Pages

Rabu, Agustus 01, 2012

Meraih Kemandirian Produksi Alutsista

rudal china Meraih Kemerdekaan Produksi Senjata
JKGR-(IDB) : Di tengah memanasnya situasi di laut China Selatan, China justru ingin membuktikan diri bahwa mereka adalah saudara tua Indonesia. China tidak mencla-mencle terhadap janji mereka tentang transfer teknologi peluru kendali untuk Indonesia.

Dalam kunjungannya ke Kementerian Pertahanan, tim China yang dipimpin oleh Liu Yunfeng, Deputi Direktur Umum Sains, Teknologi dan Industri Pertahanan China (SASTIND), sepakat melakukan transfer teknologi peluru kendali C-705 secara bertahap. Tahap pertama adalah: Semi Knock Down, Indonesia merakit sedikit/sebagian dari rudal C-705 dan sisanya dikirim langsung dari China.

Tahap Kedua: Complete Knock Down. China mengirim semua komponen rudal secara terurai untuk dirakit di Indonesia sepenuhnya. Adapun tahap ketiga adalah riset and development. Ditahapan ini Indonesia, boleh memodifikasi peluru kendali sesuai dengan kebutuhan TNI.

C705 launch590 Meraih Kemerdekaan Produksi Senjata
Peluru Kendali C-705
Transfer teknologi ini tampaknya ala film-film tiongkok lawas tentang seorang pemuda yang hendak bergabung menjadi shaolin. Pada tahap awal, pemuda tersebut disuruh memanggul dua tungku air besar dari sungai menuju padepokan, tanpa diajar bela diri sama sekali. Jika ada air yang tumpah, dia harus mengulang dari awal. Tahapan kedua si pemuda diajari ilmu kung fu dasar, jadi masih sering di”bully” oleh seniornya. Tahap ketiga barulah diajari ilmu paripurna dan kalau perlu membuat jurus sendiri. Ini artinya, jika Indonesia tidak lulus dan memenuhi syarat tahap pertama, dia tidak akan diberikan ilmu tahap kedua dan seterusnya.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan Indonesia untuk merampungkan alih teknologi rudal C-705 hingga tuntas ?

China ingin transfer teknologi rudal C-705 ini bisa cepat direalisasikan. Mereka mengharapkan proposal tahapan pertama dari China bisa ditanggapi Indonesia paling lama bulan Agustus 2012. Proposal tahapan kedua, sebulan kemudian. Adapun tahapan ketiga dibicarakan setelah tahap I dan II jelas. Persetujuan kontrak itu diharapkan tercapai paling lama tahun 2013.

Merakit rudal yang semi knock down dan complete knock down mungkin tidak terlalu susah, karena Indonesia sudah terlibat pembuatan roket selama belasan tahun. Namun bagaimana dengan tahapan ketiga yakni riset and development ?.

Peluru Kendali C 705 Meraih Kemerdekaan Produksi Senjata
Ditahapan ini yang belum jelas. Apakah China akan membuka semua akses pembuatan rudal termasuk hal yang sensitif seperti: tracking dan guidance, propulsi maupun teknologi telematri ?. Biasanya negara produsen peluru kendali mengunci rapat-rapat data tersebut. Transfer teknologi dilakukan dengan cara “spanyol” alias separuh nyolong. Sebagian data dicuri oleh agen-agen intelijen, untuk diserahkan kepada pakar teknologi mereka yang memang mumpuni.

Pakar-pakar rudal AS dan Rusia mencuri ilmu dari pakar-pakar Jerman yang kalah perang lalu dipaksa berbicara dan diberi suaka. Begitu pula china mencurinya dari para agen yang bertebaran di perusahaan teknologi militer AS.
Hal yang sama juga terjadi dengan Pakistan untuk kasus hulu ledak nuklir. Para teknokrat mereka yang bekerja di lembaga nuklir Belanda, mencuri informasi tsedikit demi sedikit selama bertahun-tahun. Setelah ilmu yang dibutuhkan dianggap cukup, mereka di”atur” untuk pulang ke Pakistan dan dikawal sangat ketat setibanya di tanah air. Bahkan rumah mereka dijaga misil anti-udara.
Jadi, agar Indonesia memperoleh seluruh alih teknologi peluru kendali C-705, bukanlah hal yang mudah. Kecuali jika China sangat berbaik hati. Tampaknya agak mustahil sebaik itu xixi.
Hal yang membuat optimis adalah, Indonesia sedang mencoba membuat peluru kendali. Semoga pengalaman ini bisa dipadukan dengan bantuan dari China.
Guide missile Indonesia, pernah diujicoba pada tahun 2010, namun sistem kendali rudal tersebut tidak terkontrol dan menghantam area tambak udang milik PT Windu Kencana di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur. Rudal RX1210 yang memiliki berat 45 kg, panjang 3 meter dan jangkuan 11 km, melesat melebihi target yang ditetapkan alias oveshoot.

roket lapan Meraih Kemerdekaan Produksi Senjata
Roket RX1210 Lapan
Apabila Indonesia berhasil menguasai guide missile melalui rudal C-705 ini, maka kerjasama ini akan menjadi sebuah loncatan besar bagi teknologi militer Indonesia. Kerjasama itu akan mengantarkan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dalam produksi senjata.
Saat ini Indonesia telah mempersiapkan satu daerah produksi situs rudal yang menghadap laut terbuka untuk percobaan pembuatan rudal C-705 yang memiliki jangkauan 120 kilometer.

Apa Motif China ?
 
Pepatah lama mengatakan:“Tidak ada makan siang gratis”. Lalu apa motif china mentransfer teknologi rudal yang sangat sensitif ke Indonesia ?

Di saat China terlihat garang ke AS, Jepang, Vietnam dan Filiphina, mereka justru ingin mendekatkan diri dengan Indonesia. Tentunya hal ini mengundang tanda tanya.

Dari hari ke hari hubungan militer dan kerjasama Indonesia dan China terus meningkat. Selain kerjasama teknologi senjata, kedua negara juga meningkatkan kerjasama militer.

Bulan Juni 2012, sekitar 75 anggota Kopassus latihan bersama tentara elit China di Jinan, Shandong. Cina juga menawarkan untuk melatih 10 pilot Angkatan Udara Indonesia di simulator Sukhoi di Cina. Hubungan erat Indonesia dan China dimulai saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani kesepakatan kerjasama maritim, ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Beijing.


kopasus1 Meraih Kemerdekaan Produksi Senjata
Latihan Bersama Kopassus di China
Kerja sama Maritim ?
 
Bisa jadi trik China ini mengikuti cara Israel dalam memainkan perannya di Timur Tengah. Perdana Menteri Israel saat itu Menachem Begin sempat memprotes Presiden Amerika Serikat Jummy Carter yang mendorong perdamaian antara Israel dan Mesir dalam Perjanjian Camp David.
Namun Jimmy Carter memperingatkan PM Israel Menachem Begin:“Kamu tidak bisa menghadapi seluruh negara Timur Tengah, terutama Mesir !”. Bahkan untuk membujuk agar Mesir mau berdamai dengan Israel, AS terpaksa menghadiahi negeri piramid itu dengan bantuan jutaan dolar AS pertahun, pabrik pembuatan tank Abrams dan ratusan pesawat tempur F-16.

China pun sadar tidak mungkin ribut dengan seluruh negara di Asia Tenggara, untuk urusan klaim mereka di Laut China Selatan. China pun tidak memasukkan tuntutannya terhadap Kepulauan Natuna yang berada di laut China Selatan.

Dengan proses tranfer teknologi rudal ini, China mengajak Indonesia untuk duduk manis atas klaim negeri tirai bambu itu terhadap pulau pulau di Laut China Selatan.

Dengan proses tranfer teknologi rudal ini, China mengajak Indonesia untuk duduk manis atas klaim negeri tirai bambu itu terhadap pulau pulau di Laut China Selatan.

Ibarat pemuda di atas yang sedang berguru kung fu ke seorang master Shaolin. Pemuda ini tentu harus menuruti petunjuk gurunya jika ingin merampungkan ilmu Kung Fu nya.

Persis seperti kasus Mesir. Mesir akhirnya asyik sendiri dengan bantuan jutaan dolar dari AS, sibuk membangun tank Abrams yang pabriknya dibikinkan AS di Mesir dan sibuk menerbangkan ratusan F-16 bantuan dari AS. Mesir pun akhirnya tutup mata atas aksi Israel terhadap Palestina maupun Libanon Selatan.

Akankah Pancingan China ke Indonesia berhasil ?
 
Belum tahu. Indonesia memang sedikit kesal dengan aksi AS yang membuat pangkalan militer di Darwin Australia. Namun di saat yang sama Indonesia juga mempererat hubungan miiter dengan Australia. Bahkan Indonesia mengirimkan SU 27/30 dalam latihan perang Pitch Black 2012 di Australia. Selama ini Indonesia tidak pernah melibatkan pesawat tempur Sukhoi dalam latihan dengan Australia. Apalagi mengirimkannya ke negeri Kanguru.


Australian No.77 Squadron FA 18 Hornet welcome Indonesian Air Force TNI AU Sukhoi Su 27 Su 30 Flanker into Darwin to participate in Exercse Pitch Black 2012 5 Meraih Kemerdekaan Produksi Senjata
SU 27 dan SU 30 RI di Darwin Australia
Indonesia sedang memainkan cinta segitiga. Jika salah langkah, bisa ditinggalkan oleh kedua orang yang sedang ia kencani.
Pengalaman menunjukkan permainan Indonesia di antara dua karang jaman lawas, perang dingin AS dan Uni Soviet, tidak berjalan mulus. Sementara negara-negara yang berprinsip setia ke satu pihak, kini terlihat sukses. China, India dan Korea Utara merapat ke Uni Soviet. Sementara Korea Selatan, Jepang dan Australia merapat ke Amerika Serikat.

Saat ini AS melindungi Australia dengan penempatan pasukan di Darwin dan “pemberian” peralatan militer yang berlimpah. Demikian juga Korea Selatan. Jepang apalagi. AS menempatkan skuadron F-22 Raptor di negeri matahari terbit tersebut untuk menjaga Jepang dari ancaman China, hingga pesanan pesawat tempur generasi kelima F-35 Jepang, rampung dikerjakan.


f22raptor Meraih Kemerdekaan Produksi Senjata
AS Simpan F-22 Raptor di Jepang
Selain kerjasama transfer teknologi dengan China, Indonesia juga sedang menggarap transfer teknologi, dengan Korea Selatan untuk pesawat tempur KFX/IFX dan kapal Selam; Spanyol dengan pesawat C-295; dan Belanda dengan teknologi Frigat Sigma (kalau “menir” tidak lagi ingkar janji).
Semua ini belum tentu terlaksana dengan cepat. Kita sudah memiliki pelajaran bagaimana cara Belanda mengulur ngulur waktu dan menyedot uang Indonesia untuk transfer teknologi Korvet/Frigate. Hal ini sangat mungkin terjadi juga dengan China dan Korea Selatan.

Indonesia harus agresif untuk menyerap alih teknologi tersebut. TNI harus berani mematok target, misalnya pada tahun 2018, seluruh alih teknologi dan modernisasi rudal C-705 harus rampung, bersamaan datangnya kapal selam pertama pesanan Indonesia dari Korea Selatan. Target untuk 2018 ke atas adalah ToT Kapal Selam dan Pesawat Tempur IFX, karena kita sudah cukup lama berputar-putar tentang teknologi pembangunan peluru kendali. Tantangannya berat tapi mengasyikkan, sekaligus “testing the water” kualitas bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa lain.


Sumber : JKGR

Korps Marinir TNI AL Tunjukkan Kemampuan di Hawaii

$0A
HAWAII-(IDB) : Dua puluh empat prajurit pilihan Korps Marinir TNI AL berhasil menunjukkan semangat dan kemampuan berlatih yang cukup membanggakan dalam mengikuti latihan bersama beberapa negara dalam Platoon Exchange RIMPAC 2012 yang saat ini masih berlangsung di Hawaii.

Dalam pelaksanaan latihan Tahap-3 FSCEX (Fire Support Coordination Exercise) yang dilaksanakan 18 hingga 25 Juli 2012 lalu pada materi menembak US Marine Qualification ( menembak kualifikasi US Marine) di Range – 4 Qualification Shooting Range, 2 personil Korps Marinir TNI AL berhasil mendapatkan nilai tertinggi yakni Praka Mar Dudi Juandi dari Yonif-9 Marinir dan Praka Mar Suhardi dari Yonif-1 Marinir yang berhasil mengumpulkan skor 33 dari 40 butir. Nilai ini merupakan nilai menembak kualifikasi tertinggi diantara negara-negara koalisi lainnya seperti Korea Selatan, Tonga, Malaysia, Canada, Australia, Mexico, New Zealand dan Amerika.


Menurut Komandan Kontingen Kapten Marinir Edwin Sinae, semua tahap latihan dapat diikuti seluruh prajurit Korps Marinir TNI AL dengan baik dan sukses. Beberapa tahap latihan yang telah dilaksanakan tersebut adalah tahap -1/harbor phase (28 juni s/d 9 juli 2012) di US Marine Corps Hawaii Base, Kaneohe Bay-Hawaii. Dalam tahap ini seluruh peserta melaksanakan materi Helo Dunker Training yaitu pelatihan untuk mengatasi kecelakaan helikopter apabila terjatuh ke dalam air atau laut. Berikutnya latihan menembak reaksi di Pu’uloa Range Facility dan ditutup dengan Pengetahuan Dan Drill M.O.U.T (Military Operation For Urban Terrain) di Boondocker Training Area U.S Marine Corps Hawaii Base, Kaneohe Bay – Hawaii.


Untuk Tahap-2, seluruh peserta termasuk dari Korps Marinir TNI AL harus mengikuti Schedule Of Event (11 - 17 Juli 2012) di Uss Essex dengan materi-materi yang diberikan antara lain Combat First Aid (P3k pada pertempuran), Pengetahuan NVG (Night Vision Google), Pengetahuan Senjata M4 dan tele laser, U.S Marine Material Arts dan teori U.S Marine Making Decision Prosess For Team Leader And Squad Leader. Tahap ini ditutup dengan Pelaksanaan Helo Raid Operation Reherseal (Latihan Umum Untuk Operasi Raid Menggunakan Heli) Pelaksanaan Helo Raid Reherseal dilaksanakan dari USS Essex ke tempat latihan dengan menggunakan lintas heli di mana heli yang digunakan adalah Helikopter Ch – 53 Sikorsky “Super Sttalion” milik Skuadron Heli Angkut US Marine Corps.


Usai pelaksanaan latihan tahap-2, seluruh peleton dari sejumlah negara itu melaksanakan latihan tahap -3 / FSCEX (Fire Support Coordination Exercise) yang dilaksanakan 18 hingga 25 Juli 2012 di Puhokuloa Training Area, Big Island – Hawaii. Dalam tahap ini materi yang diberikan antara lain Clearing Room Model “T” Dan “L”, pengetahuan dan kegunaan drill senjata Rocket Launcer untuk Orgas Peleton, pengetahuan senjata G.L.M (Senjata Pelontar Granat), pengetahuan dan praktek penggunaan alkom AN-PRC 152 US Marine Radio dan praktek U.S Marine Making Decision Prosess For Team Leader And Squad Leader. Tahap ini diteruskan dengan pelaksanaan menembak US Marine Qualification (menembak kualifikasi US Marine) di Range – 4 Qualification Shooting Range dan ditutup dengan Squad and Platoon Assault Live Fire


Latihan bersama dengan sandi RIMPAC 2012 yang dilaksanakan di Hawaii berlangsung dari 27 Juni hingga 6 Agustus 2012 mendatang. Sedangkan keterlibatan satuan setingkat peleton Korps Marinir TNI AL dalam Multilateral RIMPAC 2012 ini merupakan yang kedua kalinya. Pada keterlibatan yang pertama, peleton yang dikirim Korps Marinir TNI AL mendapatkan predikat sebagai peserta terbaik diantara 22 Peleton peserta lainnya. 


Sumber : Kormar

LDD Jihandak Di Batalyon Zeni-1 Marinir

SURABAYA-(IDB) : Komandan Batalyon Zeni-1 Marinir Letkol Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake S membuka secara resmi Latihan Dalam Dinas (LDD) Jihandak Th.2012 yang di ikuti 30 personel dilapangan apel Yonzeni-1 Mar karangpilang Surabaya. Senin (30/7)

LDD Jihandak ini dilaksanakan selama 3 minggu dengan metode pelajaran di kelas dan praktek di lapangan, adapun materi pelajaran yang diberikan adalah pengetahuan alat-alat Zipur, Pengetahuan Jihandak dan pembuatan Handak Improvisasi, teknik dan taktik penerobosan lapangan ranjau, teknik pembuatan Bom Asap, teknik peledakan handak, teknik dan taktik perusakan / destruksi, pengetahuan ranjau dan Bobby Trap.


Dalam sambutannya Danyon Zeni-1 Mar menekankan bahwa “Dalam pelaksanakan LDD Jihandak ini agar seluruh peserta mengikuti prosedur yang telah ditentukan dan mengikuti instruksi dari instruktur/Pelatih sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan aman. Kesalahan pertama adalah kesalahan terakhir, dalam penggunaan bahan peledak tidak boleh salah dan ceroboh karena bila itu terjadi akan berakibat fatal’’.


LDD ini bertujuan untuk membina, memelihara dan meningkatkan kemampuan / ketrampilan prajurit Batalyon Zeni- 1 Marinir terutama anggota Kompi Zipur (Zeni Tempur) selain itu juga guna meningkatkan profesionalisme prajurit dalam menghadapi tugas mendatang baik tugas Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).


Sedangkan sasarannya yaitu agar tercapai hasil yang maksimal dari segi kualitas maupun kreativitas perorangan sebagai prajurit Zeni, yang tidak kalah pentingnya agar peserta LDD mampu dan menguasai tehnik dan taktik Jihandak guna menunjang tugas yang diembannya.


Sumber : Kormar

Peta Jalan Zero Accident Disosialisasikan

MAGELANG-(IDB) : Satu faktor yang sering menyumbang kecelakaan kerja dan kecelakaan penerbangan adalah unsur manusia, yang bisa alpa dalam menjalankan prosedur standar.

Zero Accident dalam dunia penerbangan militer juga hal yang sangat sulit dicapai karena karakter manusia pengawak. Akan tetapi  Zero Accident merupakan suatu tujuan yang dapat dicapai bila didukung dengan program keselamatan secara berkelanjutan.   

Oleh karena itu program keselamatan kerja dan penerbangan harus jadi prioritas utama guna mewujudkan Zero Accident di setiap jajaran TNI AU. Matra udara TNI ini memiliki organ bernama Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja TNI AU yang dipimpin seorang marsekal pertama.

Kepala Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja TNI AU, Marsekal Pertama TNI Ras Rendro Bowo,  beserta rombongan hadir di Pangkalan Utama TNI AU Iswahjudi, Madiun, jawa Timur, memberi pembekalan tentang Keselamatan Terbang dan Kerja kepada personel-personel setempat.

Di pangkalan udara utama itulah berdiam Skadron Udara 3, Skuadron Udara 14, Skuadron Udara 15, Skuadron Teknik 042, berbagai alat dan perlengkapan tempur, basis operasi, dan Depo Pemeliharaan 20 dan Depo Pemeliharaan 60.  

Intinya, Rendro Bowo menjelaskan peta jalan Zero Accident kepada mereka, mulai dari tataran paling rendah ke paling tinggi. "Keselamatan terbang dan kerja sangat penting. Yang terpenting percaya diri dan profesional serta berdoa sebelum melaksanakan pekerjaan," katanya.

Budaya menjunjung tinggi keselamatan penerbangan dan kerja masih belum terwujud secara menyeluruh dan masih perlunya waskat terhadap pelaksanaan tugas.

Lebih lanjut dikatakan faktor-faktor penyebab kecelakaan diantaranya faktor manusia, materiil, media, misi dan manajemen. Sedangkan untuk mencegah terjadinya accident diperlukan tindakan preventif dan proaktif.


Sumber : Antara

TNI AU Asah Kemampuan Instrument

MADIUN-(IDB) : Dalam sepekan kedepan, walaupun di bulan suci Ramadhan, suara mesin pesawat tempur Lanud Iswahjudi sejak dini hari sudah mulai terdengar. Hal tersebut bukan untuk membangunkan umat muslim untuk melaksanakan makan sahur, namun dalam rangka latihan terbang dini hari/subuh, Rabu (1/8).

Bagi Lanud Iswahjudi, latihan terbang subuh tersebut sudah menjadi agenda tetap, karena selain untuk mengasah keterampilan juga untuk membiasakan para penerbangnya melaksanakan misi pada dini hari/ subuh yang hanya mengandalkan instrument yang ada disamping visual yang sangat terbatas. Dengan demikian para penerbang tempur setiap saat mampu melaksanakan tugas di setiap saat.

Disisi lain, “fighter pilot” secara medis tidak diperbolehkan menerbangkan pesawat jika sedang berpuasa. Oleh karenanya moment bulan Ramadhan ini dimanfaatkan untuk melaksanakan Latihan Terbang dini hari yang bermanfaat untuk meningkatkan “skill” para penerbang Lanud Iswahjudi; yakni terbang dengan mengandalkan instrument, sehingga meski bulan puasa upaya meningkatkan “skill” penerbang tetap dilaksanakan, agar mencapai kemampuan maksimal sebagai penegak kedaulatan NKRI di udara.

Dalam latihan terbang subuh kali ini menggunakan area latihan lokal area dan melibatkan pesawat tempur yang berada di jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi, seperti Skadron Udara 3 dengan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dan Skadron Udara 15 dengan pesawat tempur Hawk MK-53.

Sebagai pangkalan operasi, penerbang Lanud Iswahjudi senantiasa dituntut kesiapan dalam menjalankan tugas. Oleh karena itu, saat ini para penerbang melakukan disertifikasi, yaitu merubah waktu latihan yang biasanya siang hari sesuai jam dinas menjadi pukul 03.00 sampai 10.00 WIB yang dilaksanakan setelah para penerbang makan sahur.


Sumber : TNI AU

Wamenhan Resmikan Pembangunan Tiga Kapal Perang

;a href="http://indo-defense.blogspot.com/">JAKARTA-(IDB)
: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Irjen Kemhan  Laksdya TNI Sumartono, dan Wakasal Laksdya TNI Marsetyo serta sejumlah Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, Selasa (31/7), meresmikan pembangunan tiga kapal perang di Galangan Kapal PT. Dok dan Perkapalan (DKB) Kodja Bahari, di Jakarta, yang ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) pembangunan satu unit kapal perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM) serta pemotongan baja pertama (first steel cutting) untuk pembangunan dua unit kapal jenis Landing Ship Tank (LST)
 
Dalam sambutannya, Wamenhan mengatakan, Peristiwa peresmian ini merupakan bukti satu langkah maju dari peran PT Dok Kodja Bahari dalam membangkitkan industri pertahanan, sekaligus menjadi peran pemerintah sesuai dengan apa yang telah dicanangkan oleh Presiden RI untuk memodernisasi alutsista TNI. Terlebih, produk yang dihasilkan akan menjadi bahan laporan Bapak Presiden kepada rakyat Indonesia pada 5 Oktober 2014 di Surabaya. 

Karenanya, kata Wamenhan lebih lanjut, PT Dok Kodja Bahari masih ada 2 episode tantangan lagi yang harus dimenangkan oleh PT Dok Kodja Bahari yaitu, masalah kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian pembangunan kapal. Sedangkan ke depan, Wamenhan berharap PT Dok Kodja Bahari juga harus mampu berbicara tidak hanya pada skala nasional saja, tetapi juga pada tingkat regional. Dan untuk mewujudkan upaya tersebut, sedang dipikirkan wacana mengadakan joy sea trip bagi tamu-tamu dari negara luar pada event Indonesian Defence mendatang, sebagai bagian memperkenalkan kepada negara-negara luar tentang industri perkapalan khususnya yang berada di Jakarta, untuk menopang kebangkitan industri pertahanan. Mengingat, hal tersebut dapat menjadi cermin serta Indonesia dikenal dengan kebangkitan industri dan tidak mengenal krisis ekonomi global.

Sementara itu, Dirut PT Dok Kodja Bahari Riry Syeried Jetta dalam laporan kesiapan penyelesaian pembangunan kapal – kapal tersebut menyampaikan, bahwa kapal jenis BCM yang berukuran panjang 122,40 meter, lebar 16,50 meter, memiliki kecepatan maksimal 18 knots dan berkapasitas bahan minyak cair sebanyak 5500 m3 akan selesai pembangunannya dan diserahkan pada Bulan Desember 2013. Pola pembangunan kapal tersebut menggunakan Multiyard Single Construction Methode dengan sistem Integrated Hull Construction Outfitting & Painting, yakni dilaksanakan di tiga galangan di Jakarta yang dilakukan secara paralel serta pengerjaan konstruksi bangunan kapal sudah mencapai 550 ton dari total 1.770 ton. Sedangkan untuk kapal LST berukuran panjang 117 meter, lebar 16,40 meter dengan kecepatan maksimal 16 knots, diproyeksikan dapat mengangkut tank tidak hanya jenis BMP 3F tetapi juga untuk tank sekaliber Leopard.


Sumber : DMC