Pages

Selasa, November 13, 2012

Latgab TNI : Pasukan Elit TNI Berhasil Rebut Kembali Kota Tarakan

elit-sub
TARAKAN-(IDB) : Pasukan elit TNI yang terdiri dari Sat 81 Gultor Kopassus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara TNI AL dan Bravo Kopaskhas TNI AU yang diterjunkan di kota Tarakan Kalimantan Timur, berhasil merebut kembali empat objek vital di kota tersebut yang sebelumnya telah dikuasai oleh pihak musuh yakni gedung TVRI, Pelabuhan Malundung, Bandara Juwata dan Sat Radar Tarakan, Selasa (13/11/2012).

Setelah didahului dengan penerjunan, baik malam maupun pagi hari dilanjutkan dengan serangan cepat, diam dan mematikan yang selama ini menjadi ciri khas dari pola serangan pasukan khusus TNI, para pihak lawan dibuat tidak berdaya hanya dalam hitungan menit.

Begitulah skenario yang terjadi di lapangan dalam rangkaian Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2012 yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 30 November 2012, di Sangatta dan Tarakan Kalimantan Timur.
 

Latihan perang yang berlangsung cukup menegangkan terjadi saat pasukan Kopaskhas TNI AU berusaha merebut kembali Bandara Juwata Tarakan, yang diskenariokan telah dikuasai musuh.

 
Pertempuran yang berlangsung di pagi hari itu, cukup membuat para calon penumpang pesawat yang sedang menunggu menjadi kaget mendengar suara tembakan dari segala penjuru dan sempat membuat para calon penumpang berusaha menyelamatkan diri, namun setelah diinfokan dari panitia maupun pengelola Bandara Juwata bahwa ini adalah bagian dari latihan dalam rangka Latgab TNI tahun 2012, barulah para calon penumpang tersebut merasa lega bahkan mereka mengambil moment tersebut dengan kamera yang mereka miliki.
 
 
 
 
 
Sumber : Poskota


Dua KRI Merapat Di Singapura Guna Laksanakan Exercise Eagle

SINGAPURA-(IDB) : Dua kapal perang Republik Indonesia (KRI ) merapat di dermaga Angkatan Laut Singapura dalam rangka kegiatan Exercise Eagle 22/2012 di Cangi Naval Base (CNB) Singapura, Senin (12/11)

Kapal perang jenis Sigma KRI Frans Kaisiepo-368 dan jenis kapal cepat Fast Patrol Boat (FPB) 57 KRI Lemadang-632 berada di Singapura dalam rangka tindak lanjut kegiatan latihan bersama ke dua Angkatan laut yang dipusatkan di pangkalan Angkalat laut Singapura yang dikenal dengan Cangi Naval Base (CNB).

Kegiatan bersama yang dilaksanakan angkatan laut ke dua negara dilaksnakan tahap kaji ulang melibatkan para perwira peserta latihan dan membahsa secara keseluruhan berbagai serial latihan bersama yang digelar selama manuver lapangan sejak berangkat dari Jakarta sampai dengan Singapura.

Selama berada di Cangi Naval Base Singapura, personel Gugus Tugas TNI AL dalam Exercise Eagle 22/2012 dengan komandan Satuan Gugus Tugas TNI AL Letkol Laut (P) I .G.P Aswan Candra yang sehari-hari menjabat Wakil Komandan Komando Latihan Komando Armada RI kawasan Barat (Wadan Kolat Koarmabar ) melaksanakan kegiatan lanjutan Exercise Eagle 22/2012 yang diikuti oleh personel ke dua agkatan laut .

Kegiatan yang dilaksnakan antara lain kunjungan ke kapal perang, pertemuan dan diskusi bersama perwira KRI dengan perwira Squadron 185 RSAF serta pembahasaan yangg berkaitan dengan dokumen kegiatan latihan bersama yang melibatkan angkatan laut Indonesia dan Singapura. Selain itu di KRI Frans Kaisiepo-368 melaksanakan resepsi (Coctail Party) di KRI Frans Kaisiepo-368 di Cangi Naval Base Singapura




Sumber : Koarmabar

Kolinlamil Libatkan Empat Kapal Perang Dalam Latgab TNI

SURABAYA-(IDB) : Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) melibatkan empat unsur sebagai unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Pendaratan dan Administrasi (Kogasgabratmin) yang membawa kekuatan Komando Tugas Gabungan Pendaratan (Kogasgabrat) TNI AD dalam Latihan Operasi Gabungan (Latgab) TNI tahun 2012 , diberangkatkan dari dermaga ujung Surabaya, Selasa (13/11). 
 
Keempat unsur tertsebut antara lain dua kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock) Bantu Angkut Personel yaitu KRI Banjarmasin (BJM)-592 dan KRI Banda Aceh (BAC)-593, satu kapal perang jenis Angkut Tank Klas Frosch (ATF) Landing Ship Tank (LST) yaitu KRI Teluk Ratai (TRT)-509, dan satu kapal perang jenis Frosch yaitu KRI Teluk Parigi (TGI)-539 yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut. 

Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) Surabaya Kolonel Laut (P) Ferial Fachroni, selaku Panglima Komando Tugas Gabungan Pendaratan dan Administrasi (Pangkogasgabratmin) mengatakan, Dalam sekenario latihan Pantai Lubuk Tutung Kalimantan Timur telah dikuasai oleh musuh dan direbut kembali oleh pasukan pendarat Marinir yang diangkut oleh unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib). 

Setelah dinyatakan aman tumpuan pantai yang berhasil direbut dan dikuasai, barulah unsur-unsur Kogasgabratmin dapat melaksanakan bongkar muat di titik debarkasi yang telah ditentukan.





Sumber : PikiranRakyat

Ribuan Prajurit Diturunkan Dalam Latgab TNI 2012

TARAKAN-(IDB) : Meski tak ada perang dan Indonesia memang cinta damai, latihan perang adalah hal yang wajib dilakukan untuk mengasah keterampilan serta bersiap-siap bila terjadi perang atau gangguan keamanan nasional. Saat ini, tengah berlangsung latihan lapangan yang berlangsung sejak 26 Oktober sampai 30 November 2012, di perairan laut Sulawesi, dan pendaratan Amphibi di Pantai Sangatta, Kalimantan Timur. 

“Latihan ini melibatkan 11.693 personel, yang terdiri dari 740 personel sebagai penyelenggara dan 10.953 personel sebagai pelaku,” kata Dansatgaspen Latgab TNI 2012, Letkol Laut (KH) Edys Riyanto.

Menurut Letkol Edys, alutsista yang dikerahkan dari unsur TNI Angkatan Darat, antara lain enam Tank Scorpio, dua Stormer APC, satu Stormer Co, dua Kendaraan Timhar, satu RCV, sepuluh FRS, sembilan panser Anoa, satu Radar Giraffe, satu Ambulan dan satu Kendaraan Recovery, serta 44 Kendaraan Angkut Personel. 

Sedangkan dari unsur TNI Angkatan Laut mengerahkan 35 KRI, satu pesawat Cassa, dua Heli Bell, 34 Truk, lima Tank, lima BVP, empat Kapa, 20 Ranfib, tiga Howitzer dan dua RM-70 Grad. Sementara TNI Angkatan Udara melibatkan empat Pesawat Tempur  SU-27/30,  enam Hawk SPO,  delapan Pesawat  Angkut  C-130  HS/H/B  dan satu Pesawat Angkut C-130 BT, dua Pesawat Intai Udara B-737, tiga Pesawat Intai Udara C-212, empat Heli Super Puma Nas-332/Sa-330, lima Heli Colibri EC-120B, satu Radar Smart Hunter, satu Kendaraan Angkut Rudal dan tiga Container Rudal QW 3.

Kemarin (12/11), Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) Latihan Gabungan (Latgab) TNI Mayjen TNI Setyo Sularso, on board di KRI Surabaya-591, dari Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya. Kemudian akan melakukan perjalanan lintas laut menuju Sangatta, Kalimantan Timur. 

KRI Surabaya-591 atau Landing Flatform Dock, merupakan Kapal Markas bagi Pangkogab Latgab TNI dalam memberikan komando dan kendali kepada semua pelaku yang terlibat dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2012.Kapal ini sangat luas dan mampu memuat 300 panser tempur dan biasanya dipakai untuk angkut personel.

“Dalam melaksanakan semua kegiatan Latgab TNI 2012 ini, harus sesuai dengan rencana Kampanye Militer, “ ujar Mayjen TNI Setyo Sularso.

Tujuan Latihan Gabungan TNI ini, kata dia, adalah untuk meningkatkan dan menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan mekanisme operasi gabungan TNI secara tepat guna dan berhasil guna dalam rangka menghadapi kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi.





Sumber : Kompasiana

Berita Foto : HUT Korps Brimob

 
JAKARTA-(IDB) : Para penerjun payung dari Brimob, TNI, dan sipil setelah melakukan penerjunan bersama di udara 
 

Para penerjun payung dari Brimob, TNI, dan sipil setelah melakukan penerjunan bersama di udara membentuk formasi delapan arah mata angin yang merupakan lambang dari Korps Brimob di Lapangan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan (13/11).
 

 



Para penerjun payung dari Brimob, TNI, dan sipil melakukan penerjunan di udara membentuk formasi delapan arah mata angin yang merupakan lambang dari Korps Brimob di Lapangan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan (13/11).
 
 



Para penerjun payung dari Brimob, TNI, dan sipil setelah melakukan penerjunan bersama di udara (13/11).
 
 



Para penerjun payung dari Brimob, TNI, dan sipil setelah melakukan penerjunan bersama di udara (13/11).
 
 
 
 
 
 
 
Sumber : Merdeka  

Spanyol Serahkan Pos Keamanan Di Lebanon Ke Indobatt

banon-subLEBANON-(IDB) : Batalyon Kontingen Spanyol UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) resmi menyerahkan salah satu pos keamanan yang menjadi tanggung jawabnya kepada Satgas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL atau Indonesian Battalion (Indobatt), pelaksanaan serah terima dilaksanakan dengan upacara militer bertempat di UN Posn 9-15 Kafer Killa, Lebanon Selatan, Senin (12/11/2012).
 
Penyerahan pos keamanan secara simbolis ditandai dengan penandatanganan memorandum serah terima oleh Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono dan Komandan Batalyon Spanyol Letkol (CAV) Miguel Angel Hernanz Moral.
Penempatan pos baru ini merupakan kepercayaan UNIFIL terhadap prajurit TNI karena dedikasinya dalam melaksanakan tugas selama mengemban misi perdamaian di Lebanon.

Kegiatan  upacara serah terima diawali dengan penurunan bendera Spanyol dan diganti dengan dikibarkannya bendera Merah Putih di atas menara pos, usai penurunan dan penaikan bendera dilanjutkan dengan penandatanganan MoU serah terima oleh kedua Komandan Batalyon dan diakhiri dengan peninjauan area pos.

Dengan telah diserah terimakan pos tersebut kepada Indobatt, secara resmi keamanan area operasi di sekitarnya menjadi tugas dan tanggung jawab Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL. 

Area yang baru ini seluas 40 km² dengan satu buah compound atau markas UN POsn 9-15,  yang dapat menampung satu kompi min (-) sekitar 70 personel.

Dalam pengarahannya usai pelaksanaan serah terima, Komandan Indobatt didampingi Wadansatgas Letkol Mar FJH. Pardosi mengucapkan terima kasih kepada seluruh prajurit Indobatt karena atas dedikasinya dalam melaksanakan tugas selama ini, sehingga UNIFIL memberikan kepercayaan untuk menempati pos baru di Lebanon.


Hadir dalam pelaksanaan serah terima pos tersebut para perwira staf Batalyon kedua Negara dan pejabat Sektor Timur UNIFIL, antara lain Kasiops Satgas Kapten Inf Risa WP Setyawan, Kepala Staf Khusus Mayor Chk Hendry Maulana S.H dan para Komandan Kompi jajaran Indobatt.




Sumber : Poskota

Jika Ingin Damai, Bersiaplah Untuk Perang

JAKARTA-(IDB) : Di tengah sinar matahari memanggang kulit, tua-muda mengerumuni peralatan tempur. Ada yang mengagumi meriam buatan Prancis yang larasnya menyundul langit. Lainnya berfoto dengan latar belakang tank Leopard, lalu bergeser ke kendaraan taktis Komodo buatan Pindad. Tak sedikit yang melihat kendaraan berpeluncur roket buatan Brasil.

Agak ke tengah sedikit pengunjung antre menaiki kendaraan pengangkut pasukan bikinan Rusia. Para pemuda apalagi anak kecil antusias menikmati perjalanan keliling lapangan. Seorang asing yang mengenakan stelan jas lengkap sibuk memotret kendaraan tempur (Ranpur) yang datang ke Indonesia tahun lalu itu. Tak dinyana, saya pernah bertemu dengannya ketika masih bertugas di kedutaan Jerman di Jakarta. Kolonel Bruno Hasenpusch, atase pertahanan Jerman untuk Indonesia.

“Saya sudah pensiun,” katanya sambil bersalaman. Sekilas terlihat pakaiannya basah kuyup. Dulu ikut Seskoad? Benar-benar, jawabnya dalam bahasa Indonesia beraksen Jerman.

Dia bertutur, Leopard itu dapat berjalan di lahan gambut atau rawa karena di Jerman juga ada lahan berkarakteristik serupa itu. Tambahan lagi, Leopard buatan Jerman sehingga Indonesia dapat langsung melakukan alih teknologi dan berbagai bentuk kerjasama lainnya. Juga lebih modern dari milik Singapura.

Penembak runduk 

Di dalam gedung, lebih banyak peralatan dan kendaraan militer serta jenis senjata yang dipamerkan. Tak semua untuk maksud-maksud perang, tak sedikit yang dapat dipakai untuk tujuan-tujuan damai.

Ruangan yang mirip hangar ini disesaki lebih dari 600 perusahaan dari 55 negara, termasuk Belarusia dan negara yang lebih terkenal dengan kuda Karabakh, Azerbaijan. Agak di sudut, seorang bapak setengah memaksa anaknya supaya mengangkat senapan yang beratnya 4,5 kg. “Ayo bu foto iu dengan HP saja,” katanya.

Di tempat lain, seorang anak tiarap ala penembak merunduk sambil membidik dengan menggunakan senapan mesin, yang larasnya sepanjang satu meteran. Dia mau tiarap saja walaupun lantai karpetnya sudah diinjak-injak ribuan pengunjung.

Pameran IndoDefense ke 4 yang ditutup Sabtu (10/11/2012) memang berwarna warni. Anak-anak itu tidak sadar kalau senjata dan meriam sudah menyalak serta roket telah melesat, mereka bakal menjerit-jerit. Apa yang mereka kagumi itu tak lebih dari penyabut nyawa, memporak porandakan keluarga.

Kesan bahwa benda-benda yang dipamerkan berbahaya memang nyaris tidak tampak, bahkan lebih seperti mainan. Apalagi para penjaga stand berpakaian rapih, suka memberi permen dan cindera mata. Brosurnya juga bagus-bagus.

Industri militer penuh kontradiksi. Di sana berkumpul kaum cerdik pandai untuk membuat peralatan yang makin ringan, jangkauan efektif yang makin jauh dan makin akurat. Mereka juga membuat amunisi yang makin lama makin canggih. Lebih kecil namun berdaya ledak lebih hebat, serta bisa mencari sasaran sendiri.

Kalau dulu bom ‘Fat Albert’ yang dikendalikan komputer atau laser sangat dikagumi, sekarang sudah dianggap biasa. Bila sebelumnya bom hanya dapat meledak di permukaan, sekarang mampu menembus benteng dan meledak di dalam.

Meriam buatan Prancis itu, kalau sudah ditekan tombolnya maka mereka yang sedang makan toge goreng jauh di Bogor sana bisa jadi korbannya. Kalau tipe amunisinya seperti pacar wutah, maka ibu-ibu yang sedang membeli tas di Tajur turut terkena dampaknya. Amunisi serupa ini terurai menjadi makin kecil dan makin kecil lagi lalu kemudian masing-masing meledak hingga radius ledakan meluas, yang terkena makin banyak.

Industri militer memiliki pula nuansa-nuansa ekonomis. AS mengekspor peralatan militer senilai US$10 miliar pada tahun lalu. Perekonomian negara bagian Washington, Missouri dan Maryland akan terpengaruh jika proses produksi Boeing dan Lockheed Martin melesu.

Produk-produk militer kendati penuh kontradiksi tetap diperlukan sebagai kekuatan penjera. Meskipun dalam konteks daya tahan nasional, kekuatan militer hanya merupakan salah satu di samping unsur kelekatan nasional, kekuatan ekonomi, sosial dan lain-lain.

Wajib militer 

Indonesia perlu memiliki kemampuan militer yang tangguh sebab dikelilingi dengan negara-negara yang suka menekan jika Indonesia lemah. Sikap Australia misalnya, suka berubah-ubah sebagaimana ditunjukkan dalam masalah Timor Timur. Bandingkan antara kebijakan Perdana Menteri Gough Whitlam dengan John Howard.

Begitu juga dengan Malaysia dan Singapura terhadap Indonesia. Bila Kapal Malaysia berani berhadapan dengan kapal Indonesia, maka Singapura cerdik dalam berunding dan menjerat dengan pasal-pasal yang mengikat. Contohnya dalam soal gas. Indonesia harus terus mengekspor ke negara itu meski Indonesia kekurangan gas.

Maka dari itu terasa aneh bila ada para pihak di dalam negeri yang tidak ingin militer Indonesia kuat atau keberatan dengan industri militer domestik yang mampu mencukupi keperluan. Apalagi kalau diingat bahwa negara-negara yang maju perekonomiannya itu, rata-rata menerapkan wajib militer bagi warganegaranya.

Melalui wajib militer mereka menjadi warganegara yang disiplin dan tak kenal menyerah. Karakter yang diperlukan buat menghasilkan produk ekspor yang laris dan tidak begitu peka dengan gejolak nilai tukar mata uang. Mereka juga tak mungkin menjual tanah dan air, sekalipun bujukan globalisasi bertubi-tubi sebab merasa bertanggung jawab atas masa depan bangsa dan negaranya.

Kekuatan militer Indonesia boleh dibilang tertinggal dilihat dari aspek jumlah dan kualitasnya. Bila terjadi perang, mungkin saja Indonesia hanya dapat bertahan tiga bulan lalu kabur ke hutan. Itupun hutan sawit.

Sebenarnya tak satu negara pun yang ingin terlibat secara langsung dalam peperangan karena dampaknya sangat merusak. Defisit yang dialami AS dewasa ini, awalnya antara lain lantaran anggaran tidak dipakai kegiatan ekonomi yang produktif, namun digelontorkan bagi industri militer.

Bagi Indonesia, penambahan kekuatan militer perlu sebagai kekuatan penjera dan pembangkit rasa bangga. Sebagaimana diketahui kebanggaan nasional tengah melorot karena ketidakberdayaan birokrasi dan demokrasi yang kebablasan. Bayangkan, orang perorang bisa memaki atau menilai lambang negara dengan seenaknya.

Kekuatan militer juga dapat dipakai untuk keperluan damai mengatasi dampak bencana alam. Jangan sampai pengalaman menangani dampak tsunami di Aceh terulang lagi. Ketika itu, negara-negara asing lebih banyak membantu karena Indonesia kekurangan pesawat angkut akibat embargo AS dan juga tak punya peralatan komunikasi lapangan hingga menggunakan peralatan milik Singapura.

Keharusan memilih 

Para pejabat tengah dihadapkan kepada keharusan memilih. Membiarkan Indonesia lemah atau kuat. Tampaknya yang dipilih adalah alternatif kedua. Anggaran militer Indonesia pada 2012 mencapai Rp64,4 triliun.

Pilihan ini sejalan prinsip, jika ingin damai bersiaplah untuk perang. Atau seperti yang dikatakan Zbigniew Brezezinski…bila tercetus perang nuklir maka dampaknya sudah diketahui. Jadi yang terpenting adalah sebelum terjadinya perang nuklir tersebut.

Bagi Indonesia yang tak memiliki senjata nuklir, kekuatan militer merupakan kekuatan penjera, pembangkit kebanggaan nasional dan penopang lahirnya masyarakat yang sejahtera. Bukankah Hercules juga dipakai buat membawa beras dan terkadang kambing, bukan hanya untuk terjun HAHO (high altitude high opening) dan HALO (high altitude low opening)?




Sumber : Inilah

Tebak-tebak Buah Manggis: Antara Black Fox, KW2, dan…Terrex?

JAKARTA-(IDB) : Awalnya adalah foto spyshot yang muncul di salah satu forum populer yang membahas kemiliteran, sehari sebelum pelaksanaan IDAM 2012. 

Dalam foto yang dipotret salam satu member forum dan menyebar ke dunia maya, terlihat satu truk trailer mengangkut sebuah ranpur yang ditutupi terpal hijau. Bak seorang putri, hanya bagian depan dan kaki-kakinya yang tersingkap, menyisakan misteri ranpur apakah gerangan?

 
 

Karena berbarengan dengan pelaksanaan IDAM, serta gossip bahwa Pindad akan menghadirkan 4 jenis ranpur terbaru, spekulasi pun menyeruak. Apakah itu salah satu dari Tarantula, versi lokal dari Daewoo Infracore Black Fox yang akan diadopsi menjadi panser kanon dengan kubah CSE 90 buatan CMI? Apalagi sosok ranpur seksi di balik terpal tersebut menampakkan kubah, jadi ada harapan kalau itu memang panser kanon.

Akhirnya, IDAM sendiri berakhir antiklimaks, Pindad hanya membawa Komodo dan Rantis Pendobrak Sherpa yang sebenarnya bukan barang yang baru-baru amat. Nah, sosok ranpur 8x8 yang ditarik trailer tersebut, setelah melalui pertapaan yang mendalam dan salah satu bisikan member ARC, dapat diyakini 90% sebagai Singapore Technologies Kinetics (STK) Terrex, kendaraan tempur masa depan Singapura yang merupakan komponen inti dari program prajurit masa depan mereka, 3G Soldier. 

Hal ini terlihat dari pijakan kaki dan struktur dari dop roda yang dipenuhi rivet/ mur kecil. Selain itu antara roda pertama dan kedua tidak dipisahkan oleh sponson/ mud guard. Apakah Pindad berencana menandingkan Terrex dengan Black Fox? Kita tunggu saja!

Pada perkembangannya kemudian, Redaksi ARC mendapat bisikan bahwa betul kendaraan yang dimaksud adala Terrex. Hal ini juga dikonfirmasi oleh harian umum Pikiran Rakyat Edisi 12 November. 

 

Dalam berita tersebut disebutkan bahwa Pindad akan bekerja sama dengan STK Singapura soal Remote Weapon System, untuk nantinya dipasangkan di Anoa.

Hanya saja, pemahaman wartawan umum rupanya kurang jelas, sehingga Terrex disebutkan sebagai Remote Weapon System. Padahal, Terrex adalah ranpur yang membawa RWS tersebut. Jadi kemungkinan besar, kehadiran Terrex di Indonesia adalah untuk presentasi produk RWS yang nantinya akan diadopsi Pindad.

 
 

Pindad sendiri memang memiliki rencana memasangkan RWS ke Panse Anoa. Sejauh ini sudah beberapa perusahaan pembuat RWS melakukan presentasi hingga uji lapangan. Salah satunya adalah RWS buatan FN Belgia.





Sumber : ARC



Menhan Menerima Vice President CPIFA China


JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/11) menerima kunjungan Vice President of The Chinese People’s Institute of Foreign Affairs (CPIFA), Lu Shumin, di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. 

Pada kesempatan tersebut Menhan dan Lu Shumin berbincang mengenai bidang pendidikan militer. Turut mendampingi Menhan, Dirkersin Kemhan, Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, dan Kapuskom Publik Kemhan, Kolonel Kav. Bambang Hartawan. 




Sumber : DMC