Pages

Selasa, Juni 04, 2013

Satu Dari Empat Hibah Hercules Australia Siap Dikirim Ke Indonesia

DARWIN-(IDB) : Kementerian Pertahanan tetap melanjutkan proses hibah empat unit pesawat C130 Hercules dari Australia. Kementerian mengatakan pihak Australia saat ini sedang mengerjakan perbaikan dan peremajaan pesawat angkut itu.

Kementerian menyebutkan salah satu pesawat Hercules selesai diperbaiki dan siap dikirim ke Tanah Air. "Setidaknya satu unit pesawat akan datang dalam waktu dekat," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, kepada Tempo, Selasa, 4 Juni 2013.

Rachmad melanjutkan, perbaikan empat unit pesawat buatan Lockheed Martin merogoh kantong Indonesia sebesar US$ 63 juta atau sekitar Rp 620 miliar. Tiga sisa pesawat Hercules akan dikirim pemerintah Australia paling lambat awal tahun depan.

Sebelumnya, TNI Angkatan Udara masih bimbang menanggapi tawaran hibah empat unit pesawat Hercules dari Australia. Sebab, Angkatan Udara menilai Indonesia lebih banyak rugi ketimbang untung menerima hibah pesawat angkut dari Negeri Kanguru itu. Salah satunya biaya perawatan yang terlalu mahal.

Menurut TNI AU, duit yang harus digelontorkan Indonesia untuk biaya perbaikan empat unit Hercules Australia mencapai US$ 150 atau sekitar Rp 1,48 triliun. Angka itu hampir separuh dari biaya pembelian empat unit pesawat Hercules baru.

Kerugian lain, spesifikasi Hercules Australia tersebut berbeda dengan Hercules milik Indonesia. Hingga kini, TNI AU memiliki C 130 Hercules tipe J dan L, sementara milik Australia bertipe M dan Q. Dengan demikian, suku cadang harus dibeli baru.







Sumber : Tempo

27 komentar:

  1. HIBAH SAMA TIPUAN BEDA TIPIS...BIAYA PERAWATAN DAN FAKTOR KESELAMATAN HARUS DIJADIKAN PRIORITAS,

    BalasHapus
  2. Selamat datang pesanan menhan ! Tepuk tangan gemuruh meriah yataaaa duwit sudah di kantong ! Pesawat angkut dari negara asalnya mau di buang rongsokan terselamat kan berkat pejabat dari indonesia .

    BalasHapus
  3. Mantap gan,hebat apa ada hibah brng baru?.
    Tentu tidak,emang pemimpin RI gila hibah dgn alasan perbaikan agar tdk terlalu nampak belangnya.
    Kalo beli yg bru kenapa?

    BalasHapus
  4. Uda tau biaya prbaikan hibah 4 psawat hrculs mahal melebihi harga 4 psawat hrculs new,msih aja dlanjutin. Wes mboh... Sak karep-karepmu... Pk pejabat.

    BalasHapus
  5. Di jamin bakal kelimpungan penerus bangsa ! Seperparts tidak aada kembali ke tahun 98 di hangar semua ,seperti biasa pelakuny gumpet mirip CANGKRIK, DUWIT SUDAH BERTABURAN DI SWISS ." Tni sebangai pemakai
    Lebih tahu mana yg pantas di belli mana yg tidak ,complen tahu sendiri di mutasi pensiun muda .

    BalasHapus
  6. Seharusnya jenis senjata yg dibeli harus sesuai request dari user, dalam hal ini TNI. Karena sebagai user maka TNI lah yg paling tahu apa yg dia butuhkan. Pemerintah seharunya tinggal menfasilitasi kebutuhan TNI, bukan merecoki.

    BalasHapus
  7. coba kaya kasus BANJIR yang DIARAB itu ya?? meskipun sudah puluhan tahun dibangun tapi banjirnya tahun sekarang, tapi masih diusut siap yang bangun drainasenya itu.... kenapa disini gak ada undang-undang seperti itu? jadi pembuat kebijakan akan sangat hati-hati

    BalasHapus
  8. Capek,..... Capek denger berita hibah rongsokan, kapan majunya, duit ada kenapa beli rongsokan, dicat dan di refurbish sih udah, ngeRAWAT barang rongsok itu lho yg mahal, percuma ada forum militer, maunya semua yg canggih ( dan memang ada duit ) kenapa harus beli rongsokan, itu herkules mau dibuang sebenarnya sama aussie, berhubung ada negara yg bermental NGGRAGAS kenapa nggak di jual aja, menghasilkan lagi..... Hadeh......pemimpin generasi tua ya gini ini jadinya, pesawat canggih dijamannya saat muda masuh dianggap canggih dan dibutuhkan, sak karepmulah, jiannnncuuukkkk, duit pajak yg kubayar cuma buat beli giniannnnn assssiiuuuuuu

    BalasHapus
  9. bau korupsi nih kpk mana?

    BalasHapus
  10. ngejar kuantitas tapi ngawur... ^_^

    BalasHapus
  11. Jujut ajaa brooo aq yg pilih si buyaa " berarti aq ikut menanggung dosa !! Priode pertama ! Yg kedua mondar mandir ke new yord sekalian yopblos dan perpanjang pasport kebetulan para calok pasport menghilang ! Harus menhadap sendiri ke konsul new york ,firasatku mulai gak enak duta besar ri di usa bakal di ganti dino pati jalal mantan penasehat president ." Ahirnyabingung golput terpaksa ,singkat cerita : dino jadi komamndo mewakili penguasa sekarang di usa ,bank sentury meletus ,teruss beriiringan calok pasport ramee bak pasar saling tawar sampai sekarang ! Semua berjalan mulus TERMAZUK F16 ronsokan .SUDAH PASTI ADA TUKANG LOBY HANYA PINTAR BICARA ASLINYA BODOH LUPA LAHIR DI MANA ?? Dan kita jangan diam penguasa di angkat jadi peminpin supaya membawa kebaikan bangsa ! Ini malah sebaliknya jadi menthor penghianat !

    BalasHapus
  12. heran ni menhan suka nya yg bekas2 aja bangga lagi...

    BalasHapus
  13. yang dihibahkan itu jenis c-130 type " H " saya ralat ya min..

    BalasHapus
  14. Hanya di polass beresss ! JADI MENTERENG SELAMAT DAH" SEGERA DI INVESTASIKAN profit dari abang hercules di makeup bak K POP DAY BY DAY HEHE...

    BalasHapus
  15. keputusan yg aneh...

    BalasHapus
  16. Hanya tayak dan saran brooo ? Gimana semua perusahan rakyat kita kasih KE menhan dan keTua besar " TELKOM ,PERTAMINA ,BANK MANDIRI JAMSOSTEK GAS BATU BARA .KASIHH AJAAA semoga mereka puas dan merasa terkaya di kolong jagat .

    BalasHapus
  17. Menhan nya mendem......rugi bayar pajak.
    Para pembuat kebajikan kyak taik.......!!

    BalasHapus
  18. Yaaa sabarlah ! Yg heran mereka sepuh dan tua banget ,bicara akal sehat umur saban hari di kurangi kan sudah mendekat ! Apa kiata rakyat yg salah apa para babu barat ?? Kwalat apa indonesia ? Semoga negeri tercinta ini aman dari comflic sejahtera . " ada yg anehh jettempur latih semua di boyong t50 di bilang siap tempur ! Corvet bekas dari enggris di bilang fregat apa mereka gak waras atau gigau tingkah lakunya aneh ,apa mau mampuss ? !

    BalasHapus
  19. Rabu, 05/06/2013 10:39 WIB
    Kapal Selam RI Pertama Made in Surabaya Siap Diproduksi 2014
    Feby Dwi Sutianto - detikFinance
    Ilustrasi Getty Images
    Jakarta - Produsen pembuat kapal pelat merah, PT PAL (persero) berencana mengembangkan kapal selam pertama produksi Indonesia. Kapal selam ini, nantinya diproduksi di Surabaya, Jawa Timur.

    Menggandeng Korea Selatan, kapal selam ini merupakan bagian dari 3 unit pesanan untuk TNI AL.

    Direktur Utama PAL Firmansyah menjelaskan saat ini, 2 unit kapal selam sedang diproduksi dan dikembangkan di Korea Selatan, sementara untuk jatah PAL, mulai diproduksi pada tahun 2014.

    "2014 start, mungkin 2018-2019 satu unit (jadi)," ujar Firmansyah kepada detikFinance, Rabu (5/6/2013).

    Saat ini, PAL telah mengirimkan sebanyak 206 tenaga ahli di bidang desain dan produksi ke Korea Selatan. Pengiriman ini untuk mendukung program pengembangan kapal selam merah putih. Harapannya, sebagian besar komponen kapal selam yang diproduksi di Surabaya Jawa Timur
    menggandung banyak komponen lokal.

    "Sebanyak mungkin kandungan lokalnya," tambahnya.

    Untuk pengembangan 3 kapal selam di Indonesia dan Korea Selatan, Kementerian Pertahanan Indonesia menggelontorkan anggaran mencapai US$ 1 miliar.

    BalasHapus
  20. Netherlands to Deliver Weapons to Indonesia After All

    Nick Ottens  |  June 4, 2013
    ALSO READ :
    Germany’s Merkel Drawn into Drone Procurement Scandal
    June 4, 2013
    Hungary’s Orbán Unlike to Revise Economic Nationalist Policies
    May 31, 2013
    European Commission Recommends More of the Same
    May 29, 2013
    Italy’s Left Recovers in Local Elections, Defeats Populists
    May 28, 2013
    READ MORE IN :
    European Union
    Indonesia
    Netherlands
    ADVERTISEMENT :




    The Royal Dutch Navy frigate HNLMS Tromp in the port of Den Helder, July 10, 2009 (Wikicommons/Joost J. Bakker)

    The Netherlands intend to sell naval ship equipment and technology to Indonesia in an arms deal that could be worth €345 million, the government announced on Tuesday.

    Last year, the Netherlands canceled a €200 million tanks sale to its former colony after lawmakers had expressed worried about human rights abuses there. Among them was the Labor Party’s Frans Timmermans who is now foreign minister.

    The latest deal will not involve the Dutch Government. Rather a Dutch company has applied to sell technology for frigates that are supposed to be build in Romania as well as Indonesia itself. Timmerman’s department insists that the delivery meets all legal requirements for weapons exports.

    Opposition parties were taken aback nevertheless. Both the liberal Democrats and far left Socialists accused Labor of changing his position, something Désirée Bonis, its foreign policy spokeswoman, denied. “Indonesia is a friendly nation and a democracy,” she said. “So there’s nothing wrong with this.”

    The previous coalition, which included the conservatives besides Prime Minister Mark Rutte’s liberals, who are still in power, similarly argued last year, however, that human rights in the island nation had “marked improved,” even if there were still “internal tensions” in the Maluku and Papua islands, majority christian provinces that once aspired to autonomy or independence. It wanted to sell up to one hundred German made Leopard tanks to the country—which could hardly have been deployed to the Moluccas or Papua given the mountainous terrain and dense forestation there—but the anti-immigration Freedom Party, which otherwise supported Rutte’s minority government, objected because Indonesia is the world’s largest Muslim country.

    Indonesia later bought the tanks from Germany.

    BalasHapus
  21. Ampun dahh tobat menhan tuhh pesawat hanya di cat ganti ban , enggine rotor masih yg lama ! " di liat dari baling 2 rusakkkkk di jarah jutaan dolar

    BalasHapus
  22. Kalau tdk salah Herkiey TNI - AU adalah type B, H, dan type L yg terakhir hibah dari Pelita Air Service dan dan dari MNA dimana salah satunya "crash" di Madiun setelah penggantian engine.
    Sedang type J adalah Herkiey type terbaru dimana " Blade" propelernya hampir sama seperti pesawat C - 295.
    Di buku Jane' s tidak ada Hercules type M dan dan Q sebagaimana tertulis di artikel Tempo diatas. Mungkin ada saya kurang jelas.
    Perihal "hibah" kalau dlm kondisi tidak layak terbang ya sama dg menerima pemberian barang "rongsok" dari ex yg punya terdahulu.
    Disini pinternya permainan "bisnis" terselubung untuk mekonsolidasi anggaran dengan argu teknik yg sulit untuk di sanggah oleh mereka yg tidak kopeten dibidang teknik, yg ujung2-nya adalah "mark-up" harga suku cadang dan biaya refittnya.
    Tidak jauh beda dg "hibah" F-16 yg "terkubur" di gurun Mojave Arizona, ex National Guards USA, melalui program refurbishment, hidup kembali sang penempur hebat tsb untuk dapat diserahkan kpd Indonesia dg kondisi laik terbang, namun pihak Indonesia ternyata minta agar F-16 tsb dilakukan refitt agar lebih gahar dg konsekwensi menanggung biayanya.
    Jadi antara "hibah " Herky dari Australia dan F-16 dari USA ujungnya sama yakni konsolidasi anggaran sebagai argu teknik yg agak sulit di sanggah.
    Padahal kalau yg namanya "Hibah" mestinya tidak ada transaksi, tinggal ambil dg kelengkapan dokumen material yg di "hibah"kan.

    BalasHapus
  23. tni-au.mil.id
    Mencermati rencana beli hibah F16 C/D yang diriuhkan, kita harus mengaitkan pada perimbangan kekuatan udara kawasan. Dengan skenario hibah nanti akan ada beberapa jenis pesawat di kawasan di antaranya:

    (1) F-16 C/D hibah yang dibekali radar APG-68(v) dengan kemampuan mencari 80 mil laut;

    (2) F-16 D+ Block 52 yang dibekali APG-68(v)9 dengan kemampuan mencari 160 mil laut;

    (3) JAS-39 Gripen yang dibekali radar PS-05/A dengan kemampuan mencari 160 mil laut;

    (4) SU-30 MKI yang dibekali NIIP N011M Bars dengan kemampuan mencari 173 mil laut.

    Jarak jangkau radar pesawat hibah kelak, jika dihadapkan terhadap pesawat negara kawasan, hanya akan mampu menangkap target di jarak 80 mil laut. Padahal, pesawat negara kawasan seperti F-16 D+ Block 52, JAS-39 Gripen,dan SU-30 MKI sudah mampu menangkap target sejak di jarak 160 Nm – 173Nm. Ditambah dengan teknologi IFF (Identification Friend or Foe) yang dimilikinya barisan pesawat kawasan telah memiliki interrogator sehingga apa yang tertampil di radar akan langsung terbaca sebagai lawan atau kawan.

    Keadaan ini menjadi lebih rumit di masa perang jika suatu hari tanpa terduga negara kita dihadapkan pada seranganudara. Jika kita asumsikan pesawatpesawat musuh adalah F-16 D+ Block 52, JAS-39 Gripen,dan SU-30 MKI, selain sudah menangkap target sejak di 160-173 mil laut, mereka dapat mengaktifkan kemampuan ECCM/ anti jamming, melaksanakan mekanisme notching. Hal ini akan dilakukan pesawat musuh untuk mencegah radar pesawat hibah menangkap posisi mereka hingga bisa lepas dari jarak tembak efektif misil Amraam atau R27RI di 40-45 mil laut.

    Permasalahan lain, 24 pesawat hibah kita yang terdiri atas double seater dan single seater rata-rata sudah mencapai usia 6.500 jam terbang sehingga yang akan tersisa hanya +1500 jam terbang. Mengingat time line delivery pesawat hibah kita pada 2014,ini akan menjadikan pesawat hibah hanya dapat digunakan +10 jam/bulan agar bisa digunakan hingga 2024, saat pesawat tersebut siap digantikan oleh pesawat tempur KFX kerja sama kita dengan Korea.

    Jumlah penggunaan jam tersebut sulit diwujudkan karena fungsi pesawat tempur kita memiliki tugas rangkap, baik sebagai pesawat latih, pesawat pengamanan, maupun sebagai pesawat pertahanan udara. Artinya, usia pesawat hibah akan lebih pendek dari 10 tahun dan akan terdapat jeda kekosongan kekuatan pertahanan udara kita antara usainya waktu penggunaan pesawat hibah dan datangnya pesawat KFX.

    Kemampuan untuk mengidentifikasi sisi kelemahan pertahanan udara kita terhadap ancaman merupakan langkah awal yang strategis dalam membangun kekuatan sistempertahanan dan postur. Mengingat persoalan kepentingan nasional tidak mengenal istilah KNM (Kepentingan Nasional Minimum), penetapan Minimum Essential Force (MEF) haruslah turun dari logika pembangunan pertahanan negara yang didasarkan pada identifikasi ancaman terhadap kepentingan nasional yang harus tetap terjaga.

    Karena itu, ukuran akan perubahan geopolitik kawasan, spektrum ancaman, kuantitas alutsista yang berkualitas, dan perimbangan kekuatan relatif menjadi hal terpenting yang harus digaris bawahi.Bukankah lebih baik kita memiliki lebih sedikit pesawat tempur yang memiliki kualitas perimbangan daya tempur relatif terhadap kekuatan udara kawasan dibandingkan mengedepankan kuantitas dengan segala keterbatasannya?

    Polemik pembelian alutsista TNI dapat dihindari dengan berpedoman pada grand strategy pertahanan, program pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang bagi kebutuhan satuan skuadron, kebijakan serta politik anggaran yang tepat dan tidak selalu memutuskan pembelian alutsista dengan orientasi keterbatasan, serta fluktuasi dan alokasi anggaran. Dalam mewujudkan kepentingan nasional, supremasi udara dan citacita TNI AU akan The First Class Air Force,pepatah telah mengatakan: Nervi Belli Pecunia Infinita, anggaran tak terbatas merupakan kekuatan perang itu sendiri. (CONNIE RAHAKUNDINI BAKRIE/Direktur Institute of Defense and Security Studies-Indonesia Maritime Institute,Dosen FISIP Universitas Indonesia)

    BalasHapus
  24. Sejujur nya kita bangsa indonesia sudah di ambang ke hancuran ,di liat dari tingkah lakunya kita punya peminpin sudah di ambang batas akal sehat ,human tracking ! " kamaruk ! Sekeluarga lepas kendali termasuk mantu baru punya andil dari londen di cuci otaknya ,giyell lah dia saban hari tahunya barang dari londen !

    BalasHapus
  25. Ano 02.12 lu aja kalee yg mau hancur!!! Kami bangsa Indonesia nggak ikut2an!! !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. di ambang , Belom yata ! " saudara tahu negara di grogoti lintah darat tapi anda gak mau tau " itu gak ada bedanya ama pelaku . Kami waswas slalu ada yg nentang kalau saran yg kami ajukan di blog ini slalu di tentang pelaku tukang kemplang di pupblikasikan .jangan 2 anda kebagian fulus haram bikin negara keok ! Haha....

      Hapus
  26. Ya elah tenang aja den ano tidur yg nyenyak aja saran mu di terima seperti jutaan saran dr rakyat indonesia!! Negara dah ada petugas pada posisi masing2

    BalasHapus