Pages

Selasa, April 30, 2013

Presiden Dijadwalkan Tinjau Latgab TNI Di Situbondo

JAKARTA-(IDB) : Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono dijadwalkan meninjau langsung kegiatan Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi tahun 2013 di Perairan Laut Jawa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada 2-3 Mei.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai melakukan inspeksi kesiapan unsur tempur laut yang terlibat Latgab TNI di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa, mengatakan Presiden dan Wapres akan meninjau latihan gabungan tersebut dari atas kapal perang.

"Seluruh persiapan sudah berjalan sesuai prosedur, baik pasukan maupun peralatan tempur, termasuk dua kapal perang yang akan digunakan oleh Presiden dan Wakil Presiden," kata Agus Suhartono.

Sebelum melakukan inspeksi, Panglima TNI mendengarkan paparan mengenai persiapan pasukan dan peralatan tempur di Ruang Majapahit, Koarmatim, selama sekitar satu jam.

Dalam inspeksi tersebut, Panglima TNI didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono selaku Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Latgab TNI, dan sejumlah petinggi Mabes TNI.

Sasaran utama inspeksi Laksamana Agus Suhartono adalah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590 dan KRI Surabaya-591, keduanya kapal dari jenis "Landing Platform Dock" (LPD) yang digunakan untuk mengangkut pasukan dan peralatan tempur.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rencananya meninjau kegiatan latihan perang yang melibatkan personel dari tiga matra yakni TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara, melalui KRI Makassar, yang sekaligus menjadi kapal markas selama Latgab TNI. Sedangkan Wapres Boediono memantau melalui KRI Surabaya.

Setelah menyaksikan pendaratan dan penyerbuan pasukan Korps Marinir di Pantai Banongan, Situbondo, Presiden dan Wapres bersama jajaran petinggi TNI dari ketiga angkatan direncanakan meluncur dari atas kapal perang menuju wilayah pantai dengan menggunakan tank amfibi jenis LVT-7 buatan Korea Selatan.

"Latihan perang di Situbondo ini merupakan latihan pendahuluan yang kemudian dilanjutkan latihan lapangan di Sangatta, Kalimantan, Timur dan Bima, Nusa Tenggara Barat, hingga 29 Mei 2013," papar Panglima TNI.






Sumber : Antara

BNN Tangkap Tangan Perwira TNI AL Pesta Narkoba

SEMARANG-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR, Agus Kartasasmita, menegaskan, penangkapan Kolonel ASB, komandan Pangkalan TNI AL Semarang, karena menghisap shabu-shabu di satu hotel, kemarin, sangat memalukan institusi militer Indonesia. 

"Bayangkan, pemakai shabu bukan anggota biasa TNI. Tapi seorang komandan pangkalan TNI AL. Kalau yang pakai anggota saja sudah sangat memalukan, apalagi seorang komandan pangkalan berpangkat kolonel, mencoreng tubuh institusi," kata Kartasasmita di Jakarta, Selasa.

Secara terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Surapati, membenari Kolonel ASB mengonsumsi narkoba di satu kamar di hotel di Semarang bersama temannya. Kolonel ASB diketahui merupakan seorang perwira menengah senior yang menjadi komandan pangkalan tipe B TNI AL.

Anggota lain Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati, meminta TNI AL segera memproses kasus Kolonel ASB "Menurut saya ASB harus diproses, tidak usah tebang pilih," kata Kertopati.

Menurut dia, kasus yang menimpa ASB sangat memalukan. "TNI AL-pun sudah setuju yang bersangkutan untuk diproses karena sudah memalukan institusi. Dan dihukum yang setimpal sekaligus bandarnya harus diburu," kata politisi Hanura itu.

Anggota Komisi I DPR RI lainnya, Chandra Tirta Wijaya mengatakan, proses hukum harus dilaksanakan. "Ini untuk memberi efek jera di samping itu juga diobati ketergantungan pada narkotika," kata dia.

Tamparan Keras Bagi Institusi TNI POLRI

Anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, bahaya laten narkoba sudah memasuki tulang punggung keamanan negara menyusul ditangkapnya Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Semarang.

"Penangkapan Danlanal Semarang Kolonel Antar Setia Budi oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah tamparan keras buat TNI. Ini merupakan bukti tulang punggung keamanan negara telah dirasuki bahaya laten narkoba," kata Aboe Bakar di Jakarta, Selasa.

Aboe Bakar mengaku tidak bisa membayangkan, bila seorang tentara yang diharapkan membela negara sedang dirasuki narkoba dan kebetulan memegang senjata, maka akan terjadi sesuatu yang membahayakan.

"Banyangin saja apa jadinya kalau tentara yang pegang senjata sedang sakau, ini sangat berbahaya untuk ketahanan negara," kata dia.

Tamparan lain juga mengenai Polri, karena ada dugaan penyuplai narkoba untuk Danlanal adalah anggota Polisi Direktorat Intelkam Polda Jateng yang berpangkat Brigadir.

"Apa jadinya kalau penjaga pertahanan dan keamanan republik ini sakau bareng, lantas apa harus di outsourching? Ini kan tidak boleh terjadi," kata politisi PKS itu.

Ia mengatakan, tidak boleh ada toleransi untuk para anggota TNI dan Polri yang terlibat narkoba.

"Harus dilakukan pemecatan agar tidak menular ke anggota yang lain. Dua institusi ini harus steril dari narkoba, karena merupakan aset strategis nasional yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan pertahanan negara," ungkap dia.

Dikatakannya, perlu berbagai terobosan untuk memproteksi agar anggota TNI dan Polri terhindar dari narkoba.

"Sebagai upaya preventif setiap jenjang pendidikan dan promosi sebaiknya dilakukan pemeriksaan narkoba, dengan demikian dapat dilakukan deteksi lebih dini bila ada anggota yang memakai narkoba. Selain itu, Mabes TNI dan Polri perlu melakukan kerjasama dengan BNN untuk melakukan tes urine secara rutin," pungkas Aboe Bakar.

TNI AL Copot Jabatan Kolonel ASB

TNI AL kontan  mencopot jabatan Kolonel ASB dari jabatannya sebagai komandan Pangkalan TNI AL Semarang, setelah dia tertangkap tangan tengah mengonsumsi shabu-shabu, kemarin malam. Tidak cukup dicopot dan disidik Polisi Militer TNI AL, dia juga bisa dibilang sudah tamat riwayat di TNI AL. 

"Beliau sudah resmi dicopot dari jabatannya sebagai Danlanal. Pencopotan langsung dilakukan Kepala Staf TNI AL. Laksamana TNI Marsetio. Itu sanksi dari TNI AL," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Surapati, di Jakarta, Selasa.

Senin dini hari, BNN menangkap tangan Kolonel Antar Setia Budi (ASB) bersama dua penegak hukum, Inspektur Satu Polisi H (anggota Detasemen Markas Polda Jawa Tengah) dan Brigadir Polisi RS (anggota Intelijen Keamanan Polda Jawa Tengah), saat mengkonsumsi shabu-shabu di kamar 1003, Hotel Ciputra Semarang, Jawa Tengah.

Sampai saat ini belum jelas sikap Kepolisian Daerah Jawa Tengah atas perilaku dan pelanggaran hukum kedua anggotanya.

Surapati menyatakan, selain dicopot dari jabatan ASB juga tak akan bisa lagi mengikuti segala bentuk kegiatan yang sifatnya menunjang karir militer ASB. "Selain pencopotan, sanksi administrasi kepada ASB juga diberikan. Yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan, jenjang karir, dan lain sebagainya sudah tertutup," kata Surapati.

TNI AL juga telah mulai melakukan penyidikan terhadap ASB sejak semalam. Dan ASB juga sudah dipindahkan dari sel tahanan Badan Narkotika Nasional ke Pusat Polisi Militer TNI AL, di Jakarta.

Sejalan dengan itu, karena kasus ASB adalah tindak pidana narkotika, tapi akan tetap diproses di peradilan militer. "Dia diproses di Pengadilan Militer tapi tetap dasarnya adalah Undang-Undang Narkotika," kata Surapati.

"Bila ASB sudah diputus pengadilan, maka secara otomatis akan diberhentikan sebagai prajurit TNI, apakah secara tidak hormat atau bagaimana, tentu menunggu ketuk palu dulu," tambah dia.

Ia mengakui, kasus narkoba yang terjadi pada ASB merupakan kejadian yang sangat spektakuler bagi TNI AL. "Memang kali ini, spektakuler karena dilakukan perwira senior. Ke depan, TNI AL akan melakukan tes urin kepada semua prajurit. Hal ini untuk mencegah, jangan sampai kejadian serupa terulang. Kami lakukan tindakan preventif," kata Surapati.






Sumber : Antara


8 Engine Pesawat Tempur Sukhoi Pesanan Indonesia Tiba Di Makassar

MAKASSAR-(IDB) : Setelah beberapa waktu yang  lalu 2 (dua) Pesawat Tempur SU-30 MK 2 dari 6 (enam) Pesawat pesanan pemerintah  Indonesia buatan Rusia memperkuat Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Tim penerimaan kedatangan Pesawat tempur Sukhoi Lanud Sultan Hasanuddin, Sabtu siang (27/4) kembali disibukan untuk menerima kedatangan 8 (delapan) engine Pesawat Tempur Sukhoi 27/30 yang diangkut dengan menggunakan Pesawat Antonov AH-124-100  VDA-6192 dengan Pilot  Chevron, Co Pilot Morenko.
 
Kedatangan Pesawat AH-124-100 yang parkir di Base Ops Lanud Sultan Hasanuddin tersebut disaksikan oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Danet Hendriyanrto, para Kepala Dinas, Komandan Satuan, Tim dari Kemhan, Mabes TNI dan Mabesau serta Pejabat dari PT. Trimarga Rekatama. 


Pesawat AH-124-100 mempunyai panjang badan 68.96 M dan lebar sayap 73.3 M serta tinggi 20.78 M, yang membawa delapan engine pesawat tempur SU-27/30 buatan KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, Take off dari Bandara Dzemgi Rusia  dengan rute penerbangan Bandara  Dzemgi Rusia- Manila - Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, yang merupakan satu rangkaian tahapan dari kedatangan 6 (enam) unit pesawat Temnpur SU-30 MK2 pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia.





Sumber : TNI

Teknologi UAV Israel Kuasai Pasar Drone Dunia

TEL AVIV-(IDB) : Israel, negara yang memiliki industri pertahanan paling maju di kawasan Timur Tengah, telah berada di garis depan dalam bisnis kendaraan tak berawak (drone). Saat ini drone telah mengubah cara perang dan akan terus berkembang dalam dekade-dekade mendatang.


Elbit Systems dan Aeronautics Defense Systems yang merupakan perusahaan pertahanan milik Israel, mengembangkan pesawat udara tak berawak (drone udara / UAV) baru yang lebih lincah, serta drone darat dan drone laut. Negara Yahudi ini menargetkan pasar senilai sekitar 50 miliar dolar per tahun untuk bisnis drone. Memang, Israel secara umum dianggap sebagai eksportir terkemuka UAV di dunia.

Stockholm International Peace Research Institute mengatakan perusahaan pertahanan Israel berada di balik 41 persen dari semua ekspor UAV di seluruh dunia di rentang 2001 hingga 2011. Ekspor mereka ke 24 negara, termasuk Amerika Serikat !

Pejabat industri pertahanan Israel mengatakan bahwa secara signifikan akan lebih murah membeli UAV baru ketimbang melatih pilot angkatan udara.

"Dalam beberapa tahun terakhir, di Angkatan Udara Israel, serangan pesawat tanpa awak terjadi lebih banyak daripada pesawat berpilot," kata Ophir Shoham, Brigadir Jenderal dari pasukan cadangan yang memimpin Divisi Penelitian Departemen Pertahanan dan Pengembangan yang dikenal dalam bahasa Ibrani dengan akronim Mafat.

Shoham, telah bekerja selama tiga tahun di Mafat, bertanggung jawab untuk program kementerian pertahanan untuk mengembangkan teknologi canggih roket, rudal pencegat, satelit dan sistem tak berawak.

"Dalam beberapa tahun ke depan, akan ada sejumlah misi operasi yang karakteristiknya diketahui akan mampu dilaksanakan hanya dengan sejumlah kecil sistem tak berawak," ujar Shoham kepada harian Israel Haarets dalam sebuah wawancara.

"Itu arah yang sudah kami ambil," katanya. "Robot memang tidak akan menggantikan tentara sesungguhnya, tapi kami akan mengoperasikan kendaraan tak berawak terhadap target yang sangat berbahaya. Saya lebih menargetkan terhadap wilayah musuh yang mana kami disitu dapat mengirimkan kendaraan remote kontrol. Kendaraan tersebut akan secara baik mengamati dan melakukan penyerangan. Kita akan menyaksikan kejadian-kejadian ini di masa mendatang," ujar Shoham.

Angkatan Bersenjata Israel sudah sejak lama menggunakan UAV untuk operasi intelijen dalam perang melawan pejuang Palestina dan Hizbullah yang didukung Iran di Libanon. Israel juga memelopori penggunaan drone bersenjata rudal untuk membunuh para pemimpin kunci dari pejuang-pejuang itu.

 

Misi pertama pembunuhan tersebut terjadi di Yaman pada bulan November 2002. Namun UAV yang digunakan Israel kala itu masih buatan Amerika Serikat, yang mengembangkan UAV seperti General Atomic MQ-1 sebagai drone predator pembunuh dalam perang mereka melawan al-Qaida sejak serangan 11 September 2001.

Israel pertama kali merintis UAV pada tahun 1970. UAV Israel yang pertama kali yang utamanya memiliki peran tempur, yakni sebuah varian awal yang disebut dengan Scout (Pramuka), digunakan pada Juni 1982 saat serangan Israel ke Lebanon. UAV Scout ini dibangun oleh Israel Aircraft Industries.

Skuadron 200, unit UAV Israel yang pertama, menggunakan Scout sebagai umpan untuk mengetahui lokasi rudal permukaan-ke-udara Suriah di Lebanon, berpikir bahwa UAV itu adalah pesawat tempur, untuk mengunci sistem radar, yang akhirnya memperlihatkan posisi mereka. Dengan taktik seperti itu, pesawat tempur Israel akhirnya berhasil menyingkirkan 19 batteries selama dua hari, dan 85 pesawat Suriah ditembak jatuh. Israel tanpa mengalami kerugian.

Selain ekspor, perusahaan pertahanan Israel lebih memilih untuk mendirikan anak perusahaaan di negara-negara konsumen guna lebih menargetkan pasar, ketimbang menambah manufaktur lokal. Salah satu contohnya adalah UAV Aerostar dan Orbiter 2M yang diproduksi oleh Azad Systems Co di Azerbaijan, yang merupakan perusahaan patungan antara Aeronautics Israel dan Kementerian Pertahanan Azerbaijan. Azerbaijan, negara kaya minyak yang berbatasan dengan Iran, diketahui memang memiliki hubungan yang baik dengan Israel.

 

Menurut seorang pejabat senior Israel kepada The Jerusalem Post, ada tiga faktor yang menjadi pemicu keberhasilan Israel menjadi pemimpin dunia untuk urusan pengembangan dan produksi UAV. Yang pertama, Israel memiliki sumber daya manusia dan inovasi yang luar biasa. Kedua, Israel memiliki pengalaman tempur. Yang dengan itu Israel bisa sangat memahami apa yang mereka butuhkan. Dan ketiga, penggunaan operasional langsung karean Israel selalu berada dalam konflik yang menjadikan Israel terus berusaha menyempurnakan sistemnya.
Sumber : Artileri

Danpussenarhanud Secara Resmi Membuka Pembukaan Pelatihan Radar

JAKARTA-(IDB) : Komandan Pusat Senjata Artileri Pertahanan Udara (Danpussenarhanud) Hadi Prasojo secara resmi membuka Pembukaan Pelatihan Radar AS 901A 3D dan BCV Sista Hanud Meriam 23 MM/ Giant Bow Tahun 2013. Pembukaan tersebut dihadiri oleh Kasdiv 1 Kostrad Brigjen TNI Asro Budi, Dirpalad, Danpusdikpal, Dirbinlitbang dan, Tim pelatih dari PT. Norincho (Cina) pada hari Senin tanggal 22 April 2013 lalu  bertempat di Aula Yonarhanudri 1/1 Kostrad.


Pelatihan Radar ini dilaksanakan selama 1(satu) bulan sejak tanggal 22 April 2013 s.d 28 Mei 2013 diikuti  Perwira, Bintara, dan tamtama  mengambil tema “ Dengan pelatihan Radar dan BCV kita tingkatkan profesionlisme operator dan teknisi dalam mengoperasikan Sista Hanud Meriam 23MM/Giant Bow “.


Sementara kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih operator dan teknisi agar memiliki kemampuan mengoperasionalkan dan memelihara Radar maupun BCV Meriam 23 MM/Giant Bow. Diharapkan dengan pelatihan ini nantinya dapat memunculkan tenaga-tenaga teknisi yang handal dan mampu memelihara, memperbaiki serta memberikan solusi yang tepat apabila alut sista tersebut mengalami kerusakan.


Dalam sambutannya Danpussenarhanud Brigjen TNI Hadi Prasojo menyampaikan tiga hal pokok, antara lain "Pelatihan Radar AS 901A 3D dan BCV Sista Hanud Meriam 23 MM/ Giant Bow ini sebagai sarana Transfer  of knowledge alutsista baru yang diterima oleh satuan Arhanud. Dalam pelatihan ini akan diajarkan teori dan praktek mendasar yang berkaitan dengan pengoperasian baik sebagai operator maupun teknisi Radar dan BCV.


Dengan demikian pelatihan ini mempunyai peranan penting dalam meningkatkan profesionalme prajurit Arhanud dalam mengawaki alut sista ini serta penguasaan teknnis bagi para teknisi baik dari kecabangan maupun dari pembinaan material."


Berikutnya bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah melatih personel yang bertugas sebagai operator yang nantinya dapat mengoperasionalkan Radar dan BCV dengan benar sehingga disamping lebih mengoptimalkan kemamapuan senjata, juga dapat memperkecil atau mengurangi resiko kerusakan alut sista tersebut


Terakhir bahwa pelatihan Radar dan BCV ini mengadung tanggung jawab yang besar oleh karenanya maka para peserta penataran harus benar-benar bisa menyerap apa yang disampaikan oleh para instruktur agar selesai mengikuti pelatihan AS 901A 3D dan BCV Sista Hanud Meriam 23 MM/ Giant Bow nanti menjadi kader-kader yang siap melatih satuannya masing-masing.





Sumber : TNI AD

2013 Mabes TNI Siapkan Kuota 29 Calon Perwira Putra Papua

BIAK-(IDB) : Markas Besar TNI pada tahun 2013 menyiapkan kuota 29 lulusan SMA putra asli Papua untuk pendidikan calon taruna perwira TNI di tiga angkatan darat, laut dan udara.

Ketua tim seleksi penerimaan calon perwira putra Papua, Kolonel Laut (P) Yuddy Subiantoro kepada ANTARA di Biak Selasa, mengakui, seleksi pendidikan calon perwira TNI khusus putra asli Papua berlangsung transparan serta bebas KKN.

"Putra Papua yang lulus seleksi pendidikan calon perwira TNI akan dididik selama empat tahun sesuai matra angkatan bersangkutan," ujar Kolonel Yuddy.

Ia mengatakan, untuk seleksi penerimaan calon perwira putra Papua tahun 2013 tersebar di Biak, Jayapura dan Sorong, Papua Barat.

Melalui rekruetmen khusus putra Papua ikut pendidikan calon perwira TNI, menurut Kolonel Yuddy, diharapkan pada beberapa tahun mendatang dapat melahirkan calon pemimpin TNI dari kalangan putra asli daerah.

"Peluang anak asli Papua menjadi perwira TNI sangat terbuka luas,  yang bisa mendapatkan peluang ini sedang diseleksi secara ketat tim Mabes TNI," ujarnya.

Berdasarkan data kuota 29 putra asli Papua disiapkan menjadi calon perwira TNI akan dibagi 20 angkatan darat, empat taruna angkatan udara empat serta lima taruna angkatan laut.





Sumber : Antara

Koarmatim Laksanakan Gladi Pengamanan VVIP Latgab TNI 2013

SURABAYA-(IDB) : Setiap prajurit memiliki peran yang sangat penting, oleh karena itu dibutuhkan tingkat kepekaan yang tinggi dalam melaksanakan tugas pengamanan VVIP. Hal itu disampaikan oleh Asisten Intelijen (Asintel) Pangarmatim Kolonel Laut (T) Bambang Wahyudi selaku Asintel Komando Gabungan (Kogab) dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013, pada saat apel gladi pengamanan VVIP Latgab TNI  2013 di Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (29/04).

Menurut Asintel Pangarmatim, kejadian sekecil apapun di pangkalan dapat mempertaruhkan kredibilitas Koarmatim dan bisa menggagalkan tugas pengamanan VVIP tersebut. Oleh karena itu merupakan kewajiban bagi tim pengamanan untuk mewaspadai segala bentuk ancaman,  dengan lebih meningkatkan tindakan deteksi dini terhadap perkembangan lingkungan serta potensi gejolak masyarakat.

Skenario ancaman bisa saja terjadi akibat ulah sekelompok orang tidak puas dengan kebijakan pemerintah dengan dilatar belakangi isu politik, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan serikat pekerja atau buruh. Hal tersebut menjadi wilayah tanggung jawab tim pengamanan terbuka dan tertutup dibawah kendali Komandan Satuan Tugas Pengamanan VVIP Pangkalan dalam hal ini Komandan Lantamal V Surabaya.

Aksi pengerahan massa dan tindakan sabotase serta infiltrasi oleh sekelompok orang akan berpengaruh besar terhadap tugas pengamanan tersebut. Aksi semacam itu biasanya memanfaatkan celah kelengahan petugas untuk memasukkan material berbahaya seperti Bahan Peledak (Handak), senjata dan alat peraga spanduk yang berisi penentangan.

Secara organisasi tugas pengamanan di air dan pangkalan adalah tanggung jawab Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim). Seluruh tim pengamanan harus bisa membaca dan mengkondisikan situasi sejak dini demi lancarnya pelaksanaan pengamanan tersebut. Sebagai tumpuan informasi, pengamanan tertutup harus lebih peka dari segala dimensi dan melaporkan setiap perkembangan situasi ke tingkat komando atas, agar setiap ancaman dapat ditindak lanjuti lebih cepat oleh satuan penindakan dan pengamanan terbuka.

Pengamanan terbuka disebar di seluruh titik strategis. Satuan ini terdiri dari gabungan Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL), Komando Pasukan Katak dan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) Lantamal V. Tugas yang diemban adalah memeriksa keluar masuknya material dan personel menuju daerah basis yang nantinya akan dilewati VVIP.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan pengamanan dan pertahanan pangkalan dalam rangka Latgab TNI tahun 2013 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Pasukan yang terlibat antara lain satu Kompi Pasukan Penanggulangan Anti Huru Hara (PHH) dan satu Kompi pengamanan terbuka dari Yonmarhanlan Lantamal V, satu kompi gabungan Pomal, satu kompi Satkopaska serta Satuan Intelijen Gabungan dari Koarmatim dan Lantamal V.






Sumber : Koarmatim

Berita Foto : Skadron Udara 12 Gelar Latihan Pra Latgab TNI


MADIUN-(IDB) : Satu Flight pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12, Lanud Roesmin Nurjadin bertolak menuju Lanud Iswahyudi, Madiun, dalam rangka mengikuti Pra Latihan Gabungan TNI yang bertempat di daerah Asem Bagus, Jawa Timur, Senin (29/4). 

Keberangkatan satu Flight penerbangan "Black Panther" tersebut dipimpin langsung oleh Danskadron Udara 12, Letkol Pnb A. Yani Amrullah.

Bertolak pada pukul 08.15 WIB dari Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, para Black Panther melakukan Ferry Flight ke Lanud Halim Perdanakusuma sebelum bertolak menuju pangkalan ajunya di Lanud Iswahjudi, Madiun. 

Direncanakan Pra Latgab TNI akan berlangsung mulai pada esok hari hingga Jumat mendatang dan hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013 kembali ke Home Base di Pekanbaru. 

Selama disana pesawat Hawk 100/200 akan melaksanakan penembakan dari udara ke darat dan ke permukaan air.





Pesawat tempur F-16, F-5 Tiger, dan Hawk 100/200 disiagakan saat Panglima Kostrad yang juga Panglima Komando Gabungan TNI dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 Letnan Jenderal TNI M Munir melakukan peninjauan komando tugas udara gabungan di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Sabtu (27/4/2013).





Sumber : TNI 

Senin, April 29, 2013

Force Comamander Bangga Dengan Kontingen Garuda

Tantangan tugas yang khususnya berkaitan dengan kegiatan konstruksi, baik bersifat horizontal maupun vertikal siap menanti dan besar harapan segala tugas yang diberikan dapat terlaksana dengan baik.

HAITI-(IDB) : FORCE Commander Letnan Jenderal Edson Leal Pujol merasa bangga dan berterima kasih kepada personil Satgas Kontingen Garuda, karena dengan penuh dedikasi tinggi mampu menjawab segala tantangan tugas yang diberikan.

“Tantangan tugas yang khususnya berkaitan dengan kegiatan konstruksi, baik bersifat horizontal maupun vertikal siap menanti dan besar harapan segala tugas yang diberikan dapat terlaksana dengan baik," ujarnya saat berkunjung ke Camp Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti), di Gonaives, Haiti, Sabtu (27/4/2013). 

Sementara itu, Wadansatgas Kizi TNI Mayor Czi Donny Ardhiwida dalam paparannya di depan Force Commander dan rombongan menyampaikan tentang pencapaian hasil pelaksanaan kegiatan konstruksi seperti perbaikan jalan di Port de Paix, pembangunan jembatan untuk kendaraan maupun pejalan kaki, serta pembangunan prefabs dan perbaikan lapangan apel di Camp Satgas.
“Dengan semangat pantang menyerah, Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah mampu melaksanakan tugas-tugas zeni baik kegiatan konstruksi vertikal maupun horizontal sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan," kata Mayor Czi Donny Ardhiwida.
Kunjungan tersebut sebagai perkenalan resmi Letnan Jenderal Leal Edson Pujol selaku Force Commander yang baru menggantikan Mayor Jenderal Fernando Goulart yang telah mengakhiri masa tugasnya di Haiti.





Sumber : PelitaOnline

Indonesia Australia Kerjasama Berantas Cyber Crime

JAKARTA-(IDB) : Polda Metro Jaya dan Australian Federal Police (AFP) meningkatkan kerja sama untuk memberantas kejahatan dunia maya (cyber crime). Peningkatan kerja sama ditandai dengan peluncuran program cyber crime investigation satelite yang berlangsung di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/4), siang.

Kepala Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komisaris Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, kerja sama dalam bidang cyber crime ini diyakini akan sangat membantu kepolisian kedua negara untuk mengungkap kejahatan yang memanfaatkan teknologi dunia maya, seperti kajahatan narkoba jaringan internasional dan terorisme.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan, kejahatan melalui internet terbilang sangat membahayakan. Ia mencontohkan adanya ulah hecker yang menembus website presiden SBY.

Selain Kabareskrim dan Kapolda Metro Jaya, peluncuran program kerja sama ini juga dihadiri Wakapolri dan pejabat Australian Federal Police.





Sumber : Metrotvnews

Lanud Atang Sendjaja Bogor Kirim 4 Helikoter Dalam Latgab TNI 2013

ats-subBOGOR-(IDB) : Empat helikopter dan puluhan personel dari Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja (ATS) Bogor, memberangkatkan helikopter untuk mengikuti Latihan Gabungan (Latgab) Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2013 yang akan dilaksanakan di dua provinsi. Yaitu di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sangata, Kalimantan Timur (Kaltim) awal Mei mendatang.


Komandan Lanud Atang Sendjaja Marsekal Pertama TNI Eko Supriyanto menegaskan, usai memberangkatkan 4 helikopter yang terdiri dari 2 jenis Super Puma dari Skadron Udara 6 HT 3214 yang diterbangkan oleh Kapten Pilot Mayor Pnb Ahmad Putra Tarigan, Kopil Lettu Pnb Risky dan lima personel air crew, HT 3215 Kapten Pilot Letkol Pnb Ahmad Reza Yudha  Pahlevi (Komandan Skadron Udara 6), Kopil Mayor Pnb Kholiq dan 5 personel air crow.


2 helikopter Puma dari Skadron Udara 8 HT 3310 Kapten Pilot Letkol Pnb Taupiq A, {Komandan Skadron Udara 8) Kopil Kapten Pnb Adam dan 5 personel air crow. HT 3309 Kapten Pilot Mayor Pnb Hilman, Kopil Kapten Pnb Prastyo dan 4 personel air crew berangkat pada Senin  (29/4). Dalam Latgab itu Lanud Ats melibatkan sebanyak 30 personel, Jelas Danlanud.


Dijelaskan Danlanud, tugas yang akan dilaksanakan personel dari Lanud Ats yaitu dengan melakukan latihan Search and Rescue (SAR) tempur di dua wilayah  Trouble Spot. Yaitu seperti rappelling (meluncur dari ketinggian), hoisting (ditarik menggunakan tali kedalam pesawat), pengamanan, serta tim penolong.


Dalam Latgab yang melibatkan seluruh kekuatan TNI dari tiga matra yaitu AD, AL dan AU, diskenariokan berada pada situasi pertempuran dan seluruh pasukan akan menghantam serta akan memukul mundur pasukan musuh di dua lokasi berbeda secara bersamaan.


ats-tengah
“Dalam menggerakan SAR tempur itu akan menggunakan tiga pesawat dan satu pesawat untuk SAR aktual,”ujarnya.


Latgab itu sendiri, sambungnya, merupakan sebagai upaya dari seluruh unsur TNI untuk meningkatkan kemampuannya di berbagai hal dalam kaitannya mengemban tugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Sehingga ke depannya untuk TNI AU khususnya akan semakin maksimal sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman. “Selamat jalan happy leanding” demikian ucapan terakhir dari komando memberikan semangat pada air crow.






Sumber : Poskota

Pangkostrad Periksa Kesiapan Material Dam Pasukan Di Malang

MALANG-(IDB) : Pangkostrad Letjen TNI M. Munir selaku Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013 melakukan pengecekan kesiapan personil dan alutsista yang digunakan pada Latgab TNI tahun 2013 di Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Didampingi Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti M.Sc selaku Wakil Direktur Latihan Gabungan (Wadirlatgab) dan Wairjen TNI Marsda TNI B.


Agus Margono, beberapa waktu lalu, pengecekan dilaksanakan pada tiga tempat, yaitu Lanud Iswayudi, Markas Batalyon Infanteri-501 dan Markas Divisi Infanteri-2 Kostrad.


Di Lanud Iswayudi, Letjen TNI M. Munir didampingi Danlanud Iswayudi Marsma TNI Yuyu Sutisna melakukan pengecekan terinci terhadap kesiapan pesawat-pesawat F-16, Hawk 100/200, F-5 Tiger dan pesawat Helly Colibri.


Sementara di Markas Batalyon Infanteri-501, Pangkostrad mengecek kesiapan peralatan dan personil serta menyaksikan demo kecakapan Prajurit Yonif-501 dalam mengoperasikan Meriam Mortir 81 yang akan dimainkan pada pelaksanaan Latihan nantinya.


Selanjutnya pengecekan di Markas Divisi Infanteri (Makodivif)-2/Kostrad Malang, Pangkostrad yang didampingi Pangdiv-2/Kostrad Mayjen TNI Setyo Sularso secara mendetail juga memeriksa semua personil dan peralatan Komando Tugas Darat Gabungan. 


Pangkostrad dalam arahannya menyampaikan ucapan terima kasih atas segala upaya yang telah dilaksanakan demi suksesnya Latgab TNI ini.


Ia juga menyampaikan rasa bangganya atas profesionalisme prajurit serta meminta memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar pelaksanaan latihan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. 





Sumber : Tribunnews

Berita Foto : KASAD Periksa Kesiapan Mateial Tempur Latgab TNI 2013

SEMARANG-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie (di ruang pilot) periksa persiapan helikopter tempur type MI-35 di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jateng, Sabtu (27/04/2013) yang akan digunakan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI.


http://data.tribunnews.com/foto/images/preview/20130429_KSAD_Periksa_Persiapan_Latgab_TNI_8620.jpg

Latgab dari TNI Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) akan dilaksanakan di Bhumi Marinir Karangteko, di Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jatim pada 1-4 Mei mendatang.





Sumber : Tribunnews

Perkembangan Senjata Kanon Tank

ARC-(IDB) : Di penghujung tahun 2012 lalu, kita disuguhi dua event besar berupa Pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang digelar oleh TNI AD pada Oktober lalu dan Indo Defence oleh Kementrian Pertahanan pada tanggal 7 sampai 10 Nopember baru-baru ini. Pada  pameran alutsista yang disambut antusias oleh masyarakat itu, TNI AD menampilkan berbagai peralatan tempur dari generasi ke generasi, di antaranya adalah kendaraan tempur Tank dan Panser milik Korps Kavaleri. 

Di sela-sela pameran tersebut muncul pertanyaan dari masyarakat; mengapa Tank (MBT = Main Battle Tank) Leopard tidak ditampilkan? Dan pertanyaan ini terjawab pada saat pagelaran Indo Defence di JIExpo Kemayoran Jakarta. Tank yang sangat di tunggu-tunggu itu muncul dengan varian Leopard 2 Revolution didampingi Marder APC.


Tetapi sayang, rencana pembelian kendaraan tempur Tank Leopard menuai polemik, perundingan dalam negeri berjalan alot, salah satu pihak memvonis bahwa Tank Leopard tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia, Tank Leopard terlalu besar dan berat, Tank Leopard akan amblas, katanya lagi yang cocok di kita adalah tank kelas ringan dan maksimal medium, pendapat ini mungkin cukup menghibur bagi tetangga kita yang suka menggeser-geser patok perbatasan atau suka “selanang-selonong” melewati batas wilayah perairan negara kita, yang saat ini sudah memiliki Tank MBT buatan Polandia.


Sementara di lain pihak TNI sebagai user sangat membutuhkan Tank MBT Leopard yang secara fakta menduduki urutan pertama sebagai market leader sehingga Tank ini tampil sebagai Tank kelas dunia yang “populasi”nya mengalahkan Abrams M1A2, Tank kenamaan buatan Amerika dan Challenger Inggris, karena dari berbagai sisi Tank ini memiliki keunggulan.


Saat ini rasanya kita sudah tidak perlu lagi berdebat tentang kemungkinan Tank Leopard akan amblas atau tidak, sebab perdebatan itu nampak kekanak-kanakan, mau tidak kekanak-kanakan bagaimana? Teori Tank sebesar Leopard amblas dapat di patahkan dengan perhitungan fisika dasar tingkat SMP, tidak perlu kehadiran ahli geologi atau sarjana teknik, dan bila anda mau meluangkan waktu berjalan-jalan ke Lembaga Pendidikan Korps Kavaleri dan berdiskusi dengan seorang Bintara Instruktur kendaraan tempur di sana, diskusi tentang “amblas” akan rampung dalam 15 menit.


Main Battle Tank (MBT) selalu diupayakan dilengkapi dengan empat sistem utama kelas wahid, yaitu sistem otomotif, sistem senjata, sistem komunikasi dan sistem proteksi. Bila sekarang kita bayangkan tank MBT melakukan dog fight versus tank kelas ringan atau medium, hal ini bisa diibaratkan dengan pertarungan tinju antara Lennox Lewis dengan Manny Pacquiao. The Pac Man (Manny Pacquiao) memang pukulannya keras tapi tidak sampai karena jangkauan pukulannya hanya 170 cm sementara Lewis 213 cm. Pun seandainya pukulan The Pac Man kena, itu akan membuat badan Lennox Lewis goyang, akan tetapi bila upper cut atau hook Lewis yang mengantam The Pac Man, kita semua khawatir pahlawan tinju Asia itu akan terbang ke luar ring.


Daya gempur mengerikan yang dimiliki Tank adalah senjata kaliber besarnya (Kanon) yang  bisa di tembakan ke segala arah dan dibawa ke mana-mana. Tetapi kanon yang saat ini digunakan pada semua tank termasuk tank MBT memiliki perjalan perkembangan yang menarik seiring perkembangan sistem kekebalan (armoured protection system) dari tank lawan yang akan dihadapi.

Perkembangan laras senjata api : Smoothbore-Rifling-Smoothbore.


Pada awalnya, laras senjata api dibuat licin (smoothbore) dan proyektil yang ditembakan melesat tanpa berputar (spin) yang signifikan, sehingga proyektinya harus memiliki bentuk yang stabil seperti panah besirip atau bola untuk meminimalkan kemunkinan terguling atau jatuh ke tanah selama terbang. Namun peluru berbentuk bola cenderung berotasi secara acak selama terlontar di udara, hal ini disebabkan terjadinya ”efek Magnus”  yaitu; lintasan peluru berbentuk bola akan membentuk kurva parabola yang relatif mulus tetapi rotasinya terjadi beberapa poros sehingga menjadi tidak sejajar dengan arah lintasan.


Untuk menghidari hal tersebut, maka dibuatlah laras senjata yang memiliki alur yang berputar atau alur spiral (polygonal rifling) sehingga pada saat peluru ditembakan, alur rifling tersebut akan memaksa proyektil untuk melintir  (spin), melesat dengan stabil dan mencegah jatuh ke tanah. Ada dua kelebihan dari laras yang alurnya berputar (rifling), pertama: meningkatkan akurasi tembakan dengan menghilangkan  rotasi acak akibat efek magnus, dan kedua : memungkinkan peluru dibuat lebih panjang, lebih berat sehingga meningkatkan jarak capai dan tenaga, walaupun  ditembakan pada senjata dengan kaliber yang sama. Pada abad 18, senjata dengan laras smoothbore menjadi standar pasukan infanteri, kemudian pada abad 19 smoothbore digudangkan dan digantikan dengan laras yang rifling. Karena laras yang rifling inilah maka orang umum di barat menyebut senjata api dengan kata rifle.


Perkembangan senjata kanon pada Kendaraan tempur Tank terjadi transisi yang aneh, awalnya laras senjata dibuat smoothbore, kemudian smoothbore digantikan dengan kanon yang alurnya rifling (berputar) dan akhir- akhir ini  kembali lagi ke smoothbore. Data terakhir mencatat, dari sekian jenis tank tempur utama (MBT=Main Battle Tank) generasi terbaru, sebut saja Leopard (Jerman), Abrams (AS), Le Crec (Perancis), T-90 (Rusia), Ariete (Italy), Merkava (Israel), semuanya menggunakan Kanon smoothbore kecuali Chalenger (Inggris) dan Arjun  (India) yang masih bertahan menggunakan kanon rifling.


PERKEMBANGAN MUNISI DAN ARMOR PROTECTION


Perkembangan laras kanon dari smoothbore ke rifling dan kembali lagi ke smoothbore, tidak lepas dari perkembangan penggunaan jenis munisi dan “ sistem kekebalan tubuh “ yang diberikan oleh “ lindung lapis baja “-nya badan kendaraan tempur tank.

Secara umum ada empat jenis minisi kanon standar, walaupun dari keempat jenis munisi ini dipecah lagi menjadi beberapa sub-varian. Keempat jenis munisi tersebut adalah HE, HESH, HEAT dan APFSDS.


HE


Munisi kanon yang paling umum adalah munisi yang mempunyai daya ledak tinggi,  yang secara sederhana biasa disebut peluru HE (High Explosive). Proyektil munisi ini terbuat dari baja yang kuat, diisi bahan peledak berkekuatan tinggi, dan sebuah fuse. Ketika fuse memicu bahan peledak, maka bahan peledak bereaksi sehingga menghasilkan ledakan, memancarkan panas dan akibatnya menghancurkan casing proyektil menjadi berkeping-keping (fragments) yang berterbangan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Efek perusakan yang diakibatkan peluru ini lebih banyak disebabkan oleh pecahan kepingan proyektil (fragments) dari pada gelombang kejut secara langsung.




Munisi HE terdiri dari beberapa fungsi tergantung jenis fuse yang digunakan. Ada peluru HE yang diset untuk meledak pada permukaan tanah/ sasaran, ada yang di set untuk meledak diatas permukaan tanah / sasaran, dan ada pula yang diset untuk meledak setelah melakukan penetrasi pada tanah dengan  kedalaman yang pendek (dengan maksud untuk menyalurkan dan menambah goncangan tanah atau mengurangi penyebaran fragmentasi dari proyektil ).




Munisi ini tegolong pada munisi yang menghasilkan efek perusakan berdasarkan energi kimia  (Chemical Energy) yang saat ini cocok digunakan untuk menghancurkan sasaran non armour seperti gedung, bunker, jembatan dan perkubuan. Untuk akurasi (ketepatan) peluru ini mengandalkan senjata dengan alur dan galangan yang berputar (rifling)


HESH


Munisi HESH (High Explosive Squash Head) atau di Amerika disebut HEP (High Explosive Plastic) adalah munisi yang cukup efektif terhadap bangunan beton dan juga digunakan untuk melawan kendaraan tempur. Munisi HESH pertama kali digelar oleh Angkatan Darat Inggris pada masa perang dingin, kemudian diikuti oleh Angkatan bersenjata negara lain pasca perang dingin.


Proyektil munisi HESH adalah logam tipis yang diisi bahan peledak plastis berdaya ledak tinggi yang dirangkaikan dengan fuse yang memberikan jeda waktu aksi (delayed-action base fuse). Pada saat proyektil HESH membentur sasaran, proyektil berubah bentuk menjadi pipih / squashed (seperti labu yang dibenturkan ke dinding, munkin ini  penyebabnya munisi ini menggunakan kata “squash”  yang berarti labu) atau berubah bentuk menjadi cakram mirip adonan kue yang dibantingkan ke meja. 

Sepersekian detik kemudian fuse bereaksi memicu bahan peledak, maka terjadi ledakan yang menciptakan gelombang kejut, pada permukaan yang lebar dan kontak langsung dengan target. Pada kasus munisi HESH yang menghantam badan kendaraan tempur, terjadi tekanan gelombang kejut yang menghentak badan kendaraan tempur yang terbuat dari logam dan menjalar dengan cepat ke bagian dalam kendaraan tempur sampai mencapai titik antara permukaan logam interior dengan udara ruangan awak, sebagian energi direfleksikan sebagai gelombang tegangan.


Pada saat itu tekanan dan gelombang tegang berpotongan,  maka terciptalah zona stress tinggi (high stress zone) pada logam badan kendaraan tempur yang menyebabkan terjadinya pecahan-pecahan baja yang memancar dari dinding interior. Fragmentasi akibat gelombang ledakan ini disebut spalling, sementara pecahan logam (fragmen) itu sendiri disebut spall. Pecahan logam tersebut berterbangan pada kecepatan yang sangat tinggi melalui bagian dalam kendaraan untuk melukai atau membunuh para awak, kerusakan peralatan, dan / atau menyulut munisi dan bahan bakar.



Peluru HESH memiliki kegunaan yang luas sebab dapat bekerja efektif pada hampir semua jenis target, tetapi umumnya munisi ini memiliki kecepatan (v) yang relatif rendah karena kecepatan tinggi akan mengakibatkan benturan proyetil yang berubah bentuk menjadi pipih pada sasaran akan terlalu menyebar sehingga mengurangi dampak gelombang kejut. HESH tidak dirancang untuk benar-benar melubangi badan kendaraan tempur terutama tank MBT, sebab hanya mengandalkan konduksi gelombang kejut yang terjadi pada plat baja kendaraan tempur padat (solid steel armour). Munisi HESH memerlukan akurasi tinggi, maka hanya efektif bila ditembakan dari kanon yang alurnya berputar ( rifling )



Untuk menghadapi efek kerusakan akibat tembakan peluru HESH, maka desain badan kendaraan tempur dikembangkan  menjadi berlapis-lapis mengarah kepada logam komposit yang keras dan bahan-bahan tahan panas. Struktur logam seperti  ini adalah konduktor yang buruk bagi  gelombang kejut, dan lebih jauh lagi  "lapisan pencegah fragmentasi / spalling", terbuat dari bahan-bahan seperti Kevlar, biasanya dipasang di bagian permukaan baja, di mana ia bertindak untuk mempertahankan setiap pecahan yang mungkin  terjadi.


HEAT


Dengan tampilnya logam komposit yang digunakan pada badan kendaraan tempur maka kedigdayaan peluru HESH menjadi berkurang. Kendaraan tempur modern saat ini  terutama tank/panser kelas medium dan Tank MBT (Medium & Heavy Armor) menjadi lebih kebal, sehingga peluru HESH penggunaannya hanya efektif terhadap sasaran kendaraan tempur kelas ringan (Light Armored Vehicle) yang struktur logamnya non komposit generasi lama, juga sasaran gedung, jembatan atau bunker.


Untuk menghadapi kendaraan tempur yang badannya sudah kebal oleh peluru HESH maka perlu munisi yang yang lebih efektif yaitu munisi HEAT (High Explosive Anti Tank). Munisi HEAT dibuat berdasarkan teori efek Neumann (yang merupakan pengembangan efek Munroe) yaitu pancaran  (jet) berkecepatan sangat tinggi (very-high velocity) dari logam dalam keadaan cair (superplasticity) dapat menembus logam padat (solid armor).




Peluru HEAT betul-betul dirancang untuk menembus baja  kendaraan tempur, dimana bahan peledak bereaksi pada saat proyektil membentur sasaran, dan ledakan ini megubah logam padat (biasanya tembaga atau timah) menjadi cair (molten metal/superplasticity) yang dipancarkan melalui celah sempit ruang hampa yang berbentuk corong yang berada dibagian depan proyektil. 

Pancaran logam cair  yang kemudian desebut Jet ini bergerak dengan kecepatan hipersonik (diatas 25 kali kecepatan suara) sehingga menghasilkan energi kinetik yang bisa mengikis baja kendaraan tempur secara ekslusif. Secara teori peluru HEAT pada awalnya mampu menembus baja dengan diameter lubang 1,5 sampai 2,5 kali diameter proyektil, kemudian peluru HEAT modern diklaim bisa menembus baja sampai 7 kali diameter proyektil dan ini terus meningkat seiring peningkatan kualitas material yang digunakan dan performa kinerja Jet.



 
Akan tetapi peluru HEAT akan kurang efektif bila berputar (ditembakan dari laras yang alurnya berputar/rifling ; sebuah metode normal untuk menghasilkan akurasi), sebab perputaran tersebut akan menghasilkan gaya sentrifugal (gaya kearah luar pada benda yang berputar) yang akhirnya Jet akan menyebar sehingga daya tembus menjadi berkurang. Atas dasar ini peluru HEAT perlu ditembakan dari senjata berlaras Smoothbore.


Ada kesalah pahaman yang tersebar luas, HEAT diartikan sebagai kata yang berarti PANAS (Inggris), sehingga banyak orang mengira peluru HEAT melakukan penetrasi pada target baja berdasarkan konsep panas, padahal peluru jenis ini tidak tergantung dengan fenomena thermal apapun. Kesimpang siuran ini muncul dari akronim HEAT yang diartikan sebagai kata “PANAS”.


APFSDS


Efek penetrasi peluru HEAT bekerja dengan waktu yang sangat singkat dan berkurang sangat cepat, itu sebabnya saat ini Jerman memelopori penggunaan Skirts (tabir logam) yang dipasang pada bagian samping Kendaraan tempurnya seperti pada MBT Leopard, sehingga daya tembus peluru HEAT akan bekerja pada Skirts dan sudah kehilangan efek penetrasi sebelum mengenai bagian utama badan tank. Atau penggunaan keramik (cobham) yang digunakan pada tank Chalenger ( Inggris) yang terbukti dapat meredam efek Jet peluru HEAT, atau penggunaan reactive armour (baja reaktif) yang mendahului meledakan peluru HEAT kearah luar sebelum peluru HEAT melakukan penetrasi.


Karena kenyataan ini, kejayaan peluru HEAT menjadi melemah, maka perlu diciptakan lagi peluru yang dapat melumpuhkan kendaraan tempur yang sudah dilengkapi dengan skirts,keramik/cobham, atau reactive armour tersebut, maka munculah peluru jenis APFSDS (Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot).



Munisi APFSDS dirancang untuk menembus target apapun bukan berdasarkan hasil kerja dari ledakan yang dihasilkan oleh energi kimia (chemical energy penetrator seperti peluru HE,HESH dan HEAT) melainkan berdasarkan konsep yang memaksimalkan efek dari energi kinetik pada peluru yang dirancang sedemikian rupa, sehingga terkadang munisi APFSDS ini disebut Kinetic Energy Penetrator. Prinsip maksimalisasi energi kinetik didapat dari massa dan kecepatan dengan area benturan peluru pada sasaran, sehingga peluru dapat dengan mulus menembus target. Hal ini diperoleh dengan syarat - syarat sebagai berikut :

-    Ditembakan dengan kecepatan (v) yang sangat tinggi.
-    Gaya dikonsentrasikan pada daerah benturan (impact area) yang sangat kecil namun tetap menyimpan massa yang relatif besar .
-    Memaksimalkan massa peluru dengan menggunakan logam terpadat.


Agar gaya dikonsentrasikan pada daerah benturan yang kecil (small impact area) maka proyektil peluru APFSDS dibuat dengan diameter 2-3 cm dan panjang 50-60 cm sehingga bentuknya mirip sebatang linggis, karena hal itu terkadang peluru jenis ini disebut Long Rod Penetrator (LRP), namun masalah lain timbul: bukankah peluru ini ditembakan dari senjata  Kanon yang berkaliber mulai 90 mm, 105 mm sampai 120  mm? Berarti ada celah yang lebar antara diameter proyektil dengan diameter laras senjata? Sementara syarat lain mengharuskan peluru ini ditembakan dengan kecepatan yang sangat tinggi? Untuk mengatasi hal ini maka dipasanglah Sabot  (bahasa Perancis yang berarti sepatu kayu). Sabot inilah yang menutup celah antara proyektil/penetrator dengan diameter laras sehingga kompresi ledakan isian dorong secara maksimal melontarkan peluru dengan kecepatan luar biasa yaitu sekitar 1400 sampai 1900 meter/detik.


Setelah proyektil/penetrator keluar dari mulut laras, Sabot sudah tidak diperlukan lagi, maka dengan sendirinya akan dilepaskan (discarding), akan tetapi karena peluru beroperasi dengan kecepatan tinggi, Sabot masih terlontar sampai beberapa ratus meter dengan kecepatan yang masih mematikan bagi pasukan musuh atau menyebabkan kerusakan ringan pada kendaraan.




Untuk memaksimalkan Energi Kinetik pada saat penetrator (proyektil tembus baja) membentur sasaran, selain penetrator dibuat dengan diameter yang kecil dan ukuran yang panjang, massa penetrator juga harus dimaksimalkan dengan menggunakan logam padat, maka dipilih material dari  Tungsten carbide, atau Depleted Uranium (DU) alloy (Staballoy) .


Namun masalah logis selanjutnya, untuk mendapatkan jangkauan tembakan yang jauh dengan energi kinetik dikonsentrasikan pada daerah benturan yang kecil, sementara desain penetrator yang dibuat panjang dan ramping, secara aerodinamis hal ini tidak stabil, sehingga cenderung jatuh ke tanah pada saat terbang dan kurang akurat. Secara tradisional, penetrator diberi kestabilan selama terbang dari laras dengan alur yang berputar (rifling). Sampai batas tertentu hal ini efektif, akan tapi untuk proyektil yang panjangnya lebih dari enam atau tujuh kali diameternya, rifling menjadi kurang efektif. Maka digunakanlah Fin- Stabilized (sirip ke-stabilan), sehingga kini penetrator dapat terbang dengan stabil tanpa berputar-putar dengan akurasi tetap terjaga. Selain itu bila masih menggunakan kanon rifling, hal ini kontra-produktif, sebab perputaran akibat rifling akan menurunkan penetrasi efektif peluru ini (rifling mengalihkan sebagian energi kinetik linear menjadi energi kinetik rotasi, dengan demikian mengurangi kecepatan peluru dan tenaga benturan). Oleh karena itu peluru APFSDS mutlak, harus ditembakan dari senjata yang alurnya tidak berputar/ rifling yaitu dari laras senjata Smoothbore.


Penutup

Demikian perkembangan jenis laras senjata yang berubah-ubah dari Smoothbore ke Rifling dan kembali lagi ke Smoothbore dengan disertai perkembangan jenis munisi dari yang efek perusakannya di dapat dari ledakan (Chemical Energy) seperti pelurui HE, HESH, kombinasi Chemical & Kinetic Energy seperti HEAT, atau yang mutlak menggunakan Kinetic Energy seperti peluru APFSDS. Hal ini tercipta dengan perlombaan kualitas material dan desain badan Kendaraan tempur. Dan untuk saat ini peluru APFSDS masih jadi “hantu“ menakutkan bagi Kendaraan tempur  dengan kualitas material terbaru sekalipun !

Tank Leopard sebagai salah satu MBT terbaik, menggunakan kanon smoothbore kaliber 120 mm dengan jenis-jenis peluru tersebut di atas yang mampu menghancurkan segala jenis target termasuk peluru APFSDS yang dapat menumbangkan tank lawan jenis apapun.






Sumber : ARC