Pages

Selasa, September 04, 2012

Latma Dawn Komodo XII/2012 Dibuka

BATUJAJAR-(IDB) : Danpusdikpassus Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa bertindak sebagai Inspektur Upacara pada pembukaan Latma Dawn Komodo XII/2012 di lapangan upacara Pusdikpassus, Batujajar Bandung, Selasa (4/9/2012).

Latihan bersama antara Kopassus dan SASR Australia tersebut direncanakan akan berlangsung di Pusdikpassus sampai 15 September 2012 mendatang dengan diikuti oleh 30 personel Kopassus dan 18 personel dari pasukan khusus Australia. Dalam latihan selama kurang lebih dua minggu ini, kedua delegasi akan berlatih sejumlah materi diantanya menembak reaksi Pertempuran Jarak Pendek dan pembebasan tawanan dihutan.

Danjen Kopassus dalam amanatnya yang dibacakan Danpusdikpassus mengatakan Latihan Bersama Dawn Komodo XII tahun 2012 ini adalah kelanjutan dari latihan bersama Dawn Kokaburatahun 2011 yang  lalu,  sebagai bentuk dari kerjasama militer antara Kopassus dan SASR Australia yang merupakan perwujudan dari hubungan bilateral antara keduanegara di bidang pertahanan.

Ditambahkan oleh Danjen bahwa tujuan latihan bersama ini selain untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit, juga dimaksudkan untuk membangun keterpaduan antara pasukan khusus Indonesia  dan pasukan khusus Australia.

Diharapkan melalui latihan bersama ini akan diperoleh gambaran sejauh mana kekuatan, kemampuan dan kesiagaan operasi pasukan khusus kedua negara dalam menghadapi setiap ancaman yang akan mengganggu kedaulatan masing-masing Negara. 



Sumber : TNI AD

SBY - Hillary Bahas Isu Bilateral, Regional, Dan Global.

JAKARTA-(IDB) : Pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton Selasa (4/9) membahas sejumlah isu.

Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa menyampaikan dalam pertemuan selama kurang lebih 45 menit itu sempat menyinggung persoalan Laut Cina Selatan, Suriah, Iran, hingga Semenanjung Korea. 

Amerika Serikat, lanjutnya, kembali menegaskan perannya dalam persoalan Laut Cina Selatan. "Dalam masalah ini, Amerika Serikat mendorong adanya court of conduct dan penekanan agar masalah ini dapat dikelola dengan baik,” katanya saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (4/9). Terlebih lagi, sebentar lagi akan digelar KTT ASEAN dan Asia Timur di Pnom Phen pada November 2012.

Clinton pun sempat menyinggung persoalan di Suriah. Ia beranggapan Indonesia telah menunjukkan sikap yang konsisten mengenai persoalan tersebut. Yakni penekanan perlunya segera diakhiri konflik di Suriah yang menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil.

Amerika Serikat menyampaikan keprihatinannya bahwa di Suriah bisa terus berkembang sedemikian rupa sehingga menciptakan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah. “Dalam kaitan ini, Bapak Presiden kembali menekankan antara lain betapa pentingnya kesatuan pandangan DK PBB untuk bisa memastikan dicapainya perdamaian atau diakhirinya konflik di Suriah,” katanya.

Persoalan Iran juga sempat mencuat. Terutama berkaitan dengan penggunaan energi nuklir. Disebutkan, energi nuklir untuk maksud-maksud damai adalah sesuatu yang memang harus dihargai dan dihormati.

"Namun, Iran, seperti halnya negara lain juga, perlu mematuhi segala kewajibannya yang menyangkut nonproliferasi senjata nuklir,” kata Marty.

Selain itu, Clinton juga sempat membahas perkembangan di semenjung Korea. “Menlu Clinton menanyakan pandangan Presiden RI tentang perkembangan di Korea. Kedua belah pihak juga bertukar pandangan tentang situasi di Korea Utara sendiri,” katanya. 


Freepor Di Luar Agenda Pembicaraan Hillary - SBY

Pertemuan selama 45 menit antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton tak membahas mengenai renegosiasi PT Freeport Indonesia.

“Masalah itu (renegosiasi kontrak karya) sama sekali tidak dibahas, baik dalam pertemuan Presiden dengan Clinton, maupun pembicaraan Clinton dengan kami (Kemenlu),” kata Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (4/9).

Menurut dia tak dibahasnya renegosiasi PT Freeport Indonesia dapat dipahami. Karena, persoalan tersebut tidak menyangkut pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah Indonesia.

 “Jadi, itu tidak dibahas,” katanya. Ia juga menambahkan, perkembangan kondisi Papua dan Papua Barat tak disinggung dalam pertemuan selama 45 menit itu. Ditegaskan Marty, pertemuan hanya semata membahas hubungan bilateral, regional, dan global.


Sumber : Republika

167 Prajurit TNI Di Haiti Terima Medali PBB

HAITI-(IDB) : Sebanyak 167 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda XXXII-A/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Hati) dibawah pimpinan Letkol Czi Winarno (Akmil 1993) selaku Komandan Satgas, dengan komposisi Satgas terdiri dari 143 personel TNI AD, 21 personel TNI AL dan 3 personel TNI AU, menerima penghargaan medali PBB, Senin (3/9/2012).

Penyematan medali PBB / Medal Parade kepada personel TNI Konga XXXII-A atau Indonesian Engineering Company (Indo Eng Coy) dipimpin langsung oleh Force Commander MINUSTAH Mayor Jenderal Fernando Goulart selaku Inspektur Upacara dengan Komandan Upacara Wadansatgas Mayor Czi Yudho Widiharto, bertempat di Lapangan Parade Bumi Garuda, Gonaives, Haiti.

Dalam upacara Medal Parade yang merupakan pertama kali bagi pasukan garuda di Haiti dalam misi MINUSTAH, Force Commander Mayor Jenderal Fernando Goulart langsung menyematkan medali kepada Komandan Satgas Konga XXXII-A Letkol Czi Winarno. Penyematan medali secara serentak selanjutnya diberikan kepada perwakilan para perwira staf, Komandan Peleton dan perwakilan anggota yang disematkan oleh para Komandan Kontingen negara lain.

Dalam sambutannya Force Commander mengucapkan selamat atas penghargaan yang telah diterima, menurutnya ini adalah buah dari profesionalisme yang telah ditunjukkan personel Indo Eng Coy selama mengemban tugasnya dalam misi perdamaian dalam rangka rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang terkena dampak bencana gempa bumi di Haiti serta melaksanakan tugas-tugas Vertical Constructions dan Horizontal Constructions untuk mendukung dan menyukseskan tugas PBB/MINUSTAH di Haiti.

Jenderal bintang dua dari Brazil ini menyampaikan, bahwa teknis bekerja dan hasil yang telah dilakukan Indo Eng Coy dalam urusan Engineering Project sangat menakjubkan, hampir semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan maksimal. “Walaupun Kontingen Garuda XXXII-A atau Indo Eng Coy sebagai kontingen paling muda di MINUSTAH, akan tetapi sangat cepat beradaptasi dan cepat menunjukkan prestasi pekerjaannya”, kata Force Commander.

Kegiatan upacara Medal Parade diisi dengan berbagai kegiatan demonstrasi ketrampilan prajurit, diantaranya kesenian Nusantara, atraksi kemampuan beladiri, defile dan puncak acara ditutup dengan ramah tamah.

Hadir dalam acara tersebut antara lain para pejabat militer, pejabat sipil pemerintahan Haiti, Komandan Kontingen yang ada di MINUSTAH serta para undangan.

Sumber : Inilah

Panglima TNI Hadir Dan Menyaksikan Latihan PPRC TNI di Natuna

NATUNA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. didampingi Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus menyaksikan penerjunan para prajurit TNI yang tengah melakukan Latihan Gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI Kilat XXIX tahun 2012, di Natuna Kepulauan Riau, Selasa (4/9/2012).

Penerjunan dilakukan di sepanjang Landasan Bandara Lanud Ranai dilanjutkan dengan penyerangan di tempat titik-titik yang telah ditentukan, sedangkan pasukan Amphibi melakukan pendaratan serta penyerangan di daerah pesisir di daerah Sengiap. 

Personel TNI yang terlibat dalam Latihan PPRC TNI Kilat XXIX 2012 sebanyak 2500 prajurit TNI, terdiri dari 40 personel Satkomlek, 487 personel Satlinud, 25 personel KDOL, 508 personel Satlakopsud dan 1025 personel Satgasla.(Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.



Sumber : TNI AD

Giliran Arab Saudi Tertarik Senjata Buatan Indonesia

SS2 saat mengikuti lomba AASAM
JAKARTA-(IDB) : Kualitas persenjataan buatan dalam negeri mulai menarik bagi negara-negara lain. Irak sudah hampir pasti memborong senjata dan peralatan militer buatan Indonesia.

Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menyatakan, tak hanya Irak, beberapa negara lainnya seperti Iran, Uganda, Kongo dan Arab Saudi juga tertarik untuk membeli senjata buatan Indonesia.

"Mereka tertarik dengan senjata kita karena kualitasnya sudah internasional," ujar Hartind kepada VIVAnews, Senin 3 September 2012.

Sama dengan Irak, Arab Saudi awalnya akan membeli senjata Senapan Serbu 2 atau SS2 yang diproduksi oleh PT Pindad. Utusan dari negara calon pembeli sudah mengunjungi langsung PT Pindad.

"Irak bisa jadi tahun ini realisasinya. Kalau Arab Saudi mudah-mudahan tahun depan. Saat ini sudah ada pembicaraan-pembicaraan," katanya.

Kualitas senjata buatan Indonesia, lanjut Hartind, juga dibuktikan dengan prestasi Tentara Nasional Indonesia dalam beberapa lomba menembak internasional.

Seperti diantaranya dalam Lomba Tembak Internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2012. Di ajang ini, TNI Angkatan Darat meraih juara umum dengan mengalahkan negara-negara besar seperti, tuan rumah Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Selandia Baru.
Ajang AASAM 2012 juga diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste. Jepang menjadi peserta baru pada AASAM kali ini. Lebih dari 300 petembak ikut serta mewakili militer masing-masing negara.

"Kita sudah mengalahkan anggota-anggota NATO dalam lomba-lomba tembak. Karena kualitas senjata kita juga yang menentukan," katanya.

Oleh karena itu, dia menyambut baik ketertarikan negara-negara tetangga untuk membeli senjata produksi dalam negeri.



Sumber : Vivanews

Terungkap, AS Terbangkan Drone Mata-mata dari Australia

ADELAIDE-(IDB) : Sekelompok sejarawan penerbangan paruh waktu telah membantu mengungkap bagaimana Amerika Serikat (AS) menerbangkan drone mata-mata raksasa rahasia dari pangkalan Angkatan Udara Australia (RAAF) di Adelaide. Operasi itu terdeteksi oleh sekelompok sejarawan penerbangan di Adelaide yang seorang angggotanya memonitor frekuensi radio pesawat 20 jam sehari.

Dengan sayap lebih panjang dari sebuah pesawat penumpang 737 dan bernilai 200 juta dolar, RQ-4 Global Hawk adalah kendaraan tak berawak yang paling besar, paling mahal yang pernah mengudara. Drone mata-mata tersebut merupakan yang tercanggih dalam jaringan pengumpulan informasi eletronik global Amerika.

Operasi Global Hawk diliputi kerahasiaan, dan Angkatan Udara Amerika Serikat menginginkannya tetap rahasia. Tapi mungkin Pentagon tidak memperhitungkan kejelian kelompok sejarawan Adelaide, West Beach Aviation Group (WBAG).

Anggota-anggota WBAG mengatakan dalam program Foreign Correspondent di televisi ABC bahwa mereka memonitor penerbangan itu sampai pejabat-pejabat keamanan pertahanan Australia menemui mereka dan meminta mereka untuk tidak menerbitkan materi yang mengungkapkan kehadiran Global Hawk.

"Global Hawk biasanya datang dan pergi pada malam hari, tapi ada beberapa perkecualian - dan kemudian difoto oleh kelompok kami," kata jurubicara WBAG Paul Daw.

"Tapi terdapat kepekaan. Seorang fotografer dari kelompok kami tiba-tiba dikunjungi oleh pihak keamanan militer Australia dan ditanyai karena menerbitkannya di sebuah website internasional. Mereka menyatakan, posting tersebut mengungkap kerawanan di pangkalan udara itu," tuturnya.

Anggota-anggota WBAG mengatakan, mereka menganggap serius keamanan nasional, tapi berpendapat, tidak ada pembatasan untuk memotret atau memonitor pesawat Amerika di udara Australia.

Meskipun ada upaya untuk mencegah publikasi, namun detail tentang kegiatan Global Hawk diterbitkan di newsletter untuk kalangan terbatas dari kelompok itu. Namun demikian, pemerintah Amerika Serikat bertekad untuk tetap menutup-nutupi misi drone mata-mata mereka.



Sumber : Republika

DPR Dukung TNI Akuisisi 2 Skuadron Super Tucano Dan T-50 Korsel

JAKARTA-(IDB) : Komisi I menyambut baik atas tibanya empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer dari Brasil.

"Empat pesawat latih Super Tucano itu merupakan bagian 16 pesawat Super Tucano yang dipesan TNI AU untuk kepentingan pengkaderan bagi pilot tempur. Keseluruhan pesawat latih yang dipesan itu diharapkan pada 2013 secara keseluruhan mesti tiba di Tanah Air," ujar Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

Menurut Mahfudz, DPR berharap kehadiran dua skuadron pesawat latih itu nantinya semakin mewujudkan modernisasi alutsista TNI, mendekati postur alutsista minimum. "Termasuk kehadiran pesawat latih tersebut sebagai upaya modernisasi bagi kapal latih tempur," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, selain mendukung pengadaan dua skuadron pesawat latih Super Tucano, Komisi I juga telah memberikan dukungan bagi pembelian dua skuadron pesawat latih seri T-50 dari Korea Selatan.

"Diharapkan pesawat latih T-50 dari Korsel itu mulai 2013 juga mulai tiba di Tanah Air. Sehingga hal itu akan semakin memperkokoh skuadron satuan pesawat latih bagi TNI untuk mencetak pilot tempur di masa datang lebih banyak lagi, yang terampil dalam menguasai teknologi pesawat tempur yang canggih di era saat ini dan ke depannya," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, dipilihnya pembelian pesawat latih T-50 dari Korsel itu, sebagai bagian dari upaya produksi pesawat tempur bersama bagi kedua negara, yaitu KFX. "Penggunaan pesawat latih T-50 menggunakan sistem dan teknologi yang telah mendekati dari teknologi yang digunakan pesawat tempur KFX, generasi lebih muda dari pesawat jenis F-16 dari AS," tegasnya.

Seperti diketahui, empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9) siang. Pada 17 September 2012, keempat pesawat itu akan diserahkan secara resmi ke negara atau ke pihak TNI AU.



Sumber : Jurnamen

Kenaikan Anggaran Hingga 157 Persen, TNI AD Akan Menambah Alutsista

PALEMBANG-(IDB) : Anggaran latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) pada 2012 mengalami kenaikan 157 persen dibandingkan tahun 2011. Karenanya, TNI AD akan menambah jumlah peralatan utama sistem pertahanan (Alutsita).

Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat berkunjungan ke Sumatera Selatan untuk melihat Latihan Tempur Antar-Cabang TNI AD di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklat TNI AD Ogan Komering Ulu, Senin (3/9).


Pramono menyebut, TNI AD pada 5 Oktober 2012 akan menambah jumlah peralatan tempur berupa roket, meriam, dan tank.


Ia mengatakan, dengan penambahan peralatan, maka TNI AD mulai tahun ini akan menghidupkan kembali dua Bataliyon Tank, dua Bataliyon Roket, dan dua Bataliyon Meriam di seluruh Artileri Medan (Armed).


Sementara, Komandan Brigip 92 Kostrad Letnan Kolonel Infanteri Suparlan secara terpisah menjelaskan, latihan tempur tersebut perencanaannya sudah dilakukan sejak dua hari lalu untuk memaksimalkan seluruh persenjataan yang dimiliki TNI AD.


Mengenai senjata berat dimiliki selama latihan tempur itu, ia mengatakan telah meluncurkan 140 hingga 200 unit roket, 200 unit meriam, 16 unit tank scorpion, kendaraan tempur anoa dan 3.000 personil untuk memukul mundur musuh.



Sumber : Metrotvnews

Si Ringan Super Tucano TNI AU

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara baru saja kedatangan empat pesawat tempur ringan, Super Tucano. TNI AU membeli 16 unit pesawat yang mempunyai kelebihan untuk menyasar target tersebut dari Brasil seharga Rp2,7 triliun.

Nama Super Tucano melejit sejak Operasi Phoenix Angkatan Udara Kolombia pada 2008. Pesawat Super Tucano negara tersebut berhasil menewaskan pimpinan pemberontak FARC, Raul Reyes, dalam suatu serangan lintas perbatasan ke Venezuela.

Pesawat ini memang digunakan di sejumlah negara Amerika Latin. Sebut saja Republik Dominika, Kolombia, Ekuador, dan Chile. Selain Indonesia, Brasil pun mengekspor pesawat ini ke Angola, Burkina Faso, dan Mauritania.

Dilengkapi mesin tunggal turboprop, Super Tucano memiliki kemampuan mengenai target dengan sempurna.

Dua senapan mesin dipasangkan pabrikan Embraer, Brasil, pada sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton. Pesawat ini pun didesain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian, dan patroli.

Pesawat tempur turboprop memiliki fungsi yang berbeda dengan pesawat jet seperti F 16 atau Sukhoi SU 30. Pesawat turboprop mampu terbang rendah dalam waktu yang lama, sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasi tidak tinggi, perawatan murah, dan bisa mendarat di landasan pacu sederhana.

Namun, pesawat ini memiliki daya angkut senjata yang terbatas. Super Tucano juga tidak memiliki radar warning receiver, sehingga tidak bisa mendeteksi rudal anti-pesawat yang dipandu radar. Kecepatan terbang yang rendah, juga mengurangi efektivitas pemakaian flare (jika dipasang) terhadap misil.

Sementara itu, pesawat jet tidak bisa terbang lama, berbiaya mahal, dan tidak bisa melakukan pengintaian. Namun, kelebihannya, mampu membawa amunisi lebih banyak, bisa cepat menyergap lawan, dan lebih sulit ditembak.

Menurut Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Muda Jhoni Sitompul, Super Tucano memang melengkapi pesawat-pesawat dengan kecepatan tinggi seperti pesawat jet. Dia menambahkan, 16 pesawat yang diimpor tersebut akan menggantikan pesawat OV-10 Bronco Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

Pesawat jet lebih ditujukan untuk perang terbuka dan posisi pesawat turboprop hanya sebagai “air support”. Sementara itu, untuk perang irreguler atau gerilya, pesawat turboprop sangat diandalkan untuk menghancukan soft target dengan bekerja sama dengan pasukan darat.



Sumber : Vivanews

Pemerintah Perketat Penjualan Alutsista ke Luar Negeri

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah menerapkan kebijakan satu pintu untuk penjualan alutsista ke luar negeri. Nantinya, alutsista produksi perusahaan di bawah BUMN itu harus dijual melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan). Pemerintah tidak ingin penyimpangan dalam kasus penjualan senjata ke Filipina beberapa tahun lalu terulang lagi.

"Belajar dari kasus penjualan senjata sebelumnya yang ditengarai tidak sesuai negara tujuan, maka dalam penjualan produk-produk alutsista buatan dalam negeri, ke depannya akan dilakukan secara ketat, hanya satu pintu saja, yaitu Kemhan," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro seusai menghadiri Raker dengan Komisi I DPR, Senin (3/9).

Hal ini disampaikan Menhan, terkait meningkatnya minat dan permintaan alutsista produksi dalam negeri oleh negara-negara di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

Menhan mengatakan, penjualan senjata, Panser Anoa, pesawat patroli militer buatan PT DI, hanya akan dilakukan secara government to government atau G to G. "Hal ini sekaligus agar jelas, negara mana yang minat dengan produksi alutsista kita itu, jenisnya apa dan tingkat kebutuhannya.
“Kita tidak ingin alutsista produksi dalam negeri disalahgunakan juga”
Kita tidak ingin alutsista produksi dalam negeri disalahgunakan juga," ujarnya.

Lebih lanjut Menhan mengatakan, tingginya minat negara lain terhadap alutsista produksi dalam negeri ini, diharapkan dapat menambah pemasukan negara di luar pajak. Menhan menambahkan, tingginya ketertarikan alutsista produksi dalam negeri dari negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika, merupakan potensi besar untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai pasar terbuka dari produk alutsista RI.

Sementara, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menyatakan memahami kebijakan pemerintah untuk menjual alutsista dalam negeri lewat satu pintu yaitu Kemhan. Meski demikian, DPR berharap ke depannya hal ini mesti dikaji ulang. Misal, membuat semacam perusahaan konsorsium atau holding company sendiri, yang khusus bertugas memasarkan alutsista produksi dalam negeri. Hal ini sejalan dengan pembahasan RUU Industri Pertahanan (Inhan).

"Kita harapkan UU Inhan itu nantinya, termasuk juga mengatur mekanisme penjualan alutsista dalam negeri, akan dilakukan oleh lembabaga mana. Sekarang ini kan yang berkembang akan dilakukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di mana di dalamnya juga ada Kemhan dan Menneg BUMN," ujarnya.


Penjualan Alutsista Buatan BUMN Harus Lewat Kemenhan

Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa penjualan alat utama sistem pertahanan (alutsista) buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke luar negeri hanya dijual melalui satu pintu, yakni Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Kebijakan itu dimaksudkan untuk meminimalisir penyimpangan terhadap penggunaan alutsista setelah dibeli oleh pihak asing.

"Alutsista produk BUMN dijual ke luar negeri melalui satu pintu yakni Kemenham. Mekanisme itu diberlakukan guna meminimalisir kasus penjualan senjata produk BUMN tahun lalu yang tidak sesuai dengan negara tujuan," kata Purnomo Yusgiantoro, usai rapat kerja dengan Komisi I DPR di komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (3/9).

Menurutnya, penjualan senjata produksi BUMN seperti Panser Anoa, pesawat patroli militer buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero),  akan dilakukan secara government to government atau G to G. "Negara mana yang minat dengan produksi Alutsista kita itu, jenisnya apa dan tingkat kebutuhannya. Kita tidak ingin alutsista produksi dalam negeri disalahgunakan,” tegas Purnomo.

Diungkapkannya, negara-negara di Timur Tengah memiliki ketertarikan tinggi terhadap alutsista produksi Indonesia. Menurutnya, hal tersebut menjadi potensi besar untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai pasar terbuka bagi produk alutsista RI.

Sementara, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengaku bisa memahami kebijakan pemerintah untuk menjual alutsista ke luar negeri melalui Kemenhan. Namun DPR berharap agar ke depan hal ini mesti disempurnakan dengan cara membuat semacam perusahaan konsorsium atau holding company dengan tugas khusus memasarkan alutsista buatan Indonesia.

Mahfudz menambahkan, kebijakan itu juga agar selaras dengan RUU Industri Pertahanan (Inhan) yang kini tengah dibahas di DPR. "DPR berharap UU Inhan itu nantinya juga mengatur mekanisme penjualan Alutsista dalam negeri. Lembaga mana yang melaksanakannya. Saat ini yang berkembang akan dilakukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di mana di dalamnya juga ada Kemenhan dan Menneg BUMN," imbuhnya.



Sumber : Jurnamen

Hillary : Hibah F-16 Bentuk Dukungan Konkret AS Untuk Keamanan Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Menteri luar negeri AS, Hillary Clinton menilai hibah tersebut sebagai bentuk dukungan konkret AS terhadap keamanan Indonesia.

"Kami mendukung keamanan Indonesia dan kami percaya Indonesia memiliki hak untuk meningkatkan keamanannya," kata Hillary.

Hal tersebut disampaikan Hillary dalam Press Konferensi acara kunjungan kerjasama Amerika-Indonesia di Gedung Pancasila Kementeriaan Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta, Senin (3/9/2012).

Hillary menambahkan, Amerika dan Indonesia bekerjasama dalam bidang keamanan. Amerika percaya Indonesia bisa melangkah maju untuk melindungi warganya.

"Kami bekerjasama dari berbagai isu seperti terorisme," ujarnya.

Seperti diketui, Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika nanti. Dengan begitu jumlah pesawat temput miilik Indonesia akan bertambah tiga kali lipat dari jumlah sekarang.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgianto tidak bisa menjelaskan berapa total F-16 yang akan diterima dari pemerintah Amerika Serikat. "Sesuai kode etik militer, kita tidak boleh menyebut berapa jumlah pesawat tempur kita," kata Purnomo.



Sumber : Detik

Lantarcab 2012 Latihan Terbesar dan Terlengkap TNI AD

MARTAPURA-(IDB) : Latihan Antarkecabangan Tingkat Brigade yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) di wilayah Objek Militer Baturaja (Omiba), Sumatera Selatan (Sumsel), merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan sepanjang sejarah TNI AD.

Latihan yang puncaknya akan dilaksanakan pada Senin (3/9) ini akan menggunakan seluruh persenjataan yang dimiliki TNI AD. Komandan Korps Pendidikan Latihan TNI AD Letnan Jenderal TNI Gatot Nuryanto mengatakan, persenjataan tua dan yang paling canggih, baik buatan dalam maupun luar negeri, akan digunakan dalam latihan tempur tersebut. “Kita punya senjata serbu, yang kualitasnya diakui oleh dunia yang dibuat oleh Pindad.


Pasukan khusus kita sudah menggunakannya, selanjutnya kita juga akan menggunakan senjata meriam kaliber 105,kaliber 76,dan mortir berkaliber 81,” ujar jenderal bintang tiga ini. Menurut dia, di samping persenjataan lengkap, anggota TNI AD juga didukung peralatan tempur canggih udara, seperti helikopter tempur MI 35P,MI 17,dan helikopter Bell serta heli Bolcow yang berjumlah sekitar 18 unit.

“Kita tidak akan mainmain dengan latihan kali ini. Senjata yang digunakan adalah senjata tercanggih dan terbaru, peralatan tua dan yang terbaru. Bisa dikatakan dari persenjataan kakek-kakek sampai anak cucu digunakan dalam latihan tempur antar kecabangan ini,” ungkap Gatot. Dia menjelaskan, latihan tempur kali ini juga didukung oleh puluhan tank Scorpion, belasan panser Anoa serta peralatan tempur pendukung lainnya. selain itu, dalam pelatihan tempur antar kecabangan itu juga akan melibatkan 4.300 anggota TNI dari beberapa batalion.

“Ini merupakan cerminan keseriusan anggota TNI dalam melakukan latihan. Presiden dan KSAD sudah berpesan agar latihan tempur ini dilaksanakan layaknya perang,”timpalnya. Adapun tujuan diadakannya latihan tempur yang merupakan latihan terbesar sepanjang sejarah itu, Gatot menuturkan, bahwa hal itu dilakukan untuk memberikan pesan kepada mereka yang memberikan kritikan serta meragukan kekuatan TNI selama ini.

Latihan tersebut juga merupakan pertanggungjawaban terhadap rakyat Indonesia. “Ini juga merupakan latihan yang merupakan persiapan untuk melaksanakan latihan gabungan yang akan dilaksanakan di wilayah Kalimantan akhir tahun ini,”paparnya. Informasinya, 4.300 prajurit yang akan mengikuti latihan tempur tersebut berasal dari beberapa batalion, seperti Batalion 409,Batalion 401,dan Batalion 414.

Pasukan khusus didaratkan pada 28 Agustus 2012, dilanjutkan dengan perebutan jembatan penghubung serta merebut Landasan Udara Gatot Soebroto.Karena di wilayah Lampung tidak terdapat wilayah yang dapat digunakan untuk melakukan serangan dengan senjata tajam,latihan total kemudian dilaksanakan di wilayah Omiba.



Sumber : Sindo