beritanya kok simpang siur? semoga ini hanya kamuflase untuk merahasiakan yang sebenarnya...(ups...masih rahasiakah?)
BalasHapusSabar mas bro sabar iki boler iki opo ebesmu hehehehe
BalasHapus