Pages

Sabtu, Desember 22, 2012

Design Baru Senjata SPR - SS234 Pindad


SPR – SS234 
PINDAD-(IDB) : Nama SPR – SS234 diambil dari sistem pengkategorian jenis senjata yang dianut PINDAD, yaitu SPR (Senapan Petembak Runduk) untuk jenis senjata sniper laras panjang, dan nama SS234 diambil dari induk asal (basis) senjata ini, yaitu perkimpoian antara SS2 V4 - PARASNIPER & SS3 V4 - SHARPSHOOTER Bullpup.

SPR – SS234 ini menggunakan peluru dengan kaliber 7,62mm origin PINDAD, dengan muatan 15 butir peluru per pack magazine, dengan sistem tembak tunggal namun pembuangan selongsong peluru & sistem kokang nya otomatis (single shot firing mode) seperti halnya pistol.

Dengan firing mode demikian maka membuat mekanisme mesin senjata lebih simple & ber-efek pada perampingan (efisiensi) dimensi senjata, karena memang desain SPR – SS234 ini lebih fokus pada efisiensi bentuk (space efficiency), fungsi & ergonomic. Menggunakan sistem BULLPUP karena pada sistem ini terdapat advantage pada ukuran panjang laras senjata & material senjata juga terbuat dari logam dengan lapisan anti oksidasi.
POPOR :
 
Dimensi ergonomik jarak antara gagang genggam picu dengan batas akhir popor berasal dari SS2 V4 – PARASNIPER, hanya saja posisi batas akhir popor tempat sandar bahu pada SPR – SS234 ini beberapa sentimeter lebih rendah ke bawah, sehingga saat operator senjata ini membidik melalui tele dengan posisi berdiri-duduk-jongkok (tanpa bipod) maka jatuhnya sandaran popor tepat di posisi tepian dada atas.

Demikian juga dengan melekatkan bantalan karet ber-profil kapsul-bersusun berisi udara hampa pada bumper akhir popor dimaksudkan untuk kenyamanan operator senjata ini saat membidik & menembakan senjata {Gambar 01}.

TELESKOP :
 
Berhubung SPR – SS234 ini didesain sebagai senjata kategori laras panjang tembak tepat jarak jauh (sniper), maka sudah pasti dilengkapi teleskop sebagai unit bawaan orisinil nya.

Teleskop orisinil senjata ini menggunakan unit teleskop milik SS2 V4 PARASNIPER yang sudah di-riset ulang & dimodifikasi khusus untuk keperluan tembak tepat jarak jauh dengan menitikberatkan pada sektor teknologi optik, fungsi & efisiensi bentuk, terutama pada penerapan teknologi lensa & mekanisme pengatur visual fokus jarak tembak, sehingga walupun bentuk & tampilannya tidak se-heboh teleskop senjata sniper pada umumnya namun teleskop yang melekat pada SPR - SS234 mampu memvisualkan dengan baik objek yang berjarak 2000m dari operator senjata ini {Gambar 02}.

Begitu juga pada bentuk kemasan teleskop ini yang juga sudah tersentuh modifikasi di beberapa bagian spesifiknya sehingga teleskop pada senjata ini bisa berganti-ganti opsi visual seperti lensa kuning (Contrast Enchancement Vission),lensa merah (Infrared Vission)& lensa hijau (NightVission) sesuai kebutuhan.

PELINDUNG TELESKOP :
 
SPR – SS234 ini memang didedikasikan untuk profil infantri profesional, yang berarti walaupun sang operator nya sangat ahli mengoperasikan senjata ini untuk menembak tepat jarak jauh namun ia tetap seorang infantri yang wajib mampu bergerak cepat & taktis dalam setiap pertempuran.

Terinspirasi dari senjata FN F2000 buatan Belgia, oleh karena itu desain SPR – SS234 ini juga dilengkapi pelindung teleskop yang pastinya berfungsi untuk melindungi teleskop, terutama dari benturan-benturan apabila operator senjata ini sedang dalam situasi mobilitas tinggi dalam sebuah pertempuran sengit {Gambar 03}.

Pelindung teleskop ini terbuat dari logam yang sama dengan material kemasan senjata. Terpasang orisinil pada SPR – SS234 namun dapat dengan mudah untuk dilepas & dipasang lagi, karena pemasangannya menggunakan sistem Slide Mounting and Lock (selipkan,dorong & kunci).

Penelitian anatomi organ dalam ilmu kedokteran menyatakan bahwa kondisi retina mata tiap manusia berbeda-beda termasuk kemampuan fungsi penglihatannya. Pernyataan tersebut sangat mendukung bila dirunut pada sebuah filosofi yang mengatakan bahwa seorang penembak jitu jarak jauh memiliki setelan pribadi pada unit bidik di senjata yang dioperasikannya. Kedua hal itu lah yang memotivasi pemasangan pelindung teleskop pada desain SPR – SS234, mengingat pentingnya setelan pada unit bidik senjata bagi tiap operator nya.

PEREDAM SUARA (Silencer) :
 
Untuk memenuhi kriteria Stealh (siluman), maka SPR – SS234 juga dilengkapi unit silencer yang juga merupakan part orisinil nya {Gambar 04}.

Didesain khusus sehingga mampu dengan sangat efektif meredam suara ledakan dari tiap tembakan yang dihasilkan senjata ini.

Silencer pada ujung laras senjata terpasang dengan sistem derat halus.

BIPOD :
 
Bipod pada SPR – SS234 terpasang orisinil bawaan, karena bukan hanya dudukan poros kosong pada senjata yang bisa meng-aplikasikan bipod sembarang melainkan bipod pada senjata ini sudah didesain utuh secara mekanis (compact) dengan bagian bonggol pangku senjata yang menganut sistem rel pipa & buka payung, yaitu saat bagian spesifik dari bonggol pangku senjata didorong +/-10cm ke depan sampai batas kuncinya, maka seiring dengan itu juga secara otomatis kedua tungkai bipod yang sedang menempel pada senjata akan bergerak terbuka membentuk huruf “A”, seperti halnya saat kita membuka payung {Gambar 05} dan begitu juga untuk melipatnya dengan melakukan gerakan sebaliknya. Mekanismenya menggunakan sistem susunan roda gigi dengan semua materialnya yang terbuat dari logam antikarat, kecuali tungkai bipod yang terbuat dari bahan carbon.

Tipe tiap tungkai pada bipod adalah teleskopik dengan tabung segitiga. Pengunci setelan ketinggian tiap tungkai ada di ujung tabung bagian bawah dengan menggunakan sistem klip jepit sederhana.

Pada tabung bagian atas terdapat 5 titik cekungan sejajar berjarak masing-masing +/-8cm sebagai tempat jatuhnya pin berbentuk bola kecil dari klip jepit pada tabung bawah, sehingga bipod pada SPR – SS234 memiliki 4 setelan ketinggian dalam menopang senjata saat posisi tembak runduk {Gambar 06}.

Mekanisme tadi juga termasuk susunan poros-poros vertical & horizontal yang memungkinkan senjata yang sedang bertumpu pada bipod tetap mampu bergerak rotasi sampai 30* ke kiri & kanan dari titik jam 12:00, juga 30* menunduk & mendongak.Sehingga bipod pada SPR – SS234 memiliki 4 setelan ketinggian dalam menopang senjata saat posisi tembak runduk.






Sumber : Kaskus

Prediksi Alutsista Yang Akan Perkuat Indonesia 2013

ARC-(IDB) : Seperti kita ketahui, tahun 2012 ramai dan gaduh mengenai pengadaan alutsista. Salah satu yang paling menarik perhatian dan simpang siur adalah mengenai pengadaan MBT Leopard II. Dan hingga kini, pengadaan monster lapis baja itu pun masih belum jelas. Lalu, bagaimanakah nanti gegap gempita perkuatan TNI di bidang Alutsista pada tahun 2013?.
Berikut adalah beberapa diantaranya. Namun, kami ingatkan, ini hanyalah prediksi. Segala sesuatunya masih bisa berubah dengan berjuta alasan. Jika barangnya belum sampai, belum difoto narsis, maka jangan percaya 100% dulu. Tapi, paling tidak inilah sedikit gambaran.

TNI AU

  1. Pesawat latih mula Grob. Setelah mengalami kemunduran, diperkirakan pesawat latih Grob G-120TP akan di roll out pada bulan maret. Pada medio Januari-Februari, kemungkinan akan dikirim teknisi dan pilot untuk mengawaki pesawat tersebut.
  2. Pesawat latih T-50i dari Korea Selatan juga diperkirakan akan tiba pada 2013. Bahkan foto-foto pesawat calon pengganti Hawk Mk-53 itu sudah beredar dengan kelir aerobatik.
  3. Persenjataan Sukhoi diduga juga akan tiba pada tahun 2013. Indikasinya, beberapa pilot dari sarang Thunder telah dikirim untuk berlatih di Rusia. Apa saja jenisnya? sebaiknya kita tunggu saja penampakannya.
  4. Disisi lain dari publikasi Kemhan, terungkap rencana pengadaan pengadaan Helikopter super puma (NAS-332C1) VVIP sebanyak 2 unit senilai 460 Milyar, hibah Hercules senilai 440 Milyar serta Upgrading Falcon star untuk F-16 sebanyak 10 unit senilai 270 Milyar

 TNI AD

  1. Pada Januari atau selambatnya Februari, senjata anti tank NLAW diperkirakan akan tiba. Saat ini senjata tersebut tengah dipersiapkan untuk pengiriman.
  2. Menindak lanjuti kontrak yang telah ditanda tangani, Meriam Caesar 155mm serta roket Astros diperkirakan akan tiba pada pertengahan tahun 2013. Jika tidak ada aral melintang tentunya.
  3. Untuk melengkapi kedatangan Caesar, pada 2013 juga akan dilakukan pengadaan pengadaan Radar range finder untuk satuan armed, sebanyak 2 unit senilai 27,8 Milyar. Juga akan dilengkapi Sta Meteo, relay beserta alat kelengkapannya. Rencananya, pengadaan alat-alat diatas akan melibatkan Pindad sebagai penyedia platform, yaitu berupa Rantis Komodo.
  4. Diperkirakan alutsista Arhanud juga akan tiba pada tahun 2013. Diantaranya rudal Mistral serta Starstreak. Khusus untuk mistral, akan dilakukan juga pengadaan 56 unit Rantis Komodo sebagai pembawa rudal tersebut.
  5. Pengadaan lanjutan Panser Anoa serta helikopter jenis NBell-412.
 
TNI AL

  1. Serah terima KRI Beladau dari jenis KCR-40 diperkirakan akan dilakukan pada awal tahun 2013. 
  2. Kelanjutan program Multi Role Light Fregate (MLRF) dari jenis Nahkoda Ragam Class. Saat ini Mabes TNI-AL sudah menyiapkan Satgas untuk menjemput serta pelatihan awak kapal tersebut.
  3. Uji terbang CN-235 Patroli Maritim pesanan TNI AL buatan PT.DI direncanakan akan berlangsung pada awal tahun 2013. Namun, kemampuan sesungguhnya dari pesawat ini masih belum jelas benar. Tunggu ARC datang dan memfoto pesawat kebanggan buatan dalam negeri ini nanti.
  4. Pembangunan Trimaran ke-2 akan dilakukan juga pada 2013. Akan tetapi mengenai bahan maupun spesifikasinya secara jelas belum bisa diperoleh.
  5. Data dari Kementrian Pertahanan juga menyebutkan kelanjutan program TNI-AL di tahun 2013. Diantaranya pembangunan platform KCR 60 M Lanjutan senilai 169,78 Milyar, Pengadaan Heli Angkut Bell-412 Tahap 2 lanjutan senilai 88,93 Milyar serta pengadaan Kapal Bantu Cair Minyak Lanjutan senilai 107,50 Milyar. Selain itu ada pula pengadaan Ranpur Amfibi jenis baru untuk Marinir.

Namun demikian beberapa alutsistaa lagi masih menunggu kepastian yang benar-benar pasti. Diantaranya:

  1. kontrak pengadaan Leopard
  2. Pengadaan heli serang Apache (atau bukan Apache)
  3. ATGM Tambahan jenis lain
  4. Heli AKS untuk TNI-AL
  5. Helikopter Serang Fennec,
  6. Pengadaan meriam KH-179 dan LG Mk3, dan lain sebagainya
Demikian beberapa prediksi yang akan tampil pada tahun 2013 nanti. Kita tunggu saja kejutan-kejutan di tahun 2013. 




Sumber : ARC 

TNI Satgas Konga Kembali Dari Lebanon

JAKARTA-(IDB) : Mereka diterima di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dalam upacara yang dipimpin Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Sebanyak 1.336 personel TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) yang bertugas di Lebanon kembali ke Indonesia.

Mereka diterima di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dalam upacara yang dipimpin Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Para personel yang tergabung dalam Satgas Konga UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) itu telah melaksanakan tugas sebagai penjaga perdamaian di Lebanon kurang lebih satu tahun terhitung November 2011.

Mereka terdiri dari beberapa unit yakni Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-F, Military Police Unit (MPU) Konga XXV-D, Force Protection  Company (FPC) Konga XXVI-D2, Force Head Quarter Support Unit (FHQSU)  Konga XXV-D1, Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-B, Milstaff Sector East HQ dan  personel Konga Level II Hospital serta Satgas Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-B.

Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan dalam konteks pemeliharaan perdamaian dunia, kepercayaan PBB terhadap pasukan perdamaian Indonesia begitu tinggi.

"Sejak pertama kali bergabung dalam misi perdamaian dunia pada tahun 1957, prajurit Kontingen Garuda selalu menunjukkan kinerja yang membanggakan dan diterima dengan baik oleh masyarakat setempat," kata Agus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (22/12), .

Pada misi PBB periode 2006-2012, TNI telah mengirimkan 1.933 personel yang tersebar di beberapa negara. Predikat terbaik telah disandang oleh Kontingen Garuda Indonesia, yang ditandai dengan pemberian anugerah “The  United Nations Medal In The Service Of Peace” saat melaksanakan penugasan di wilayah Lebanon.

Agus mengatakan penganugerahan medali tersebut merupakan bukti penghargaan dunia terhadap peran aktif Indonesia dalam mewujudkan dan memelihara perdamaian dunia.

"Hal ini merupakan amanat Undang-Undang Dasar  1945 dalam ikut melaksanakan ketertiban dunia, baik sebagai inisiator penyelesaian konflik antar negara, partisipasi pemberian bantuan kemanusiaan, maupun pengiriman pasukan pemelihara perdamaian, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan luas dan mendapat apresiasi  yang tinggi dari masyarakat Internasional," jelasnya.
 
Panglima TNI mengharapkan, prestasi, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama penugasan dapat dijadikan modal yang berharga. 
 
Sejumlah pejabat tinggi militer hadir dalam upacara penyambutan kepulangan tersebut, antara lain Kasum TNI, Pangkostrad, para Asisten Panglima TNI dan Angkatan, Pangdam Jaya, serta Kabalakpus TNI.





Sumber : Beritasatu

Menuju Kemandirian Maritim Yang Kuat

JAKARTA-(IDB) : Pembangunan kekuatan TNI AL, telah dilakukan pemerintah dengan mendukung kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam rangka mencapai minimum essential forces (MEF) atau kekuatan pokok minimum melalui industri pertahanan nasional.

Kita pun patut berbangga, kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno sebab pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL saat ini telah banyak menggunakan beberapa produk hasil industri pertahanan nasional dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional. 

Namun demikian, untuk mendukung terwujudnya industri pertahanan yang berkemampuan maju, mandiri dan berdaya saing,  menurut Kasal, dibutuhkan kerja sama, kebijakan pemerintah dan keterpaduan semua stakeholder termasuk perangkat regulasinya dalam bentuk perundang-undangan tentang industri pertahanan nasional. 

 “Pertumbuhan dan perkembangan industri nasional erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, demikian juga sebaliknya,” ,” kata Laksamana TNI Soeparno saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional TNI Angkatan Laut di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (19/12). 

Soeparno juga menjelaskan hasil kajian Badan Pengembangan Lingkungan Strategis yang menyebutkan bahwa kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadi pergeseran paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu pula dibutuhkan upaya pertahanan negara yang efektif agar mampu menjaga dan melindungi keutuhan wilayah NKRI dari ancaman dalam dan luar negeri. 

Menurut Laksamana Soeparno, ada tiga model perkembangan industri pertahanan. 

Pertama adalah Autarky model. Model ini diterapkan oleh negara yang memiliki ambisi untuk mendapatkan kemandirian pertahanan dan ini adalah model ideal industri pertahanan nasional. “Autarky model hanya bisa dicapai oleh negara-negara yang ditopang oleh postur militer besar,” katanya. 

Kedua adalah Niche-production model. Model ini diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi ketergantungan luar negeri. Oleh karena itu, negara memiliki komitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya tranfer of technology dari negara produsen.  

Ketiga adalah Global supply chain. Model ini cenderung dilakukan oleh negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional.





Sumber : InfoPublik

Indonesia Membutuhkan Regulasi Pengawasan Udara Nasional

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, mengatakan hingga saat ini regulasi mengenai pengawasan udara nasional belum komprehensif. Diharapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengawasan Udara Nasional segera disahkan sebagai revisi dari UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Kedaulatan Penerbangan.

"Harus ada penyamaan persepsi tentang pentingnya pertahanan dan kedaulatan udara nasional," kata Panglima TNI saat menjadi inspektur upacara dalam serah terima jabatan Kepala Staf TNI AU (Kasau) di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (21/12).

Keberadaan regulasi yang komprehensif, lanjut Panglima, akan menjadi referensi dalam menyusun strategi penggunaan tepat guna untuk mendukung pertahanan udara. "Saya juga berharap UU Pengawasan Udara Nasional bisa menjadi landasan hukum dalam optimalisasi industri kedirgantaraan walaupun saat ini sudah ada UU Industri Pertahanan," kata dia.

Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia resmi menggantikan Marsekal Imam Sufaat sebagai Kasau. Sebelum serah terima jabatan ini, Ida Bagus sudah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (17/12).

Agus Suhartono berharap Ida Bagus mampu meningkatkan kemampuan TNI AU ke depannya, khususnya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk mencapai kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) hingga 2024. "Saya harap Kasau yang baru dapat meneruskan kepemimpinan Kasau yang lama dan melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan TNI AU," kata Panglima.

Agus berharap pergantian kepala staf baru ini bisa membuat TNI AU mengambil langkah penyempurnaan strategi keamanan udara dalam koridor pembangunan kekuatan, sesuai dengan kemampuan dan kebijakan MEF.

Terus Meningkat

Menurut dia, strategi keamanan udara merupakan keharusan guna memperoleh gambaran tentang keefektifan dan efisiensi pencapaian sasaran kebijakan pembangunan MEF TNI AU. Apalagi ke depan, perkembangan situasi keamanan regional dan internasional akan terus meningkat dan sewaktu-waktu mengganggu dan mengancam kepentingan nasional.

Selama menjabat sebagai Kasau, Imam Sufaat terbilang sukses memodernisasi alutsista dengan persentase angka penambahan mencapai 60 persen dari kekuatan sebelumnya. Imam yang menjabat Kasau lebih dari tiga tahun ini juga berhasil menambah Satuan Radar dan Batalyon Paskhas di Biak sebagai penambahan kekuatan di Indonesia Timur. Imam pun menambah Skadron VVIP khusus helikopter di Halim Perdanakusuma. Setelah sertijab ini, Imam akan menjalani masa pensiun.

Sementara itu, Ida Bagus menyatakan akan melanjutkan kepemimpinan Kasau yang lama guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dan meningkatkan kemampuan alutsista TNI AU. "Untuk peningkatan alutsista TNI AU ke depan, saya akan langsung konsolidasikan dengan jajaran. Saat ini saya belum melihat dokumen secara keseluruhan," katanya.

Ida Bagus merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 ketika menjabat gubernur AAU.

Pada Juli 2012 lalu, dia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Ida Bagus akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU. 




Sumber : KoranJakarta

Panglima TNI : KASAU Diharapkan Lebih Berinovasi Agar TNI AU Lebih Maju

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mampu meningkatkan kemampuan TNI AU ke depannya dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), untuk mencapai kekuatan pokok minimum hingga 2024.

"Saya harap Kasau yang baru dapat meneruskan kepemimpinan Kasau yang lama dan melakukan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan TNI AU," kata Panglima TNI saat menjadi inspektur upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kasau dari Marsekal TNI Imam Sufaat kepada Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (21/12).

Ia juga berharap TNI AU dapat mengambil langkah penyempurnaan strategi keamanan udara dalam koridor pembangunan kekuatan, sesuai dengan kemampuan dan kebijakan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF).

Menurut dia, strategi keamanan udara merupakan keharusan guna memperoleh gambaran tentang efektifitas dan efisiensi pencapaian sasaran kebijakan pembangunan MEF TNI AU, di mana dihadapkan kepada perkembangan situasi keamanan regional dan internasional yang dapat mengganggu dan mengancam kepentingan nasional.

Di sisi lain, TNI berharap adanya revisi dan rancangan baru UU tentang pengawasan udara nasional yang urgensinya untuk penyamaan persepsi tentang pentingnya menegakan kedaulatan udara nasional, sebagai referensi dalam penyusunan strategi pengembangan tepat guna terkait integrasi pemanfaatan kelebihan kedirgantaraan nasional yang dimiliki Indonesia dalam mendukung pertahanan udara negara.

"Revisi dan rancangan baru UU Pengawasan Udara Nasional diharapkan menjadi landasan hukum dalam optimalisasi industri kedirgantaraan yang meminimilisasi ketergantuangan alutsista dari luar negeri," kata Panglima TNI.

Terkait pelaksanaan sertijab itu, kata Agus, rotasi jabatan merupakan hal yang wajar dalam organisasi, namun memiliki arti penting yang menjadi bagian proses pembinaan organisasi, sekaligus regenerasi kepemimpinan di TNI AU.

Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia resmi menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) ke-19, sementara Marsekal TNI Imam Sufaat akan menjalani masa pensiun, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kasau selama tiga tahun lebih.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang baru, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, dirinya akan melanjutkan kepemimpinan Kasau yang lama guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dan peningkatan kemampuan Alutsista TNI AU.

"Untuk peningkatan Alutsista TNI AU ke depan, saya harus konsolidasi terlebih dahulu. Saya belum melihat dokumen secara keseluruhan," ujarnya.

IB Putu Dunia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU)1981 dan merupakan pria keturunan Tabanan, Bali. Ia memulai karier sebagai penerbang Wingdik 1 Lanud Adi Sutjipto. Kariernya mulai meroket pada 2011 menjabat gubernur AAU.

Pada Juli 2012 lalu, ia mendapat promosi bintang tiga dengan jabatan komandan sekolah staf dan komando (Dansesko) TNI. Berselang lima bulan, Ia akan menyandang bintang empat dan menjadi putra Bali pertama yang menjadi orang nomor satu di lingkungan AU.

Pesawat TNI AU Grounded Akan Dihibahkan

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono memimpin upacara serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU), dari Marsekal TNI Iman Sufaat kepada penggantinya, Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia. 

Sertijab digelar di Pangkalan Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jumat (21/12/2012) pagi.

Dalam sambutannya, Laksamana Agus Suhartono mengungkapkan pentingnya peran yang diemban KASAU. 

Panglima TNI juga berharap pejabat yang baru dapat memberikan segala kemampuan yang dimiliki, untuk menata kembali jajaran TNI AU dan meningkatkan kemampuan AU lebih baik lagi.

"Saya harap kepala staf TNI AU yang baru dapat meneruskan kepimpinan yang lama, tentunya diselingi inovasi-inovasi baru yang bisa meningkatkan kemampuan angkatan udara lebih baik lagi," ujar Laksamana Agus Suhartono.

Panglima TNI juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Marsekal TNI Iman Sufaat dan keluarga, yang telah membantu kelancaran tugas di jajaran TNI AU.

Usai pelantikan, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, ia akan mulai mengevaluasi dan melakukan sosialisi lebih dulu terhadap para anggotanya.

"Saya harus melanjutkan program-program pejabat pendahulu saya. Saya akan melakukan konsolidasi untuk mengadakan evaluasi, kira-kira apa yang perlu diperbaiki. Karena, semboyan kami adalah hari esok harus lebih baik dari sebelumnya," paparnya.

Menanggapi masalah pesawat TNI AU yang sering mengalami kecelakaan, Putu akan terus mengevaluasi pesawat-pesawat TNI AU. Jika sudah tidak layak pakai, Agus mengaku pesawat-pesawat itu akan dihibahkan.

"Kami sudah berusaha melakukan hibah, kami akan terus melakukan evaluasi titik lemah mana yang harus diperbaiki," jelasnya.

Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia adalah KASAU ke-19, yang merupakan alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1981. Sebelumnya, ia dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Senin (17/12/2012).





Sumber : Investor