Pages

Kamis, Februari 21, 2013

Akankah Indonesia Terus Jadi Negeri 1001 Prototype...???


JKGR-(IDB)Indonesia harus mulai mandiri dalam pengadaan alutsista  !”. “Pembelian alutsista  harus disertakan transfer of technology !”. Kata-kata itu sering mampir  ke telinga kita. Semua orang sepakat dengan kalimat itu. Indah, karena membawa angan ke masa kejayaan.

Sekarang, mari tarik ke dunia nyata. PT DI telah lama berencana membuat helikopter serang ringan. Beberapa tahun lalu dikeluarkan nama Bumblebee, helikopter serbu ringan yang akan merujuk kepada  NBO-105. Helikopter Bolkow 105 ini memang sering digunakan TNI AD dalam operasi militer sebagai bantuan serangan darat.

PT DI bisa dikatakan master untuk urusan teknologi NBO 105. Bedanya, Bumblebee akan dijadikan helikopter serang ringan dengan konfigurasi kursi tandem, dilengkapi dengan roket serta  machine gun pod.

Belum sempat prototype-nya dibuat, muncul lagi konsep helikopter serang ringan Gandiwa yang merujuk kepada helikopter NB-412. Selain master di bidang teknologi NB-105, Indonesia juga menguasai teknologi NB-412.

Konfigurasi Gandiwa juga tandem seat, namun memiliki kemampuan yang lebih besar dari Blumblebee.

Namun..lagi lagi namun. Helikopter serang ringan Gandiwa hanya ramai dibicarakan saat pameran dirgantara ataupun alutsista militer. “Indonesia bisa membuat helikopter serbu ! Hebat. Orang pun kagum. Setelah pameran usai, proyek helikopter Gandiwa kembali disimpan ke dalam laci dan dikunci.

Tanpa kita sadari rencana pembuatan helikopter Gandiwa membahana ramai dibicarakan dunia Internasional, termasuk di Eropa. Mereka paham PT DI telah puluhan tahun berkecimpung dipembuatan helikopter, jadi tidak meragukannya lagi.

Helikopter Serang Ringan Bumblebee PT DI
                                          Helikopter Serang Ringan Bumblebee PT DI

Karakteristik Helikopter Gandiwa:

Crew: 2 (pilot, and co-pilot/gunner)
Length: 58.17 ft (17.73 m) (with both rotors turning)
Rotor diameter: 48 ft 0 in (14.63 m)
Height: 12.7 ft (3.87 m)
Disc area: 1,809.5 ft² (168.11 m²)
Empty weight: 11,387 lb (5,165 kg)
Loaded weight: 17,650 lb (8,000 kg)
Max takeoff weight: 23,000 lb (10,433 kg)
Powerplant: 2 × General Electric T700-GE-701 and later upgraded to T700-GE-701C (1990–present) & T700-GE-701D (AH-64D block III) turboshafts, -701: 1,690 shp, -701C: 1,890 shp, -701D: 2,000 shp (-701: 1,260 kW, -701C: 1,490 kW, -701D: 1,490 kW) each.
Fuselage length: 49 ft 5 in (15.06 m)
Rotor systems: 4 blade main rotor, 4 blade tail rotor in non-orthogonal alignment

Performance:

Never exceed speed: 197 knots (227 mph, 365 km/h)
Maximum speed: 158 knots (182 mph, 293 km/h)
Cruise speed: 143 knots (165 mph, 265 km/h)
Range: 257 nmi (295 mi, 476 km) with Longbow radar mast
Combat radius: 260 nmi (300 mi, 480 km)
Ferry range: 1,024 nmi (1,180 mi, 1,900 km)
Service ceiling: 21,000 ft (6,400 m) minimum loaded
Rate of climb: 2,500 ft/min (12.7 m/s)
Disc loading: 9.80 lb/ft² (47.9 kg/m²)
Power/mass: 0.18 hp/lb (0.31 kW/kg)

Persenjataan:

Guns: 1× 30 × 113 mm (1.18 × 4.45 in) M230 Chain Gun with 1,200 rounds
Hardpoints: 4 pylon stations on the stub wings. Longbows also have a station on each wingtip for an AIM-92 ATAS twin missile pack.
Rockets: Hydra 70 70 mm, and CRV7 70 mm air-to-ground rockets
Missiles: Typically AGM-114 Hellfire variants; AIM-92 Stinger may also be carried.
Radar yang akan digunakan Gandiwa belum diketahui.
Gandiwa/ Nemesis, Helikopter Serang TNI
Gandiwa/ Nemesis, Helikopter Serang TNI
Helicopter Gandiwa ditujukan memiliki kemampuan menyergap target darat, seperti infanteri dan kendaraan lapis baja dan mampu membawa rudal udara ke udara untuk pertahanan diri. Selain memberikan dukungan udara bagi pasukan darat,  Gandiwa merupakan anti-tank, untuk menghancurkan kendaraan lapis baja lawan.

Design Development

Helikopter tempur Gandiwa memiliki dua engine dengan empat bilah blade komposit dan dilengkapi wing pylon untuk mensupport persenjataan yang dibawa. Main rotor, tail rotor, engine dan gearbox tidak mengalami perubahan besar dari basis helikopter. Namun avionik dan sistem diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan utama helikopter serang.

Untuk memudahkan pilot dalam menjalankan misinya digunakan glass cockpit avionic system.  Penambahan sistem senjata dan firing control juga menjadi hal utama dalam pengembangan helikopter ini.

Berat dan distribusi berat tidak berubah banyak dari basis helikopter. Namun penumpang dan payload yang biasa dibawa, diganti menjadi senjata dan amunisi. Gandiwa  adalah panah sakti milik Arjuna yang dilengkapi tabung berisi panah tak hingga jumlahnya.

PT DI telah memaparkan segalanya tentang prototype heli serang ringan Gandiwa. Baik dari seri: karakteristik, performance maupun persenjataannya. Lebih dari itu tidak ada orang di dunia ini yang meragukan kemampuan PT DI dalam membuat helikopter.

Anggaran TNI AD tahun 2013 mencapai Rp 14 triliun. Tentu tidak berlebihan sebagian dialokasikan untuk pembuatan helikopter serang ringan Gandiwa. Gandiwa adalah kemandirian alutsista yang sedang kita cari dan kita lontarkan saat berbicara pengadaan alutsista.

Akankah Helikopter Gandiwa Terwujud ? 

Kita coba lihat pemikiran Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso saat dikunjungi wartawan di Kantor Pusat PT DI, Jalan Pajajaran, Bandung, Jumat (15/2/2013).
PT DI tidak lagi boleh tergantung terhadap suntikan modal pemerintah, melainkan harus berpikir menjadi sebuah korporasi perusahaan pesawat terbang yang fokus pada pasar. 
“Sederhananya, prioritas pertama membuat PT DI kompetitif dibandingkan perusahaan lain terutama dalam produksi. Kita nggak jual desain, kita jual barang".  
“Kita perkuat PT DI menjadi persahaan bukan perusahaan riset, mudah-mudahan tidak tercampur politik. Pengalaman buruk begitu Pak Harto berhenti, program hancur semua. PT DI ke depan tidak mau lagi menjual mimpi, melainkan menghasilkan produk berdasarkan kemampuan".
Apakah anda optimis helikopter serang ringan Gandiwa segera terwujud atau sebaliknya, setelah mendengarkan pandangan Direktur PT DI  di atas ?

Helikopter T-129 Turki
Helikopter Serang TAI-T-129 Turki
 Helikopter Serang TAI-T-129 Turki

Jika Indonesia masih berdebat tentang wacana pembuatan helikopter serang ringan Gandiwa, maka Turki tahun 2013 ini mulai memproduksi helikopter serang buatan dalam negeri T-129. Apa yang diucapkan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan saat menyaksikan ujicoba prototype helikopter serang T-129:
" Our goal is fully provision with defense products through domestic production".
Helikopter Serang TAI-T-129 Turki
Pepatah Turki mengatakan: berpikir boleh berpikir. Berpikirlah sebelum melakukan sesuatu. Namun jangan engkau terus berpikir karena hidangan santap malam bisa terlanjur dingin. Ketika engkau meninggal, temanmu akan menuliskan angka “nol besar” di batu nisanmu. Pergi dan Lakukan




Sumber : JKGR

37 komentar:

  1. artikel panjang lebar tapi mana informasinya pengembangannya mengenai 2 helikopter serang ringan itu?
    Kanjeng Boleroes 11, apakah Panjengengan memiliki info mengenai dua barang ini? Monggo.

    BalasHapus
  2. Saya sebagai wong chi liek berharap gandiwa segera terealisasi,kita hrs belajar mandiri dlm pengembangan alutsista dan semoga dg penggantian pemimpin baru kita kelak,akan tetap berkomitmen membangun tentara yg handal yg menjadi kebanggaan rakyat disegani ditataran dunia...aamiin

    BalasHapus
  3. Kabar Shukoi gimana nih ..
    kata'a tgl 21 februari dateng'a...
    monggo yg d Makassar mohon Info'a ..

    BalasHapus
  4. Wes to kang mas,, kang boler dah bersabda tak perlu di tanya lagi PT DI tak mampu buat helikopter!! PT DI cuma bengkel, tukang cat!! Itu hanya lelucon bull shit!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  5. Wes to kang mas,, kang boler dah bersabda tak perlu di tanya lagi PT DI tak mampu buat helikopter!! PT DI cuma bengkel, tukang cat!! Itu hanya lelucon bull shit!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  6. beliau bilang begitu karena sangking JENGKELnya mas bro sis, itulah sebetulnya kritik buat bangsa ini untuk pejabatnya dan pati TNI.

    Kapan kita bisa maju dan berkembang kalo gak mau pakai produk sendiri. Ini adalah contoh negeri ANTABRANTAH bin dagelan.

    Korupsinya aja digedein, ingat setiap masuk tahun PEMILU pasti ada kasus korupsi besar-besaran, titeni ae cak.

    payah.

    BalasHapus
  7. klw dari statement pak Dirut, sepertinya Gandiwa masih mimpi, dan hanya N-219 pesawat sipil 19 orang yang ada dibenaknya...he try to be realistic!

    BalasHapus
  8. inilah salah satu kelemahan UU pertahanan kita..
    lha wong yg buat juga orang2 itu, trus yg melaksanakan UU orang2 juga, ya pasti tau celahnya..
    celah ini yg akan terus dimanfaatkan, ujung2nya user yg jd korban, ditipu habis2an.
    dengan alasan gak betel prupen, ga canggih, lebih murah beli dari luar dll..dll.. dan tentunya dapet komisi kalo beli dari luar wkwkwk..
    UU dibuat cuma buat legalitas cara nipu user.. mau jadi apa pertahanan kita ini?

    BalasHapus
  9. Pemimpin bangsa ini ini yg fuck. Hanya pantas di acungi jari tengah

    BalasHapus
  10. yaaaa ini slah satu contoh dan ku mrasakannya juga dlm riset ku

    faktor2 yg mempngruhi ini ada bnyak diantaranya
    -birokrasi yg rumit bahkan buat pengajuan dwna untuk bncana alam aja pling cepet 3 hari bru jadi
    -mindset pmrntah yg beranggapan lebih baik beli dari pada riset sndri karna riset sndri makan biaya yg puluhan kali lbh mahal dari beli
    -anggaran buat riset dari pmrntah itu sangat jauh lbh kcil dari anggran subsidi BBM pmrntah
    DLL

    andaikan ane bisa nuntut ilmu nuklir di korea
    wah bkl bnyak riset ane
    *i love riset
    :-P

    BalasHapus
  11. gimana nih om boler, koq proyeknya gak jalan2, sebagai ketua kang boler seharusnya mendukung proyek ini

    BalasHapus
  12. Pepatah Turki mengatakan: berpikir boleh berpikir. Berpikirlah sebelum melakukan sesuatu. Namun jangan engkau terus berpikir karena hidangan santap malam bisa terlanjur dingin. Ketika engkau meninggal, temanmu akan menuliskan angka “nol besar” di batu nisanmu. Pergi dan Lakukan

    Maksud dari pepatah ini ialah:
    JANGAN SAMPAI PARA ILMUWAN PT.DI INI MENINGGAL/PUNAH, BARULAH HASRAT UNTUK MEMBANGUN HELIKOPTER GANDIWA DILAKUKAN... TIDAK ADA GUNANYA LAGIIII

    PT.DI harus bangun sendiri perusahaan yang mandiri, percuma menunggu pemerintah yang buta mata, hati dan telinga ini...

    Gwa yakin dengan kemandirian PT.DI bisa menjadi perusahaan yang hebat seperti Lockhed Martin Amerika

    BalasHapus
  13. pemerintah (eksekutip&legeslatip) mbokne ancok kabeh. maling rampok dan lintah darat semua.MUNAFIK.

    BalasHapus
  14. Semuanya ya berawal dari mimpi, seandainya wright bersaudara tidak punya mimpi, mungkin hari ini kita masih belum bisa ngerasain naik pesawat, yang buat membedakannya adalah, mimpi yg sekedar angan2 kosong ato mimpi yg disertai usaha & doa walau sesulit apapun rintangannya, selama dana R&D masih seperti sekarang, ya kita hanya ahli dlm membuat prototype, karena R&D itu termasuk main cost dan hasilnya belum menjamin 100% akan berhasil karena yg namanya prototype msh butuh pengembangan lebih lanjut untuk mengeliminir kekurangan yg didapati dalam riset, tinggal GOODWILL dari pemerintah berani nggak ngambil resiko merugi dan tidak hanya mikirin untung doang, klo di US & bbrp negara maju untuk riset ngambil S3 ditanggung pemerintahnya tanpa banyak birokrasi complex, disini?, th 2011 dana riset mereka $142B, sedangkan pendapatan RI $119B, itu sebabnya mereka selalu unggul dlm tekhnologi di dunia, disini engineer kita cuma bisa megangin gulungan blueprint doang, untung masih dingetin orang tua sejelek atau seburuk apapun negerimu benderamu tetap merah putih walaupun godaan dari seberang lautan wahh...yah mo gimana lagi cuma bisa sabar, usaha dan doa lagi, klo kata pedagang tionghoa klo belum apa2 udah takut rugi mending nggak usah usaha sekalian dan dijamin nggak bakal maju2.....☺

    BalasHapus
  15. "PT DI tidak lagi boleh tergantung terhadap suntikan modal pemerintah".

    Saya setuju dengan pendapat artikel di atas dengan tujuan membangun kemandirian bangsa.. Tapi bukan hanya untuk pt.di ini untuk semua komponen bangsa.. Dari mulai olahraga, hukum, politik, industri, kesehatan, pendidikan, agama dll klo tidak begitu kita akan terus menerus di tekan oleh pihak asing..
    Klo perlu tutup rapat rapat jangan sampai ada dana pinjaman lg dari pemerintah dan pihak asing..

    Mudah mudahan aja cn 295 laku dan banyak yg mau beli Lumayankan bisa buat nutupin modal awal dan sisanya bisa membuat mainan baru lagi dech.. Kerja keras pakai keringat semakin berkati jangan cuma bisa ngentit uang rakyat..

    BalasHapus
  16. Namanya perusahaan tentu berfikir untung rugi.Tentu menguntungkan bikin pesawat sipil,yang marketnya besar.Kalau bikin heli serang paling tni yang beli itupun pasti sedikit.Jadi tak balik modal.Disinilah peran pemerintah sebagai BUMN ,PT DI punya nilai strategis ,tak selalu dituntut untuk mencetak laba.Karna diproduksi secara terbatas harganya pasti mahal dari pada beli dari luar tapi nilai lebihnya kemandirian akan terwujut perlahan lahan .PT DI hendaknya juga kerjasama dengan negara lain untuk berbagi resiko dan memperluas pasar,sehingga harga bisa jual bisa diturunkan.Kalau sudah dibikin oleh PT DI ,menurut pemerintah wajib hukumnya pakai produk sendiri,kalau tidak ada baru import??

    BalasHapus
  17. Hmmm seruu Commentnya tapi salut untuk semua,demi Kejayaan bangsaku INDONESIA dan Merah Putih Akan Terus Berkibar ...Mari sama2 Kita Bangun Bangsa ini Mulai Dari 0 Ya...

    BalasHapus
  18. kasihan ni orang2, pd msh ngarep. Ngimpi kali ya, negri ni bangsa yg pemimpinnya bobrok. Kita sbnrnya sangat bisa bikin noh yg bilangin di atas, tp ap boleh? Tanya tuh ame yg pada duduk di kursi mahal. Kita ini bikin krupuk singkong sj msh di dikte ame uncle, aplg ginian. Knp gue blg bobrok, krn org2 itu ga beda ame anjing yg nurut ame tuannya

    BalasHapus
  19. saya setuju bro anonim 13.02,tapi kayaknya nggak perlu dari 0 juga, kita mulai dengan apa yg kita miliki sekarang aja, klo yang dibangun dari 0 saya lebih setuju adalah mental dari sebagian bangsa kita yg masih bobrok yg suka mengambil yg bukan menjadi haknya untuk kepentingan pribadi.....☺

    BalasHapus
  20. Mantap komentnya sampai sumpah serapah saking cintanya.. perlu dilihat apa yg dicantelin itu dijual kalau PT DI/Indonesia beli dikit bin ngeteng buat BUMBLEBEE & GANDIWA,apa d kasih? Karena baru pake punya Ruskie ngeteng, punya sekutu blm pake.. Turki aja bikin banyak br d kasih.. Tiga matra itu harus duduk bareng nyamain persepsi.. jadi bisa bikin Gandiwa banyak.

    BalasHapus
  21. sekedar tambahan aja. Gandiwa akan mengalami perubahan metamorfosa bentuk kembali gak kaya yang difoto tsb. knpa kok blm jadi juga..??? ternyata oh ternyata... usut punya usut airframe dan penyempurnaan aerodynamika msh kurang. weapon control system belum ada. rotor belakang dibuat mirip dolphin atau colibri untuk penyempurna kestabilan manuver. ya sebatas ini aja untuk yg lain. blm ada kabar ^_^

    BalasHapus
  22. Yulius Ery 16.56
    1.weapon control mau di ambil dri usa tp dikritik besar besaran ga difacebook twitter forum belum lagi dari..ehmm dll.. Kita tau usa punya sistem komputer yg bagus, heli eropa pun mengadopsi sistem komputer dari sana. Jadi mau ngambil teoete dari mana lagi??
    Klo yg lain lainnya saya percaya dengan kemampuan PT.DI dgn mengubah rotor seperti dolpin atau colibri.. Itu saja sudah bertanda akan mengadopsi teknologi terkini. ayo dong support gandiwa jgn mau diprovokasi sama org-org yg ga bertanggung jawab.

    BalasHapus
  23. namanya suatu produk ya sifat hampir semuanya komplementer jaman skrg nggak wajib semuanya 100% dalam negeri, paling banter kandungan lokalnya cuma 40%, terutama CMS, radar, FLIR, fire control & surveillence, night vision dan jgn lupa senjata & amunisinya sendiri terutama rudalnya, belum sepenuhnya dikuasai PT DI dan industri dlm negeri, itu sebabnya pengadaannya bisa dilakukan dari dan bekerjasama dgn pihak luar dan sedikit demi sedikit mempelajarinya, emang cuma amerika aja yg punya sistem & senjata yg bagus banyak source yg penting wani piro?, masa udah lama megang lisensi BO ama Nbell klo buat rekayasa body ama mesin nggak sanggup yg penting ada nggak kemauan pemerintah kasih dana ke arah itu dan itu awal dari kemandirian dan nggak semudah ngebalikin telapak tangan ngembanginnya,coba liat lagi pengembangan apache dari awal bukannya terus disempurnakan sampai seri D, jgn mo instant aja terbang kagak..kayak negara yg mana ya..lupa tuh., dan bisa dipastikan pemerintah lebih suka beli jadi,karena tidak mau rugi dana buat pengembangan dengan dalih ToT padahal negara mana yg mau ngasih tot gratisan yg ada beli ato klo intelejen kita kuat ya SPANYOL.....

    BalasHapus
  24. Militer AS harus di akui menjadi kiblat pengembangan alutsista moderen..ini tidak lepas dari efektifitas organisasi riset pertahanan mereka seperti DARPHA..serta komitmen kuat yg diberikan pemerintahnya kepada lembaga-lembaga riset ini..komitmen ini mencakup political will, jalur koodinasi yg efektif antar lembaga dan institusi pemerintahan, suply informasi inteligen yg memadai, Dana yg cukup, dan perlindungan SDM expert...akankah sauatu saat nanti RI akan memiliki ini semua yg dibungkus dalam visi besar membangun Hankam negara?? kalau saja leader kita mau melihat faktor2 ini..maka kita bisa menjadi negara swasembada alutsista canggih nan moderen...

    BalasHapus
  25. >Bro, Ersato.
    Mohon ijin, berkenan memberi komen, nDan.
    1. Pelajari dg seksama, cermati press release Dirut PT Di dg Detik Finance bbrp yll, dimana secara singkat PT DI akan fokus pada orientasi pasar dan produk yg jadi andalan sekarang ya, N-219.
    2. Artikel diatas bagaikan kalimat "Oratoris" sudah tahu bertnaya pula.
    3. Mindset para pemimpin dan pembuat kebijakan di negeri kita ini disemua linie mayoritas berprinsip "Quick Yielding" = Bekerja tanpa resiko dan cepat serta mudah mendapat duit, dg segala cara.
    Karena philosophie sudah karatan dengan philosophie "Hedonisme" = Kebendaan alias Materialistis, atau Kedonyan ( bhs Jowo).
    4. Terkait dg titik 1(satu) diatas, kondisi PT DI di ibaratkan Rumah Makan tanpa koki masak, jadi anda dpt bayangkan kalau Rumah Makan tanpa Tukang masak.
    Mengapa? SDM yg kapable dan prof dibidang Aeronautika sudah hilang dari PT DI. Disamping itu, beban pesanan pihak luar juga belum selesai di serahkan bahkan kelihatan berlarut-larut( 3 CN-235 MPA TNI-AL sudah hampir 5 tahun blm diserahkan).
    Bahkan banyak vendor dan perusahaan luar yg sudah tidak percaya lagi dg PT DI sbg perusahaan produsen pesawat, Kalau sekarang kita lihat PT DI ada kegiatan mis ,Bell -412EP itu kan beli tunai CKD, Cassa 212- 400 yg diberi Cassa Spanyol untuk diproduk akan tetapi tanpa disertai penyertaan modal sama dengan membebani diri sendiri, padahal pasar potensial di dalam negeri sangat besar dan PT DI tidak perlu membuat prototype dan terbebani dg sertifikasi. Contoh ; pada Singapore Airshow PT DI sdh kontrak dg PT MNA pembelian 20 unit, sampai saiki ya nggak akan ada gerakan memproduksi karena nggak punya modal.
    Sedangkan untuk N-219 saja, masih sangat awal, harus membuat Protoype, uji coba, sertifikasi baru jualan, panjang dan masih jauh dari realitas. Apalagi dg C-295 jangan CN - 295 lho malu kita dg International wong nggak ikutan ngrancang bangun.
    Saya dapat mengerti dan memahami nuansa rasa Nasionalisme yg tinggi sampai mendekati "Chauvinistis" dari para Ano-Ano yg komennya lucu-lucu dan unik pecinta Googling dan Wiki., tapi kalau diajak untuk melihat sikon yg sebenarnya tidak mau malah marah.....
    4. Semanagt dan jiwa serta pola pikir para pemimpin dan pembuat kebijakan kita semuanya sama apa? "Quick Yielding" = pengin serba cepat, serba wah, serba gampang dan cepat mendapatkan hasil atau duit, karena memang jamannya Hedonisme mengelu-elukan materi tanpa peduli darimana asalnya, halal atau haram nggak mendapatkan pertimbangan sing penting "Sugih bondo, sugih bojo,sugih kuoso" = Kaya harta, Kaya Istri(simpanan), Kaya dg kekuasaan.
    Nggak usah jauh-jauh disekitar kita banyak contoh. Gara-gara kebanjiran di Sarinah, mobil mogok, maka diperintahkan seluruh mobil pimpinan dan kendaraan pengawal diganti total baru. Uuuueeedaaaan.
    Demikian komen saya Bro.

    BalasHapus
  26. Intinya boro2 mulai dibuat, belum dicoba aja udah kebanyakan ngitung ruginya, belum bisa itulah, belum punya inilah, ntar rugi gedelah, nggak pedelah, itu yang namanya tantangan dan rintangan yg harus dijawab dilapangan dengan kerja keras bukan dgn mulut, buat dolo brgnya evaluasi sampai mana batas kemampuan kita solusikan masalah yg dihadapi, jadi masuk akal antara realita dan logika itu klo mau maju,ada nggak dukungan pemerintah kita kearah situ?.....ngomong boleh gede soal kemandirian, tapi pemerintah nggak mau ngerugi alias ngeluarin modal investasi untuk kemandirian, banyakan pesimisnya dari optimisnya yg kayak gini mo maju dan mandiri .....ahahahahhay ngakak lagi guaa.......

    BalasHapus
  27. kang bole ini kok aneh ya, saya ini kerjaannya berhubungan langsung dengan PT DI, ya PT DI masih dipercaya lha wong produk komplementer dengan perusaahan gede masih jalan kok, namamya kontrak itu ya ada jangka waktunya selama nggak molor ya nggak jadi masalah mau lama atau sebentar, ada yang aneh nggak punya modal tapi kok bisa ngehasil profit dan nggak sehat, ya piye iki kok saya saban hari ke PT DI liat semua yg dikatakan kang bole PT DI kebalik 180 derajat semua proses dikerjakan kok kemarin2 saja sempet ada demonstrasi nuntut tunjangan langsung beres, hanya kesalahan bag.keuangan telat naikin anggaran,bahkan sudah nggak bergantung subsidi pemerintah, kang bole kapan terakhir ke PT DI ?
    main2 sini aja lagi, siapa tau dapat pencerahan baru, saya seneng ada yg perhatian sama dunia penerbangan nasional tapi jgn sampai disinformasi.

    BalasHapus
  28. makanya bos, gua juga bingung kalo liat wawancara pak budi di website resmi pt di yang diambil dr detik finance pada dasarnya beliau ingin pt di mandiri, tanpa campur tangan pemerintah,....tapi kalau diliat paragraph terakhirnya, beliau sadar bahwa tidak ada negara yang industri penerbangan dan alutsistanya maju dan mandiri tanpa dukungan pemerintahnya...bukannya beliau berharap subsidi BBM yg 300T bisa dialokasikan juga untuk pengembangan industri penerbangan juga, moga2 pemerintah nggak ndablek mo dengerin...ahahahhahy ngakak lagi ahh....

    BalasHapus
  29. Pro Ano 12.04 apa yg saya komen tentu berdasar pada apa yg saya lihat. Betul bahwa PT DI skrg masih exis, masih kerja belum tutup, namun kita juga jgn menutup mata bahwa PT DI skrg sudah bukan PT DI jaman masih punya 16.000 pekerja.
    Kondisi skrg jauh berbeda dari aspek apapun , saya tdk akan terpancing untuk komen di blog ini untuk meng counter komen anda.
    Saya juga masih punya hubungan kerja besar dg PT DI dan untuk di blog tidak akan sy kemukakan.
    Sebagai insan yg gandrung teknologi maju dan sangat Nasionalis jiwa saya menyikapi kondisi PT DI saya tidak skeptis, pesimis, wong namanya perjalanan waktu dapat berubah sesuai kehendakNya.
    Yang saya inginkan dari PT DI diantaranya adalah release resmi spt yg diungkapkan oleh Dirutnya sendiri yg gamblang, rendah hati, optimistis dan realistis. Contohnya berikan informasi yg sejujurnya kondisi sekarang, jgn sampai para anggota blogger tertipu dg kenyataan bahwa sebenarnya PT DI belum mampu membuat Helikopter namun baru taraf assembling,
    So, komen saya berdasar apa yang sudah saya lihat, saya rasakan dan bukan merupakan hal yg negatip menurut saya karena saya tetap menginginkan PT DI merupakan wahana masa depan teknologi tinggi Indonesia.

    BalasHapus
  30. Mas boler sendiri apa yg telah anda berikan kpda negeri ini.???
    Jgn cuma pandai protes,klo anda pesimis trhadap kmampuan putra putri indonesia mending anda pindah dech dari nkri...

    BalasHapus
  31. Ungkapan anda menunjukan bahwa anda kena penyakit "Chauvinistis" tingkat stadium akut.
    Membedakan opini, protes dan komen apalagi sejarah nggak mampu.
    Tak kasih tahu ya, penanggalan kewarganegaraan sseorang, pengusiran atau persona non grata, itu wewenang Presiden, apa sampean Presiden? Presiden tempe kali. Ngomong zonder koop. Vervijlen zeg.

    BalasHapus
  32. kurang percaya diri dengan produk sendiri, padahal qualitasnya tidak kalah dengan produk luarnegeri...
    belum kapok diembargo lg...
    kata pepatah...hanya keledai yang jatuh kelubang yang sama"""....hehehe

    BalasHapus
  33. george labulogo, siapa yang nggak percaya dengan produk sendiri, kualitas buatan luar negeri dijamin kalah dengan buatan dalam negeri, pasti nanti kapok semuanya, karena tempe tahu buatan dalam negeri uueeenaak tenan.......dan akhirnya george labulogo jatuh karena keledainya terperosok di lobang......kecian deh labulogo.....ooohh malon tolonglah labulogo jatuh dari kedelai eh..uf maaf dari keledai

    BalasHapus
  34. Cobra Pugacev Cobra Pugacev Cobra Pugacev
    Cobra Pugacev Cobra Pugacev Cobra Pugacev
    Cobra Pugacev Cobra Pugacev Cobra Pugacev
    Cobra Pugacev Cobra Pugacev Cobra Pugacev
    Cobra Pugacev Cobra Pugacev Cobra Pugacev
    Cobra Pugacev Cobra Pugacev Cobra Pugacev


    #created by guananan...

    BalasHapus
  35. Ya itu PT DI dah punya angan2. tapi pemerintah cuek bebek. Tapi biasalah orang indonesia itu cuma pinter silat lidah aja. Cuma pandai berkoar tanpa terwujud. Mau contoh? Banyak, misal N2130, CN250, terus apa lagi? Gandiwa,dll.
    Negeri yg cuma bangga dg bermimpi tanpa terwujud. Mending proyek dirahasiakan terus terwujud daripada mulut omong doang hihi. Kasian negara ku. Kapan pemerintahanku berubah?

    BalasHapus
  36. saran saya kepada pengambil kebijakan mulai dr presiden baik sbg kepala pemerintahan dan kepala negara, kemenhan, panglima TNI, Panglima TNI AD, dan DPR serta kepala daerah yg daerahnya menghasilkan APBD nya mendapatkan dana bagi hasil paling tidak disisihkan beberapa ratus milyar untuk sumbang ke pemerintah untuk pembelian helikopter gandiwa guna membantu TNI AD menjaga wilayah negara kita. saran saya juga utk pemrop, krn kaltim perbatasan dng malaysia yg memiliki alutsista dlm jumlah besar shg utk pengamanan dan patroli perbatassan adalah beralasan utk memberikan bantuan kepada TNI AD helikopter yg diperlengkapi roket dan senjata yg bisa meluluh lantakkan tank dng peluru baja yg per detik atau permenitnya bisa sampai ratusan bahkan ribuan, saya bangga Pemrop sumbang 1 helikopter yg diperlengkapi roket tapi kalau bisa pemrop menyampaikan himbauan spt kpd pemkab tenggarong, pemkot balikpapan, pemkab sangata, pemkab berau, pemkab pasir penajam dan pemkot bontang utk sumbang dana dng target paling tdk 1 daerah membantu 1 atau 2 helikopter yg diperlengkapi roket dan senjata otomatis yg dapat menembakkan peluru ratusan hingga ribuan peluru per detik atau permenitnya masing-masing. apalagi di kaltim kaya akan tambang batubara, akan kebun sawit

    BalasHapus
  37. apalagi APBD kab tenggarong plus dana bagi hasil dari pemerintah pusat totalnya 6 trilyun, paling tdk tenggarong dpt sumbang 3-4 helikopter yg dipersenjatai roket dan senjata otomatis yg dpt menembakkan peluru ratusan hingga ribuan per menitnya

    BalasHapus