SURABAYA-(IDB) : Markas
Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) “diserang” dua pesawat
musuh. Suara ledakan terdengar dimana-mana yang berasal dari dentuman
meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) dan roket anti serangan udara dari
kapal-kapal perang yang berada di pangkalan Koarmatim, Ujung Surabaya,
Senin (25/03). Akibat serangan udara itu dua Kapal Perang Republik
Indonesia (KRI) yang bersandar di Dermaga Koarmatim “terbakar”.
Serangan
udara tersebut merupakan simulasi latihan Pertahan Pangkalan (Hanlan)
yang menjadi bagian dari latihan Parsial Tingkat III Operasi Amfibi
tahun 2013. Skenario latihan disimulasikan pada hari Senin pukul 09.00
wib radar udara KRI Sultan Hasanudin – 366 mendeteksi adanya aktifitas
mencurigakan dari dua pesawat udara tak dikenal yang mengarah ke wilayah
Laut Jawa. Dari hasil informasi diperoleh data bahwa kedua pesawat
tersebut merupakan pesawat tempur musuh yang akan menyerang pangkalan
Koarmatim.
Menindaklanjuti
ancaman bahaya tersebut jajaran Koarmatim langsung merespon dengan
menyiagakan persenjataan anti serangan udara. Tak lama kemudian bunyi
sirine meraung-raung, dan terdengar intruksi agar seluruh personel
mencari tempat perlindungan. Tidak berselang lama dua pesawat musuh
melintas di atas udara Koarmatim.
Pertempuran
tak dapat dihindarkan, KRI Sultan Hasanudin – 366 yang berusaha
memberikan perlawanan mengalami kebakaran akibat serangan udara pesawat
lawan. Namun kebakaran itu dapat dipadamkan oleh prajurit KRI.
Kebakaran juga terjadi di KRI Makassar – 590, para prajurit berusaha
dengan keras memadamkan api yang dibantu tiga mobil Pemadam Kebakaran
(PMK) dari Lantamal V dan akhirnya api dapat dipadamkan. Namun salah
satu petugas pemadam kebakaran, Koptu Rjd Sunaryo menjadi korban luka
bakar empat puluh persen. Korban selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit
dr. Oepomo Lantamal V.
Dalam
Latihan tersebut Satuan Tugas Pertahanan Pangkalan Latihan Parsial III
Opsfib tahun 2013, melibatkan tiga Unsur Tugas (UT) yaitu unsur tugas
Pertahanan Laut (Hanla), Pertahanan darat (Hanrat), dan Pertahanan Udara
(Hanud). Persenjataan yang dipakai dalam latihan ini antara lain empat
meriam 57 mm, satu meriam 20 mm dan satu rudal mistra anti udara.
Karena
pangkalan adalah pusat komando utama maka pertahanan pangkalan sangat
perlu diperkuat terutama dari bahaya serangan udara. Serangan udara
biasanya dilakukan dengan pesawat udara ataupun helicopter. Dan untuk
mengantisipasi bahaya tersebut seluruh prajurit harus selalu siap dan
mampu mengatasi apabila sewaktu – waktu terjadi bahaya serangan udara,
serangan darat dan serangan laut.
Sumber : Koarmatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar