Pages

Rabu, Juni 20, 2012

TNI AL Gelar Operasi Taring Hiu 12

MAKASSAR-(IDB) : Komandan Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Timur (Danguskamlatim) Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji memimpin pelaksanaan operasi keamanan laut. Operasi yang digelar dengan sandi “Taring Hiu - 12” adalah operasi rutin sepanjang tahun yang dilaksanakan oleh Guskamlatim. Tujuan dilaksanakan operasi ini untuk menjaga keamanan laut Indonesia khususnya di wilayah yuridiksi nasional Indonesia.

Operasi kali ini melibatkan 6 Kapal Perang TNI AL dan 1 Pesawat Udara TNI AL (Pesud) yaitu KRI Teluk Penyu - 613, KRI Teluk Layang - 805, KRI Badik - 623, KRI Hasan Basri - 382, KRI Sulu Pari - 809 dan KRI Birang – 831 serta Pesud TNI AL Cassa -625. Mengawali operasi keamanan laut, dilaksanakan pemantapan dan pemaparan rencana latihan diatas KRI Teluk Penyu dan evaluasi.



Dalam pelaksanaan operasi, juga dilaksanakan latihan kesiapsiagaan, dengan materi latihan meliputi ; latihan Lawan Sabotase Bawah Air (LSBA), Keluar Masuk Alur Pelabuhan, Melewati Medan Ranjau, kibaran bendera, pancaran lampu, Manuvra Taktis dan Pertahanan Udara.

Danguskamlatim pada acara pembukaan pelaksanaan operasi menyampaikan beberapa arahan kepada pelaksana, “ Melihat perkembangan situasi saat ini, maka dalam melaksanakan operasi jangan terpaku pada kegiatan rutinitas”. Dinamika kegiatan harus selau diikuti dan diantisipasi terutama dalam melaksanakan operasi pengamanan laut.


“Kesiapsiagaan setiap unsur harus selalu diuji keterampilannya. Ancaman ke depan akan semakin berat, untuk itu perlu adanya peningkatan profesionalisme pengawak Alut Sista. Diharapkan TNI AL dalam melaksanakan tugas pokoknya, menjaga keamanan dan kedaulatan negara di laut dapat terlaksana dengan baik”. (Lanjut Danguskamlatim).

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Staf Guskamlatim, Asops Danlantamal VI, Asintel Guskamlatim, Para Komandan KRI, Pilot Cassa -625, seluruh Perwira KRI dan Perwira Lantamal VI yang terlibat dalam kegiatan latihan tersebut.
Sumber : TNI AL

Kohanudnas Uji Coba Shadow Contour Analyzer

TANGERANG-(IDB) : Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) melakukan uji coba teknologi Shadow Contour Analyzer (Scan) di Satuan Radar-211, Tanjung Kait, Tangerang, belum lama ini. Uji coba ini disaksikan Panglima Kohanudnas, Marsda TNI JFP Siompul, dan Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Among Margono.

Dalam uji coba itu, Pangkohanudnas mepraktekan cara kerja Scan tentang sistem kerja atau tampilan track tiga dimensi Scan. Sistem ini dapat mendukung tugas strategis operasi pertahanan udara nasional yang diemban oleh Kohanudnas, khususnya di Satrad jajaran dengan menampilkan shadow contour, real-time track, dan terrain profile.

"Melalui pengembangan teknologi ini akan mendukung pengawasan di wilayah udara nasional. Selain itu, kita juga akan mengembangkan sumber daya manusianya," ujar Pangkohanudnas, seperti dikutip Suara Karya dari siaran pers Dispenau di Jakarta, Selasa (19/6). (Feber S)

 Lanud Halim Gelar Rajawali Perkasa
 
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Marsma TNI A Adang Supriyadi membuka latihan Rajawali Perkasa 2012 Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (19/6).

Latihan Rajawali Perkasa 2012 dilaksanakan tiga hari, 19 - 21 Juni 2012. Latihan ini melibatkan personel dan alutsista Skadron Udara 2, Skadron Udara17, Skadron Udara 31, Skadron Udara 45, Skatek 021, Wing 1 Paskhas, Batalyon 461 dan Batalyon 467 Paskhas, Brigade Anjing (Brigan), serta fasilitas dan sarana pendukung untuk menguji kesiapan pelaku dan satuan jajaran.

"Latihan ini sebagai tolak ukur keberhasilan pembinaan yang dilakukan oleh satuan-satuan khususnya dalam upaya menggerakan kemampuan untuk menghadapi berbagai keadaan darurat yang mungkin timbul sewaktu-waktu," ujar Adang.
 
 
Sumber : SuaraKarya

Menhan RI Menerima Kunjungan Dubes Afganistan Bahas Bantuan Pelatihan dan Pendidikan Militer

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Rabu (20/6) menerima kunjungan dari Dubes Afganistan untuk Indonesia Ghulam Sakhi Ghairat, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Pada kesempatan pertemuan tersebut membahas hubungan diplomatik dan peluang kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan antara kedua negara khususnya pembangunan kekuatan militer di Afganistan. Dubes Afganistan Ghulam Sakhi Ghairat mengatakan, saat ini pemerintah Afganistan sangat membutuhkan bantuan Indonesia dalam rangka pembangunan dan pengembangan kekuatan militer Afganistan.

Lebih lanjut Dubes menjelaskan, meskipun saat ini banyak negara-negara lain membantu tentara Afganistan dalam hal pelatihan militer secara tekhnik, namun militer Afganistan masih memerlukan pelatihan dalam segi moralitas. Untuk itu diharapkan pemerintah Indonesia khususnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) bisa membantu dalam pemenuhan kebutuhan pelatihan militer secara moralitas.

Oleh karena itu Dubes Aganistan juga sangat mengharapkan adanya pengaturan kerjasama secara permanen diantara militer kedua negara. Ditambahkan Dubes nantinya Pemerintah Indonesia bisa menerima kedatangan para perwira militer Afganistan untuk bisa mengikuti pelatihan di bidang diplomasi, kesehatan, serta pendidikan dan pelatihan militer lainnya.

Menurut Dubes, dengan adanya persamaan demokrasi yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta sejarah hubungan Indonesia yang erat dengan Afganistan, maka bantuan pelatihan militer secara moralitas akan dapat lebih mudah diterima oleh militer Afganistan.

Menanggapi hal tersebut, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Pemerintah Indonesia sangat membuka kesempatan kerjasama pertahanan dan militer dengan pemerintah Afganistan.

Menhan mengungkapkan bahwa Indonesia telah banyak melaksanakan pelatihan dan pendidikan militer yang diikuti oleh beberapa negara di ASEAN. Menhan pada kesempatan pertemuan tersebut mengundang Dubes Afganistan untuk meninjau fasilitas-fasilitas pelatihan militer yang ada di Indonesia. Terutama fasilitas Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, yang berada di Sentul Bogor. Sehingga Dubes Afganistan dapat memiliki gambaran tentang profil pelatihan dan pendidikan militer yang ada di Indonesia.

Saat menerima kunjungan Dubes Afganistan, Menhan didampingi Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan, Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, Karo TU, Brigjen TNI Herry Noorwanto dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin. 

Sumber : Kemhan

Menhan RI Terima Panglima Korp Artileri II CPLA China

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (18/6) menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II CPLA (Strategic Missile Corps The Chinese People's Liberation Army) Jenderal Jing Zhiyuan, di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungan delegasi CPLA kali ini adalah untuk meningkatkan saling pengertian, memperluas kesepahaman dan meningkatkan persahabatan serta mendorong kerjasama kedua negara. 

Dalam kesempatan tersebut Panglima Korp Artileri II CPLA berharap semoga kunjungannya kepada Menhan RI kali ini dapat memberikan kemajuan yang positif bagi perkembangan hubungan bilateral kedua negara. Dikatakannya juga dalam beberapa tahun terakhir ini hubungan kedua negara menunjukkan perkembangan yang sangat pesat tidak hanya di bidang militer atau pertahanan saja tetapi juga di bidang perdagangan, politik dan bidang-bidang lainnya.

Hal tersebut ditandai dengan kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke China pada bulan Maret tahun 2012. Pertemuan kedua kepala negara saat itu menghasilkan beberapa kesepahaman atau kesepakatan yang salah satu isinya adalah memperkuat konsultasi atau kerjasama di bidang pertahanan kedua negara.

Dikatakan Panglima Korp Artileri II CPLA bahwa pembinaan di bidang personel dan latihan militer bersama mulai menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Selain itu juga kerjasama di bidang industri pertahanan semakin berkembang yang ditandai dengan meningkatnya pasar pengadaan Alutsista. Panglima Korp Artileri II CPLA juga menyatakan bahwa pemerintahannya mendukung Indonesia dalam menjaga keamanan kawasan regional termasuk didalamnya keamanan di Selat Malaka, Selat Sunda serta Selat Lombok.

Menanggapi hal tersebut Menhan RI menyampaikan ucapan terima kasih kepada delegasi CPLA atas kunjungannya ke Indonesia khususnya ke Kementerian Pertahanan. Kunjungan kesepuluh delegasi CPLA kepada Menhan kali ini diawali dengan kunjungannya ke Bali yang dilanjutkan dengan mengunjungi Yogyakarta dan diakhiri dengan kunjungan ke Jakarta.

Dilanjutkan Menhan bahwa pertemuan kesepuluh Menteri Pertahanan ASEAN di Kamboja beberapa waktu lalu dengan Menteri Pertahanan Nasional China Jenderal Liang Guanglie, meskipun merupakan pertemuan informal tetapi hasilnya sangat produktif sekali untuk membangun komunikasi dan people to people contact. Selain itu juga dikatakan Menhan bahwa saat ini telah terjadi pergeseran paradigma dimana segala sesuatunya kini tidak hanya diselesaikan secara hard power tetapi juga diselesaikan melalui diplomatic power atau soft power. Hal ini menjadi dasar bagi negara-negara ASEAN dalam mengambil setiap keputusan baik bilateral maupun multilaretal.

Sehubungan dengan Selat Malaka, dijelaskan Menhan bahwa kebijakan mengenai Selat Malaka merupakan kebijakan bersama atau literal states diantara beberapa negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand. Perampokan di wilayah Selat Malaka semakin berkurang semenjak wilayah tersebut ditangani literal states. Negara-negara yang tergabung dalam literal states berkomitmen untuk menjaga selat Malaka tersebut melalui patroli maritim bersama.

Saat bertemu tamunya, Menhan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Staf Ahli Bidang Politik Prof. DR. Susanto Zuhdi, M. Hum, Staf Ahli Bidang Keamanan Mayjen TNI Zaenal Fahri Tamzis, Staf Khusus Bidang Kerjasama Internasional Soemadi D.M. Brotodiningrat, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, S.T. dan Kapuskom Publik Brigjen TNI Hartind Asrin.


Sumber : Kemhan

TNI Di Lebanon Latihan Penanggulangan Huru-hara

LEBANON-(IDB) : Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) di Lebanon, melaksanakan latihan CRC (Crowded Riot Control) dengan menggunakan perlengkapan penanggulangan huru-hara berupa pentungan dan tameng, latihan dilaksanakan di sekitar Markas Indobatt, UN Posn 7-1, Adshid al Qusair, Lebanon Selatan, Selasa (19/6/2012).

Tujuan latihan dilaksanakan dalam rangka melatih kemampuan personel Indobatt dalam hal taktik dan teknis serta prosedur tetap yang harus dilaksanakan apabila menangani terjadinya aksi unjukrasa yang dilakukan oleh penduduk lokal di sekitar Markas Indobatt.

Skenario latihan diperanggapkan adanya sekelompok massa yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut personel UN meninggalkan Lebanon, aksi unjuk rasa dilaksanakan di depan pintu masuk Markas (Main Gate).

Menghadapi situasi ini, Kasiops Satgas Kapten Inf Risa setelah menerima laporan dari piket siaga melaporkan kejadian tersebut kepada Dansatgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono untuk ditindaklanjuti. Setelah mendapat perintah dari Dansatgas, Kasiops memerintahkan Lettu Inf Syahrul Komandan Pleton CRC dari Kompi Eagle untuk bergerak dan mengatasi kejadian tersebut.
Dengan di backup Pleton BMR (Battalion Mobile Reserve) dan Tim Kesehatan, Pleton CRC dengan perlengkapannya bergerak menuju tempat aksi unjuk rasa. Unjuk rasa yang awalnya dilaksanakan secara damai berubah menjadi anarkis, mereka memprovokasi dan melempari personel dengan batu dan pentungan, karena situasi memanas mengakibatkan satu orang demonstran dan satu orang personel Indobatt luka-luka.

Melalui negosiasi yang alot dengan diberikan pengertian yang baik tentang keberadaan dan tugas personel UN di Lebanon, akhirnya pimpinan pendemo mau bernegosiasi dan mengakhiri aksinya.

Dalam keadaan seperti itu, apabila suasana tidak bisa diatasi dan berakibat kepada kerusuhan yang lebih besar maka tim melaporkan kepada Kasiops, dan selanjutnya Kasiops akan mengerahkan Pleton BMR untuk membantu perkuatan Pleton CRC untuk diambil tindakan tegas.


Sumber : Inilah

DPR Berkunjung Ke Industri Strategis Brazi l Dan Spanyol

JAKARTA-(IDB) : Alat kelengkapan DPR bergantian berkunjung ke luar negeri. Saat ini rombongan Panja RUU Penyiaran Komisi I DPR sedang di Amerika dan Inggris. Panja RUU Industri Pertahanan akan berangkat ke Spanyol dan Brazil awal bulan depan.

Panja RUU Penyiaran yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I DPR Ramadhan Pohan berangkat tanpa sosialisasi terlebih dahulu. Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, Panja RUU Industri Pertahanan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin, memberikan sejumlah penjelasan.

"Perlu saya jelaskan bahwa Komisi I saat ini sedang dalam proses menyelesaikan RUU Penyiaran dengan ketua panja Ramadhan Pohan dan RUU Industri Pertahanan dengan ketua panja TB Hasanuddin. Panja RUU Penyiaran sedang melakukan kunjungan ke Amerika dan ke Inggris sejak hari minggu kemarin," ungkap Tubagus.

Hal ini disampaikan Tubagus kepada detikcom, Rabu (20/6/2012).

Tubagus sendiri memimpin Panja Instrustri Strategis. Panja ini akan melaksanakan kunjungan untuk mempelajari industri strategis di Brazil dan Spanyol.

"Untuk panja RUU Industri Strategis yang saya pimpin akan melaksanakan kunjungan ke Spanyol dan Brazil mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 Juli 2012 . Saya tidak ikut dan detail kunjungan akan saya jelaskan kepada publik nanti hari Kamis atau Jumat sebelum rombongan berangkat," tandasnya.


Sumber : Detik

Ilmuwan Indonesia Berhasil Kembangkan UAV Terbesar di Asia

JAKARTA-(IDB) : Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, ilmuwan Indonesia yang kini berkarya di Jepang, mengembangkan pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) berbadan besar bernama Josaphat Laboratory Large Scale Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX-1).

"JX-1 sementara ini terbesar di Jepang, dan mungkin di Asia," ungkap Josaphat dalam wawancara lewat e-mail dengan Kompas.com, Sabtu (16/6/2012).

JX-1 dibuat untuk melakukan pengujian perangkat gelombang mikro dan kamera untuk penginderaan jarak jauh yang selama ini juga dikembangkan di laboratorium miliknya, Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL), di Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang.

JX-1 dikembangkan sejak lima tahun lalu. Salah satu pertimbangannya adalah efektivitas biaya. Jika meminjam UAV untuk pengujian, prosedurnya cukup rumit dan memakan biaya besar.

"Misalnya pernah saya akan instal radar dan ditawari biaya senilai sama untuk membuat UAV berbadan besar lebih dari lima unit. Kalau punya UAV sendiri, bisa setiap saat menerbangkan sendiri dan tidak perlu khawatir untuk mengoperasikannya di daerah-daerah berbahaya," urai Josaphat.

Lebih besar, lebih mumpuni

JX-1 memiliki beberapa kelebihan dibanding pesawat tanpa awak lain di Jepang saat ini, utamanya dalam hal ukurannya.

"Angkatan bersenjata Jepang pun hanya mempunyai UAV originalnya dengan rentang sayap terbesar adalah 3 m, sedangkan JX-1 adalah 6 m dan dapat ber-payload sensor-sensor sekitar lebih dari 30 kg," tambah Josaphat.

Pesawat tanpa awak berbadan besar diperlukan untuk mengakomodasi perangkat dengan beragam frekuensi serta mendukung proyek Josaphat selanjutnya.

Josaphat menjelaskan, teknologi Synthetic Aperture Radar (SAR) di Jepang saat ini bekerja pada frekuensi L band dengan polarisasi linear. Sementara Josaphat sendiri mengembangkan SAR yang berbasis polarisasi sirkuler sebagai sensor SAR baru di dunia.

Supaya dapat dibandingkan dengan sensor sebelumnya, Josaphat tetap mengembangkan pada frekuensi yang sama. Sementara L band memiliki panjang gelombang yang cukup panjang sehingga dibutuhkan antena berukuran lebih besar.

"Agar dapat mengakomodasi perangkat pada frekuensi rendah ini hingga tinggi (sekitar 50 GHz), maka UAV ini dirancang mempunyai ruang besar sejak awal," papar Josaphat.

JX-1 juga dipersiapkan untuk mendukung penelitian berikutnya. Saat ini sedang dipersiapkan radar yang akan bekerja pada frekuensi P, S, C, X, dan Ku band. Ruang yang besar dibutuhkan untuk mengakomodasi payload misi secara bersamaan.

"Memang saat ini ada UAV kecil-kecil, tapi mempunyai keterbatasan fungsi dalam misi, termasuk flight endurance," kata Josaphat.

Selain soal ukuran, JX-1 memiliki kelebihan sebab dirancang tembus gelombang mikro dengan dielectric constant sekitar 1,5 atau material badan pesawat berkarakteristik mendekati udara. Dengan demikian, radar bisa disimpan di dalam badan pesawat sehingga lebih terlindungi dan pancaran gelombang dapat menembusnya.

Tulang punggung riset penginderaan jauh

JX-1 berhasil diterbangkan perdana pada 7 Juni 2012 lalu di Fujikawa Airfield. Setelah penerbangan perdana ini, JX-1 bakal siap mendukung beragam misi pengujian serta misi lanjutan berikutnya.

Saat ini, laboratorium Josaphat tengah mengembangkan Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-SAR) sebagai SAR aktif sensor, GPS-SAR sebagai SAR pasif sensor, GPS-Radio Occultation (RO), dan Linear Polarized Synthetic Aperture Radar (LP-SAR).

JX-1 nantinya akan dimanfaatkan untuk menguji coba sensor tersebut. Setelah uji coba, sensor akan diaplikasikan pada mikrosatelit yang juga dikembangkan oleh Josaphat dan tim, bernama GAIA-I dan GAIA-II.

,span style="font-size: small;">Josaphat menjelaskan, kedua mikrosatelit yang dikembangkan bertujuan untuk mengamati pergerakan kerak bumi sehingga membantu memprediksi gempa dan tsunami 3-5 hari sebelum kejadian. GAIA-I akan mengamati dalam resolusi lebih besar, sementara GAIA-II dalam citra yang lebih detail.

Di Jepang, teknologi yang dikembangkan Josaphat dhgadang mampu menjadi tulang punggung dalam riset penginderaan jauh. Nantinya, penginderaan jauh tak hanya mengandalkan radar dan satelit, tetapi juga didukung pesawat tanpa awak.

Saat ini, kata Josaphat, Malaysia dan Jepang sudah bekerja sama lewat program transfer teknologi untuk mengamati Semenanjung Malaysia. Josaphat berharap, Indonesia pun ke depan juga berminat mengaplikasikan teknologi yang dikembangkannya.


Sumber : Kompas

TNI AL Pastikan Pengganti KRI Dewaruci Dipesan Dari Galangan Kapal Spanyol

KRI Dewaruci
SURABAYA-(IDB) : Markas Besar TNI Angkatan Laut memastikan telah memesan kapal layar tiang tinggi dari sebuah galangan kapal internasional di Spanyol, yang diproyeksikan sebagai pengganti kapal latih KRI Dewaruci.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Selasa (19/6) mengemukakan, kapal layar tiang tinggi tersebut rencananya mulai diproduksi pada 2013 dan dijadwalkan selesai pada 2014.

"Sudah diputuskan akan diproduksi di Spanyol, tapi saya lupa nama galangan kapal tersebut," kata Soeparno usai memimpin upacara serah terima jabatan komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).

Menurut ia, pembelian kapal latih yang direncanakan sejak 2010 tersebut, telah disetujui Mabes TNI dan pemerintah dengan anggaran sekitar US$80 juta.

Kapal latih baru kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) itu merupakan salah satu program pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL, terutama untuk melatih calon-calon perwira masa depan.

"Yang jelas, kapal layar baru nanti ukurannya lebih besar dan desainnya lebih indah dari KRI Dewaruci, sehingga mampu menampung personel lebih banyak," ujar Laksamana Soeparno.

Seperti diketahui, TNI AL telah mengoperasikan kapal latih KRI Dewaruci sejak 1953. Kapal layar legendaris tersebut adalah buatan HC Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pada 1952.

Kendati usianya sudah 60 tahun, KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter dan bobot mati 847 ton, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.

Kapal tipe "Barquentin" ini mempunyai tiga tiang utama dengan 16 layar dan dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

Sejak 15 Januari 2012, KRI Dewaruci melakukan muhibah keliling dunia selama lebih kurang 277 hari dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada pertengahan Oktober 2012.

"Mungkin pelayaran keliling dunia ini menjadi yang terakhir kali dilakukan KRI Dewaruci. Kapal ini berangkat menuju arah timur dan kembali dari arah barat," kata KSAL Laksamana Soeparno.

Menunggu CIWS KCR Trimaran

Type 730 SD Menunggu CIWS KCR Trimaran
CIWS Type 730 Anti-Rudal

JKGR-(IDB) : Kapal perang Indonesia segera naik kelas dengan dipasangnya senjata Close-in Weapon System (CIWS) Type 730, 7 barel 30 mm, buatan China. 
Setelah meng-up grade sistem rudal, kini kapal- kapal perang itu mulai meningkatkan kemampuan pertahanan anti-rudal. Yang membuat penasaran adalah, kapal mana yang beruntung mendapatkan CIWS Type 730 ini ?.
Tiga unit CIWS Type 730 telah dipesan ke China melalui budget Mabes TNI dan disetujui DPR. Senjata gatling canon 30mm 7 laras ini, merupakan senjata yang didisain untuk pertahanan kapal dari serangan rudal, di saat rudal musuh berhasil menerobos pertahanan utama kapal. Close-in Weapon System (CIWS) juga bisa digunakan untuk menembak pesawat, target di pantai, kapal boat dan ranjau laut. Harganya sekitar 5,4 juta USD per unit.

CIWS Type 730 merupakan senapan otomatis dilengkapi fire-control system yang bisa menembak dengan posisi full cover 360 derajat. Amunisinya terdiri dari dua box 500 rounds. Satu box diisi peluru jenis sabot dan satu lainnya jenis high explosives (HE).

CIWS 730 dengan panjang laras 110 inch ini, mampu menembakkan peluru 4,600 hingga 5,800 rounds/menit dengan jarak tembak laksimum 3 Km. Target biasanya terkena dalam jarak 1 hingga 1,5 Km. Meski bisa menembakkan peluru sebanyak itu, CIWS tidak direkomendasikan untuk menembak lebih dari satu menit dalam satu aksi counter defense. Hal itu karena laras CIWS ini bisa meleleh.

type730 02large Menunggu CIWS KCR Trimaran
CIWS Type 730

CIWS ini dipandu oleh radar TR47C fire-control, serta electro-optic director yang dipasang di atas turret. Electro-optic director terdiri dari: TV tracking camera, infrared tracking camera dan laser rangefinder. Alat ini mampu menjejak target sejauh 5 hingga 6 km. Sementara Radar TR47C mampu mendeteksi target di udara berdiameter 10 cm hingga jarak 8 Km. 
Senjata Gattling China ini mirip dengan General Electric GAU-8/A Avenger. Ada juga yang menyebutkan CIWS China lebih mirip dengan Gryazev-Shipunov GSh-6-30 Rusia. Kini China dengan mengembangkan CIWS Type 730, yang sistemnya meliputi pemasangan rudal di sistem yang sama. Varian daratnya disebut China LD-2000.

Spesifikasi CIWS Type 730:
 
Calibre: 30mm X 7
Rate of fire: 4,600 – 5,800 rounds/min
Range: 3,000m
Elevation: N/A
Traverse: 360 degree
Ammunitions: 1,000 rds (armour piercing discarding sabot and HE)
Fire-control: Electro-optical + rada

KRI Pengusung CIWS:
 
China menggunakan CIWS Type 730 untuk kapal: Destroyer Luyang-I dan Luyang-II class, Destroyer Luzhou class dan Frigate Jiangkai-II class. Sementara untuk kapal induk Shi Lang (ex-Soviet Varyag), China menggnakan CIWS AK 1030 / 10 barrel.

Jika merujuk ke China, kemungkinan CIWS type 730 yang dipesan Indonesia, akan dipasang di Korvet KRI Diponegoro Class. Korvet Sigma 9113 Indonesia masih menggunakan 2 unit Canon 20mm DENEL VEKTOR G12 yang digerakkan secara manual oleh prajurit.

ciws luyang Menunggu CIWS KCR Trimaran
CIws 730 di Destroyer Luyang II China

Pertahanan lain dari KRI Sigma Indonesia adalah meriam Oto Melara 76 mm. 
Dengan kaliber yang besar (76mm), jumlah amunisi yang ditembakkan tidak cukup banyak untunk menghadang rudal yang hendak menerjang kapal. 
Meriam OTO Melara maksimum hanya dapat memuntahkan 120 proyektil per menit. Bandingkan dengan CIWS Type 730 yang bisa menembakkan amunisi 5800/ menit. Meriam OTO Melara mungkin handal untuk menghadang pesawat tempur, tapi belum memadai untuk menahan serangan rudal.
Korvet Sigma Indonesia cukup rentan terhadap serangan rudal, sehingga seharusnya dipasang CIWS. Rusia saja memasang rata-rata 4 sampai 8 CIWS di kapal perang mereka, untuk memastikan rudal yang datang, rontok sebelum menyentuh kapal.

Pengamat militer internasional menilai sistem CIWS Type 730 China mengadopsi Goalkeeper CIWS Belanda. Dengan demikian seharusnya tidak ada kendala jika CIWS Type 730 China diinstal ke Korvet KRI Diponegoro Class.

Satu light frigate Sigma10514 yang akan diterima Indonesia dari Belanda akhir tahun 2016, akan dilengkapi CIWS Goalkeeper.

Trimaran
 
Kemungkinan lain, KRI Trimaran yang rampung akhir tahun 2012 bisa jadi dipasang CIWS 730. Menurut konseptor Trimaran, John Lundin, kapal buatannya akan mengusung 4 rudal C-802. Bahkan dalam sebuah wawancara dengan harian Swedia, John Lundin mengatakan sudah menguji coba rudal tersebut. Jika Trimaran dipasang rudal, berarti kapal itu ditargetkan untuk mampu ofensif. Dengan demikian harus memiliki pertahan diri yang juga memadai.

trimaran type Menunggu CIWS KCR Trimaran
Rancang bangun Trimaran TNI AL
Negara-negara pemilik Trimaran untuk keperluan militer, umumnya memasang CIWS di kapal cepat mereka. 
Sebut saja Trimaran USS Independence yang dibangun galangan kapal AUSTAL(Australia)- USA, mengusung 1 CIWS Raytheon SeaRAM, untuk melindungi kapal dengan panjang 127 meter tersebut. Sementara Trimaran Indonesia dibangun oleh PT Lundin Industry Invest, di Banyuwangi- Jawa Timur berbasis Trimaran Earthrace Selandia Baru.
Demikian juga dengan China. Kapal trimaran mereka mengusung CIWS.

china stealth boat Menunggu CIWS KCR Trimaran
Trimaran China dengan CIWS

Bagaimana dengan KCR 40 dan KCR 60 ? Kedepannya TNI AL akan memasang CIWS AK 630 di kapal ini. Namun untuk sementara waktu (saat ini), KCR tersebut mengusung Canon 20mm DENEL VEKTOR G12 manual.
Indonesia baru memiliki CIWS jenis AK 230 yang sudah melekat pada 16 korvet kelas Parchim, saat beli bekas dari armada Jerman Timur. CIWS A 230 hanya bisa memuntahkan sekitar 1000 peluru/ menit, sehingga tidak cukup ideal untuk pertahanan.

Pertimbangan paling utama untuk menentukan kapal mana yang akan diinstal CIWS 730, adalah sejauh mana database komputer CIWS Type 730 bisa diintegrasikan dengan sistem elektronik yang ada di kapal. Juga termasuk ruang untuk instalasi, karena berat CIWS 730 ini sekitar 8 ton. Pemasangan tentunya lebih mudah di kapal yang baru, karena bisa diperhitungkan dari awal dibandingkan merombak sistem kapal tua yang sudah ada.


Sumber : JKGR

Penetapan Batas Laut Indonesia Timor Leste Tunggu Finalisasi Batas Darat

KUPANG-(IDB) : Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) VII Laksma (TNI) Karma Suta mengatakan penentuan batas wilayah laut antara Indonesia dan Timor Leste masih menuNggu finalisasi batas wilayah darat yang sedang dalam tahap perundingan.

"TNI AL tidak mungkin mendahulukan penetapan batas wilayah laut tanpa terlebih dahulu menetapkan batas wilayah darat yang selalu menjadi rujukan penetapan zona ekonomi eksklusif (ZEE)," kata Karma, Kamis (14/6).

Dia mengatakan hal itu, dalam acara talkshow tentang Pengamanan Pulau-pulau Terluar Dalam Program Pengamanan Wilayah Perairan dengan Timor Leste, terkait dengan kepastian zona ekonomi eksklusif.

Dalam dialog itu, warga Kota Kupang Wilson Boymau, 50, meminta Danlantamal menanggapi serius Timor Leste yang diduga telah memperluas wilayah lautnya seluas 50 mil di bagian selatan Kabupaten Belu dan telah diklaim sebagai zona ekonomi eksklusif.

Timor Leste juga mengklaim lebih dari 1.000 hektare sawah di Sungai Noelbesi, Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan Distrik Oecusi serta dua segmen lainnya di perbatasan Atambua dan Timor Tengah Utara.

Menurut Danlantamal Karma Suta, sejak 2000, kedua negara masih memfokuskan pembicaraan pada pemetaan batas darat dan belum membahas batas laut.

"Karena itu Timor Leste jangan bersikap gegabah. Mari kita bicarakan masalah perbatasan dengan baik supaya hubungan dua negara ini tetap terjalin dengan baik," katanya.

Karena masalah perbatasan laut di selatan pulau Timor, harus diselesaikan secara arif mengingat kawasan tersebut sangat kaya dengan minyak dan gas bumi, seperti di sumur Laminaria dan Bayu-Undan yang masih berada di dalam perairan Indonesia.

Danlantamal mengatakan, untuk menyepakati batas akhir wilayah batas darat, butuh waktu yang cukup lama, namun dia berharap dalam waktu yang tidak lama lagi, akan ada kesepatan batas darat, untuk selanjutnya masuk pada batas wilayah laut.

"Salah satu aspek penting dalam pengelolahan wilayah perbatasan yang belum dituntaskan adalah mengenai wilayah perbatasan darat," katanya. 


Sumber : MediaIndonesia

Proyek 10 Kapal Perang Baru Iran Capai 70%

TEHRAN-(IDB) : Wakil Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran urusan teknis, Laksamana Madya Abbas Zamini mengkonfirmasikan produksi dan pelengkapan 10 armada kapal tempur baru domestik menyusul produksi kapal perusak Jamaran dan Velayat.
 
Abbas Zamini dalam wawancaranya dengan Fars News (19/6), menyinggung kemampuan industri angkatan laut negara ini dalam mendesain dan memproduksi berbagai jenis kapal perusak baru dan berbagai jenis kapal pelucur roket dan mengatakan, kapal-kapal perusak baru itu merupakan bagian dalam proyek Moujeh 1 (Gelombang 1) dan dalam proyek Moujeh 2 (Gelombang 2) kapal perusak Velayat tengah diproduksi di kompleks indukstri  maritim Syahid  Tamjidi di Bandar Anzali yang prosesnya telah mencapai 70 persen.
 
Lebih lanjut Zamini mengataan, "Selain itu, tengah diproduksi pula berbagai kapal perusak baru tipe Mouj dan Sina yang masuk dalam proyek Moujeh 3 dan 4."
 
Kapal perusak berikutnya adalah Sahand yang akan diproduksi dalam proyek Moujeh 5 yang menurut rencana akan diselesaikan hingga tahun ini.
 
Zamini juga menyinggung produksi berbagai kapal perusak tipe Sina dalam proyek Moujeh 1, 2, dan 3, yang sedang dalam proses dan menurut rencana akan diproduksi kapal Peykan, Joushan, Darafsh. 
 
Kapal perusak tipe Sina 4, 5, 6, dan tujuh sedang dalam tahap desain dan persiapan produksi.
 
Di akhir pernyataannya, Zamini mengatakan, kapal perusak Sahand dan Sina 7  akan selesai diproduksi hingga akhir tahun ini. 


Sumber : Irib