Pages

Selasa, Juli 03, 2012

KASAL Tinjau Puslatpur Grati Pasuruan

PASURUAN-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI  Soeparno dengan didampingi oleh Asrena Kasal Laksamana Muda TNI Ade Supandi, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin dan Komandan Puspenerbal (Danpuspenerbal) Laksmana Pertama TNI Sugianto mengadakan kunjungan kerja ke Pusat Latihan Tempur (Puslatpur)  TNI AL Grati, Pasuruan. Senin (02/07).

Kedatangan Kasal di helipad PLTU Indonesia Power disambut oleh Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Sumadi, S.Sos, Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara, Kadisfaslanal Laksamana Pertama TNI Suyitno, dan Komandan Kolatmar Kolonel Marinir Amir Faisol, S.Sos. 

Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk melihat secara langsung kesiapan Puslatpur TNI AL dalam mendukung kegiatan latihan TNI AL khususnya para calon Pilot muda. Puslatpur ini rencananya akan digunakan tempat pendidikan  pilot TNI AL.Acara didahului dengan paparan tentang pembangunan Puslatpur Grati yang disampaikan oleh Kadisfaslanal Laksamana Pertama TNI Suyitno di ruang rapat PLTU Indonesia Power. 

Kadisfaslanal menyampaikan tentang pembangunan Lapangan Terbang TNI AL Grati, Rusunawa Grati, gedung Pusat Latihan Khusus (Puslatsus) Kolatmar. Usai menerima paparan, Kasal secara langsung meninjau Lapangan Terbang TNI AL Grati di desa Semedu Sari dan lahan untuk Rusunawa.


Sumber : TNI AL

Indonesia Usulkan Latihan Bersama Penanggulangan Bencana Amerika Dan Australia

DARWIN-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan diadakannya latihan bersama militer penanggulangan bencana antara Indonesia, Australia bersama Amerika Serikat. Usulan itu dikemukakan SBY dalam pertemuan bilateralnya dengan Perdana Menteri Australia Julia Gillard di Darwin, Selasa (3/7).

Latihan bersama tersebut, kata SBY, dimaksudkan untuk mengurangi kekhawatiran pihak Indonesia terhadap rencana penempatan 2.500 prajurit Marinir AS di Darwin, Australia.

Menurut SBY, ide penempatan pasukan Marinir yang oleh AS dimaksudkan untuk mempercepat pergerakan bantuan penanggulangan bencana di kawasan Asia Pasifik sempat diributkan sejumlah kalangan di Jakarta, terutama para wakil rakyat dan LSM.

Presiden juga menyarankan agar latihan penanggulangan bencana yang melibatkan militer itu juga bisa diikuti oleh China dan sejumlah negara lainnya. “Kami berharap AS, China dan negara-negara lainnya juga bisa bergabung dengan kami untuk penanggulangan bencana yang mungkin terjadi,” kata Presiden usai pertemuan.

Ia juga menambahkan, latihan tersebut bisa saja melibatkan militer dari tiap negara di kawasan Asia Pasifik.

Sebelumnya Australia telah mengumumkan rencana penempatan 2.500 prajurit Marinir AS di Darwin yang berdekatan dengan Indonesia bagi kepentingan penanggulangan darurat seperti bencana dan hal lain, misalnxa peristiwa bom Bali 2002 dan gempa yang diikuti tsunami di Aceh pada 2004.

Beijing, yang menentang kebijakan penempatan pasukan AS di Australia itu menilai langkah Washington itu sebagai bentuk ingin mengatur kawasan Asia Pasifik termasuk meredam pengaruh China di kawasan ini.


Sumber : Jurnas

Misi Kemanusiaan USNS Mercy Pererat Kemitraan Indonesia dan AS

MANADO-(IDB) : Ketua Komisi Pertahanan DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, kehadiraan Rumah Sakit Terapung Milik Angkatan Laut Amerika Serikat USNS Mercy di perairan Sulawesi Utara baru-baru ini menunjukkan semakin eratnya kemitraan Indonesia dengan AS..

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan Jum’at (29/6), kemitraan Indonesia dan AS tidak harus selalu terkait penanganan masalah-masalah pertahanan dan terorisme, namun aksi-aksi kemanusiaan juga perlu semakin ditingkatkan.


Menurut Mahfud, konteks kemitraan di kawasan Asia Pasifik selama ini mengalami peningkatan, terutama karena pertimbangan kepentingan jangka panjang yang cukup strategis.


“Sekarang ini memang bentuk-bentuk kerjasama militer , terutama dalam konteks pengamanan laut semakin berkembang. Contoh seperti yang dilakukan AS, secara geografis tidak berbatasan langsung dengan Indonesia, namun secara geopolitic, geostrategic dan geoeconomic  memiliki kepentingan, berdasarkan itu kemitraan sangat mungkin dilakukan,” kata Mahfudz.


Dalam siaran pers Kedutaan AS di Jakarta baru-baru ini menyebutkan Rumah Sakit Terapung USNS Mercy telah merampungkan misi kemanusiaannya di perairan Sulawesi Utara, Indonesia sebagai bagian dari Pacific Partnership 2012 (PP12). Sejak berada di Manado pada 31 Mei, para awak kapal menjalankan berbagai program bekerjasama dengan rekan sejawat dari Indonesia dari berbagai instansi dan lembaga termasuk kantor pemda, militer, kepolisian, dan staf penanggulangan bencana.


PP12 yang merupakan misi kemanusiaan dan sipil terbesar di wilayah Asia Pasifik mencakup pelatihan dan perencanaan penanggulangan bencana alam, perawatan medis gratis di darat dan di atas kapal.


Beberapa pengamat pertahanan mengatakan, peningkatan kerjasama antar negara sekawasan Asia Pasifik cukup menguntungkan Indonesia. “Manfaatnya baik secara kekinian maupun jangka panjang. Memang hubungan antara Indonesia dengan AS dalam posisi yang cukup bagus saat ini, perlu saling membantu banyak hal," demikian kata Wawan Purwanto dari Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN)..


"Yang paling utama hubungan (bilateral) ini tidak menyebabkan menimbulkan sentiment-sentimen baru , khususnya di negara-negara yang berseberangan dengan kebijakan politik Amerika Serikat,” lanjut Wawan.


Lebih lanjut disebutkan dalam siaran pers Kedubes AS, Rumah Sakit Terapung USNS Mercy sebelumnya merupakan sebuah kapal tanker. Kapal ini mampu menampung 1000 awak dengan 12 (dua belas) ruang operasi untuk keperluan tindakan medis.


Selain bersandar di Manado, USNS Mercy juga menjalankan misi kemanusiaannya dengan melayari Kepulauan Sangihe dan Talaud. USNS Mercy setelah berada di Indonesia ,  meneruskan pelayaran ke arah utara mengunjungi Filipina, Vietnam, dan Kamboja.


Pacific Partnership 2012 atau Kemitraan di Pasifik 2012, merupakan aksi kemanusiaan terbesar di kawasan Asia-Pasifik, dengan beberapa negara tujuan seperti Indonesia, Filipina, Kamboja dan Vietnam. Aksi kemanusiaan dalam program Pacific Partnership meliputi bidang kesehatan, mencakup perawatan dan tindakan medis, perawatan gigi, kedokteran hewan, teknik sipil serta pertukaran para ahli.


Rumah Sakit Terapung Angkatan Laut Amerika Serikat USNS Mercy mulai menjalankan misi kemanusiaannya pasca tsunami Aceh tahun tahun 2004 silam. Para tim medis USNS Mercy telah mengobati lebih seratus ribu korban tsunami dalam melaksanakan misi kemanusiaannya selama di Aceh.


Kemudian pascagempa Sumatera bulan Maret 2005 silam, USNS Mercy juga  melaksanakan pengobatan di perairan Pulau Simeulue dan Nias. Di Nias, USNS Mercy melakukan pelayanan kesehatan kepada lebih 1400 orang, 79 orang di antaranya dioperasi di atas kapal USNS Mercy. Paramedis dari USNS Mercy juga menggelar pelatihan bagi 180 tenaga medis dan paramedis Rumah sakit Umum Gunungsitoli dan melakukan perbaikan peralatan rumah sakit yang rusak di Nias, provinsi Sumatera Utara. 


Sumber : VOA 

Wamenhan Tinjau Industri Non Alutsista Berstandar NATO Di Tulungagung

TULUNGAGUNG-(IDB) : Menteri Perindustrian, MS Hidayat, dan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsudin meninjau indurtri perlengkapan militer (non-alutsista) yang berada di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Menteri Perindustrian dan Wamenhan tiba di Kecamatan Ngunut sekitar pukul 11.30 WIB, dengan menggunakan helikopter, dan langsung meninjau dua perusahaan pemasok perlengkapan militer yang selama ini menjadi rekanan TNI, yakni PT Goeno dan CV Maju Mapan.

Di dua perusahaan tersebut, kedua pejabat negara itu dengan didampingin sejumlah jajaran dirjen di Kementrian Perindustrian, melakukan survei proses produksi mulai dari tahap perancangan (desain) hingga menjadi barang jadi dan siap edar/jual.

"Kami bersama semua jajaran dirjen di Kementerian Perindustrian dan juga dari Kementerian Pertahanan ingin mengetahui lebih jauh mengenai industri ini, karena ternyata mereka mengawalinya dari usaha kecil," kata M.S. Hidayat.

M.S. Hidayat menilai, produk nonalutsista yang diproduksi di Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Ngunut) tergolong memiliki kualitas yang cukup baik dan bisa bersaing dengan produk impor.

Asumsi tersebut mengacu pada hasil produksi mereka yang telah diekspor ke luar negeri, karena telah memenuhi standard NATO. "Dari hasil produksi sebenarnya sudah cukup bagus, namun untuk alat produksinya itu yang lebih menjadi perhatian kita dalam kunjungan ini," katanya.

Mengenai soal alat produksi tersebut, M.S. Hidayat menjelaskan bahwa sebenarnya dari kondisinya masih bagus, namun pihaknya merasa perlu untuk menganalisa mana-mana mesin yang perlu diganti.
Kementrian Perindustrian mengisyaratkan dilakukannya modernisasi peralatan industri non-alutsista guna menghadapi era pasar bebas, sehingga lebih kompetitif.

"Sejauh ini memang mereka sudah mengekspor ke beberapa negara terutama di kasawan Asia Tenggara seperti Kamboja dan juga Timur Tengah, seperti Sudan, Lebanon dan bebeberapa negara lain," terangnya.

M.S. Hidayat berharap agar kedua perusahaan tersebut, maupun industri nonalutsista lain, bisa lebih meningkatkan teknologi produksinya secara mandiri sehingga sewaktu-waktu/kapanpun bisa memasok perkembangan kebutuhan peralatan/perlengkapan militer TNI dan bisa lebih kompetitif.

Dikonfirmasi mengenai kunjungan Menteri Perindustrian dan Wamenhan, Dirut PT Goeno Supriyono Wijaya mengungkapkan bahwa selama ini perusahaannya selalu berusaha memenuhi setiap permintaan kebutuhan peralatan maupun perlengkapan nonalutsista TNI.

PT Goeno dan CV Maju Mapan merupakan contoh perusahaan yang memulai bisnis peralatan TNI dari sektor hulu, yakni dari semula hanya membuat ikat pinggang pada tahun 1980, kini sudah berkembang menjadi industri yang memproduksi aneka kebutuhan non-alutsista TNI, seperti tenda, MCK, tas dan lain sebagainya.

"Kami tetap berupaya untuk bisa lebih baik, jadi ketika beliau-beliau dari kementerian berkenan melihat langsung perusahaan kami, tentu menjadi motivasi tersendiri untuk bisa lebih baik," ujar Supriyono. 


Sumber : Antara

DPR Pertanyakan Hibah Hercules C-130 H Australia

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI mempertanyakan hibah lima pesawat Hercules jenis C-130 H dari Australia. Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin mengatakan, dana yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki pesawat hibah itu terlalu besar, sementara itu Australia juga menawarkan pembelian enam unit pesawat yang sama dengan harga tak jauh berbeda. "Saya rasa tidak masuk akal, kita harus mengeluarkan US$60 juta untuk hibah. Padahal Australia juga menawarkan enam Hercules yang sama bekas operasional dengan harga US$90 juta," kata Hasanuddin dihubungi, Selasa (3/7).

Dia menjelaskan, Maret 2011 pemerintah melalui Kementerian Pertahanan melaporkan rencana hibah Hercules tersebut yang memerlukan anggaran perbaikan. Beberapa bulan kemudian Kemhan melaporkan hibah tersebut dibatalkan karena Australia tak jadi memberikan hibah.

Awal tahun 2012 pemerintah menyampaikan ulang bahwa hibah lima pesawat dari Australia itu jadi dilaksanakan. "Dalam waktu dekat ini kami akan meminta penjelasan ke Kemhan kenapa memilih hibah daripada membeli yang siap beroperasi," kata Hasanuddin.

Penandatanganan perjanjian hibah Indonesia-Australia dilakukan dalam pertemuan tahunan kedua negara. Pertemuan tersebut dilakukan hari ini, Selasa (3/7) dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berada di Australia. Pesawat Hercules C-130 H rencananya akan menggantikan Fokker F-27 yang telah usang selagi menunggu pesawat angkut ringan N295 produksi bersama PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military Spanyol.

Komisi I Pertanyakan Anggaran Retrofit Pesawat Hibah Dari Australia

Tahun lalu Kementerian Pertahanan RI melaporkan kepada Komisi I bahwa TNI Angkatan Udara akan mendapat hhbah empat unit pesawat Hercules C 130/H dari Pemerintah Australia. Tetapi Kemenhan perlu dana untuk perbaikan pesawat-pesawat tersebut. DPR pun lantas menyetujui anggaran retrofit (peningkatan kemampuan pesawat) sebesar Rp 450 miliar.

"Namun beberapa bulan kemudian Kemenhan melaporkan bahwa Australia membatalkan hibah tersebut.  Baru pada awal tahun 2012  pemerintah menyampaikan ulang bahwa hibah empat pesawat dari Australia itu  jadi  dilaksanakan," ungkap Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (2/7).

Menurut Hasanuddin, terdapat hal yang janggal. Keganjilannya, kata dia, dalam hibah itu disebutkan pula tentang kebutuhan dana perbaikan sebesar 60 juta dollar AS atau 15 juta dollar AS per unit.

"Artinya, harganya sama saja dengan beli baru. Lalu apa makna dari hibah tersebut? Kenapa harga perbaikannya sama dengan harga jual?" tanya politisi PDIP ini.

Karena itu, kata Hasanuddin, dalam waktu dekat ini, Komisi I  akan mempertanyakan masalah ini kepada Kementerian Pertahanan.

"Pertanyaannya adalah kenapa terjadi perbedaan harga antara yang diinformasikan pihak Australia, dengan anggaran yang diajukan Kemenhan pada DPR," ujarnya.


Sumber : Jurnas

Paskhas TNI AU Gelar Operasi Trisula DI Palembang

PALEMBANG-(IDB) : Sebanyak 700  personel Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Paskhas) bakal diterjunkan pada operasi Trisula dengan skenario merebut kembali Pangkalan TNI AU Palembang dari pendudukan negasor (negara asing), 6-10 Juli 2012 mendatang.

"Ini merupakan latihan puncak yang melibatkan dari beberapa batalyon Paskhas di Indonesia," ungkap Danlanud Letkol Pnb Adam Suharto di sela-sela Operasi Jalak Sakti yang melibatkan enam pesawat jet tempur Hawk dengan target pengeboman Tanjungpandan, Minggu (1/7/2012).

Menurut Adam yang merupakan lulusan AAU 1991, pada operasi Trisula Perkasa ini akan ada beberapa skenario.

"Nantinya Lanud diduduki negasor. Lalu tugas tim kita akan merebut kembali. Setelah prosesnya matang, Dalpur (Pengendali Tempur) ada satu regu beranggotakan 10 hingga 12 personel diterjunkan malam hari," terang Adam.

Kemudian kata Adam, mereka ini melakukan penyusupan mulai dari jarak 15 km dari pangkalan yang diduduki oleh musuh yang diperankan para personel Paskhas lainnya.

"Nanti ada 10 orang seperti rambo memasang bom di instalasi vital. Apabila dirasa aman baru diterjunkan Satpur (satuan tempur) yang rencana melibatkan empat pesawat Hawk untuk melaksanakan serangan udara langsung secara mendadak dan akan diikuti penerjunan pasukan (terjun payung). Juga melibatkan empat pesawat hercules dimana tiap-tiap pesawat akan menerjunkan 64-95 orang bersenjata lengkap SS-1 dalam rangka perebutan pangkalan. Ini baru latihan mandiri jadi hanya Paskhas yang turun. Kalau sudah gabungan, setelanya dari Paskhas diserahkan ke angkatan darat," terangnya.


Sumber : SriwijayaPost

DPR Belum Tahu Rencana Pemerintah Beli 100 Leopard Langsung Dari Jerman

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan akan membeli 100 unit tank Leopard langsung dari Jerman. Pemerintah membatalkan rencana pembelian Leopard bekas dari Belanda. Rencananya, pada Oktober mendatang 15 unit tank tersebut akan tiba di Indonesia.

Namun, hingga kini kalangan dewan mengaku belum tahu alasan di balik keputusan pemerintah ini. "Saya sampai saat ini belum tahu kelanjutan rencana pembelian tank Leopard langsung dari Jerman tersebut," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin di sela menghadiri sidang Paripurna DPR, Selasa (3/7).

Hasanuddin berharap Kemenhan segera menyampaikan penjelasan tentang keputusan tersebut ke DPR. Sebab, hingga kini Komisi I DPR belum memutuskan persetujuan terhadap Kemenhan itu. Umumnya anggota Komisi butuh penjelasan tentang pertimbangan yang digunakan pemerintah dalam pengambilan keputusan tersebut. Komisi I juga perlu diberi laporan tentang spesifikasi tank yang dibeli.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam jumpa pers, Senin (2/6) kemarin menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membeli 100 unit tank tempur utama Leopard dari Jerman. Keputusan ini diambil setelah Belanda menyatakan tidak bisa memberikan kepastian yang sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh Indonesia.

Keputusan membeli tank itu langsung dari pabrikannya di Jerman, ujar Sjafrie, dengan pertimbangan bahwa Jerman dapat memberikan Indonesia kepastian waktu dan kepastian target dari volume peralatan militer yang diperlukan untuk modernasi alutsista dan rencana strategis Indonesia 2010-2014.

Sjafrie mengatakan, alokasi anggaran yang diperlukan untuk membeli peralatan militer tank tempur utama atau Main Battle Tank (MBT) itu adalah  280 juta dollar AS dari alokasi pinjaman luar negeri, yang prosesnya akan diselaraskan di Bappenas maupun Kementerian Keuangan. 


Sumber : Jurnamen

Indonesia China Jajaki Kerjasama Anti Terror Di Laut

JINAN-(IDB) : TNI tengah menjajaki kerja sama antiteror di laut dan udara dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (People's Liberation Army/PLA), mengingat modus kejahatan terorisme makin beragam.

Kopassus TNI AD dan Komando Pasukan Khusus PLA melakukan latihan bersama untuk yang kedua kalinya dengan sandi Sharp Knife 2012. yang diikuti 144 personel dari kedua pihak, di Pangkalan Latihan Terpadu Kodam Jinan, Shandong, China.

Panglima TNI dalam amanat tertulis pembukaan Latihan Bersama Antiteror Kopassus TNI AD dan Komando Pasukan Khusus PLA, yang dibacakan Komandan Jenderal Kopassus TNI AD, Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, di Jinan, Shandong, China, Selasa, mengatakan, tindak kejahatan terorisme kini semakin beragam termasuk kemungkinan terjadi di laut dan udara.

Terkait itu dalam Latihan Antiteror Kopassus dan Komando Pasukan Khusus PLA kali ini, TNI mengirimkan peninjau dari Korps Pasukan Khas TNI AU dan Detasemen Jala Malangkara Korps Marinir TNI AL.

"Pada 2011 pola kejahatan terorisme cenderung menyerang institusi asing, pusat bisnis, aparatur keamanan, tempat peribadatan dan ruang publik. Tidak menutup kecenderungan itu akan mengarah pada aksi terorisme di wilayah maritim dan udara seiring dengan perkembangan teknologi," satu petikan sambutan panglima TNI itu.

Pola pada 2011 adalah pesan yang dilempar para pelaku. Hal ini harus dianalisa secara cermat baik bagi kepentingan realitas latihan maupun sebagai langkah antisipasi kemungkinan terjadinya terorisme, baik di darat, laut maupun udara.

Baru beberapa tahun terakhir pasukan-pasukan elit TNI memulai kerja sama pelatihan dengan China setelah selama ini cenderung ke Barat. Model pembinaan dan operasi yang terjadi pada SAS (Inggris) dan GSG-9 (Jerman), dan Navy SEAL (Angkatan Laut Amerika Serikat), sempat menjadi "model".

Korps Pasukan Khas TNI AU mendahului pemakaian senjata dari China --yang sering dianggap menjadi "kopian" arsenal Rusia-- yaitu peluru kendali panggul QW-1 yang dibeli awal 2000. Peluru kendali ini sekali pakai dan diklaim memiliki performansi tidak kalah dengan peluru kendali Mistral buatan Perancis.

China juga mengenal struktur organisasi kewilayahan bagi Angkatan Darat PLA. Latihan bilateral ini dikomentari (setara) Kasdam Kodam Jinan, Mayjen Qiuxing, "Tindak kejahatan terorisme telah menjadi musuh internasional. Setiap negara termasuk Indonesia dan China harus bekerja sama untuk mengatasi terorisme."


Sumber : Antara

Satfibkoarmatim Gelar Latihan Anti Terorisme

SURABAYA-(IDB) : Satuan Kapal Amphibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfibkoarmatim) menggelar latihan Visit Boarding Search and Seizure (VBSS). Selasa (3/7). Latihan  pembekalan dalam menyosong tugas kedepan ini dibuka oleh Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan  Achmadi bertempat di Satfibkoarmatim, Ujung, Surabaya.

VBSS merupakan salah satu materi atau bekal  khusus bagi personel TNI Angkatan Laut  dalam melaksanakan pemeriksaan di laut dengan resiko dan tanggung jawab tinggi dalam menegakan hukum laut  di wilayah yuridiksi nasional.  Kemampuan VBSS menjadi sangat penting bagi setiap tim pemeriksa kapal dilaut untuk menghadapi segala jenis dan tingkatan permasalahan tindak  pidana yang dihadapi  oleh setiap petugas pemeriksa kapal di laut. 

Latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tim VBSS unsur Satfibkoarmatim untuk mendukung kesiapan operasional kapal dalam menghadapi berbagai tindak kejahatan dan aksi terorisme di laut serta segala kemungkinan kontigensi yang terjadi. 

Dengan diadakanya latihan semacam ini diharapkan terbentuknya tim pemeriksa kapal yang mampu melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan yang benar sesuai dengan prosedur, tim pemeriksa kapal mampu menguasai teknik dan taktik dasar infiltrasi keatas kapal serta pertempuran jarak dekat, tim pemeriksa mampu memahami tindakan penanganan terhadap tawanan atau musuh yang tertangkap. 

Setiap personel pemeriksa dalam latihan VBSS ini, diharapkan mampu menguasai materi latihan yang meliputi Close Quarter Combat (CQC), Hook and Climb, Ship Movement, Prisoner Handling, Mission Planning, Medical Evacuation. Latihan yang melibatkan unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di jajaran Satfib Koarmatim itu diikuti oleh 126 personel. 

Latihan akan berlangsung mulai hari ini, 27 Juni -06 Juli 2012 dengan menggunakan senjata organik serbu AK-47 buatan Rusia, lokasi latihan disekitar Pangkalan TNI Angkatan Laut Koarmatim, Ujung, Surabaya.  Latihan dengan teknis dan taktis perorangan dan tim yang mengedepankan teori dan praktek. 


Sumber : Koarmatim

Menanti Helikopter CH-47 Chinook Indonesia


chinook 1 Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia
JKGR-(IDB) : Modernisasi alutsista terus dilakukan TNI dengan pengadaan: Main Battle Tank Leoprad 2A6, Meriam 155mm Caesar, Peluncur Roket Multi Laras, Helikopter Serbu, 24 pesawat tempur F-16 ex USAF, Penambahan 6 Sukhoi MK 30, Satu Skuadron (16) Pesawat Super Tucano, UAV Heron TP, Light Frigate Sigma 10514, Light Frigate Nakhoda Ragam Class, Kapal Selam Chanbogo, Rudal C 705 dan C 802, Tank BMP 3, Panser Anoa, Helikopter SeaSprite, Pesawat Angkut C-295 dan berbagai alutsista lainnya.

Pasukan TNI juga mulai menyebar satuan satuannya, seperti penempatan: 2 Batalyon Kostrad di Perbatasan Kalimantan, Pasukan Marinir di pulau-pulau terluar, pembangunan Batalyon Marinir di Karimun, Kepulauan Riau dan Lampung. Pembangunan Pangkalan Marinir di Pulau Nipah dan Natuna, serta rencana pembentukan Brigade Marinir di Papua dan Pasmar II di Belawan, Sumatera Utara.

TNI pun membangun tiga bandara di Kalimantan dekat perbatasan Malaysia, agar pasukan bisa digerakkan dengan cepat ke garis depan jika terjadi konflik.

kri3 Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia
LPD KRI Makassar
Untuk urusan angkutan laut, telah ada 4 multi-role LPD Makassar Class berbobot 11,400 ton dan 19 Landing Ship. 

Sementara TNI AU telah melakukan perbaikan menyeluruh (overhaul) pesawat angkut C-130 Hercules di AS serta mendapatkan setengah hibah 5 Hercules dari Australia. 

Hibah 5 Hercules ini tampaknya berjalan lancar, apalagi Presiden SBY bertolak ke Australia tanggal 3 Juli 2012. Namun bagaimana dengan deploy pasukan untuk pangkalan militer di pulau pulau terluar yang tidak memiliki landasan pesawat terbang ?. 

China mulai membangun landasan pacu pesawat fix wing di pulau terluar dengan cara reklamasi. Namun Indonesia tentu belum mampu, karena anggaran yang terbatas. Untuk Komisi Perhanan DPR, mulai melirik helikopter CH-47 Chinook Amerika Serikat, untuk melengkapi armada angkut pasukan TNI.

chinook 2 Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia
Munculnya ide pembelian helikopter Chinook, diawali saat kunjungan kerja Komisi I DPR ke AS dipimpin ketuanya Mahfudz Siddiq. Rombongan ini bertemu produsen Helikopter Chinook dan Boeing memberikan lampu hijau untuk menjualnya ke Indonesia.

AIR CH 47 Dutch Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia“Kementerian Pertahanan diharapkan mempertimbangkan, bahkan mengkaji pengadaan alat angkut bagi TNI mengingat pesawat yang ada saat ini seperti Hercules sudah tua sehingga perlu peremajaan bahkan bila perlu pembelian baru. Komisi I tertarik dan mengusulkan pesawat angkut jenis Chinook,” ujar anggota Komisi I DPR Muhammad Najib.

CH-47 Chinook memiliki keunggulan kapasitas angkut yang besar, baik untuk personil dan logistik. Heli ini juga mampu mengangkut (sling): pesawat tempur, kapal tempur, kendaraan tempur hingga tank seberat puluhan ton.

Helikopter angkut CH-47 Chinook sangat dibutuhkan negara archipelago seperti Indonesia yang memiliki 13000 pulau. Helikopter itu untuk mobilisasi pasukan ke pangkalan-pangkalan militer di pulau terluar seperti: di Pulau Nipah, Natuna, Kepulauan Riau, Papua, Sebatik dan sebagainya.


AIR CH 47 Dutch Carrying F 16 lg Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia
CH47 tank Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia
Lebih jauh lagi helikopter Chinook bisa digunakan untuk penanganan pasca-bencana, karena Indonesia termasuk wilayah “Ring of Fire”, titik pertemuan antar lempeng bumi.
Mungkin kita masih ingat betapa powerfullnya helikopter CH-47 Chinook Singapura, saat mendistribusikan logistik pasca Tsunami Aceh. Chinook juga dengan cepat mampu mengevakuasi penduduk dalam jumlah cukup besar. Kinerja helikopter Chinook itu, kontras dengan kemampuan Helikopter Bell 412 RI yang diterjunkan pasca Tsunami Aceh 2004.

Di Asia Tenggara, selain Singapura, Thailand juga telah menggunakan CH-47 Chinook. Sementara di dunia, sangat banyak pengguna Chinok, termasuk: Australia, Belanda, Italia, Canada, Spanyol dan Inggris.

Helikopter buatan Boeing ini diawaki oleh 3 kru (pilot, copilot dan flight engineer). Heli ini mampu mengangkut pasukan hingga 55 personil dan kargo di dalam heli 12 ton. Chinook memiliki panjang 30 meter dengan tinggi 5,7 meter. Chinook terbang dengan kecepatan maksimal 315 km/jam atau kecepatan jelajah 240 km/jam untuk jarak 741 km. Helikopter ini juga bisa dilengkapi 3 senjata mesin M240/FN MAG.

Chinook yang Combat Proven, yang telah malang melintang di perang; Vietnam, Iran-irak, Malvinas, Desert Shield dan Desert Storm di Irak, serta Perang Afghanistan. Bahkan Jepang menggunakan helikopter ini untuk mendinginkan Reaktor Nuklir Fukusima yang rusak akibat gempa 9.0 SR tahun 2011 lalu.


AIR CH 47D USAR Afghanistan lg Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia
Chinook di Afghanistan
Inggris yang telah memiliki 46 helikopter CH-47 Chinook, terus melakukan pembelian. Bulan Agustus 2011, Inggris kembali membeli 14 helikopter CH-47 Chinook dari Boeing AS dengan nilai pembelian 1 Miliar Poundsterling atau Rp 14 triliun. 
Dengan demikian Inggris menjadi negara terbesar yang memiliki armada heli Chinook di Eropa, sebanyak 60 unit. 
Heli Chinook pesanan terbaru Inggris akan mulai diterima RAF pada 2013 untuk uji terbang. Paket pembelian dengan Boeing ini meliputi biaya pengembangan, produksi, dan dukungan teknis untuk lima tahun pertama.

lion air obama1 300x211 Menanti Helikopter CH 47 Chinook Indonesia
Obama Saksi Pembelian Boeng Lion Air
Pabrik pembuat CH-47 Chinook, Boeing, menjadi sangat ramah terhadap Indonesia setelah Rusdi Kirana melalui maskapai penerbangan Lion Air membeli 230 pesawat Boeing senilai Rp 195 triliun, yang dikirim bertahap 2017-2025. Saking besarnya transaksi Indonesia dengan Boeing, pembelian 230 pesawat Boeing itu disaksikan langsung Presiden AS Barrack Obama.
Kehadiran helikopter Chinook di Indonesia akan meningkatkan wibawa TNI. Dengan kehadiran Chinook, Insinyur-Insinyur PT DI bisa berkenalan dengan helikopter tandem rotor. Masak, mau mengutak-atik heli satu rotor melulu. Sudah waktunya naik kelas mempelajari tandem rotor heavy-lift helicopter. Good Luck. 


Sumber : JKGR

Sjafrie: Indonesia Tidak Beli Tank Bekas Jerman

JAKARTA-(IDB) : Tank Leopard hasil peremajaan ini adalah juga yang dibeli oleh Singapura.

Kementerian Pertahanan telah menetapkan target bahwa 100 unit tank tempur utama Leopard 2A6 yang akan dibeli dari Jerman sudah terkirim semua dalam semester pertama 2014.


“Itu juga berlaku seluruh peralatan militer yang kita pesan dengan target tahun 2014. Target kita adalah 5 Oktober 2014,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam jumpa pers hari Senin (2/6) di Kementerian Pertahanan.


Kemhan menargetkan 15 unit pertama dari tank Leopard ini akan tiba di Indonesia pada bulan Oktober 2012.


“Mulai dari Oktober, akan terus mengalir pengiriman dan distribusi dari alat utama sistem pertahanan tank Leopard ini, disertai dengan kegiatan transfer teknologi yang dilaksanakan oleh PT Pindad,” ujar Sjafrie, sambil menambahkan bahwa transfer teknologi itu bertujuan untuk kemandirian dalam melakukan peremajaan dan peningkatan kapasitas tempur tank tersebut.  


Sjafrie menolak bila pembelian tank ini dikatakan sebagai pembelian tank bekas dan mengatakan bahwa tank yang akan dibeli adalah tank yang sudah diremajakan [refurbishment] dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan Indonesia.


Menurutnya, tank Leopard hasil peremajaan ini adalah juga yang dibeli oleh Singapura.


“Tidak ada istilah bekas dalam peralatan militer. Ada peremajaan spesifikasi peralatan militer ini dan semuanya jadi baru, termasuk mesinnya dan tipenya sesuai dengan yang kita inginkan,” ujar Sjafrie.


Dia menambahkan bahwa nantinya akan ada dua macam tank Leopard yang dibedakan berdasarkan komponen pendukungnya yaitu persenjataan atau pelengkap seperti jembatan atau ambulans dan akan ditempatkan sesuai yang akan diputuskan oleh Angkatan Darat sebagai pengguna alutsista ini.


Sumber : BeritaSatu