Pages

Senin, Agustus 06, 2012

Menhan Menerima Kunjungan Dubes India Baru

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Senin (7/8) Siang menerima kunjungan Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. 

 Menhan saat menerima Dubes India didampingi Direktur Kerjasama Internasional Strategi Pertahanan (Dirkersin Strahan Kemhan), Brigjen TNI Jan Pieter Ate, M.Bus, dan Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom Publik Kemhan), Brigjen TNI Hartind Asrin. 

Pada kesempatan pertemuan tersebut Dubes India memperkenalkan dirinya kepada Menhan sebagai Dubes India untuk Indonesia yang baru. Dubes Singh menyampaikan bahwa penugasannya di Indonesia merupakan suatu kehormatan bagi dirinya dan di harapkan adanya pengembangan kerjasama di bidang pertahanan diantara kedua negara kedepannya. 


Sumber : DMC

Wamenhan Ucapkan Terima Kasih Kepada Dubes Brazil Atas Suksesnya Pengadaan Pesawat Super Tucano

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (3/8), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Brazil untuk Indonesia Mr Paolo Alberto da Silveira Soares di Kantor Kemhan, Jakarta. Dalam pertemuan ini Wamenhan menyampaikan rasa terima kasih kepada Dubes Brazil untuk Indonesia yang telah membantu dalam upaya pengadaan pesawat Super Tucano. 

Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto dan Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo akan datang ke Brazil untuk menghadiri upacara penyerahan periode pertama pada bulan Agustus ini. 

Periode kedua pesawat akan diserahkan pada tahun 2013 sehingga dapat memenuhi satu skadron tempur. 

Sementara itu, Dubes Soares berharap Wamenhan dapat segera berkunjung ke Brazil sehingga Memorandum of Understanding antara RI dan Brazil dalam bidang kerjasama pertahanan dapat segera diwujudkan.


Sumber : DMC

Fateh 110, Mimpi Buruk AS dan Israel

TEHRAN-(IDB) : Iran mampu mencapai teknologi rudal-rudal dengan daya tempuh 2.000 kilometer yang dapat menjangkau wilayah Palestina pendudukan (Israel). Akan tetapi para pejabat Republik Islam menyatakan bahwa untuk sementara ini Tehran tidak memerlukan jenis rudal dengan daya tempuh seperti itu. Rudal-rudal yang ada saat ini sudah dapat menjawab tuntutan Iran.
 
Untuk saat ini, Fateh 110, menjadi rudal balistik andalan Iran. Rudal ini memiliki keakuratan tinggi dengan prediksi tingkat kemelesetan hanya sampai 10 meter. Rudal tersebut juga dapat digunakan menghancurkan sistem perisai rudal dan sistem radar musuh di kawasan. Dengan hulu ledak yang mencapai setengah ton, rudal Fateh 110 menjadi mimpi buruk bagi pangkalan dan pusat-pusat strategis Amerika Serikat di sekitar Iran.
 
Tipe laut rudal ini bernama Khalij-e Fars yang termasuk jenis rudal supersonik Iran dan mampu menarget kapal-kapal besar musuh dan juga pangkalan-pangkalan Amerika di kawasan (terdekat berjarak 70 kilometer dari perbatasan Iran dan yang terjauh 120 kilometer).
 
Fateh 110, masuk dalam barisan rudal balistik strategis jarak pendek dengan daya jelajah mencapai 300 kilometer. Menggunakan motor satu tahap dan bahan bakar padat, Fateh 110 adalah tipe terbaru dari rudal yang telah dikembangkan 10 tahun lalu sejak generasi pertamanya diproduksi.
 
Pada generasi sebelumnya, fitur-fitur konvensional seperti kecepatan pengoperasian dan peluncuran, kekuatan destruksi, dan keakuratan, telah terbukti. Namun sekarang selain fitur-fitur tersebut, Iran menambahkan kemampuan rudal Fateh 110 untuk menghancurkan berbagai tipe target di laut dan darat. Keunggulan lain Fateh 110 adalah memiliki sistem pendeteksi built-in dalam membantu  meningkatkan kontrol dan keakuratannya. Rudal ini telah diuji coba dan terbukti bahwa tingkat kemungkinan kemelesetannya hanya sampai 10 meter.
 
Alasan mengapa Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel dalam beberapa tahun terakhir berupaya memasang dan meningkatkan kemampuan sistem radar dan anti-rudalnya, sejatinya harus ditelusuri dalam perkembangan pesat yang dicapai Republik Islam di bidang ini. Khususnya Israel yang sudah pernah merasakan mimpi buruk penembakan roket dan rudal jarak dekat Hizbullah Lebanon pada Perang 33 Hari, mereka mengetahui dengan baik apa makna dari kemajuan Iran di bidang ini.
 
Dengan ditembakkannya rudal dari Iran menuju target-target Amerika dan Israel, sistem perisai rudal musuh akan melacak dan mengirim informasi terkait rute, daya tempuh dan targetnya akan kepada sistem anti-rudal untuk kemudian diambil langkah-langkah penangkalan. Namun proses tersebut belum diujicoba dengan rudal Iran. Rezim Zionis pernah berusaha mencoba mensimulasikannya dan gagal.
 
Terkait hal ini, para pejabat angkatan bersenjata Iran berulangkali menekankan bahwa sistem-sistem perisai rudal musuh tidak akan mampu berbuat menghadapi penembakan rudal secara massif dari Republik Islam Iran. Militer Iran juga telah menyusun berbagai skenario untuk melumpuhkan sistem perisai anti-rudal musuh dan akan membuktikan ketidakefektifan sistem tersebut ketika perang.  
 
Belum selesai, Brigjen Amir Ali Hajizadeh, Panglima Angkatan Udara Pasdaran (IRGC) beberapa waktu lalu menyatakan bahwa dalam waktu dekat Iran akan memperkenalkan rudal balistik siluman baru yang dapat menjangkau target di radius 300 kilometer.
 
Israel yang bahkan tidak mampu mengalahkan Hizbullah Lebanon dalam Perang 33 Hari, kini berkoar akan menyerang Iran jika sanksi dan tekanan tidak mampu memaksa Republik Islam Iran menghentikan program nuklirnya. Fateh 110 menjawab klaim dan ancaman rezim Zionis.


Sumber : Irib

TNI AD Berencana Pamerkan Tank Leopard Kepada Masyarakat

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 15 unit tank Leopard yang dibeli Indonesia dari Jerman, akan tiba Oktober nanti. Rencananya, tank jenis kelas berat itu akan dipamerkan oleh pihak TNI AD.

"Insya Allah jika memang berkenan dan sesuai rencana, ingin kita pamerkan," kata Kepala Staff TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, di Mabes AD, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta, Senin (6/8/2012).

Pramono menambahkan, lokasi tempat pameran itu rencananya akan diadakan di Jawa Timur atau Jawa Barat. Hal itu dilakukan agar masyarakat tahu, bahwa Alutsista negara Indonesia sudah mengalami kemajuan.

"Lokasinya sebisa mungkin di pulau Jawa," ucapnya.

Saat disinggung soal harga Leopard dan jumlah yang akan dibeli, Ia menjelaskan itu kewenangan pada Kemenhan. Dirinya hanya bisa berharap semoga Main Battle Tank itu dapat dibeli sebanyak-banyaknya oleh pemerintah.

"Kalau harapannya sebanyak mungkin. Tapi itu kan keputusan terakhir di Kemhan," jawab Pramono.

Sebelumnya, polemik pembelian tank berbadan besar Leopard, akhirnya diputuskan. Indonesia akhirnya membeli Tank tersebut dari Jerman dengan anggaran sebesar $ 280 juta.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, di Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta (1/7/2012). Pembelian tersebut dilakukan untuk modernisasi Alutsista terutama peralatan tempur angkatan darat.


Sumber : Detik

Jika Tidak Terkendala Indonesia China Teken Pembelian Rudal C-705 Maret 2013

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara mengaku belum mengetahui rencana Kementerian Pertahanan untuk membeli misil C705 dari Cina. “Belum pernah dengar,” ujar Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus pada Sabtu, 4 Agustus 2012.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Hartind Asrin menyatakan, pemerintah berencana untuk membeli misil C705 dari Cina. Rudal seberat 300 kilogram dengan daya jelajah sejauh 135 kilometer itu sudah diujicobakan sebanyak dua kali di Selat Sunda. “Sudah pernah diujicoba dan efektif,” kata Hartind.

Sebelum 2014, rudal anti kapal seberat 300 kilogram ini ditargetkan sudah tiba di Indonesia. Selain rudal, pemerintah juga membeli sistem roket, UAV dan misil tanggung berjarak 60 meter KS 1A dari militer Cina. Khusus untuk misil C705, pemerintah meneken kontrak selama delapan tahun, dengan imbalan transfer teknologi. Untuk itu, pemerintah akan membangun pabrik rudal di Indonesia.

Perjanjian sejenis juga diteken Kementerian Pertahanan dengan Korea Selatan dalam pembelian pesawat tempur dan kapal selam. Pada 2013, pesawat tempur KFX/IFX buatan bersama teknisi Indonesia dan Korea Selatan diharapkan sudah tiba di tanah air.

Saat ini, ada puluhan teknisi PT Dirgantara ada di Korea mempelajari desain dan teknik pembuatan jet itu. Dua tahun berikutnya, pada 2015, kapal selam Indonesia buatan Daewo Shipbuilding Marine Engineering juga akan rampung. Untuk proyek ini, Korea melibatkan 30 teknisi dari PT PAL.

Pada 30 Agustus 2012 mendatang, Cina akan memberikan proposal tahap pertama yang berisi spesifikasi teknis rudal ini. Jika tak ada halangan, pemerintah akan meneken kontrak pembelian misil C-705 pada 1 Maret 2013.

Azman mengaku belum mengetahui rencana Kemenhan itu. “Mungkin masih penjajakan awal, tapi ya silahkan saja kalau ternyata memang ada rencana pembelian,” kata dia.  


Sumber : Tempo

Rudal C-705 Untuk Arsenal pemukul TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut memastikan akan membeli misil C705 dari Cina pada 2013 depan. “Misil ini memiliki akurasi yang sangat tinggi,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Suropati, Ahad 5 Agustus 2012.

Kementerian Pertahanan mengatakan rencana pembelian misil ini sudah dibicarakan dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Cina, Maret 2012 lalu. Rencana ini kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan bertajuk “First Defense Industry Cooperation Meeting RI-China”, akhir Juli 2012 lalu.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, mengatakan misil dengan jarak tempuh 135 kilometer ini telah diuji dua kali di Selat Sunda sejak 2011. “Misil ini terbukti efektif setelah diuji coba,” kata Hartind.

Pada 30 Agustus nanti, Hartind menambahkan, Cina akan memberikan proposal tahap pertama yang berisi spesifikasi teknis. Baru, pada September, kedua pihak akan menentukan harga dan jumlah misil yang dibeli. Jika tak ada halangan, ujar dia, pemerintah akan meneken kontrak pembelian misil C075 pada 1 Maret 2013.

TNI Angkatan Laut juga pernah menguji rudal Yakhont asal Rusia pada 2011 lalu. Rudal ini, kata Untung, berbeda dengan misil C705. "C705 memiliki jangkauan setengah dari rudal Yakhont," ucapnya. Karena itu, ujar Untung, Yakhont cocok untuk pertempuran di perairan luas, sedangkan C705 cocok di perairan kepulauan.

Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanuddin mengatakan pembelian misil C705 telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. “Sudah dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010,” kata Hasanuddin.


Sumber : Tempo

Persenjataan Super Tucano produk dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Pesawat tempur ringan Super Tucano yang segera memperkuat jajaran alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Udara akan mengandalkan persenjataan dari dalam negeri.

Hanya misil andalan pesawat ini yakni MAA-1 Piranha didatangkan dari luar karena industri pertahanan dalam negeri belum mampu membuatnya. Pesawat ini dijadwalkan tiba di Tanah Air pada 28 Agustus nanti setelah diterbangkan dari pabrik pembuatnya Embraer, Brasil. Menurut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat seusai peringatan Hari Bhakti TNI AU, pada 28 Agustus nanti ada empat unit Super Tucano yang tiba di Tanah Air.

Tiga bulan selanjutnya disusul empat unit lagi sehingga tahun ini ada delapan Super Tucano untuk mengisi Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh,Malang. Pengadaan pesawat asal Brasil ini terpisah dengan sistem persenjataannya.“Kalau untuk senjata seperti bom,kita sudah bisa buat sendiri. Kita pakai itu. Tapi kalau seperti misil Piranha, kita belum bisa buat, jadi harus beli,” ungkapnya belum lama ini.

Sementara itu,Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Azman Yunus menambahkan, empat unit pesawat tempur ringan Super Tucano sudah siap untuk diterbangkan dari Brasil ke Indonesia.Keempat pesawat itu adalah Super Tucano TT-3101, 3102, 3103, dan 3104 dengan desain moncong berwarna merahkarya almarhumMarsda TNI (Purn) F Djoko Poerwoko.

Tim dari Kementerian Pertahanan dan TNIAngkatan Udara telah melakukan pemeriksaan pesawat dengan nomor seri produksi 179 dan 180 tersebut di fasilitas produksi Embraer di GaveaoPeixotoSaoPauloBrazil. Pemeriksaan meliputi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan, dan uji terbang. Adapun uji terbang dilaksanakan oleh test pilot Embraer, William disertai oleh Komandan Skuadron Udara 21 Mayor Pnb James Yanes Singal. 


Sumber : Sindo