Pages

Selasa, Agustus 07, 2012

649 Personel TNI AD Pulang Satgas Perbatasan PNG

SURABAYA-(IDB) : Sebanyak 649 personel Satuan Tugas Penjaga Perbatasan dari Batalyon Infanteri Lintas Udara (Linud 431) Kostrad kembali dari penugasan selama enam bulan di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.

Upacara penyambutan digelar di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Soekarno Hatta, kemarin. Personel Kostrad ini sebelumnya ditugaskan sejak Desember 2011 lalu untuk menjaga garis perbatasan di Papua dari penyusupan dan gangguan dari gerombolan bersenjata. Pasukan ini diterima langsung Panglima Divisi I Kostrad Mayor Jenderal TNI Daniel Ambat yang bertindak selaku inspektur upacara.


Dalam sambutannya,Daniel Ambat meminta agar seluruh personel yang baru pulang dari penugasan memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena masih banyak tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan. Daniel juga berpesan agar prajurit tetap mengadakan latihan rutin untuk meningkatkan kemampuan tempur. “Terima kasih atas pengabdinnya menunaikan tugas mengamankan daerah perbatasan RI-Papua Nugini dengan baik,”katanya.


Sementara itu, Komandan Batalyon Infanteri 431 Kostrad Letkol Indarto mengatakan, kendati sering terlibat kontak senjata dengan gerombolan bersenjata di hutan papua,dari 650 personel yang dikirim ke perbatasan,pihaknya hanya kehilangan satu orang karena jatuh sakit. “Di daerah perbatasan, Yonif 431/Kostrad sering melakukan kontak senjata dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) namun syukur dari pihak kami tak ada yang gugur,”katanya.


Menurutnya,Yinif 431/Kostrad memiliki wilayah tugas sepanjang 180 kilometer. Patroli dilakukan secara berkala di sepanjang garis perbatasan guna menghindari penyusupan dan pemindahan patok penanda wilayah Indonesia.


Letkol Indarto mengaku,selama bertugas, batalyon yang dipimpinnya tidakhanya menjalankan tugas pengamanan namun juga misi sosial seperti mengajar di sekolah, memberikan keahlian karateka buat para pemuda, membantu peternakan, dan memberikan pelajaran agama. ”Banyak suka duka yang terjadi selama di sana.Tapi dengan berbaur dengan masyarakat setempat,kami jadi merasa tidak terlalu sepi kendati jauh dari keluarga,”katanya.


Menurutnya,daerah perbatasan di Papua sangat kaya akan sumber daya alam.Hanya saja, sumber daya manusia belum mendukung untuk pemanfaatan bagi kesejahteraan penduduk asli Papua.”Makanya kami juga memberikan pendidikan buat masyarakat setempat,karena mereka butuh itu,”ucapnya.


Prajurit Macan Kumbang Kembali ke Markas


Prajurit Kodam V/Brawijaya yang diwakili oleh Prajurit Batalyon 521/Dhadaha Yudha sejak November 2011 lalu bertugas menjaga perbatasan Papua.


Sebanyak 647 prajurit dengan julukan Macan Kumbang itu kini telah kembali dari tugasnya. ”Pada hari Sabtu lalu mereka kembali ke home base dengan selamat dengan menggunakan fasilitas kapal Laut milik TNI AL, yang bersandar di Dermaga Ujung Armatim Surabaya setelah selesai melaksanakan penugasan di daerah perbatasan Papua sejak November 2011,” terang Kapendam V/Brawijaya Letkol Totok Sugiharto, kemarin.


Kedatangan para prajurit ini disambut dengan tradisi upacara dan bertindak selaku Irup Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito. Sebagai Komandan Upacara Danyonif 521/Dhadaha Yudha Letkol Inf Sunaryo dan diikuti oleh seluruh prajurit Yonif 521 tanpa terkecuali. Dalam sambutannya Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito menyatakan, dengan selesainya penugasan berarti telah ikut mengambil bagian dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya daerah rawan Papua.


Pengalaman tugas adalah guru yang terbaik dalam peningkatan kemampuan sehingga dalam pelaksanaan tugas-tugas mendatang akan lebih baik dan lebih berhasil baik secara perorangan maupun satuan Orang nomor satu di Kodam V/Brawijaya ini berpesan kepada seluruh prajurit agar menjadi prajurit yang kehadirannya selalu didambakan oleh masyarakat.


Sumber : Sindo

PT. DI Diminta Menteri BUMN Manfaatkan Peluang Anggaran TNI Yang Sangat Besar

JAKARTA-(IDB) : Menteri BUMN Dahlan Iskan memerintahkan PT Dirgantara Indonesia untuk menyambut dan menangkap besarnya anggaran TNI pada tahun ini. Dengan besarnya anggaran TNI tersebut, otomatis akan membuat pesanan pesawat untuk pertahanan akan meningkat, sehingga PTDI mempunyai proyek yang cukup besar untuk dikerjakan. 

“Program ekonomi bisa lebih cepat lagi dengan sinergi ini. PTDI sedang menggeliat dan ini merupakan momentum bagi PTDI untuk naik,” ungkap Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (7/8). 

Besarnya anggaran TNI ini harus dimanfaatkan oleh PTDI sebagai bidang kerja strategis yang baik, dan pekerjaan akan banyak datang dari TNI dan pertahanan. 

“Ordernya akan sangat banyak. Teman-teman BUMN harus serius menangkap tugas dari kementerian pertahanan. Jangan terlambat,” tegas Dahlan. 

Mantan Dirut PLN ini kembali menyebutkan saat ini adalah momentum terbaik untuk PTDI setelah mengalami masa-masa sulit beberapa waktu lalu. Dahlan memerintahkan agar pengambilan kesempatan tersebut bisa dikerjakan dengan baik. “Bukan hanya PTDI, PT PAL juga harus memanfaatkan momentum ini dan anggaran dari kementerian pertahanan,” tambahnya. 

Untuk kemajuan ini, Dahlan juga membolehkan PT DI untuk meminjam uang kepada pihak ketiga jika kekurangan dana dalam bekerja. “Silahkan ambil ke bank untuk pembelian peralatan sebelum anggaran kementerian pertahanan turun,” pungkasnya. 

Tahun ini TNI telah menerima alokasi anggaran sebesar Rp 72,5 triliun atau naik 27 persen dibanding tahun sebelumnya.


Menteri BUMN Akan Rombak Direksi PT. Dirgantara Indonesia

Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan tengah membenahi susunan direksi PT Dirgantara Indonesia Persero menyusul ketidakkompakan yang terjadi di BUMN industri pesawat terbang tersebut.

"Selama ini, orang-orangnya hebat-hebat namun saya meragukan kekompakannya. PT Dirgantara Indonesia akan memiliki tim yang kuat," kata Dahlan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (7/8).


Menurut Dahlan, ketidakcocokan di antara manajemen harus dihilangkan, karena dapat mengganggu performa perusahaan. Oleh sebab itu, dalam pekan ini Dahlan akan mengumumkan tim baru Dirgantara Indonesia. "Kalau industri ini tidak kita majukan, takutnya kinerja semakin menurun. Ini tidak boleh terjadi," kata Dahlan.


Dahlan mengakui saat ini Dirgantara Indonesia mendapatkan proyek dari Kementerian Pertahanan. Namun, untuk merealisasikannya perseroan terkendala masalah keuangan. Oleh sebab itu, ia mengimbau perseroan meminjam fasilitas kredit perbankan.


"Untuk mengejar pekerjaan yang dipercayakan oleh Angkatan Udara, PT Dirgantara Indonesia bisa pinjam duit dulu sebelum anggaran dari Kemenhan cair. Kami mengharapkan teman-teman BUMN dapat menangkap peluang itu," urai Dahlan.


PT Dirgantara Indonesia menjalin kerja sama dengan TNI Angkutan Udara untuk melaksanakan tukar menukar tanah dengan bangunan, termasuk rumah dinas. Tanah milik TNI Angkatan Udara yang saat ini dipergunakan untuk kegiatan produksi PT Dirgantara Indonesia ditukar dengan tanah dan bangunan termasuk rumah dinas milik PT Dirgantara Indonesia, yang terletak di selatan landasan Lanud Husein Sastranegara.



Sumber : Metrotvnews

2015 Satu Dari Tiga Kapal Selam Perkuat TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan RI resmi memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan. Pembelian kapal selam tersebut dilakukan dengan skema transfer of technology (TOT).

Rencananya, satu buah kapal selam akan dibuat di Korea Selatan, satu dibuat bersama-sama, dan satu dibuat di Indonesia.

"Kontraknya sudah diteken. Jadi tahapannya nanti ada masa transisi di mana kemudian kita ingin bisa dibuat di Indonesia," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, di Gedung Kemenhan, Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2012.

Purnomo berharap ketiga kapal selam ini dapat memperkuat armada tempur TNI Angkatan Laut, dan mampu menghadapi tantangan ke depan. "Kita tentu inginkan kapal selam ini dapat beroperasi dengan baik dengan teknologi yang muktahir," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam.

Untuk memperkuat armada, diperkirakan pada awal tahun 2015 tiga kapal selam buatan Korea Selatan sudah bisa masuk jajaran armada TNI AL. "Awal tahun 2015 satu kapal selam sudah masuk dan tahun berikutnya kapal selam yang kedua," ujarnya usai penyematan brevet kehormatan Hiu Kencana di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Kota Cilegon, Banten, Kamis 4 April 2012 lalu.

Dia berharap, kehadiran kapal-kapal selam tersebut akan meningkatkan kualitas alat utama sistem senjata utama (alutsista) yang dimiliki TNI AL. Daya tempur dan daya tangkal TNI AL juga akan semakin kuat.

Untuk pengadaan alutsista, TNI AL juga mengembangkan produk dalam negeri untuk pembuatan kapal perang taktis ukuran 40 hingga 70 meter. Dengan menggunakan teknologi serta sistem persenjataan yang modern, saat ini TNI AL sedang mempersiapkan kapal sekelas fregat.

Tiga Kapal Selam TNI AL Yang Baru Lebih Canggih Dari Kapal Selam Malaysia

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terus memperbarui alat utama sistem persenjataan (alutsista) di tubuh TNI.

Selain membeli Tank Leopard 2, Kemenhan tengah menunggu tiga kapal selam dari Korea Selatan (Korsel) berteknologi canggih.

"Saat ini masih dibuat di Korsel," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat meninjau proses penyelenggaraan bazaar murah yang digelar di kementeriannya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (7/8/2012).

Purnomo menjelaskan, pembelian tiga kapal selam tak hanya membeli, namun ada proses transfer teknologi antara pihak Korsel dan Indonesia. Sehingga, nantinya Indonesia bisa membuat kapal selam sendiri.

"Memang satu dibuat di Korsel. Nanti kami bertahap dibuat bersama-sama, dan kemudian cita-cita kita bisa dibuat sendiri di Indonesia," jelas Purnomo.

Ketika ditanya oleh wartawan terkait teknologi tiga kapal selam lebih canggih dari yang dimiliki Malaysia, Purnomo hanya menjawab pihaknya ingin kapal selam yang dapat beroperasi dengan baik.

"Tentunya dengan teknologi yang mutakhir untuk menghadapi tantangan ke depan," cetus Purnomo.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menjelaskan, kapal selam dari Negeri Ginseng pada awal 2015 diperkirakan masuk ke Indonesia. 

"Tahun berikutnya kapal selam yang kedua," tutur Laksamana TNI Soeparno usai penyematan brevet kehormatan Hiu Kencana di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Kota Cilegon, Banten, Kamis (4/6/2012).

Ia memaparkan, kapal selam yang ketiga pembuatannya diharapkan bisa dikerjakan di Indonesia, bekerja sama dengan Korsel.

Soeparno berharap, kehadiran kapal selam akan meningkatkan alutsista yang dimiliki TNI AL. Sehingga, daya tempur dan daya tangkal TNI AL juga akan semakin kuat.


Sumber : Tribunnews

Pindad Targetkan Tahun Ini Semua Pesanan TNI Selesai

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad, Produsen senjata di Indonesia saat ini sibuk menyelesaikan proyek pesanan amunisi dan peralatan tempur dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Proyek amunisi dan senjata untuk Angkatan Darat (AD) tersebut diharapkan kelar tahun ini juga.
 
“Pesanan dari TNI itu senilai Rp 1,3 triliun," kata Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Sudarsono kepada KONTAN Selasa (7/8). Agar kelar tahun ini juga, perusahaan menurut Adik sedang bekerja keras menyelesaikannya.

Selain menyelesaikan pesanan amunisi dan senjata untuk TNI, Pindad saat ini juga focus menyelesaikan pesanan kendaraan tempur pengangkut personil atau disebut dengan Armoured personal carrier dengan sistem penggerak 6 roda simetris. 

"Kendaraan yang biasa dipanggil panser Anoa," ujarnya. Kendaraan Anoa ini, mampu mengangkut 10 personil tentara dengan 3 orang kru, 1 driver, 1 commander dan 1 gunner. "Didamping itu kendaraan ini juga dilengkapi dengan mounting senjata 12,7 mm yang dapat berputar 360 derajat," tuturnya.

Tak hanya itu, Pindad juga menyelesaikan pesanan senapan serbu jenis SS2. Menurutnya, senjata jenis ini terdiri dari tiga jenis yakni SS2 V1, SS2 V2, SS2 V4. "SS2 adalah senapan serbu generasi baru kaliber 5,56 x 45 mm dengan laras kisar 7. Ringan, handal dan memiliki akurasi tinggi, dengan menggunakan popor lipat sehingga fleksibel untuk digunakan sesuai kebutuhan," jelasnya.


Sumber : Kontan

Analisis : Pertarungan Sukhoi Indonesia Dalam Pitch Black Australia

ANALISIS-(IDB) : Hari-hari ini tepatnya tanggal 27 Juli 2012 sampai dengan 17 Agustus 2012 sedang berlangsung latihan gabungan terbesar angkatan udara 6 negara di ruang udara Australia Utara tepatnya di Air Force Base Tindal dan Darwin.  Yang istimewa dalam latihan gabungan yang diberi kode Pitch Black 2012 ini adalah keikutsertaan Indonesia dengan mengirimkan 4 jet tempur kelas berat Sukhoi yang terdiri dari 2 unit SU27 SKM dan 2 unit SU30 MK2.  Selain Indonesia negara yang mengirim alutsista udaranya adalah tuan rumah Australia, AS, Singapura, Thailand dan Selandia Baru.  Total pesawat yang dilibatkan berjumlah 94 unit.  Begitu istimewanya Indonesia karena seluruh media Australia memberitakan kehadiran Sukhoi sebagai berita utama padahal negara lain seperti Singapura juga membawa jet tempur mutakhirnya F15 SG.
Pelajaran berharga dari war games ini tentu saja akan menjadi dokumen militer yang bernilai tinggi bagi semua negara peserta karena yang bertarung adalah teknologi tempur udara terkini buatan Rusia dan Barat.  Pilot TNI AU diyakini bisa memetik ruang pengalaman tempur yang lebih cemerlang karena menghadapi lawan dari berbagai jenis jet tempur seperti F15 SG dan F16CD dari Singapura, F18 Super Hornet Australia , F18 Hornet AS dan F16 AB Thailand.   Meskipun sifatnya latihan gabungan namun dalam urusan “jurus silat” dan kemampuan dalam teknologi tempurnya tidak harus dikeluarkan seluruhnya.  Karena bisa dipastikan selalu ada upaya intelijen militer untuk mengetahui jeroan teknologi dan persenjataan serta kelemahan jet fighter yang berpartisipasi dalam event ini.
Meski bukan yang pertama pertarungan Sukhoi dengan F15 SG, F16, F18 Hornet dan Super Hornet tetap merupakan kajian yang menarik karena Flanker (sebutan Barat untuk Sukhoi) merupakan jet tempur penuh misteri yang disegani negara-negara Barat.  Sekedar catatan Sukhoi India pernah mengikuti latihan gabungan angkatan udara Red Flag di Nellis AFB Nevada AS tahun 2008.  Kurikulum latihan pada Red Flag menjadi acuan dalam latihan gabungan angkatan udara Pitch Black 2012 yaitu  air lift, air to air combat, surface attack, deep interdiction, close air support, airborne early warning and control, air to air refuelling, tactical air transport. 
Biasanya tim dibagi menjadi dua dengan berbagai jenis jet fighter berbagai negara peserta.  Dari semua jenis latihan itu tentu “mata pelajaran” pertempuran udara merupakan ujian paling bergengsi, paling mendebarkan sekaligus membanggakan.  Kemampuan teknologi radar sebuah jet tempur dalam mendeteksi dan mencium pergerakan jet tempur lawan dan kemampuan pilotnya bermanuver menjadi kunci kemenangan dalam memperebutkan superioritas udara.  Tetapi dalam banyak event latihan gabungan justru kemampuan radar ini dimatikan karena khawatir dijamming atau dikunci oleh pesawat “tidak dikenal” yang biasanya selalu mengintip dan mengamati latihan ini.
4 Sukhoi TNI AU dikawal 2 Hornet RAAF diatas Darwin
Seperti diketahui Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap.  Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.

Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh.  Selain keunggulan udara jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar.  Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di  Rusia  sangat menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh. 
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan.  Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display).  Sistem navigasi terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P.  Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom.  Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot.  Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya pitch black ini.  Selain jet tempur Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C.  Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550 sementar Indonesia mengirim 2 Hercules.  Diantara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur.  Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat.  Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antar negara diharapkan mampu memberikan kualitas pengalaman bagi personil militer masing-masing negara terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan.   Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu disamping menjalani diplomasi militer tentunya.



Sumber : Analisis

Panglima TNI Terima Dubes Spanyol


Panglima TNI Terima Dubes Spanyol

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., didampingi Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W., S.E., Aspers Panglima TNI Marsda TNI Bambang Wahyudi, S.Ip., dan Wakapuspen TNI  Brigjen TNI Suratmo, M.Si (Han), menerima  kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Spanyol untuk Indonesia H.E. Mr. Rafael Conde de Saro, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin (6/8/2012). 

Kunjungan tersebut dalam rangka membahas The 1st High Defense Course for Asian-Pacific Senior Officers, yang akan diadakan pada tanggal 5 s.d 30 November 2012 di Madrid, Spanyol, dan  Panglima TNI menyambut baik tawaran kursus tersebut. Acara diawali dengan upacara jajar kehormatan oleh Satuan Protokol Denma Mabes TNI.



Sumber : Poskota

Embraer Delivers The First Four A-29 Super Tucano to Indonesian Air Force

SAO PAULO-(IDB) : Embraer Defense and Security has today delivered four light attack and tactical training A-29 Super Tucano aircraft to Indonesia’s Air Force at a ceremony held in its facility in Gavião Peixoto, São Paulo, Brazil. Indonesia is the first operator of Super Tucano in the Asia-Pacific region.

These four A-29 Super Tucano are from the initial batch of eight aircraft purchased by the Indonesian Air Force (IAF) in 2010. The IAF has since ordered a second batch of eight Super Tucanos as part of their equipment modernization exercise, bringing the total number of orders to 16 aircraft.

“We are honored that the Indonesian Air force has selected the A-29 Super Tucano as the preferred choice in their fleet modernization program”, said Luiz Carlos Aguiar, President of Embraer Defense and Security. “The Super Tucano is a mature, proven and mission-ready aircraft with more than 160 units in operation globally.”

The Super Tucano was chosen by the Indonesian Defense Forces to replace a fleet of OV-10 Broncos as part of their equipment modernization exercise for years 2009 – 2014. With more than 157,000 flight hours and over 23,000 combat hours achieved, the Super Tucano offers the flexibility to perform a broad range of missions including light attack, surveillance, air-to-air interception and counter insurgence. The aircraft makes excellent use of the most recent electronic, optical, infra-red and laser technologies, as well as secure radio communications with data-link, and an unparalleled weaponry capability, making it highly reliable and at a top-level cost/benefit ratio for a wide range of military missions, even operating from unpaved runways.


Source : Embraer