Pages

Rabu, Februari 06, 2013

Apa Kabar Leopard 2 RI...?

JAKARTA-(IDB) : Perkembangan tentang Leopard 2 tentu menjadi hot issue terpanas dalam masa-masa sekarang ini. Apabila dalam kesempatan sebelumnya sudah sempat dibahas bahwa kontrak sudah final, ternyata didapat info bahwa kontrak tersebut sedang difinalisasi detailnya, dan diharapkan akan selesai dalam waktu tiga bulan mendatang, yaitu pada bulan April. 

Ini akan langsung diikuti dengan pengiriman Leopard 2A4 pertama, yang diharapkan akan siap untuk parade bulan Oktober tahun 2013.  Penyiapan krunya sendiri juga tak dilupakan, dimana persiapan calon instruktur juga tengah berjalan. Para calon instruktur Leopard 2 ini diambil dari para instruktur tank AMX-13 dan Scorpion, dimana mayoritas datang dari instruktur Scorpion, tank ringan yang kita beli dari Inggris.


Sejalan dengan penyiapan calon instruktur tersebut, Pussenkav juga sudah menyelesaikan pembangunan gedung simulator, yang dibangun dengan fasilitas tercanggih untuk menyiapkan seluruh awak, baik itu komandan, penembak, pengisi peluru, dan pengemudi. Simulatornya yang pernah diturunkan ARC pada laporan sebelumnya, didesain secara modular sehingga bisa diganti-ganti. Butuh set sistem Leopard 2? Scorpion? AMX-13? Tinggal copot dan pasang saja modul di sisi atas, sehingga waktu penyiapan simulator dapat dipersingkat untuk melatih kru.

Menepis isu tak bertanggungjawab

Sembari menunggu Leopard 2 yang pasti datang ke Republik ini, diluar sana berkembang isu-isu tak bertanggungjawab yang menyudutkan TNI dan Leopard 2 yang akan dibeli. Isu seputar Leopard 2 dilepas sistem stabilisatornya, sehingga tidak bisa menembak sembari berjalan, Leopard 2 dikatakan downspec, Leopard 2 diejek sebagai barang bekas, adalah sebagian dari isu tak bertanggungjawab yang dilepas oleh oknum di beberapa forum.

Berdasar info yang diterima ARC dari tangan pertama, hal itu sama sekali tidak benar. Leopard 2 yang dibeli TNI AD sudah direkondisi di pabrik Rheinmetall sesuai standar Leopard 2A4 yang digunakan oleh Bundeswehr. Sedikit menyigi sejarah pengadaannya, TNI AD sudah melakukan perencanaan dan penyiapan pembelian MBT (Main Battle Tank) dengan studi yang menyeluruh dan mendalam sejak 2007. 

Berbagai platform tank telah dianalisis dan bahkan diuji secara langsung. Para perencana TNI AD sudah melakukan ujicoba terhadap MBT-MBT terkenal dunia seperti Challenger 2 Inggris, K1A1 Korsel, MBT-2000 RRC, Leclerc Perancis, T-90 Rusia, T-84 Oplot Ukraina, M1A1 Abrams, dan Merkava Israel. 

Sebagian besar MBT tersebut bahkan diuji langsung dengan mendatangi negara produsennya, baik dengan pengemudian maupun uji penembakan. Dan ketika Leopard 2A4/2Ri tersebut diputuskan untuk dipilih, hal tersebut menunjukkan bahwa itu adalah keputusan terbaik yang dilakukan dengan pertimbangan yang matang sesuai profil ancaman, kemampuan dan doktrin yang digunakan.

Less is More

Mengenai sejumlah opsi yang kemudian tidak diikutkan kedalam Leopard 2Ri, sekarang bisa dipastikan bahwa yang tidak dipasang adalah BMS, sistem RCWS (Remote Controlled Weapon Station), dan alat komunikasi. 

Di satu sisi, harga memang tak dipungkiri menjadi pertimbangan. Namun di sisi lain, TNI AD juga menganut prinsip less is more. TNI AD juga ingin bahwa industri pertahanan dalam negeri berkembang dan mampu memasok ketiga komponen yang disebutkan tersebut. 

Sebagai contoh, untuk RCWS sendiri TNI AD tengah menimbang-nimbang dan mengevaluasi tiga kandidat, yaitu FN Herstal DeFNder (pernah diulas ARC sebelumnya), sistem Adunok buatan Belarusia yang ditawarkan oleh PT Pindad, dan RCWS buatan Dislitbang TNI AD. 

Masih cukup dini untuk mengatakan yang mana yang akan dipilih, tetapi ARC sudah dibisiki mana yang terbaik menurut preferensi dan ujicoba Kavaleri TNI AD. 





Sumber : ARC

59 komentar:

  1. Tankk modern bisa digunakan untuk pertempuran malam dilengkapin dengan teropong malam bisa gak neh leo digunakan pertempuran malam

    BalasHapus
  2. Sugeng rawuh di blognya kere, rombongan intelek ARC. Ueedan tenan ulasannya benar-benar apik, dan sarat dengan penjelasan teknologi yg sangat tinggi sampai saya nggak berani takut jatuh kesungkur, maklum bukan derajatnya orang intelek. Monggo sugeng tindak, ndoro.

    BalasHapus
  3. He he he monggo deh arc.

    BalasHapus
  4. hmm kapan TNI bakalan punya BMS? singapura aja udah punya, masa ntar komunikasi antar tank pake kode morse atau sinyal tangan? sudah saatnya TNI punya joint BMS dan sistem C4I yang mumpuni

    BalasHapus
  5. halahhhh..mbt bukan vital amat dalam pertempuran...lebih garang mlrs yg bisa multi fungsi..bisa rudal darat atau rudal udara..itu lebih keren...kalau ada face to face...juga yg aksi duluan adu tembak mlrs...karena daya jangkau jauh,baru kalau agak aman...mbt merangsek menduduki zona lawan....mlrs dan heli serang lebih mematikan...itu ada super hind,kenapa bukan jadi pertimbangan???kayak punya afrika selatan...sangar superhind nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak ngerti militer jgn bnyak bacot lo, mlrs kan dah jelas beli dr brasil n spek nya lbh tingi dr punya malaysia jumlahnya jg, heli jg dah ada mi35 n mau beli apache, lagi2 lbh tingi dr punya malaysia, ini yg lg diomongin mbt jadi bndinginya ma punya malay yg jmlahnya cuma 40biji n t90 spekna kalah ma leo. Org2 yg skeptis n pesimis ky lo ni yg bkin mojokin tni, pdahal mah ngarti militer jg kagak

      Hapus
  6. lanjutken.. yg penting asal selama tidak ada gangguan, proses pengiriman Tank ini akan berjalan lancar.... say welcome to Leopard 2 RI!

    BalasHapus
  7. Masalah yg mungkin juga sdh dipikirkan oleh yg kompeten adlh proses penggelaran. Kalau digelar di P.Jawa mungkin nggak masalah asal jembatan-jembatan pd kuat, jadi diperkirakan kalau di angkut memakai opplegger kurang lebih muatan plus opplegger jadi 100 tons, kalau misalnya yang lewat berurutan misalnya 25 tank pasti jembatan-jembatan itu harus menerima beban 25 X 100 tons. Semoga tidak ada oprit yg ambles atau gelagar jembatan yg bengkok atau melengkung. Memang itu yang harus dibayar kalau punya alutsista gahar, gpp kita khan mampu mengatasi hal-hal yg dipikirkan orang ndeso spt saya.
    Nggak tau lagi penggelarannya diluar P.Jawa kapal pengangkutnya harus extra besar palkanya, kalau LPD mampu membawa 16 tank kelas BMP atau PT, kalau membawa tank ini mungkin cuma 7 atau 8 unit.
    Kemudian begitu sampai Kalimantan misalnya, tank tsb harus lwt jln off road dong, karena kala lwt jln awcass pasti pemda akan njerit karena jln yg dibangun dg APBD rusak. Jadi kita lihat saja nanti, karena kita paling pinter mengatasi hal-hal spt itu. Nggak usah dipikir terlalu dalam.
    Leo, sugeng rawuh!!!

    BalasHapus
  8. ini bagaimana kok masih ada yang berpendapat bahwa MBT bukan barang vital?
    masing-2 peralatan itu punya fungsi yang berbeda. Rudal darat dan udara lebih keren? dalam segi apa? Rudal itu gahar selama belum ditembakkan, kalau sudah melesat? lho apalagi kalau meleset? kan jumlah arsenal ketahuan kalau berkurang? dan kegaharanpun berkurang.
    MLRS punya firepower tapi tak memiliki sifat "kebal" seperti si Leo. makanya suku melayupun menamakannya kereta kebal.

    saat perang malvinas begitu exocet berhasil meneggelamkan HMS Seffield, langsung british armada dipasang merapat kearah pantai, mungkin ketahuan radar superetendard dan exocet kesulitan ground clutter. hal ini memaksa argentina untuk menggunakan freefal bomb unutk menyerah kapal dan ternyata bomb tsb sering ogah nyeblug karena salah fuse.

    juga setelah general belgrano dihantam beberapa SUT, kapal Argentina jadi ogah melaut.

    Semua arsenal itu diperlukan untuk menghadapi medan pertempuran sesuai kebutuhannya.

    BalasHapus
  9. alahh pake dibilang finalisasi kontrak, bilang aja, birokrasi complex,kontraknya udah, tinggal birokrasi ke gedung kura2 baru bisa diproses depkeu duit rakyatnya paling cepet maret,bener kata JK walau nggak populer buat kaum laki2 "lebih cepat lebih baik" ini kebalik "klo bisa dipersulit kenapa nggak". Abis tuh birokrasi complex paling "cepet" 5-6 bulan lagi,klo molor lagi.....yang parade siMbah lagi siMbah lagi....ahahaahahah

    BalasHapus
  10. Halah teori aja lu bole2!!! Rumus dari mana kekuatan jembatan kaya gitu??? Menurut bole tiap hari ada 10000 mobil lewat berurutan di jembatan semanggi rata2 beratnya 2 ton jadi kekuatan jembatan semanggi harus mampu menerima tekanan berat20.000 ton ck.. Ck...ck.. Jenius sangat!!!!

    BalasHapus
  11. Anonim 08.13, maaf kalau cara berpikir saya kacrut, maklum wa cuma lulusan SR tahun 1957. Lain kali saya akan menimbang nimbang lagi kalau mau nulis, sekali lagi mohon maaf atas kebodohan saya, ya.

    BalasHapus
  12. Jangan lupa apachenya lho. Lagi2 masalah birokrasi. Telat mulu..lul . luuu

    BalasHapus
  13. Den ARC mbok sing lbh realistis...panjenengan ngomong Rekondisi tp mengelak disebut MBT bekas (second hand) laa opo bedane'..barang rekondisi itu barang lama tdk terpakai atau barang dari pemilik sebelumnya yg fisiknya+soaft warenya direkondisi agar "MENDEKATI" performance asli..namanya Rekondisi..yaa kayak beli mobil second kita rekondisi mesinnya, kaki2nya, & part2 lainnya..barang rekondisi tentu lbh rendah dari barang standar (aslinya) beda dengan Up Grade,Up grade tentu performance di dongkrak (misal kl secara teknis bisa 2A4 up grade ke 2A5/A6)..laa rekondisi pastinya maksimal peformance sama dg kalu MBT tsb masih baru/standar atau menjadi layak pakai..marii belajar realistis ..second katakanlah second apapun "treatment" atau kemasannya, bukankah sudah pernah muncul informasi bahwa 2A4 sudah tidak diproduksi lagi..tidak mungkin dengan harga per unit segitu dpt MBT baru..BMP - 3F marinir aja (gak msk MBT group)brp per Unit nya jauh lbh mahal..ada harga ada rupa..kalu mahal dpt barang jelek itu kita hrs belajar & (apa dikorup?), kalu dg harga murah dpt barang bagus, wahh kita pinter keblinger..pabrik sono kan gak bodo juga..namun diluar itu secara pribadi dari dahulu saya sangat mengidamkan si Leo, bayangan specnya aja yg tdk jd kenyataan,,sobruun..

    BalasHapus
  14. @ anonim 09.06: anda pernah dengar nggak riwayat 'super sherman' di tangan pasukan lapis baja IDF(yahudi lagi deh)...di perang 6 hari super sherman yang tidak lain adalah modifikasi habis2an M4 sherman warisan PD 2 tahun 40an bisa meng knock out beberapa tank T-54/55 milik mesir/suriah yang notabene produksi tahun 50an...., gmn nih prof. boleroes pernah denger nggak crita ginian?

    BalasHapus
  15. Pada kesempatan melihat Indo Defence 2012 ybl, saya sdh diberi info bw Leo yg kita beli itu dibawah Leo yg dr Belanda kondisinya.
    Kalau Leo yg dari Belanda bagus sekali kondisinya hanay perlu perbaikan kecil mengingat sdh lama ngejogrok di garasi. Sedang Leo yg dari Jerman ibaratnya di refurbish habis2-an, agar layak pakai. Jadi benar kalau Leo yad nanti pasti banyak rewelnya apabila mulai menjalankan tugasnya. Masih pakai sistim hydrolic, sedang Leo yg gres sudah memakai electrical shock. Sedang Leo Revo, itu kata si sumber, adalah akal2-an saja, jadi ibarat mobil lawas masih layak jalan terus dihiasi dg berbagai variasi.
    Apalagi tank Marder, yg berfungsi hanay sbg APC, mengapa kita yg punya ratusan APC AMX -13 tidak melaksanakan program retrofitting, harganya lebih murah dan pasti joss karena dpt dikerjakan di dlm negeri sendiri, disamping AMX -13 tempur yg sdh beberap puluh berhasil di retrofit menjadi tank masa kini karena sudah memakai SKS sistim kendali senjata plus menggunakan Laser Range Finder dan sistim komputerisasi.
    Pada waktu ada kesempatan demo di Karang Tekok, Asembagus tahun 1990-an, proto type AMX-13 dg meriam 90 mm Cockeril pernah unjuk kebolehan dimana hasil tembakan artilerinya mencapai 11 km, sedangkan pada tembakan datar bagaikan menghajar tank lawan dpt menembus garis tengah drum, persis. Hal serupa juga di demokan oleh PT 76 Marinir yg di-up Gunning jadi 90 mm Cockeril.
    Namun semuanya berpulang kepada para pembuat kebijakan, dg catatan ternyata berlawanan dg informasi yg saya dengar bahwa ada peraturan bahwa pengadaan Alutsista tidak boleh beli material bekas, ternyata Leo yg kita beli bekas, Herkie yg kita beli bekas.
    Ya gpp, kita cuma bisa ngomong dari luar, sugeng rawuh Leo.

    BalasHapus
  16. Ya sy maafkan jgn di ulang ya!!!

    BalasHapus
  17. om2 sekalian, ini mo tanya yg mo dateng kalo 63 yg Ri bentuknya udah bagus kubah meriamnya tapi kalo yang 2a4 yang 40 biji,itu bentuknya apa yang masih kotak,bentuk kubah meriamnya standarnya 2a4..? klo iya apa pemerintah nggak punya rencana di upgrade ke A5 ato A6 ?

    BalasHapus
  18. 'Prof' boleroes....marder kan memang ditujukan sebagai APC...bukan buat tank ringan....sementara kalo AMX 13 diretrofit dengan cockerill 90mm macam scorpion...fungsinya tetep aja tank ringan nggak bisa angkut pasukan, ada tu amx angkut pasukan dan kita juga punya AMX VCI.....ini sama dengan kasus meriam dan roket mlrs mereka saling mengisi...tp tidak ditujukan untuk mengganti satu dengan yang lain, bukan begitu menurut teori prof???....bravo LEOPARD-Marder

    BalasHapus
  19. Jaman itu, Israel g punya duit,untuk Pertahanan diri ya pakai akal, jadi benar kalau pelopor refit, retrofitting, dan refurbishment itu dari mereka.
    Bukan hanya tank sherman, tank merkava itu dibangun dari tank Chieftain Inggris, pespur Kfir dibangun dari Mirage yg cetak biru didapat dari sampah kertas di Swiss, dlm olok2-nya seorang teman mengatakan, kalau kamu beli alutsista pakai L/C kalau saya dg kemenangan perang Sinai ini saya dpt alutsista baru cuma-cuma, he...he...he...
    Sehingga PT-76,BTR-50,BRDM, sistim kendali radar, dan seabreg alutsista ex rampasan perang Sinai termasuk tank T-55 di riset sedemikian rupa melalui program retrofitt, refurbish, dpt didaya gunakan melebihi performance aslinya dan kalau perlu dijual pada siapa yang membutuhkan. Alhasil, Israel dpt menghemat untuk urusan pengadaan alutsistanya, sedangkan dari aspek teknologi berkembang industri baru yg dapat menambah income dan menampung tenaga kerja.
    Kondisi sekarang sudah barang tentu sangat berbeda apalagi dg berkembangnya teknologi tinggi, namun pengamatan saya Industri Strategis Israel unggul di bidang produk Sistim (software).

    BalasHapus
  20. om tanya lagi apa leo yg mo dateng itu bekasan yaa ?
    bukan gress ?...klo iya,..yahh nasib,nasib,negeriku kenapa kita kok senang yaa jadi jamaah hibaiyyah wal bekasiyyah terus ya nih...pesawat bekas,kapal perang bekas,tanknya juga bekas sedih dahh guaa..☻..mimpi lagi ah......

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo beli yg seken yg seken........
      dsar wtak bekas, ni sempak saya juga seken , apa pemerintah mau beli......

      Hapus
  21. Tks, maksud wa, Ada beberapa AMX yg kita terima dari Belanda yakni AMX -13 yg berfungsi APC dan AMX yg berupa Artilery swa gerak dg meriam 105 mm. (Coba kalau sempat masuk ke AMX 13 ex Belanda dituas atas ada tulisan "achtret" maksudnya mundur), selain AMX -13 asli yg kita beli dari Creusot-Loire yg sekarang sudah tutup. So, maksud wa, mengapa kita nggak berhemat dg melaksanakan program retrofit pada tank AMX-13 yg dapat kita kerjakan sendiri dibanding harus beli baru tank Marder yg berfungsi sebagai APC juga.
    Tank AMX -13 walau masuk golongan tank ringan tapi sudah battle proven dan dapat si up-gunning meriamnya serta dapat ditambah rudal-rudal anti personal/tank/ kendaraan dengan sistim komputerisasi. Hasilnya telak, ibaratnya kecil-kecil cabe rawit.
    Apapun, sugeng rawuh tank Marder baru, hore...hore....hore..... Gredeg, gredeg, gredeg, suiiiiing, suiiiiing suara mesin diesel 2 langkahnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksud saya tuh kita udah punya varian AMX Yang memang bener2 APC, tanpa retrofit....jenisnya AMX VCI, dibeli tahun 80an (coba cek di wiki, kita punya 200 kl nggak salah)....sempat mangkal di Kodam Diponegoro.....AMX ini tanpa kubah, cuma bersenjata cal 12,7 mm, tp kalo dibandingi marder, jelas unggul marder

      Hapus
  22. @ boleroes...iya jaman beda, tapi kalo dibandingkan dengan pengalaman Israel (katanya karena kurang duit) ada beberapa perbedaan Sherman saat PD 2 bukan tank terbaik....sementara Leopard 2 a 4 sedari awal sudah dinilai sebagai yang terbaik, jd mustinya kalau diretrofit bener2 (bener2 lho yak)...akan tetap jdi yang terbaik, intinya modal bekas kita jauh lebih unggul dari kasus israel tadi....dan satu lagi detail ulasan anda saya sanggah....merkava itu murni tank baru bukan dibangun dari Chieftain (lagian Israel tidak pernah mengoperasikan Chieftain, tapi Centurion)..cuma pada varian awalnya menggunakan mesin yang sama dengan Centurion dan Tank Patton M 48/60...untuk memudahkan perawatan, meski varian awal jd underpower karena bobot merkava lebih besar dari patton dan centurion...dan mirage israel didapat berasal dari blue print bekas pabrik Mirage di swiss (lisensi prancis)...dan didapat bukan dari tong sampah tp dari 'pekerja' swiss yang 'sukarela' direkrut agen Israel

    BalasHapus
  23. Lho, kok jadi polemik, seh? Sy koment atas permintaan Bro yg menanyakan tank sherman awal yang diretrofit oleh Israel waktu perang Sinai jg dibanding dg kondisi sekarang apalagi dg Leo, nggak cocok.
    Saya menyaksikan bahwa awal dari tank Merkava itu dari tank Chieftain tapi kalo anda mempunyai sumber yang mengatakan itu dari tank Centurion ya gpp.Perihal pespur Kfir bahwa cetak biru menurut anda begitu ya gpp. Nggak perlu berpolemik disini, santai saja, karena saya yakin anda dpt infonya kan dari googling, dan saya salut anda salah satu pemggemar sejarah material alutsista, teruskeun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbandingan retrofit Israel dengan Tank yang dibeli kita, itu memberi gambaran buat yang meremehkan/mencela Leo pembelian kita sebagai barang bekas yang bakal merepotkan....optimis dong! Retrofit, harga murah, bukan berarti jelek...lha Canada (dipakai buat nembakin taliban), austria, yunani, denmark aja kan beli Leo 2A4( bukan yang A6 lho, jd sama kaya kita)bekas bundeswehr/belanda, jd mereka juga bodo ya??? Atau kena tipu???....info nggak cuma googling...bacaan buku juga banyak kok mengulas Tank....

      Hapus
  24. om,om kalo nggak salah nih om, tank merkava itu diambil dari chasis chieftain dan pesawat Kfir blueprintnya ama ceritanya itu bukannya pernah ditulis di majalah angkasa edisi lama ya om,kalo nggak salah ya om...udah lama deh saya lupa lupa inget...bener ngga' ya om ?......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo merkava dari chasis Chieftain rasanya nggak pernah ditulis di majalah angkasa atau commando, justru malah karena inggris enggan menjual Chieftain ke Israel (malah akhirnya dijual ke Iran dengan batch nya dinamai Chieftain shir I/II, yang kemudian aktif digunakan dalam perang Iran Iraq medio 80an)...maka Israel bikin merkava . Soal mirage ada memang di majalah angkasa edisi koleksi, nama rekrutan orang swiss yang menjual blueprint bekas adalah alfred fraundknecht....

      Hapus
  25. Dari dulu Molor meluluuuuu....
    Udah nggak sabar, bener-bener nggak jelas kapan datengnya Leo2RI...
    Udah Bulan Aprilll, pas di Bulan Aprillll ganti Bulan Desember sudah Bulan Desember masih belum jelas Masuk ke Babak 2014... Hadehhhh

    BalasHapus
  26. Saya tdk anti barang bekas yg sudah direfit atau retrofitting, saya pernah terlibat lsg pada kegiatan retrofitting, tank, meriam, truck Reo, bahkan pada up grade avionik pesawat tempur. Sudah ngerasain sendiri bagaimana performance alutsista setelah di retrofitt, mungkin yg membedakan disini, saya pernah merasakan sendiri sedang anda mungkin belum punya kesempatan saja, saya do'akan pada saatnya nanti anda dapat kesempatan terlibat pda kegiatan tersebut. Untuk itu maka saya menolak berpolemik, nggak bakal ketemu.
    Yang jadi persoalan adalah, saya mendengar bahwa untuk pengadaan Alutsista dilarang membeli material Alutsista bekas itu saja, tapi ternyata info tersebut tidak terbukti. Ternyata kita tetap membeli barang bekas!!!

    BalasHapus
  27. Mungkin sudah pernah dimuat di majalah Angkasa kesayanganku, tapi kalau saya dpt cerita dari sumber yg dpt dipercaya. Beda dong, ya.

    BalasHapus
  28. Silakan sumber beritanya dari mana saja boleh, yg penting admin blog seneng karena rame pating pecotot, komentnya dan kita seneng karena saling isi dan ibarat jagong di cangkruk sambil makan gorengan.

    BalasHapus
  29. Peduli apa dilarang.....yang penting TNI makin kuat itu saja....

    BalasHapus
  30. Rsme rame,,makin banyak pengamat alutsista & makin kritis,,beda pendapat boleh tetap dengan kepala dingin..memang sangat disayangkan para pengambil keputusan masih banyak terfokus pd kuantitas buka kualitas sehingga pembelian alutsista second baik di retrofit maupun diup grade msh bnyk mendominasi dlm pengadaannya (dr hibah F16 AS, Hercules Aussi, Light Fregat Nahkoda Ragam, F5 ex Korea, hingga MBT Leo) padahal sebenarnya kalu dikelola dengan sungguh2 indonesia itu punya uangnya, taruh kata diawali dengan alokasi anggaran yg lebih proporsioanl dan dikelola dengan lebih baik akan menghasilkan Alutsista yang lebih gahar (walupun mngkn dg jumlah yg lebih sedikit)..comment u/ anonim 08.13 masalah kekuatan jembatan mngkn yg prof boleroes est. 25x100 ton dlm satu bentang, per unit Leo 62T, dengan pertimbangan beban dinamis assumsi 100 T adalah wajar krn hrs ada safty factor...

    BalasHapus
  31. oo saya mungkin lupa juga, om mungkin benar soal tank chieftain yg di majalah angkasa, tapi om di medio 1966-1969 ada dua prototipe chieftain deh klo nggak salah yg dikirim ke israel hasil kerjasama inggris sama israel cuman inggris mundur karena takut diembargo negara2 arab, tapi klo soal israel benar enggak pake chasis chieftain untuk rujukan ngembangin sendiri merkavanya saya juga nggak tau tuh om, soalnya kyknya dari kerjasama itu israel dapet ilmu Know-How buat tank,tapi apa iya apa nggak saya juga nggak tau juga...maafin klo mungkin tulisan saya salah namanya saya juga belajar lo om^^....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat belajar bikin mungkin...tp kl jd dasar pengembangan rasanya bukan....desain proteksi, konfigurasi peletakan mesin....kaliber meriam saja beda

      Hapus
  32. Dlm mencari ilmu dan informasi jgn takut dan jgn segan, tiru mereka yg mau kerja keras, telaten dan pantang menyerah. Kembali ke cerita cikal bakal Merkava, Israel sendiri sebenarnya awalnya ragu karena takut kalau di gugat, namun dorongan harus hidup atau mati, karena Inggris sdh tidak mau tahu lagi karena sdh medapat protes diplomatik dari mana-mana. Akhirnya para teknolog Israel dg bekal kerja keras berhasil membuat Tank.
    Dalam hal kehidupan, para imigran yg datang dari seluruh pelososk dunia ke Israel tidak ada yg di subsidi pemerintah, kalau kamu hidup disini ya berusaha sekuat tenaga agar dapat hisup, akhirnya mereka masing-masing mendirikan kelompok masyarakat kecil yg populer disebut "Kibutz"
    Dari hasil "Kibutz" tsb menghasilkan teknologi irigasi tetes yg mendasarkan pada mekanika fluida, rekayasa genetika, dan dari pengakuan yg terdaftar di Swiss, jumlah penemu di dunia paling banyak dari Israel, setelah itu AS dan Malaysia 2 sedangkan dari Indonesia 1 orang di bidang riset pemurnian SDA. Sayang ilmunya hanay dpt jabat tangan dari petinggi negara kita nggak di implementasikan secara riel karena ya embuh......padahal negara dan pemerintah kita membutuhkannya. Aneh tapi nyata, alias opo tumon???

    BalasHapus
  33. Weleh2 kang boleroes tipikal orde baru gak bisa di bantah ngambek!!!! Pengakuan mu itu kang bole terlibat di semua bidang mulai tank, pesawat sampe peniti kali!!!! buat sy ngakak!!! Trus satu lg kang bole aturan yg mana melarang beli alutsista bekas!!! Jgn2 anda terlibat dlm pembuatan aturan itu??? Heheheh

    BalasHapus
  34. Yo ngakak saja wong nggak ada yang nglarang. Aturan sampean yang melarang, gimana? Dalam blog ini tidak diharuskan marah lho, malah di haruskan ngakak, kak....kak.....kak......kayak mulutmu yang bau basin, tauk!!!!

    BalasHapus
  35. second2 jg gpp..asal ke depan ilmu bikin tank mbt udah dikuasai indonesia, optimis pasti bisa...alon alon tur kelakon.. bagi yang cuma ngeluh aja blonjone yo ra nganggo duite mbahmu....kok bingung. arep mbok tomboki tuku anyar yo monggo..ngono we kakean cangkem..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mending mana sih beli PT91 (malaysia yang beli, produsennya aja nggak jadiin sebagai armada tank utamanya) atau T-84 oplot(dibeli thailandd, tp belum battle proven) baru atau beli bekas Leo 2A4 (yang notabene dibeli bekas nya sama anggota2 NATO dan jiran kita singapore)?.....buang jauh2 aturan nggak boleh beli Leo atau herky bekas.....lha kita juga ada kok yang beli baru macam Sukhoi, tucano, T-50....jd ngawur kalo bilang kita suka barang rombeng,.....semua sudah diperhitungkan beserta ketersediaan dananya....memangnya mau pakai dana Revolusi???? (Legenda harta karun Indonesia yang kagak jelas kebenarannya).

      Hapus
  36. Jawaban tipe boler: Yth boleroes kok jadi marah? Siapa yg marah?? Tolong perhatikan tulisan sy di atas "saya pengen ngakak" bukan "pengen marah"!!!!! Yo kang boler!! Aku wis ngakak ki!!! Wes staf ngahlinya om ku ae kang!! Di PINDAD (tank dan meriam) PT.DI pesawat tempurnya, terus LAPAN tuk roket!!! Dan PT.PAL tuk kapal selam!!! Maju terus kang boler

    BalasHapus
  37. Yo wes,bila TNI NGIDAM lemper ee LEOPARD maksudnya,dikasi aja.Nanti takutnya anaknya ngiler kalo lahir .Tak perlu protes yang penting kirim team ke Jerman sono,perhatikan speck yang mau di beli sesuai apa kagak?Bore meriammya udah dipakai berapa kali,tinggal berapa kali lagi sebelum di ganti,kalibrasi yang betul ,apa kita punya ahlinya???Dalam bisnis senjata jangan percaya aja sama speck yang ditawarkan.kadang yang tawarkan datangnya beda dengan yang dIbeli .Banyak negara mengalami masalah kayak gitu,tapi mereka berani Complain..Kalo masalah habitat Leopard tak cocok di indonesia karena alamnya berhutan tropis gampang di matikan oleh RPG murah meriah yg sembunyi di hutan tropis sudah ada yang komen,Mbok ya jadi perhatian.Perlu ahli strategi TNI belajar cara berperang dgn MBT,kenegara yang sudah lama pake.Paling tidak ajak negara lain latihan bareng tapi di Indonesia,hutan Indonesia.Dari sana bakal tau kelemahan dan cara mengatasinya .Bravo TNI.

    BalasHapus
  38. emange Indo mau perang? Kapan?
    Nek pancene mau perang, aku tak nggowo CLURIT, ILMU KEBALku tak posoni maneh. Ngono ae kok repot.

    Jaman londo, mbahku tau crito, tank duweke londo gak iso mlaku gara-gara diganjel krikil sing diwacakno BISMILLAH.

    Jo kuatir Indo sarange PENDEKAR PENCAK SILAT warisane leluhure awak dewe. wis ngono ae yo....wassalam.

    BalasHapus
  39. keputusan yg bagus dan cerdik rcws dan komunikasi nya tidak di tularkan dari pabrikan rheinmetal nya sendiri, karena bisa di sisipi alat penyadap atau pengunci seperti pesawat F-16 yg percakapan operator pesawat turki bisa di sadap oleh israel dan tidak bisa menembak saat kontak dng pesawat musuh...tapi jng dulu bangga karena ini barang hasil beli dari uang rakyat bukan hasil karya anak bangsa.

    BalasHapus
  40. Mas Boleroes11, tentang systim hidrolik si Leo memang ini ada segi untung dan ruginya.
    hidrolik dengan oli memang terkenal bandel. sedang sistem baru kan elektrik, masih banyak penyakit yang belum diketahui obatnya. kalau kita lihat Boeing dengan DreamLinernya yang sampai sekarang masih mangkrak gak boleh terbang, salah satu yang membuat para teknisi kepala pusing ialah sistim penggerak elektronik ini.

    BalasHapus
  41. Yth. Bro, Unknown, komen anda sepenuhnya benar, namun jgn dibandingkan dg sistim di pesawat terbang, sangat tidak seimbang.
    Yg Tank cukup sederhana teknologinya dibanding dg pesawat yg harus sangat -sangat tinggi tingkat akurasi dan safetynya, karena kalau ada yg fail di sistim pesawat tidak ada hitungan kedua, pasti remuk redam. Jadi masalah hydrolik di Tank, apabila pipa penyalur oli sudah Fatigue, mulai terjadi rembesan kecil yg lama kelaman karena selalu menerima dorongan besar dari mesin pompa oli yg pasti panas, begitu pecah wah ini sangat membahayakan crew tank plus ada bahaya kedua yaitu kebakaran dan ruang tank yg sempit pasti licin. Jadi apabila memakai sistim electrical shock hal-hal yg saya sebut akan tercegah, namun kalau terjadi hubungan pendek, yah pasrah bongkokan deh mau gimana lagi.
    Hal -hal tersebut kita bahas mengingat kita sangat lemah dalam hal pemeliharaan, dan perawatan sistim.
    Contoh : setiap ada pemanasan mesin, begitu ada rembesan oli, bukan mesin yg dimatikan kemudian diperiksa dg teliti apa penyebabnya, yg dikerjakan cukup mengusap leleran oli dg kain majun, sampai baju saya terdapat titik oli yg rembes. Karena yg terjadi pada kendaraan tank ya sementara gpp, jauh dari nyawa.

    BalasHapus
  42. Dari atas sampai ketengah,baca diskusinya enak,sampe kebawah kok malah jadi gontok-gontokan sih?,adoohhh ..yaa..ya..ya..ya..~~

    BalasHapus
  43. Kang nogo coba apa pandangan mu masalah klep oli nya si boler itu bener gak?

    BalasHapus
  44. kalo yg dikatakan mas boleroes ya bener biasanya itu yg dilakukan oleh crew tank kavaleri kita buat ngerawat siMbah AMX,pernah ada artikelnya kisah crew kaveleri dlm merawat siMbah tapi wa lupa dah lama..,tapi klo leo 2a4 klo wa nggak salah, ud ada warningnya buat kebocoran sama suhu hidroliknya tapi itu klo kebocorannya terjadi pada pipa2 hidroliknya.Pada Leo2 suhu hidrolik bekerja adalah pd 65.C Pada 85.C ada warnning temperature dan pada 118.C sistem otomatis mati(kerusakan ini tidak terlalu bahaya,klo lagi nggak perang ..☺)tapi beda klo yg bocor pompa hidroliknya leo, tekanannya hidroliknya bekerja pada tekanan 6 bar dan pada suhu 160.C dengan 32L oli.biasanya crew harus keluar tank untuk memperbaikinya karena amat berbahaya..dan saran saya masbro,klo kita ada di dekat leo & beginiannya yg rusak,lebih baik kita yg awam lari menjauh..awkwkwkw..biar crew kaveleri ama org yg kompeten yg menanganinya...☺

    BalasHapus
  45. Yth. Anak Kp.Naga pengalaman saya bukan di AMX -13 tapi tank BMP-2 atau BV2P karena dari Cheko dan BTR-50 dan PT -90 ( karena sdh nglepas meriam 76 mm diganti meriam 90mm Cockeril) sehinnga mampu melepas peluru Anti Piercing Fin Stabilized Discharging Sabote (APFSDS).
    Kalau AMX -13 hasil retrofitt yg pernah demo performancenya di Karang tekok, Asembagus, Jatim, mesinnya baru Detroit Diesel 2 tak jadi nggak ada yg bocor hidroliknya, sedang SKS sistim kendali senjata full elektronik, terima kasih atas penjelasan sampean perihal tank Leo2, maaf saya blm pernah melihat dari dekat waktu pameran Indo Defence yll.

    BalasHapus
  46. yang penting cepet dateng gak cuma wacana doank.datang langsung tuh meriam leo buat nyumpal bacot besarnya si najib.

    BalasHapus
  47. yang dimaksud anak naga itu kayaknya leo 2a4 yang 40 biji,itukan masih pake hidrolik pakde.....bukannya leo2 Ri yg ada di IndoDefence.......

    BalasHapus
  48. Alasan Belanda hendak menjual seluruh tank Leopard 2A6 (yg tidak jadi dibeli Indonesia) dan meniadakan batalion tank beratnya adalah karena adanya pergeseran taktik perang tank sebagai akibat kemajuan teknologi penginderaan & peluru. Tank-tank besar buatan Rusia milik Irak ternyata pada waktu perang teluk I & II mayoritas dihancurkan bukan oleh tank tetapi oleh Helikopter, Kendaraan lapis baja beroda yang dipersenjatai dengan roket dan oleh pesawat pembunuh tank A10. Jadi perang tank melawan tank dijaman modern skrg ini sudah semakin berkurang. Tank sebesar apapun sekarang apalagi kalau bergerak dalam jumlah yang besar, dengan mudah dapat dipantau dari udara melaui satelit maupun uav dan pemusnahannyapun tidak selalu harus menggunakan tank besar. Belanda sekarang menggantikan Leopardnya dengan tank medium CV9035NL dan ranpur Fennek yg dipersenjatai dengan roket presisi pembunuh tank. Battlefield Management system berbasis IT telah merubah prinsip perang tank vs tank. ...... Itulah kehebatan TNI AD kita, ternyata tank leopard kita nantinya tidak ditempatkan di Kalimantan untuk mengantisipasi tank besar PT90 Malaysia, malah tank ringan yang dipindahkan kesana (katanya scorpion dan amx13 tua itu)mungkin malah tank marder yg dikombinasikan dengan helikopter apache, drone, meriam caesar yang ditempatkan disana ... atau mungkin tank-tank tua kita itu sudah diganti senjatanya... dengan demikian habislah tank-tank besar PT90 Malaysia jika berani coba-coba melintasi perbatasan oleh karena itu mari kita serahkan kepada TNI saja, karena mereka memang ahli dibidangnya ... kadang-kadang kita sipil ini suka berandai-andai ... malah keliru nanti.
    Contoh saja kapal frigat dan korvet tua milik TNI AL yang sering dihujat selama beberapa tahun terakhir ini setelah dipersenjatai dengan rudal yakhont dan c-802/c-705 sudah membuat tetangga kita ribut (bahasa halusnya "keder"). Artinya apa? TNI lebih tahu bagaimana berinovasi dengan anggaran belanja yang kecil dibanding kita para sipil ini kan??? hehehe

    BalasHapus
  49. Sebenarnya bukannya tidak jadi beli, yang benar tidak dibolehkan oleh parlemen blanda dgn alasan ham,him,hum dan alasannya bukan meniadakan tapi utk mengurangi batalyon MBT karena tuan blanda lagi kesulitan dana anggaran untuk pemeliharaannya dan ancaman perang dingin yg berlalu, pernah ada yg coment dulu di perbatasan cuma hanya akan dibuat perimbangan kekuatan, pergeseran kekuatan udah mulai kliatankan scorpy dan tank ringan juga satuan armed udah mulai digeser. Dan TNI juga belanja Javelin & NLAW, geografis kalimantan itu beda sama Timteng, nggak yakin juga klo senjata2x strategis baru yg dibeli bakal sebagian besarnya bakal di taruh di perbatasan dan gelar Sir Knight dari mama Eli itu udah jadi pesan ada yg mewek sama maknya.....ahahahahahaha

    BalasHapus
  50. ANONIM O2.43 Komen anda memperkuat komen saya di"Pembelian Leopard untuk penyeimbang kawasan " .MBT bakal jadi SITTING DUCK TARGET di alam Indonesia.komen anda terahir Leopard nggak ditarok di kalimantan.Jadi untuk apa dibeli? ditarok di jawa saja?Perang kota lebih bahaya bagi MBT, ingat waktu Rusia nyerang Georgia.Konvoi tank rusia hancur jadi sasaran manpad missil ,dari kelompok kecil kecilyang disebar di bangunan bertingkat disepanjang jalan.Kita punya dana kecil untuk TNI.Bagusnya niru Iran dalam memproduksi,memakai senjata.Iran ciptakan alat perang yang tak terfikir oleh negara lain tapi efektif menakuti Israel dan us.Boat pancung dilengkapi roket,kendaraan offroad untuk menembakkan roket,jet foil untuk wisata jadi senjata mematikan dipasangi roket kecil.Alat perang asimetris yang harus kita kembangkan sendiri sekalian memajukan ekonomi nasional.

    BalasHapus
  51. Mas Anonim 11 Februari 2013 07.14 >
    Ma kasih. Tapi coba anda cek di wikipedia, itu batalion tank leopard londo udah diganti dgn batalion tank medium CV9035NL.

    Mas Anonim 12 Februari 2013 15.22 >
    Iya, tapi mungkin Leopard kita dipegang Kostrad untuk dapat dimobilisasi ke daerah gawat sewaktu-waktu. Dan ini memungkinkan karena jumlah kapal-kapal LPD TNI AL serta armada Hercules TNI AU(?) yg kita miliki.
    Jangan lupa juga, Leopard bisa dipakai untuk menjaga selat-selat sempit kita.

    BalasHapus