Pages

Jumat, Juni 28, 2013

Wamenhan Tinjau Fasilitas Pesawat Super Tucano

MALANG-(IDB)Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau fasilitas dan pesawat EMB-314 Super Tucano di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jumat (28/6) pagi.

Wamenhan tiba di Lanud Abdulrachman Saleh dengan menggunakan pesawat Hercules A-1314 dari Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Wamenhan disambut oleh Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama TNI Gutomo, S.Ip.

Wamenhan menjelaskan, peninjauan ini bertujuan untuk melihat kesiapan Skadron Super Tucano sebagai bagian kekuatan TNI khususnya TNI AU dalam rangka mengganti Skadron pesawat OV10 Blanco.

Menurutnya, target pesawat Super Tucano juga sejalan dengan modernisasi peralatan militer periode 2014. Pengadaan pesawat Super Tucano dilakukan secara bertahap. Sekarang ini ada empat pesawat Super Tucano, dan pada bulan Agustus 2013 ditambah empat unit, dan delapan unit pada tahun 2014 sehingga jumlah pesawat Super Tucano menjadi satu skadron.

Menurut Sjafrie, peninjauan ini juga bagian dari upaya High Level Committee untuk mengevaluasi dan melihat apa yang menjadi perhatian untuk melancarkan pengadaan pesawat di masa mendatang.

Menurutnya, ada dua perhatian High Level Committee. Pertama, evaluasi teknis akan diperbaiki untuk melancarkan pesawat Super Tucano berikutnya baik persenjataan, roket maupun bombing-nya. Karena tahun 2014 akan dilaksanakan fire power demonstration untuk seluruh alutsista yang dimiliki baik yang dibeli di dalam negeri maupun luar negeri.

Kedua adalah pengadaan pembangunan kekuatan ini agar bisa berlanjut baik personel maupun pemeliharaan dan perawatan pesawat. “Sekarang ini dalam persiapan bertahap,” kata Sjafrie.







Sumber : Jurnas

33 komentar:

  1. Seyogyanya untuk sejata roket 2,75 inch sdh dimulai lagi fabrikasinya dg lisensi dari lain pabrikan setelah pabrik FFAR di Belgia menghentikan lisensi ke PT DI beberapa tahun berselang.
    Sebenarnya di Depo Har 60 Madiun juga sdh lengkap peralatan untuk memproduksi roket 2,75 inch tsb, namun belum mendapat lisensi dari pabrikan asal.
    Roket 2,75 inch tsb banyak digunakan untuk maksud latihan straffing roket maupun untuk maksud perang.
    Hampir seluruh pespur kita masih menggunakan roket 2,75 inch.
    Ini merupakan tantangan buat Indonesia kapan dpt menyediakan pabrik "propelan" sebagai bahan motor roket, sedangkan bahan peledak kita sdh mampu berdikari dg adanya pabrik bahan peledak "DAHANA", disamping besi tube untuk keperluan pembuatan roket 2,75 inch yg sulit di beli karena tidak mudah mendapatkannya di pasar dalam negeri, sedangkan kalau beli dari luar menemui kendala dg "Lisensi Export".
    Pesawat Tucano ini sangat effektiv untuk "Coin" dan perlu di pertimbangkan untuk menambah paling tidak 2(dua) skd lagi untuk di tempatkan di luar pulau Jawa.

    BalasHapus
  2. Friday, June 28, 2013

    Did Chinese Steal The Blueprints For Russia's First Stealth Fighter?
    Russia's Mysterious First Stealth Fighter Found on Bing Maps


    View Larger Map  |  Get Directions  |  View Bird's Eye

    (FP)- This might be the easiest ever find of an MIA airplane. You're looking at a Bing Maps image of the Mikoyan (MiG) Project 1.44, Russia's first attempt at building a flyable stealth fighter and the jet that some said was sent to China to help kick-start Beijing's stealth development program. The jet is the larger of the two shown above sitting just outside of Moscow at Zhukovsky airfield (we have no idea what the smaller, darker plane alongside the 1.44 is).

    Project 1.44 was meant to be the Soviet Union (and later Russia's) super-fast, super-maneuverable answer to the United States' premier fighter, the F-22 Raptor. However, the jet was underfunded in the days following the collapse of the Soviet Union. When the plane finally took its maiden flight in 2000, its designers found multiple flaws with the aircraft and the project was abandoned.

    The 1.44 was designed with stealth-like angles, an internal weapons bay and supposedly used electronic countermeasures and special coatings to help reduce its radar signature. It also featured digital flight controls along with thrust vectoring engines and canards (little wings) on the front of the fuselage aimed at making the jet incredibly maneuverable.

    But, in 2001, Russian officials shelved Project 1.44 in favor of a more modern design from MiG's rival Sukhoi -- the T-50 PAK FA. The 1.44 supposedly disappeared into storage after that. A quick Google Images search reveals recent-looking photos of the jet in storage -- some of which claim they are from 2009 and taken near Moscow. (Google Maps also shows grainy satellite imagery the plane sitting on the ramp at Zhukovsky airfield.)

    However, the saga of Project 1.44 doesn't end there.



    In late 2010 China unveiled its J-20 stealth fighter, a jet that struck many as an updated version of the Project 1.44 design. Just look at the tail-end of both jets and you'll see where this idea comes from. The J-20, like the 1.44, is a big, single seat, twin-engine jet complete with an internal weapons bay and canards on the front. The obvious differences disappear there. The lines of the J-20 are a lot stealthier than the 1.44's. The engines are laid out differently on the two jets (the 1.44's air intakes are slung below the fuselage while the J-20's hug the plane's sides).

    While MiG has denied giving information on Project 1.44 to the Chinese, Reuters in August 2011 cited a senior Russian official as saying "it looks like they got access . . . to documents related to the Mikoyan."

    The wire service also cited an "independent analyst" named Adil Mukashev as saying that China bought the tail section of the MiG 1.44.

    It's important to note that the Russians refused to sell Beijing Sukhoi Su-33 aircraft carrier-borne fighters after it was discovered China was attempting to reverse-engineer and build an unlicensed version of the Su-33's predecessor. Beijing's J-11B land-based fighter and the J-15 carrier-based fighter are the results of that effort. (Though there are rumors that the work on these Chinese jets actually occurred under a secret contract with Russia.)

    As you can see from the image above, Project 1.44 still sits in Russia. Maybe the Chinese bought the tail of a non-flying mock up of the aircraft or just got access to the designs. Heck, maybe the Russians aren't lying about not giving information on the 1.44 to the Chinese. Maybe someone like China's Red Star hacking crew stole the designs. Red Star is suspected by Russian cybersecurity giant Kaspersky Lab of stealing defense, industrial and diplomatic secrets on behalf of the Chinese government, with a focus on victims in Russia and Asia.

    FP
    Share

    BalasHapus
  3. Artikel diatas merupakan artikel tandingan dari IDB.
    Urusan org luar kok dihidangkan di blog ini, gmn seh????
    Itu kan urusan pencurian data Russia oleh China, trus kepentingan Indonesia dlm hal ini apa? Mau pamer mampu bhs Inggris trus mampu copy paste berita "hebat" yg sifatnya rahasia A1.
    Wah hebat ini Anonim anggota PP2A bisa masuk anggota dinas rahasia, fluency in English etc.....hebat ano anggoa PP2A.

    BalasHapus
  4. I think it is bit look like interesting project, if program kfx \IFX project fail , it could be our country, indonesia joint cooperation with rusia as replacement , as we know , indonesia have industry aircraft that develop new project thar colloborattion with south korea that program has been delay for 18 month cause reason politic in side south korea cause new elected president , you can see in this website http://www.fighter-planes.com/info/mig142.htm, ario

    BalasHapus
  5. perlu di tempatkan juga di papua bung Bole,untuk mengatasi separatis.untuk roket FFAR bukannya kita bisa buat sendiri oleh PT.DI ?

    BalasHapus
  6. Ano 13.24 PTDI duuullluuuu iya dpt memproduksi roket 2,75 inch dulu, skrg nggak lagi karena lisensinys sdh dicabut oleh FFAR Belgique. Baca komen saya diatas, !!!!

    BalasHapus
  7. Menurut saya, dg mempertimbangkan kondisi geografis dan topografis daratan Papua yg dipenuhi dg bukit tinggi menjulang sangatlah cocok TNi menggunakan UAV seperti yg pernah di lakukan waktu peristiwa "Mapanduma"
    Berpegang pada operasi tersebut maka dpt di effisienkan material yg lebih mahal dan penuh dg resiko akibat hambatan alam yang ada.
    Dg kir kekuatan musuh yg sekarang sering melakukan penembakan dan mengakibatkan gugurnya prajurit kita tentu penggunaan UAV sangat potensial dan sangat di buruhkan untuk sarana pengawasan gerak dan posisi para anasir liar yg meresahkan kita semua.
    Kapan itu? ......kapan.....kapan........
    Yg jelas LSM Imparsial sdh mengeluarkan ultimatum jgn sekali - kali menggerakkan TNi pada operasi pelumpuhan anasir pembuat keresahan di Papua.
    Saya berharap dg UAV maka optimalisasi material dan maximalisasi hasil akan di dapat, sehingga kedamaian dan suasana kondusif dpt tercapai.

    BalasHapus
  8. Aha,....atau UAV buatan LAPAN dan BPPT di uji coba di Papua, kalau sukses di Papua wajar mendapat sertipikat sejajar UAV produksi Israel.
    Gimana setuju??? Okey........
    Ciuuuussss nih......

    BalasHapus
  9. Papua medannya memang berat. wilayahnya luas, bergunung2. mencari orang ditengah hutan seperti itu seperti mencari sebuah jarum dalam hamparan sawah berjerami. masalahnya disanalah rumah OPM. Adakah tehnologi yang bisa mengatasinya? Atau bisakah kita mengatasi hal ini baik cara damai maupun keamanan agar kelak tidak menjadi masalah yang tidak bisa diatasi lagi? Sudah saatnya para pemimpin kita tidak hanya memikirkan diri sendiri dan ber KKN ria. Bukankah kita juga yang memilih mereka?. Pikirkanlah kedepan bangsa ini mau dibawa kemana?

    BalasHapus
  10. Ini ngomong soal supertucano kok jadi ngomong Separatis Papua? Coba jawab pertanyaan ini: apakah kita begitu bersemangatnya berbicara soal menumpas OPM karena kita tidak mau kehilangan/berpisah dengan SAUDARA-SAUDARA KITA YANG HITAM KERITING atau karena tidak mau kehilangan SUMBER DAYA ALAMNYA yang luar biasa ??? Hayoo jawab dengan jujur !!
    Kalau jawaban kita (walaupun diplomatis) adalah karena kita tidak mau kehilangan Saudara-saudara kita di Timur itu dan tidak rela mereka dijajah asing dan tetap mau NKRI utuh, maka pendekatan kita haruslah tidak seperti penjajah berkulit sawo matang !!! kita harus adil dan memberi mereka kesempatan untuk maju bersama dengan Indonesia Barat, OPM harus didekati dengan bijaksana ... infrastruktur harus di bangun ... mereka harus diberi kebebasan untuk membangun budaya dan agamanya dengan leluasa sesuai PANCASILA, UUD 45 dan BHINEKA TUNGGAL IKA ... contoh ketidak adilan ... ACEH mengibarkan bendera GAM, Jakarta sampai ngirim Menteri dan membujuk nyaris ngemis minta agar bendera GAM tidak disahkan di PERDA, nah ... PAPUA mengibarkan bendera OPM, rakyatnya digebukin abis malah konon banyak yang hilang !!! Selama kita tidak bisa adil terhadap Indonesia Timur, mau kita punya 3 juta SUKHOI, 5000 SUPERTUCANO dan 4 juta Leopard tidak akan bisa memadamkan OPM, malah dengan SANGAT SENANG, pihak Asing+PBB akan mengulurkan tangan agar PAPUA + Indonesia Timur lainnya CEPAT memperoleh kesempatan seperti TIMOR LESTE.

    Ini yang harus diingat oleh setiap pemimpin di JAKARTA ... contoh sudah banyak... ada rakyat di perbatasan Kalimantan yang dengan sukarela memindahkan patok perbatasan agar kampungnya masuk wilayah Malaysia karena lebih diperhatikan dan lebih sejahtera ... malu nggak kita?

    Makanya saya jadi sedih ... kok orang di forum ini TIDAK PEKA, malah ngomong soal alutsista untuk dipakai di PAPUA ??? .... apa yang terjadi dengan bangsaku ini???

    Itu perbedaan pendekatan soal bendera GAM dan bendera OPM dilakukan oleh orang sipil yang kebanyakan orang partai, SAYA SALUT dengan pendekatan yang dilakukan TNI walaupun anggotanya ditembakin, TNI tetap membuka malah memberi kemudahan bagi saudara-saudara kita dari PAPUA untuk masuk Akademi militer dan secaba TNI demi membangun SENSE OF BELONGING mereka terhadap NKRI ... Malu saya sebagai sipil yang mendukung prinsip demokrasi dan dominasi sipil ... malah kayaknya kader TNI yang terbukti lebih "Indonesia" daripada sipil-sipil di pemerintah dan di senayan !!!!!!

    BalasHapus
  11. ano 22,44 yg anda tayak sudah basi , sipil meliter lah di senayan , permasalahan bukan di itu ajaa ...tapi menthor punggawa di indo punya kebijakan alias sytem ( busuk) itulah keyataannya , persoalan papua bisa selesai atas tidak di korbankan di korban buat kepentingan pribadi , pembrontak harus di tekan pembagunan jalan terrus , jangan main culik .tapi pelaku terror di hukum berat bukan di lepas terrus bukak kantor di londen di bilang gak apa " itu peminpin berjiwa binatang , adanya hanya di indo peminpin lepas tangan alias bodoh pemalas !!

    BalasHapus
  12. bung ano 22.44 masalah separatis tidak melulu masalah kesejahteraan tapi ada campur tangan asing.Sapa bilang Pemerintah tidak memperhatikan papua?pembangunan itu juga butuh proses mas bro trus tergantung masyarakat'nya juga,gak bisa instan.Sodara saya bnyak yg merantau k Papua,jadi Guru SMP saja 1 thn sudah bisa belikan mobil Jazz,coba kalo d jawa.ada juga sodara yg jadi satpam di papua 1 bln gajinya 7,5jt bisa d bandingkan dgn jawa. Masalah OPM itu hanya ulah sebagian kecil Penghianat yg menjual merah putih'nya n wajib di basmi.Contoh Timor Leste,mereka lebih sejahtera ketika masih menjadi bagian NKRI daripada sekarang merdeka.Sebagian besar masyarakat lebih memilih untuk tetap bergabung dgn NKRI.hanya saja politik n ulah LSM-LSM yg menyebabkan critanya berbeda. Kalo Koment jangan cuma berdasarkan teori,berita d TV,berdasarkan katanya tapi tidak melihat berdasarkan fakta di lapangan.

    BalasHapus
  13. saya mau tanya lagi nie bang Boler,senapan SS-1 itu dulu kan juga lisensi dari FN kok sampek sekarang masi Produksi malah keluar lagi SS-2.kok FFAR gak bisa kayak gitu???

    BalasHapus
  14. Senjata serbu nilai strategis jauh di banding roket.
    Kalau senjata serbu mempunyai kemampuan untuk kill man to man. Dan dalam jarak relative dekat, kalau roket mampu menghacurkan apa saja dalam hitungan kerusakan yg lebih banyak dan dari jarak jauh.
    Dengan motor roket FFAR PT DI tidak hanya memproduksi roket 2,75 inch untuk udara darat tapi juga mengembangkan roket darat ke darat NDL 40 MLRS ( Multi Launcher Rocket Systim ). Dari situ kemudian lisensi di cabut oleh FFAR Belgique, karena di anggap membahayakan pengembangan roket berikutnya.
    Semoga berkenan, mohon maaf kalau keliru.

    BalasHapus
  15. idealnya berapa yah jumlah pesawat tempur di indonesia?fregat,korvet,kapal selam rudal jelajah dan segala macamnya.trus pola pertahana seperti apa yang paling baik dan ekonomis buat indonesia?pertahanan pulau pulau besarkah?atau gugusan pulaukah?atau pembagian wilayah barat tengah timur ya?

    BalasHapus
  16. terima kasih bung boler buat wejangannya....

    BalasHapus
  17. kalo menurut saya paling tidak setiap pulau besar kayak jawa,kalimantan,papua punya skadron kelas berat kayak Flanker.kalo yg Ligt kyak F-5,F-16,Hawk d tempatkan di sisi perbatasan(Miangas,Natuna,Pulau Timor,Biak,dll)buat intersep.kan eman kalo Flanker buat intersep pesawat Super King Air kayak papua new Guinea.Kalo kapal selam 12 saja paling gak 9 lah kayak jaman Sukarno dulu.Tambahkan juga MBT di tiap2 pulau besar. Gak terlalu muluk tapi cukup kalo cuma buat pengamanan.

    BalasHapus
  18. Menurut saya tanpa mendahului siapapun ;
    1. Perkuatan kemampuan TNI -AL & TNI - AU untuk melindungi wilayah sampai batas yurisdiksi ZEE ( Zona Economic Exclusive).
    2. TNI - AL mampu beroperasi sampai "Blue Water" dmk pula dg TNI - AU
    3. Filosofinya, musuh dihancurkan / dilemahkan sebelum masuk teritori Indonesia.
    4. Dukungan untuk itu ada beberapa lapis pertahanan
    - lapis perthanan paling luar terdiri dari Armada tempur dilengkapi dg ;
    Destroyer, Destroyer Escort, Frigatte, Kapal Selam kelas "Kilo",
    Kapal Bantu Logistik, ( Cair, Padat, Ammo ) dan Ocean Going Tug
    Boat, disamping itu dilengkapi dg heli AKS dan UAV.
    - Lapis pertahanan shallow water atau dekat pantai adalah ;
    Kapal Cepat Rudal, Kapal Selam klas U-219 kapal Corvette, kapal
    Penyapu ranjau, dan kapal logistik serta Ocean Going Tug Boat.
    - Lapis hanlan ; Meriam pantai dan Rudal Darat ke Laut, Marinir, Meri
    am dan rudal anti pesawat, radar terintegrasi di seluruh titik pantai.
    Armada ada 3(tiga), Armada Barat, Armada Tengah dan Armada Timur,
    Armada Barat menjaga ALKI I, Armada Tengah menjaga ALKI II, dan Armada Timur menjaga ALKI III. ( lihat peta yurisdiksi ZEE Indonesia).
    Di dukung oleh dukungan fasilitas bengkel dan fasilitas darat yg lain, messing ABK dlsbnya.
    Kuathan masing - masing Armada,
    Kapal Destroyer ; 3 unit, KS 8 unit, Frigatte 6 unit, Destroyer Escort 11 unit, semuanya dilengkapi rudal dan "AEGiS" serta CMS modern, dan Helikopter anti KS, serta helikopter SAR dan UAV pesawat AWS masing armada 10 unit.

    BalasHapus
  19. TNI -AU dg pola 2 Komando Operasional 1 dan 2.
    Mampu melakukan operasi pengamanan sampai batas ZEE, seperti TNI - AL dan terintegrasi dlm suatu Komando Tempur Terpadu apabila melaksanakan operasi pengamanan wilayah ZEE.
    Mampu melakukan patroli secara terus menerus secara terjadwal dan acak bersama Armada TNI - AL.
    Kuthan Koops 1 : Pesawat Multi Role Fighter sekelas Shukoi -27/ 30 = 6 (enam) Skd dg penempatan Sumatera 2 Skd, Kalimantan 2 Skd, di P. Jawa 2 Skd.
    Pesawat Intercept : 3 Skd dg pesawat Shukoi -27 Sumatera, Kalimantan, Jawa masing2 1 Skd.
    Pesawat Awacs : 6 unit sekelas "Hawk Eye" masing 2 unit di Sumatera, Kalimantan dan Jawa.
    Pesawat refuelling Udara, ; Bisa memakai "Hercules" atau lainnya. 6 unit.
    Pesawat Transport : 5 Skd sekelas "Hercules" atau " CN-235"
    Pesawat Helikopter: 4 Skd Combat / SAR kelas E-725"Cougar"
    Pesawat bantu lain (COIN, LL,LM,LD dan Heli latih).
    Dukungan BengHar, level 2,3,4 disebar di pulau yg bersifat strategis.
    Rudal darat ke Udara jarak menengah, jarak jauh.
    Rudal Hanlan jarak pendek, yg di tangani Paskhas.
    Radar seluruh wilhan di Indonesia secara terintegrasi dan dioperasikan oleh KOHANUDNAS sekitar lebih dari 154 titik.
    Pembentukan PUSKODAL setingkat Nasional untuk menggerakan satuan Laut dan Udara secara terpadu.

    BalasHapus
  20. Untuk Koops 2 hampir sama, namun lebih diutamakan pada gerak pesawat multi role fighter karena wilayah udaranya lebih banyak melindungi lautan daripada wilayah Barat.
    Di Timur lebih banyak di gelar rudal udara jarak menengah dan rudal jarak jauh dan pesawat AWACS serta radar statis dan rudal mobile.
    Namun tidak diperlukan lagi pesawat latih sayap tetap maupun sayap putar.

    BalasHapus
  21. Kalau mau lebih sederhana jaman tahun 1970-an untuk TNI -AL mempunyai 2(dua) Armada, ;
    1. Armada Nusantara yg mempunyai jangkauan sampai ZEE dg kekuatan
    1. Cruiser atau kapal,penjelajah 1 unit.
    2. Destroyer 8 unit
    3. Frigatte 12 unit
    4. Destroyer Escort
    5. Kapal Selam klas "Diesel Elektrik" 12 unit
    6. Kapal bantu, kapal markas, kapalminduk kapal selam
    7. Helikopter AKS
    8. Pembom jet
    9. Pasrat Marinir.
    Sedangkan Armada Nusantara
    1. Destroyer Escort / Corvette
    2. PSK
    3. Penyapu ranjau
    4. Kapal Cepat Rudal
    5. Kapal bantu, LST, LPD, kapal rumah sakit, Ocean Going Tug Boat.
    6. Pasrat Marinir dg duk operasi amphibi.
    7. Heli AKS
    8. Heli SAR
    9. Pesawat MPA

    BalasHapus
  22. Jadi angkatan darat gak berguna kang Kok gak disebutin?
    Hehehehe

    BalasHapus
  23. Jawaban sesuai pertanyaan, he...he....he.....
    TNI - AD khusus pertahanan pulau besar, dan aspek teritorial sdh cukup banyak pengalaman menghadapi gejolak.
    Nggak perlu MBT, cukup tank amphibi yg harus diperbanyak sesuai dg topografi Indonesia, serta rudal titik dan roket MLRS , pasukan sandi yudha dan airborne dan raiders mobil udara dg kekuatan pokok helikopter serbu dan helikopter serang.
    Brigade PPRC cukup dg mobilisasi satpur yg sdh ada dg duk banpur, kavalery, artilery.
    Penguasaan teritorial sbg bagian mobilisasi masyarakat terlatih maupun sukarelawan, kalau negara memerlukan.

    BalasHapus
  24. bisa mengembalikan kekuatan TNI seperti jaman Trikora saja sudah luar biasa sekali,pada jaman itu kita punya Ahli militer yg hebat seperti pak ahmad Yani,pasti beliau sudah mempertimbangkan jumlah ideal bagi TNI. Tapi jangan cuma ngejar kuantitas,kualitas SDM n Alutsista lebih menentukan.Ingat perang 6 hari,Israel bisa unggul padahal sudah di keroyok habis2an negara2 arab.

    BalasHapus
  25. Setuju Bro, Ano 17.53 komen anda mengingatkan kekuatan dan kemampuan kita mengelola dan menggelar sistim pertahanan untuk mempertahankan wilayah hampir seluas Eropa Barat, dimana dua pertiga terdiri dari lautan. Bukan main, TNI waktu itu.
    Bagaimana dg jaman sekarang, duit banyak, manusia pinter banyak, pilihan banyak tapi tetep aja ketipu gara2 hal sepele, .........fuuuluuussss.
    Takut melarat, takut nggak hidup...............

    BalasHapus
  26. Maaf om boleroes saya wong bodho mo nanya? Prediksi perkuatan alutsista yang sampean sebutkan diatas tadi apa hanya buat defensif atau ofensif? Karena beda jumlah spt yg diutarakan sob ano2 bahkan ada yg lebih super besar lagi jumlahnya. semisal om boleroes kita di invasi negara cina,atau kita lagi dikeroyok negara persemakmuran karena habis gebukin sodaranya,apakah jumlah prediksi alutsista yg sampean sebut diatas mampu menhandel??? Trims atas tanggapannya.

    BalasHapus
  27. Nambah nanya lagi om boleroes?
    1. Betulkah heli aks yg akan didatangkan lebih kuat prediksinya ke kaman sh 2g,padahal heli tersebut banyak yg ga suka,emang kurang dan lebihnya heli kaman tu apa om boleroes?
    2. Saya pernah buka/baca di blog MMP(malaysia military power) sistem payung hanud kapal perang tni al paling pendek ketimbang tldm,rsn,rtn. Kenapa bisa begitu om? menurut sampean gimana om boleroes?
    Trims atas tanggapannya.

    BalasHapus
  28. Bro ano 20.19&35 jawaban saya :
    1. Itu pertahanan yg bersifat defensip kita rdk menganut paham offensip.
    2. Heli AKS " Emprit" dari Kaman itu, sdh " kuno" sistim survaillancenya, sulit mendapatkan spare partsnya, rewel, dan muaahaal kita belinya di banding kalau kita beli heli AKS "Kamov" Russie.
    3. Sistim payung rudal kita benar sangat lemah atau boleh disebut nggak punya untuk melindungi armada kapal perang yg juga sdh "kakek" usianya.
    Demikian, mhn maaf kalau kurang berkenan.

    BalasHapus
  29. Tambahan; Perihal diserang oleh siapapun, semoga tidak terjadi.
    Masalah payung, ya tergantung pada pimpinan TNI apa hrs diperkuat atau tidak untuk payung serangan udara thd armada kita.
    Menurut saya hanud dg rudal jangka pendek, menengah harus di utamakan, karena effisien, mudah perawatannya, mudah operasionalnya, dan mudah dipindah- pinadhkan penempatannya, kecuali hanud titik.
    Yg di waspadai hanya umur hidupnya propelan relative pendek.
    Perlu dibuat pabrik propelan di dalam negri agar kita siap refurbish propelan yg sdh habis umurnya, kalau tidak kita sangat tergantung dg pihak luar yg ujung2- nya dipaksa beli produk baru mereka. Dan ini sangat digandrungi pejabat2 kita untuk membuat proyek. Kalau ada proyek .......
    Pasti para birokrat sueneng buuaaanget.........he....he......he...
    Mereka puinter membuat proposal............

    BalasHapus
  30. jadi bertanya tanya dalam hati,sewaktu di akmil itu,agama itu di jadikan bagian yang di ajarkan nga ya di sana?kalau iya salahnya di mana ya?emang sudah jadi rahasia umum kalau petinggi tni dan polri itu banyak main proyek.tapi kita kok merasa cinta tanah air itu jadi semacam slogan aja ya. tapi tidak tertanam dalam hati dan tindakan.jadi salah di mana ya? sekedar bertanya sih

    BalasHapus
  31. Tidak usah di Akmil, sekarang ini tiap bulan ratusan musholah baru berdiri, kalau hari Jum'at yg sholat "mbludak", yg namanya tausyiah lwt dahwah dan sejenisnya tiap hari kita dpt dengar, begitu pula dg tempat ibadah agama dan keyakinan lain,makin banyak dan jamaahnya juga makin bertambah.
    Tapi yg namanya korupsi, penyalah gunaan wewenang dan jabatan bukan berkurang namun makin gencar dg segala macam cara dan upaya yg intinya kepuasaan bathiniah untuk meraup kesenangan duniawi.
    Mengapa? Mhn maaf saya nggak kuasa menjelaskan karena lebih baik, saya pribadi instropeksi diri sendiri dan klg bgm saya harus mengendalikan nafsu ; Amarah, Alluamah dan Supiah agar hati ini Mutmainah kalau hati sdh Mutmainah, tiga nafsu yg lain tsb semoga dpt terkendali yg tinggal jiwa yg tenang, sambil berdo'a kiranya Allah memberi ridhla dan barokah pada perjalanan hidup di dunia yang fana ini.
    Mohon maaf, yg saya saksikan di beberapa rumah sakit dan beberapa klg yg kelihatannya kecukupan yg amat sangat dari aspek materi / duniawi, ternyata setelah sakit dan keluarga terlilit dg "masalah" mereka ternyata banyak yg pernah menjabat di berbagai macam instansi dan lembaga negara. Semoga Allah berkenan memberikan maghfirah, inayah, maunah dan hidayah selanjutnya kpd mereka.
    Ngeri dan miris, Bro semoga kita barokah semua. amiin YRA.!!!!!

    BalasHapus
  32. itulah kang...gambaran negeri kita yang tercinta ini...

    benahin orang pemerintahannya...hilangin korupsinya....baru lah ngomongin G to G...TOT....dsb...

    anggarannya besar...bisa dibilang sauuuuungat besar...( maksudnya sangat besar untuk dikorupsi ).....senyum kecut..(sambil ngelus dada )

    eh..ngemeng ngemeng...pasukannya ada yang kurang kang.......pasukan PP2A-nya mau ditaruh dimana kang...

    BalasHapus
  33. ini salah masyarakat juga ce,milih pemimpin cuma berdasarkan berapa sangu yg mereka terima kalo ikut memilih. Ibarat dagang nie,kalo modalnya saja sudah besar pasti pemasukannya minta yg lebih besar dari modal yg di keluarkan.

    BalasHapus