Pages

Senin, Agustus 27, 2012

TNI Membutuhkan Rudal Jarak Jauh Untuk Melengkapi Arsenal Tempurnya

JAKARTA-(IDB) : Markas Besar TNI mengklaim rudal AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round" sebagai bagian dari kebutuhannya. "Itu salah satu kelengkapan pesawat yang dibutuhkan oleh TNI," kata Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada wartawan, Senin, 27 Agustus 2012.

Namun Iskandar mengatakan akan menyerahkan rencana pembelian rudal itu pada Kementerian Pertahanan. "Tentu semuanya harus disesuaikan dengan anggaran yang ada, urusan itu biar Kemhan yang memutuskan," kata Iskandar.

Iskandar memastikan TNI memerlukan 18 paket peluru kendali pabrikan Raytheon Co ini. "Kalau punya pesawatnya, tentu harus dilengkapi dengan sistem persenjataan yang memadai," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan persetujuannya untuk menjual perangkat rudal F-16 ke Indonesia. Berdasarkan nota yang dikirim pada Rabu pekan lalu itu, Indonesia disebut-sebut meminta paket 18 rudal jenis AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round", 36 rudal untuk latihan para pilot, tiga rudal latihan "perawatan" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian, serta latihan personal.

Rudal AGM-65 buatan Raytheon Co itu dirancang untuk menyerang target jarak jauh, termasuk kendaraan lapis baja, pertahanan udara, transportasi darat, dan fasilitas penyimpanan. "Penjualan ini akan menjadikan Indonesia mitra regional yang berharga di sebuah wilayah penting di dunia," kata Pentagon, seperti dikutip dari laman Business Recorder, Ahad 26 Agustus 2012. 

Pesawat Jet Tempur Tanpa Rudal Jarak Jauh Tak Ada Gunanya

Indonesia harus bisa memainkan posisi tawar dalam negosiasi pengadaan alutsista

Memperkuat persenjataan pada pesawat jet tempur F-16, adalah hal yang niscaya karena pesawat jet tempur tanpa dipersenjatai rudal terpandu jarak jauh, tidak ada gunanya .


Hal ini dikatakan oleh pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, menyusul berita yang dilansir kantor berita Reuters dari Washington DC, Amerika Serikat pada Jumat (24/8),*yang melaporkan pemerintah Presiden Barack Obama, telah mengusulkan untuk menjual rudal terpandu jarak jauh dan peralatan terkait senilai 25 juta dollar Amerika, untuk melengkapi armada pesawat jet tempur F-16 yang dimiliki Indonesia.


“Pesawat jet tempur memang harus bisa menembak, tapi harus diperhatikan apakah hal ini memang sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Udara sebagai penggunanya,” ujar Connie ketika dihubungi, Minggu (26/8).


Indonesia disebutnya harus bisa memainkan posisi tawar, yang lebih baik dalam negosiasii pengadaan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) dengan Amerika Serikat, mengingat Amerika Serikat memandang posisi strategis Indonesia, dan dianggap sebagai kekuatan pengimbang terhadap China di kawasan Asia.


Dalam hal ini dan dengan konteks sengketa di kawasan Laut China Selatan antara China, Taiwan dan empat negara anggota ASEAN, Connie mengatakan Indonesia dapat menggunakan posisi tawarnya, untuk meminta Amerika agar mendukung penguatan kekuatan militer Indonesia di laut dan tidak hanya di udara.


"Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk mendapatkan perjanjian kerjasama yang lebih baik untuk membangun armada laut baru, seperti Armada Pasifik dan Armada Lautan Hindia, sehingga melengkapi Armada Barat dan Armada Timur yang sudah ada,” ujar Connie.


Namun Connie mengatakan bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif, dengan semboyan one thousand friends zero enemy dapat menimbulkan kebingungan, untuk menentukan aliansi yang kuat dengan salah satu kekuatan besar di dunia, walau hal ini juga dapat digunakan untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan Amerika dan China.


Connie memberikan contoh bahwa Indonesia dapat membagi kerjasama militernya dengan kedua negara tersebut, dalam membangun dan memperkuat armada laut, misalnya membangun Armada Barat dan Samudera Hindia dengan China, sementara Armada Timur dan Pasifik dengan Amerika.


“Ini akan membuat Indonesia sebagai negara dengan kekuatan pengimbang yang sebenarnya. Menurut saya, ini adalah gerakan non blok abad ke-21,” ujar Connie.


Sumber : Tempo

Senjata Buatan Indonesia Semakin Diminati

JAKARTA-(IDB) : Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan senang kunjungan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsuddin ke Irak dan Uganda beberapa waktu lalu membuahkan hasil positif. Kedua negara itu memesan persenjataan buatan Indonesia.

"Saya senang sekali Wamenhan dari Irak dan menjadi tenaga marketing yang baik untuk PT DI, Pindad, dan Dahana," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin 27 Agustus 2012.

Dahlan mengatakan pemesanan senjata dan pesawat dari Irak dan Uganda membuktikan kualitas produksi senjata Indonesia. Semua pesanan, akan diterima oleh tiga perusahaan BUMN tersebut.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan ke Irak, Uganda, dan Kongo yang didampingi oleh Dirut Pindad, Adik  Avianto. Di Irak, delegasi Indonesia membawa persenjataan buatan Indonesia seperti kendaraan ringan lapis baja, Anoa, serta senapan SS-2.

Delegasi militer Irak akan datang pada 5 Oktober 2012 mendatang untuk mengunjungi pabrik senjata Indonesia.

Walaupun Dahlan tidak ikut dalam delegasi Indonesia ke tiga negara tersebut, namun Dahlan selalu mendapat laporan langsung. "Dua hari setelah Wamenhan ke Irak, saya ke Irak namun tujuan saya pribadi. Kunjungan Wamenhan sukses sekali, Irak percaya sekali dengan senjata buatan Indonesia," ungkap mantan dirut PLN ini. Selain itu, kata Dahlan, Irak juga tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212.


Sumber : Vivanews

TNI Buka Latihan PPRC TNI Kilat XXIX 2012

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo, S.Ip. mewakili Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., bertindak selaku Inspektur Upacara pada pembukaan Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI KILAT XXIX tahun 2012, bertempat di Markas Divisi Infanteri-1/Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin (27/8/2012). Bertindak selaku Komandan Upacara, Kolonel Laut (T) Andy Kriswanto yang sehari-hari menjabat sebagai Asintel Guspurlabar.
 
Personel TNI yang terlibat dalam Latihan PPRC TNI Kilat XXIX 2012 sebanyak 2500 prajurit TNI, terdiri dari 40 personel Satkomlek, 487 personel Satlinud, 25 personel KDOL, 508 personel Satlakopsud dan 1025 personel Satgasla.

Panglima TNI dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kasum TNI menekankan, kepada  peserta latihan, agar melaksanakan latihan ini dengan penuh kesungguhan, dedikasi dan disiplin tinggi serta penuh rasa tanggung jawab. Pelihara realisme latihan dan disesuaikan denganperkembangan lingkungan strategis serta kemungkinan kontinjensi yang mungkin timbul di wilayah daratan, sehingga dapat mewujudkan suatu konsep strategi penangkalan dan penindakan yang dapat dioperasionalkan dalam kondisi yang sebenarnya.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, rencana operasi yang dirumuskan harus dapat memvisualisasikan gambaran konsep operasi yang terintegrasi dan terkoordinasi, baik berupa manuver maupun bantuan yang diperlukan serta  kembangkan tactical floor game (TFG), table top game dan tactical air maneuver game (TAMG), guna meningkatkan kemampuan satuan dan kemampuan perorangan.

“Jadikan latihan ini sebagai sarana kajian dan evaluasi, guna menyempurnakan dokumen strategis operasional TNI, yang menuntut keterpaduan inter-operability antar unsur PPRC TNI dan  perhatikan faktor keamanan personel maupun materiil selama pelaksanaan latihan”, kata Panglima TNI.

Untuk itu, lanjut Panglima TNI, pegang teguh prosedur tetap yang telah dibuat dan dilatihkan, serta jaga kondisi fisik agar pelaksanaan latihan tidak menjadi beban atau bahkan mengakibatkan timbulnya kerugian.

Geladi Mako PPRC TNI Kilat XXIX 2012 dilaksanakan mulai tanggal 27 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2012, di Markas Divisi Infanteri-1/Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat. Sementara itu, Gladi Lapangan akan diselenggarakan di Natuna Kepulauan Riau pada tanggal 31 Agustus sampai dengan 7 September 2012.

Turut hadir dalam upacara pembukaan tersebut, antara lain, Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, para Asisten Panglima TNI dan Angkatan, Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E. serta beberapa pejabat teras Mabes TNI dan Angkatan.


Sumber : Seruu

KRI Surabaya 591 Bertolak Menuju Jakarta, Dukung Sail Morotai 2012

SURABAYA-(IDB) : KRI Surabaya 591, unsur LPD Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) bertolak dari Dermaga Semampir Barat, Ujung Surabaya Sabtu (25/8) menuju Dermaga JICT 2 Jakarta dalam rangka mendukung kegiatan Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari III (LNRPB-III) Sail Morotai 2012. Upacara pelepasan peserta LNRPB III akan dilaksanakan di Dermaga JICT 2 Jakarta pada Selasa, 28 Agustus 2012.

Kegiatan LNRPB-III yang diprakarsai oleh TNI AL  merupakan kegiatan para remaja dan pemuda  mengikuti pelayaran dengan menggunakan KRI, sudah berjalan selama kurun waktu  dua kali periode yang awalnya dilaksanakan pada waktu Sail Banda tahun 2010 dilanjutkan dengan Sail Wakatobi Belitong  pada tahun 2011. Untuk tahun 2012 ini kegiatan serupa akan dilaksanakan kembali dan bertempat di Morotai, Provinsi Maluku Utara  Kegiatan ini merupakan kegiatan Nasional yang  didukung dari Kementerian dan Lembaga terkait antara lain Kemenkokesra, Menkopolhukam, Menko Perekonomian,  Kemenegpora, Kemendiknas, Kemenag, Kemenkes, Kemenbudpar, Kemenlu, Kemen KP, Kemendagri, Kemenhub, TNI-AL, BKKBN,  LIPI dan BMKG.

Selama pelayaran para remaja dan pemuda akan dibekali dengan beberapa materi kegiatan Pendidikan Kejuangan, Ketahanan Nasional,  Bela Negara, Pembangunan Karakter Bangsa, Wawasan  Kebangsaan, Agama dan kegiatan sosial interaktif kepemudaan lainnya.

Dalam apel kelengkapan KRI Surabaya 591 di dermaga Semampir Barat,Ujung Surabaya Komandan KRI Surabaya-591 Lekol Laut (P) Joni Sudianto mengatakan bahwa kegiatan ini memiliki arti penting untuk membina pemuda yang Kreatif, Produktif dan Dedikatif serta bertanggungjawab terhadap pembangunan dan mempertahankan bangsa dan negara dalam bidang kebaharian untuk kesejahteraan rakyat yang beraklak mulia. Selain itu juga memberikan Visi, Semangat dan  Mental serta kesempatan kepada para remaja, pemuda , pelajar dan  mahasiswa seluruh Indonesia untuk lebih mengenal dan mencintai alam bahari Indonesia serta ikut serta dalam bela negara serta menjaga  batas wilayah kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dikatakan oleh Komandan KRI SBY-591, bahwa kegiatan pelayaran LNRPB ini merupakan salah satu upaya untuk membangun dan menciptakan remaja dan pemuda sebagai cikalbakal pemimpin dimasa yang akan datang dan ikut berperan aktif, kreatif dan mempunyai semangat, cara pandang yang nyata serta  mempunyai jiwa bela negara dalam menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan maritim serta mendorong para remaja dan pemuda dan generasi  muda serta masyarakat untuk melakukan pengembangan konservasi bidang kebaharian, mengeluarkan minat, bakat dan kemampuan untuk melakukan edukasi, sosialisasi serta penyampaian  nilai-nilai kebaharian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

“Oleh sebab itu, saya menginginkan dan memerintahkan kepada seluruh perwira dan ABK KRI agar mendukung kegiatan ini dengan serius dan penuh tanggung jawab, “ tegas Komandan KRI SBY-591.


Sumber : Koarmatim

16 Dari 24 F-16 Hibah Akan Ditempatkan Di Pekanbaru

$0D
JAKARTA-(IDB) : Enambelas dari 24 pesawat tempur F-16 block 32+ yang akan diterima Indonesia dari AS akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru, Riau. Keenambelas pesawat ini akan mendiami skadron tersendiri disamping Skadron Udara 1 (markas Hawk 100/200) yang sudah ada sebelumnya. Di lain pihak, delapan unit lainnya akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Madiun, digabung dengan F-16 A/B yang telah sejak 1990-an memperkuat Skadron Udara 3.

Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus kepada Angkasa, Kamis (24/8) sore, terkait kepastian hibah yang telah disetujui DPR RI dan Parlemen AS. Namun, dirinya belum bisa mengomentari lebih jauh 10 pesawat serupa yang kembali ditawarkan pihak AS. Tawaran ini disampaikan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan ketika melawat ke AS beberapa pekan lalu. "Itu harus dipikirkan masak-masak oleh Pemerintah, karena tidak saja menyangkut tambahan biaya upgrade, tapi juga biaya perawatan, dan sebagainya," ujarnya.

Keduapuluh-empat F-16 block 32+ yang disebut-sebut akan tiba pada 2014 tersebut sejatinya adalah F-16 C/D block 25 surplus yang tidak dipakai jajaran AU AS. Lewat skema pendanaan yang telah disetujui pihak Indonesia-AS, kelengkapan dan kemampuan pesawat-pesawat ini selanjutnya akan di-upgrade terlebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia. Di antara sederet kelengkapan teknis yang akan di-upgrade adalah radar, operational flight plan, peralatan navigasi, head-up display, pembidik sasaran malam, radar warning system dan kemampuan untuk membawa rudal jarak sedang untuk pertempuran beyond visual range.

Program upgrade juga membuat usia pemakaian bertambah lebih dari 4.000 jam atau jika disepadankan dengan masa pemakaian rata-rata TNI AU kira-kira bisa mencapai 20 tahun. Sedemikian kompleksnya upgrade, sampai-sampai F-16 C/D Indonesia ini nantinya akan mendekati kemampuan dan kecanggihan F-16 C/D block 52 – tipe kedua terakhir yang dibuat Lockheed Martin. Perbedaannya praktis tinggal pada kapasitas angkut senjata dan tidak adanya conformal tank saja. "Itu sebab, kenapa F-16 hasil upgrade ini masuk kategori F-16 block 32 plus, karena sudah lebih canggih dari block 32 itu sendiri," ujar Kol. Pnb. Agung Sasongkojati, mantan penerbang F-16 TNI AU.

Ia menambahkan penempatan pesawat-pesawat ini dalam bentuk skadron atau flight-flight di lokasi-lokasi kunci di wilayah RI akan bisa mengatasi masalah jarak dan waktu operasi. "Dengan senjata modern dan daya jangkau operasi lebih dari 700 km, pesawat-pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran di siang maupun malam, di semua tempat baik di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan RI," tegasnya. 


Sumber : Angkasa

Pengamat: F16 dengan Rudal Jarak Jauh Bukan Upaya Ofensif

JAKARTA-(IDB) : Pengamat militer Salim Said mengatakan bahwa usulan pemerintah Presiden Amerika Serikat Barack Obama, untuk menjual rudal terpandu jarak jauh, untuk melengkapi armada pesawat jet tempur F-16 yang dimiliki Indonesia, bukan suatu upaya ofensif terhadap negara-negara tetangga Indonesia.

Sebelumnya pada Jumat (24/8, kantor berita Reuters melaporkan dari Washington DC, Amerika Serikat, pemerintah Presiden Barack Obama mengusulkan penjualan peralatan pertahanan militer dan peralatan terkait, senilai 25 juta dollar Amerika itu kepada Indonesia.


“Pemerintah Amerika tidak akan mengusulkan penjualan senjata itu dari awal bila senjata itu akan digunakan untuk agresi terhadap negara lain, karena Amerika pun punya kepentingan agar kawasan ini tetap damai,” ujar Salim, ketika dihubungi, Minggu (26/8).


Salim mengatakan tidak ada ancaman bagi Indonesia, dari luar dan Indonesia pun tidak berkonflik dengan negara lain.


Upaya negara yang dirintis oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk belanja alat utama sistem pertahanan (Alutsista), adalah semata-mata untuk peremajaan Alutsista militer Indonesia yang* telah lama tidak diperbarui.


“Hal itu untuk menjaga kedaulatan negara agar wilayah laut kita tidak dilanggar dan tidak ada pencurian ikan di laut kita, atau agar tidak ada intrusi dalam wilayah udara Indonesia,” ujar Salim.


Indonesia mempraktekkan kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif dengan semboyan “satu juta teman, tidak ada musuh”, dan memproyeksikan peran sebagai penyambung pihak-pihak bersengketa, dan mediator dalam berbagai konflik regional maupun internasional.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, mengatakan Indonesia selalu mengobarkan semangat perdamaian baik di tingkat kawasan Asia Tenggara, Asia maupun global.



Sumber : BeritaSatu

Kesan Pilot Sukhoi TNI AU Dalam Pitch Black 2012

ANGKASA-(IDB) : Dalam latihan udara Pitch Black 27 Juli-13 Afustus lalu di Australia, penerbang dan jet-jet Sukhoi Su-27/30 Flanker TNI AU dianggap sebagai rekan berlatih utama dan tamu kehormatan. Kehadiran pesawat tempur buatan Rusia yang amat disegani Barat ini sudah diharapkan sejak lama. Australia, AS dan sejumlah negara ingin sekali melihatnya dari dekat dan mengajaknya berlatih bersama. Ajakan itu akhirnya dipenuhi Indonesia dalam Pitch Black ke-12 yang baru saja berakhir. Tim Indonesia dipimpin langsung oleh Wakasau Marsda TNI Dede Rusamsi.
 
Kini, ketegangan AU Australia terhadap pesawat-pesawat tempur buatan Rusia itu sudah mencair. Kerjasama lebih jauh dengan TNI AU tampaknya juga mulai terbuka lebar. Mereka puas bisa berlatih bersama, terlebih karena jet andalan mereka F/A-18F Super Hornet AU Australia bisa "duel" di langit Tindal dan Darwin. Pemandangan langka ini disaksikan peserta tetap Pitch Black, yakni Korp Penerbangan Marinir AS, AU Thailand, AU New Zealand, dan AU Singapura. Selain Super Hornet dan Flanker, ikut berlatih juga di sini di antaranya: F-16 Fighting Falcon, F/A-18 Hornet, F-15 Eagle, dan AP-3C Orion.

Lalu apa kata penerbang jet Sukhoi Indonesia, yang semestinya juga menganggap latihan udara bersama ini sebagai pengalaman yang amat berharga? "Walau skalanya tidak sebesar Red Flag, latihan ini tampak direncanakan, dikelola dan dilaksanakan dengan sangat baik. Mereka memanfaatkan semua sumber yang ada dan dimiliki partisipan, sehingga latihan seperti real," ungkap Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb. Untung Suropati kepada Angkasa. Red Flag yang ia sebut adalah latihan pertempuran udara madya yang rutin dilakukan AU AS di Alaska dan Nevada.

Ditambahkan, walau TNI AU sering berlatih operasi udara semacam ini, namun skala dan kompleksitas Pitch Black telah menambah wawasan, pengetahuan serta bekal yang lain bagi penerbang TNI AU. Mereka kini tahu seperti apa operasi gabungan skala besar multi-nasional. Untuk itu kesempatan ini sebaiknya memang diberikan juga kepada skadron udara lain.

Adakah kesan khusus terhadap F/A-18F Super Hornet, yang disandingkan sebagai "lawan tanding" Su-27/30? "Pesawat ini bagus. Thrust (daya dorong mesin) dan avioniknya jauh lebih baik dari Hornet yang klasik (F/A-18 Hornet). Tetapi untuk bisa maksimal, tetap kembali pada pilotnya. Seberapa terlatih dan seberapa terampil dia bisa memanfaatkan kelebihan yang ada," ungkapnya di sela-sela latihan Flypass 17 Agustus nanti di atas Istana Negara, Jakarta.

Syukur kami bisa mengimbanginya. Berkat kerap berlatih dengan radar, RWR, extra thrust; mereka memberi apresiasi dan pengakuan yang luar biasa pada kemampuan BVR (Beyond Visual Range) combat dan Close Combat yang kami miliki," ujar Untung Suropati.


Sumber : Angkasa

Pelepasan Keberangkatan Satgas Surya Bhaskara Jaya LXI/2012

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Armatim (Kasarmatim), Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H., M.AP, melepas keberangkatan Satuan Tugas (Satgas) Surya Bhaskara Jaya LXI/2012, di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, (24/8). Satuan tugas ini merupakan bagian dari Satgas Terpadu Sail Morotai tahun 2012, yang akan digelar di wilayah kepulauan Maluku.
Sebelumnya Kasarmatim, didampingi Komandan Satgas SBJ LXI/2012 Kolonel Laut (P) Herman Prasetyo, meninjau sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam Satgas SBJ yang ada di KRI dr. Soeharso-990.
Satgas SBJ LXI/2012 melibatkan satu kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 dan satu Helikopter dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya. Sedangkan pasukan yang terlibat sebanyak 594 personel gabungan dari Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmatim, Dinas Kesehatan (Diskes), Dinas Potensi Maritim (Dispotmar), Dinas Hukum (Diskum), Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim dan Batalyon Zeni 1 Marinir Surabaya.
Operasi bhakti sosial dan kesehatan ini juga melibatkan tenaga medis dari Batalyon Kesehatan (Yonkes) 1 Marinir, Rumah Sakit dr. Ramelan Surabaya, Rumkit Marinir Gunugsari dan Lembaga Kesehatan Kelautan (Lakesla) Surabaya. Pelaksanaan operasi bhakti oleh TNI AL tersebut juga didukung oleh 127 pesonel Pangkalan Angakatan Laut (Lanal) Ternate dan 21 personel dari Lanal Morotai.

Operasi Bakti TNI AL Surya Bhaskara Jaya merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh TNI AL merupakan wujud kemanunggalan TNI AL dengan rakyat serta wujud kepedulian TNI AL terhadap masyarakat di daerah pesisir/pantai pulau terluar dalam rangka untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pada tahun ini sekaligus merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sail Morotai 2012 di wilayah Maluku Utara
Operasi Bakti ini, bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan dan BKKBN secara terpadu diwilayah kerja Lantamal VI Makasar dan Lantamal IX Ambon guna membantu pemerintah daerah dalam rangka pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kesehatan masyarakat lokal, khususnya masyarakat yang berada di pesisir pantai serta pulau–pulau kecil.



Sumber : Koarmatim