Pages

Selasa, Juni 12, 2012

KSAU: Super Tucano Setara Hawk

MALANG-(IDB) : Kepala Staf TNI AU (KASAU) Marsekal Imam Safaat menilai pesawat Super Tucano setara dengan pesawat tempur Hawk buatan Amerika Serikat, yang menggunakan mesin jet.

Hal ini disampaikan Safaat usai meninjau kesiapan skadron 21 Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh menyambut kedatangan pesawat buatan Brazil itu, Selasa (12/6/2012).

Menurut dia, Super Tucano, adalah pesawat tempur canggih, dengan penggerak propeler atau baling-baling di moncongnya. Ia menambahkan, bukan hanya Indonesia yang menggunakan pesawat ini.

Namun, Amerika Serikat, juga telah memanfaatkannya sebagai salah satu kekuatan udaranya. Saat menjalankan misi pertempuran di Afganistan. "Amerika juga pernah gunakan pesawat ini," imbuh Safaat.

Kekuatan baru pesawat tempur Super Tucano ini, lanjut dia, akan mengisi kekosongan Skadron Udara 21. Pasca lima tahun sejak pesawat OV-10 Bronco digrounded, akibat sudah berulang kali mengalami kecelakaan.

Safaat membeberkan, sebanyak 16 unit pesawat Super Tucano mengisi kekuatan Skadron Udara 21.

Pesawat itu didatangkan secara bertahap dari Brazil mulai akhir Agustus ini. "Ada empat tahap, setiap tahapan empat unit pesawat," terangnya.

Sementara kebutuhan awak pesawat ini, akan diisi oleh sebagia kekuatan lama di Skadron Udara 21, serta tambahan penerbang baru dari luar Skadron Udara 21.

Sementara Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Gutomo, mengatakan, persiapan sudah dilakukan menyambut hadirnya pesawat tempur baru ini. Baik fisik, berupa hanggar, dan tempat fasilitas penunjang lainnya. Selain itu juga disiapkan para personil, yang nantinya menjalani pelatihan di Brazil.

"Pengiriman personil dilaksanakan secara bertahap. Jumlahnya akan bertambah, sesuai kebutuhan," ujarnya.


Sumber : Detik

Moment Kebangkitan BUMN Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Dua lagi perusahaan BUMN yang tahun ini melejit melampaui batas negara: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Batan Teknologi (Persero).
 
Garuda, secara mengejutkan, saat ini sudah lebih besar dari Malaysia Airlines (MAS) dan Thai Airways, Thailand. Bahkan sudah lebih besar dari Air France! Value Garuda kini sudah mencapai Rp18 triliun. Sudah sekitar Rp1 triliun lebih besar dari MAS dan Thai. Dengan demikian untuk Asia Tenggara kini Garuda tinggal kalah dari Singapore Airlines.

Memang tidak ada alasan bagi Indonesia untuk serba kalah dari sesama negara ASEAN. Di antara 10 negara Asia Tenggara kekuatan ekonomi Indonesia sudah mencapai 51% sendiri. Baru yang 49% dibagi 9 negara lainnya.

Di bawah direksi Garuda yang sekarang dengan Dirut Emirsyah Satar, prestasi itu akan terus bisa dipacu. Inilah direksi yang dari segi umur relatif masih  muda-muda. Inilah direksi yang berada di puncak antusias dan gairahnya. Iklim seperti itu secara otomatis akan menjalar dan mewabah ke jajaran di bawah dan di bawahnya lagi.

Ekonomi Indonesia yang terus membaik memang bisa menjadi ladang yang subur bagi Garuda. Penambahan pesawat yang terus dilakukan, termasuk yang kelas 100 tempat duduk, akan membuat Garuda terbang kian tinggi.

Langkah terbarunya untuk bisa dipercaya Kanada sebagai pusat perawatan pesawat Bombardier se Asia Pasifik, memberikan hope yang lebih besar lagi. Dengan demikian GMF AeroAsia, salah satu anak perusahaan Garuda, akan menjadi perusahaan kelas dunia juga. Ini karena pembuat mesin pesawat terkemuka di dunia lainnya, GE dari USA juga sudah mempercayakan perawatan mesin GE ke GMF AeroAsia.

Seperti tidak kalah dengan prestasi Garuda dan enam BUMN kelas dunia lainnya (BRI, Bank Mandiri, Telkom, BNI, PGN, dan Semen Gresik) kini muncul si cabe rawit: PT Batan Teknologi.

Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa bangkit dari kuburnya bahkan begitu bangkit langsung bisa berlari dengan kencangnya. Larinya pun ke mana-mana termasuk ke puluhan negara Asia.

Padahal tahun 2010 lalu BatanTek sudah dicabut nyawanya. Ini gara-gara ada larangan internasional untuk melakukan pengayaan uranium tingkat tinggi. Ini dikhawatirkan bisa disalahgunakan menjadi senjata nuklir.

Sejak itu PT BatanTek berhenti memproduksi radioisotop. Tim BatanTek sudah berusaha mengubah proses pengayaan uranium menjadi tingkat rendah, tapi tidak mampu. Bahkan BatanTek sudah mendatangkan ahli dari USA untuk menularkan pengetahuan proses uranium tingkat rendah. Tapi juga gagal.

Akibatnya rumah-rumah sakit yang selama ini menggunakan radioisotop dari BatanTek memilih membeli dari sumber lain. Semua pelanggan marah dan memutuskan hubungan. BatanTek praktis mati. 

Untunglah Dr Yudiutomo datang dan menjadi dirut baru. Anak Maospati, Magetan, lulusan Fakultas Teknik Nuklir UGM ini memang bukan sembarang orang. Dia meraih gelar doktor di bidang nuklir di Iowa State University USA.

Dr Yudiutomo mengajak ahli nuklir sealmamater di UGM, Dr.Ing Kusnanto untuk menjadi direktur produksi. Dr Kusnanto meraih gelar doktor nuklir dari Aachen, Jerman.

Karena PT BatanTek masih dalam keadaan sulit, sejak awal  dua ahli nuklir ini memilih menghemat: menyewa satu rumah untuk dihuni berdua. Keluarga ditinggal di Yogya.

Dua orang inilah yang tidak henti-hentinya berpikir bagaimana agar BatanTek bisa melakukan pengayaan uranium tingkat rendah. Siang malam dua ahli ini terus berdiskusi. Keputusan untuk tinggal satu rumah membuat diskusi mereka berlanjut setelah jam kantor sekalipun. Di rumah kontrakan itulah mereka bisa berdiskusi sampai jam 2 dini hari.

Hasilnya luar biasa: mereka menemukan cara baru mengayakan uranium tingkat rendah. Bukan cara yang sudah dikenal di dunia sekarang ini, tapi cara baru yang untuk mudahnya saya beri saja nama "Formula YK" (Yudiutomo Kusnanto).

Formula YK ini menggunakan prinsip electro plating. Menggantikan cara lama sistem foil target. Prinsipnya, sebelum dimasukkan reaktor nuklir uranium itu di-plating dengan rumus tertenu. Cara ini meski kelak diketahui oleh ahli lain pun akan sulit ditiru. Rumus angka-angkanya tidak akan diungkap.

Masalahnya: dari mana perusahaan dapat tambahan modal? Reaktor nuklirnya sih bisa tetap menggunakan reaktor milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang di Serpong itu, tapi banyak peralatan PT BatanTek yang harus diperbaharui atau diperbaiki.

"Perlu berapa?" tanya saya saat rapat dengan dua ahli nuklir itu di Serpong.

"Cukup besar pak, Rp 85 miliar," jawab Dr Yudiutomo.

"Saya carikan!"

Saya pun menghubungi Bank Rakyat Indonesia. Saya memang sangat kagum dan terharu melihat kejeniusan dua ahli ini. Saya bisa merasakan getaran semangatnya yang meluap. Dan saya juga melihat kilatan matanya yang menyiratkan keinginan untuk maju. Inilah ilmuwan yang memiliki kemampuan manajerial yang handal. Intelektual sekaligus entrepreneur!

Dengan penemuan baru Formula YK ini Indonesia berhasil menjadi satu-satunya negara di Asia yang mampu memproduksi radioisotop. Kini seluruh negara Asia datang ke BatanTek untuk membeli radioisotop!

Radioisotop adalah bahan yang sangat penting untuk pemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Radioisotop adalah bahan yang tidak bisa dipisahkan dengan kedokteran nuklir. Dengan radioisotop organ-organ di dalam badan bisa dilihat secara berwarna dan tiga dimensi.

Ini sudah beda dengan radiologi yang hanya bisa hitam putih dan dua dimensi.

Maka pemeriksaan melaui MRI, CT, gamma camera, serta operasi yang menggunakan pisau gamma mutlak memerlukan radioisotop. Jepang pun tidak memproduksinya sehingga pasar radioisotop kita amat besar. Apalagi Tiongkok.

Waktu saya mendampingi Presiden SBY makan siang dengan Presiden Hu Jintao di Beijing yang lalu, saya pun promosi radioisotopnya BatanTek. Kebetulan saya berada di sebelah menteri perdagangan Tiongkok. Selama makan siang itu saya terus minta agar Tiongkok membeli radioisotop kita.
Dengan kemampuan Dr Yudiutomo dan timnya menembus pasar Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan negara-negara Asia lainnya, maka masa depan PT Batan Teknologi amat cerah. Tahun ini omsetnya langsung bisa mencapai Rp 200 miliar. Tidak mustahil bakal bisa mencapai Rp 1 triliun dan kemudian Rp 3 triliun di kemudian hari.

Amerika dan Australia, meski mampu membuat radioisotop, mereka bukan pesaing kita. Umur radioisotop ini hanya 60 jam. Setelah itu daya radiasinya habis. Untuk kebutuhan Tiongkok 10 curie, misalnya, Tiongkok harus membeli 60 curie. Yang 50 curie hilang di jalan. Karena itu pengirimannya harus dengan pesawat. Harus dihitung waktu pengirimannya sejak dari Serpong ke bandara dan seterusnya.

Saya tentu ingin dua ahli kita ini tidak berhenti di radioisotop. Keduanya juga optimis pengetahuannya akan sangat berguna untuk pertanian dan pengeboran minyak.

Tapi biarlah BatanTek maju dulu. Jadi raja Asia dulu. Dua tahun lagi kita bicara nuklir untuk mengamankan pangan kita.


Sumber : Vivanews

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Tiba di Beirut


BEIRUT-(IDB) : KRI Sultan Hasanuddin-366 yang membawa 105 prajurit Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL dalam misi penyeberangan Satgas dari Indonesia menuju Lebanon tiba di pelabuhan Beirut, Lebanon, Sabtu (9/6). Kedatangan Satgas Maritim TNI yang keempat ini disambut oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Bpk. Dimas Samudra Rum beserta istri, Atase Pertahanan RI di Kairo Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto beserta istri, Komandan Kontingen Garuda Kolonel ADM Darmawan Bhakti, Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono dan para Komandan Satgas TNI Konga serta perwakilan prajurit TNI yang telah bertugas di Sektor Timur dan Naqoura.

Dalam acara penyambutan tersebut, Duta Besar beserta rombongan berkunjung ke KRI SHN-366 dan diterima oleh Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, dilanjutkan dengan pengarahan Dubes LBBP kepada seluruh prajurit KRI SHN-366 di geladak Helly. Dalam pengarahan tersebut, Dubes menyampaikan ucapan selamat datang dan selamat bergabung dengan Satgas TNI Konga UNIFIL yang lebih dahulu bertugas, selain itu Dubes berharap agar terjalin kerja sama yang baik antar Satgas darat dan Satgas laut sehingga misi sebagai peace keeper yang dibebankan kepada Satgas TNI Konga dapat dilaksanakan dengan baik.

Setelah menghadiri undangan makan siang dari Athan Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto, Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN beserta Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono dan beberapa perwira dari Satgas mengadakan courtesy call kepada Komandan Maritime Task Force Rear Admiral Wagnen  Lopes  de  Moraes  ZAMITH  yang  bermarkas  di kapal perang Brazil, BRS  F. Liberal. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan diri  pejabat MTF TNI Konga UNIFIL XXVIII/D sekaligus untuk menerima informasi awal mengenai situasi Area of Maritime Operation Lebanon yang akan menjadi wilayah operasi Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL. Dalam menerima kunjungan ini, Komandan Maritime Task Force didampingi oleh Komandan  kapal perang Brazil, BRS  F. Liberal, Captain Canela. Selanjutnya acara kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata dari kedua belah pihak.


Sumber : Koarmatim

Program Baru TNI AU Jaga Keamanan, Siap Pindahkan Skuadron

MAKASSAR-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) merupakan salah satu barisan pertahanan yang bertugas menyelenggarakan pembinaan kemampuan personel maupun kesiapan operasional satuan-satuan TNI AU.

Lalu bagaimana kondisi persenjataan serta kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau) II saat ini? Berikut petikan perbincangan wartawan Harian FAJAR, Yusriadi dengan Panglima Koopsau II yang baru, Marsekal Pertama Agus Supriatna didampingi pejabat lama, Marsekal Muda Ismono Wijayanto di Markas Koopsau II Kompleks TNI AU Daya, Minggu, 10 Juni.

Sebelumnya selamat atas jabatan Koopsau II. Bagaimana kondisi pertahanan udara kita saat ini?
   
Terima kasih. Kalau ditanya masalah pertahanan udara kita, yang saya tahu itu di wilayah saya sebelumnya yakni Koopsau I. Tapi secara umum dengan kondisi kita saat ini, alhammdulilah kita bisa melaksanakan tugas pengamanan udara dengan sebaik mungkin.
   
Jadi setiap detik dalam 24 jam semua wilayah kita sudah diamati langsung oleh sistem radar yang kita miliki. Itu termonitor terus, sehingga kalau ada ancaman atau penerbangan ilegal atau tanpa izin maka kita akan langsung menindak, baik secara diplomasi ataupun tindakan militer.

Untuk wilayah Timur Indonesia sebagai wilayah Koopsau II, apakah sistem persenjataan kita sudah memadai?
   
Bisa dikatakan masih terbatas. Tetapi tetap memaksimalkan dan kembali lagi bahwa kebijakan pemerintah memang belum memprioritaskan masalah persenjataan tempur kita. Kita tahu sendiri di negara ini masih banyak masalah yang perlu didahulukan misalnya kemiskinan dan sebagainya.

Wilayah Timur cukup luas, namun skuadron pasukan Koopsau II hanya ada di Makassar. Bagaimana menindaki jika seandainya ada penerbangan ilegal dan tanpa izin di daerah terluar misalnya di Papua?
   
Setiap saat kan kita bisa berkomunikasi dengan negara-negara luar. Sehingga jika ada radar kita yang menangkap adanya penerbangan ilegal, maka kita akan langsung berkomunikasi dengan negara pesawat bersangkutan untuk menarik pesawatnya. Jika memang tidak dipedulikan, maka kita akan langsung melakukan tindakan tegas.

TNI rencananya akan menerima hibah 24 pesawat jet tempur F-16 dari Amerika Serikat. Dengan penambahan itu apa sudah cukup?

Jadi, sesuai rencana dalam waktu dekat kita akan mendapatkan tambahan pesawat tempur jenis F-16 yang merupakan hibah dari Amerika. Selain itu, enam pesawat jet tempur Sukhoi juga akan hadir untuk membangun satu skuadron yang saat ini sudah memiliki 10 unit. Yang pastinya, tambahan ini tentu kita harapkan bisa menambah kekuatan demi memaksimalkan ketahanan dan keamanan negara.

Tidak bisa dipungkiri bahwa TNI AU merupakan pasukan yang sangat strategis untuk menjaga keutuhan negara. Itu semua tentu harus bersinergi dengan angkatan yang lain. Intinya, semua angkatan selalu bersinergi dalam membangun keamanan yang maksimal demi keutuhan NKRI.

Selain persenjataan, apa lagi yang mesti diupayakan untuk ketahanan negara?
   
Berbicara masalah keamanan, bukan hanya TNI yang bertugas untuk tujuan itu. Semua warga negara sebenarnya memiliki andil dan berkewajiban untuk mewujudkan keamanan. Makanya, ke depan kami terus mengupayakan agar wajib bela negara itu bisa diwujudkan. Pertanyaan apa semua warga negara mau untuk melakukan wajib bela negara itu? Ini masih menjadi perbincangan.

Bagaimana dengan perekrutan pilot baru khsusnya pesawat tempur?

Setiap tahun kita selalu melakukan perekrutan pilot baru. Kita tentu mencari yang terbaik, bukan karena faktor kedekatan tetapi mengutamakan kualitas. Semua itu berdasarkan tes dan ujian yang harus dilalui setiap peserta.

Program baru apa yang Anda persiapkan untuk Koopsau II ini?
   
Selama belum ada instruksi dari atasan atau pusat, tentu kami akan melanjutkan apa yang telah dirintis panglima sebelumnya. Tapi setelah pesawat tempur hibah itu sudah tiba, tentu kita akan melakukan program baru.

Seperti apa program baru itu?

Salah satunya, kita akan melakukan pemindahan skuadron untuk standby di beberapa wilayah yang menjadi kawasan Koopsau II. Pemindahan skuadron ini bertujuan agar lebih dekat dengan wilayah pengawasan serta melakukan pengenalan area, cuaca dan kondisi alam. Sehingga sewaktu-waktu kalau ada musuh, kita bisa memburu dengan cepat dengan penguasaan wilayah itu.

Harapan Anda sebagai Pangkoopsau II?

Saya berharap agar masyarakat bisa bersinergi dengan TNI untuk tetap melaksanakan keamanan. Saya tahu bahwa masyarakat Sulsel itu peramah dan bisa bersinergi baik dengan TNI. Yang terakhir, semoga tambahan persenjataan dan pesawat kita bisa lebih maksimal di masa yang akan datang sehingga Indonesia menjadi negara yang disegani.


Sumber : Fajar

TNI Latih Satgas Yonmek untuk Misi Perdamaian

BOGOR-(IDB) : TNI membuka latihan penyiapan Satgas Yonif Mekanis (Yonmek) TNI untuk stand by force misi PBB rotasi TNI tahun 2012.

Latihan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Hambali Hanafiah, di Komplek Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul Bogor. "Operasi pemeliharaan dunia saat ini menjadi ujung tombak bagi TNI untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia internasional. Para prajurit harus merasa bangga, karena selama ini Kontingen Garuda dimanapun bertugas selalu memperoleh apresiasi serta pengakuan yang positif dari PBB maupun dari negara lain,"kata Hambali hanafiah di Bogor, Selasa (12/6).

Karenanya, dia meminta para prajurit agar sungguh-sungguh dalam latihan penyiapan, karena semua materi yang akan dipelajari sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menjawab tuntutan tugas di daerah operasi.
 
Sebagai pasukan penjaga perdamaian, lanjut Hambali, para prajurit harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya. Para prajurit harus mampu menjadi penengah antara pihak-pihak yang bertikai secara imparsial, sehingga tidak dianggap memihak pada salah satu kelompok yang bertikai.

Dia pun meminta para prajurit agar terus meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan latihan dengan penuh rasa kesungguhan, memahami makna latihan dengan memelihara realisme latihan berdasarkan situasi daerah operasi yang dihadapi serta memanfaatkan latihan untuk meningkatkan profesionalisme baik secara perorangan, maupun kelompok.

Selain itu, hambali menekankan agar prajurit peserta latihan ini memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan selama pelaksanaan latihan dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan komputer serta mempelajari budaya masyarakat dimana prajurit ditugaskan.

Latihan Penyiapan Satgas Yonmek tersebut akan berlangsung selama 1 bulan mulai 12 Juni-11 Juli 2012. Pesera yang mengikuti latihan berjumlah 850 prajurit, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta latihan agar memiliki sikap, prilaku, pengetahuan dan ketrampilan tehnis dan taktis untuk bertugas sebagai personel Satgas Yonmek dalam misi perdamaian dibawah bendera PBB.


Sumber : Jurnas

DPR Minta Tinjau Ulang Kontrak Pembelian PKR 10514

JAKARTA-(IDB) : Kontrak kerja antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dengan Director Naval Sale of Damen Schelde Naval Shipbuilding Evert van den Broek dipertanyakan Komisi I DPR RI. Rincian detail yang dilakukan pemerintah dinilai tidak berpihak kepada industri alutsista dalam negeri.

Meski begitu, kontrak tentang pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal 10514 telah dilaksanakan, Selasa (5/6) lalu. Rencana pengadaannya memang telah disetujui DPR RI. "Rencananya kapal perang itu akan dibangun di PT PAL dengan melibatkan para teknisi anak bangsa. Tapi ternyata rincian detail kontrak yang dilakukan pemerintah banyak dipertanyakan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanudin, Rabu (6/6).


Hasanudin menjelaskan, kapal itu sekarang dipastikan akan dibangun di galangan kapal Belanda. "Dari nilai kontrak sebesar USD 220 juta, Indonesia (PT PAL) hanya mendapat pekerjaan sebesar USD 7 juta saja atau kurang dari 3 persen," ungkap Hasanudin.


Sementara, lanjut Hasanudin, untuk TOT (transfer of technologi), Indonesia malah harus membayar lagi sebesar USD 1,5 juta. "Belum lagi harus membayar untuk sistem senjata dan pelurunya," imbuhnya.


Menurut Hasanudin, kondisi kontrak semacam itu bertentangan dengan jiwa Keppres No 35 tahun 2011 tentang pengadaan alutsista terutama pasal 4 ayat 2 ( d ).  "Di sana disebutkan, dalam pemenuhan kebutuhan alutsista TNI sekurang kurangnya memiliki syarat alih tehnologi/produk bersama untuk kepentingan pengembangan industri pertahanan dalam negeri," bebernya.


Untuk itu, kata Hasanudin, Komisi I DPR akan menanyakan rincian kontrak ini pada kesempatan pertama. "Mengapa harus memaksakan diri membeli dari Belanda" Padahal pabrik kapal Orizonte dari Italia menurut PT PAL sudah menawarkan diri bekerjasama membangun kapal itu di Indonesia dengan local content minimal 25 persen, dan siap melibatkan  perusahaan lain seperti PT Pindad, PT Karakatau Steel dan lainnya," pungkas Hasanudin.


Sumber : JPNN

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Lewati Etape Terpanjang

MESIR-(IDB) : Dalam melaksanakan misi membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL 2012 menuju daerah operasi di perairan Lebanon, KRI Sultan Hasanuddin-366 telah menempuh etape yang kelima, etape ini merupakan etape paling lama dan terpanjang daripada etape sebelumnya, yaitu dari Salalah kemudian melewati Teluk Aden, Laut Merah, Terusan Suez, Laut  Mediterania (Laut Tengah) dan tiba di Port Said, Mesir, pada hari Rabu (6/6).

Saat sandar di pelabuhan Port Said, Satgas disambut oleh Atase Pertahanan (Athan) RI di Kairo Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto, Asisten Athan Mayor ARM Alvin Dermawan, Liaision Officer Lieutenant Shady Mohamed Ahmed Ali, dengan pemberian ucapan selamat datang kepada Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN. Pada kesempatan tersebut, Athan beserta rombongan berkunjung ke KRI Sultan Hasanuddin-366 dan memberi pengarahan kepada para prajurit mengenai situasi keamanan dan politik saat ini serta  kebiasaan masyarakat di Mesir, khususnya di sekitar pelabuhan Port Said dan ibu kota Kairo.

Sebelum tiba di Port Said, KRI Sultan Hasanuddin-366 berlayar selama 6 hari 18 jam dari Salalah, yaitu mulai tanggal 31 Mei sampai dengan 6 Juni 2012. Selama pelayaran para prajurit melaksanakan berbagai peran, hal ini untuk menjaga kesiapsiagaan dan naluri tempur prajurit dalam menghadapi berbagai ancaman dan bahaya yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Di Teluk Aden, prajurit KRI SHN-366 tetap melaksanakan Force Protection karena perairan tersebut termasuk wilayah rawan perompakan dari perompak Somalia. Memasuki Laut  Merah, para prajurit mengadakan latihan peran tempur bahaya umum, peran tempur bahaya udara, peran tempur bahaya anti kapal selam dan peran penyelamatan kapal.

Peran tempur bahaya anti kapal selam dilaksanakan untuk mengasah naluri tempur para prajurit apabila menghadapi ancaman dari kapal selam musuh. Begitu sirine peran berbunyi, para prajurit bergegas menuju pos tempurnya masing-masing. Dalam hal ini yang menjadi perhatian utama adalah pos tempur torpedo, Pusat Informasi Tempur (PIT) dengan Pos Komando Utama (PKU) berada di Anjungan.

Kemudian dilanjutkan latihan peran kebocoran kapal  yang disekenariokan kapal terkena senjata musuh. Peran kebocoran terjadi di Stering Gear, kebocoran dapat diatasi oleh Tim PEK dengan memberi bantalan plat besi dan kayu kemudian di sangga dengan pipa besi, sehingga air tidak dapat masuk ke dalam kabin kapal. Kegiatan latihan yang berjalan selama 2 jam tersebut berjalan lancar dan terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik antar pos tempur dengan PKU.

Pada pelayaran hari kelima, KRI SHN-366  tiba di Terusan Suez. Terusan Suez adalah terusan yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mediterania. Terusan yang mempunyai panjang 195 Km dan kedalaman 21 meter ini mulai dibuka untuk internasional pada tanggal 17 Nopember 1869 dan menjadi milik pemerintah Mesir pada tanggal 26 Juli 1956. Mulai tahun 2001 kapal yang bisa melalui terusan Suez adalah kapal yang  mempunyai bobot maksimum 210.000 ton (DWT). Terusan yang memiliki 32 titik belokan ini juga pernah ditutup sebanyak lima kali. Disepanjang sisi terusan terdapat banyak monumen bersejarah yang dapat dilihat dari kapal yang lewat, antara lain Tugu Peringatan Perang Dunia I, Monumen Bayonet yang merupakan peringatan perang bayonet di Ismailiyah, Swing Bridge (jembatan putar) yang dibangun sejak jaman perang Mesir –Israil dan jembatan Alkandarah yang mempunyai tinggi 75 meter melintang diatas terusan Suez.

Selama tiga hari sandar di Port Said, KRI Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan bekal ulang logistik dan maintenance rutin untuk meyakinkan kesiapan tempur  sebelum memasuki Daerah Operasi (AMO). Pada kesempatan tersebut, Komandan Satgas melaksanakan kunjungan kehormatan kepada Komandan Pangkalan Angkatan Laut Port Said Rear Admiral Mohamed Elhoseme dan dilanjutkan kunjungan kepada Duta Besar RI untuk Mesir Komjen Pol (Purn) Nurfaizi Suwandi di KBRI Kairo. Pada kesempatan yang sama, para prajurit tidak menyia-nyiakan waktu sandar di negara seribu menara ini dengan berburu souvenir dan mengunjungi icon Mesir (Egypt) yaitu Piramid dan Spinx yang terletak di ibu kota Kairo dengan menempuh perjalanan selama 2 jam. Selanjutnya kapal bertolak dari Port Said menuju Beirut, Lebanon pada hari Jum’at , 8 Juni 2012 dengan lama pelayaran kurang lebih 15 jam.


Sumber : Koarmatim

Amerika Ambisi Ciptakan Rudal Hipersonik Untuk Pesawat Siluman

WASHINGTON DC-(IDB) : Selama berdekade, militer telah mencoba--meski dengan sukses kecil--untuk membangun rudal yang mampu menjelajah tepat di belakang area musuh, dengan kecepatan hipersonik. Namun, uji coba rudal selalu diwarnai kegagalan.

Kini Angkatan Udara mengambil peran lebih besar dalam upaya membuat rudal hipersonik lain, kali ini untuk jet tempur siluman mereka,

Amerika serikat selalu ingin membuktikan diri terdepan dalam teknologi militer. AU negara itu berhasrat "Senjata Serangan Berkecepatan Tinggi" yang bisa meluncur lima kali lipat kecepatan suara atau bahkan lebih cepat lagi. Teorinya, senjata itu akan diluncurkan dari jet Raptor F-22 siluman atau pesawat tempur masa depan, F-35, Joint Strike Fighter.

Diharapkan rudal itu bergerak begitu cepat dalam jarak panjang hingga tak bisa dicegat oleh sistem-anti-udara. Direktorat Amunisi Laboratorium Riset AU, kini mengumpulkan partner-partner desain yang memungkinkan pada akhir Mei lalu di Florida.

Menurut pernyataan resmi, apa pun prototipe yang dirakit diharuskan memiliki kemampuan menembak target dalam kondisi kritis--ketika targer bergerak cepat misal---, dari jarak taktis yang relevan.

"Jika itu bisa diwujudkan, senjata bakal menjadi representasi  sistem rudal hipersonik bernafas di udara, yang tangguh menghadapi lingkungan sulit dalam dekade ke depan," ujar asisten deputi sains, teknologi dan rekayasa mesin di Angkatan Udara AS, Steven Walker.

Paling tidak itu harapan mereka. Senjata Serangan Kecepatan Tinggi itu nanti tidak akan bernama 'Penyerang Global". Senjata-senjata itu bakal didesain untuk menghantam target di mana pun di Planet Bumi. Rudal Falcon, misal, didesain untuk diluncurkan dengan roket ke luar angkasa, sebelum akhirnya kembali ke Bumi menghancurkan targetnya. Namun senjata hipersonik bakal bisa dibedakan dari rudal nuklir ketika dilihat dengan radar.

Ada tantangan selain masalah pembuatan, yakni metode peluncuran dari jet tempur, alih-alih menggunakan roket suborbital atau bomber B-52. Pasalnya butuh mesin yang bisa bernafas sekaligus mengompresikan udara di sekitar rudal ke campura supersonik oksigen dan bahan bakar tanpa kehadiran turbin.

Tak hanya itu, rudal harus cukup kecil untuk diangkut oleh jet tempur bersamaan dengan peralatan pemandu, kontrol navigasi dan sensor canggih yang diperlukan. Tentu, plus hulu ledak.

Tak boleh dilewatkan, yakni teknologi material komposit yang tepat untuk rudal, bisa titanium atau tungsten, yang bisa menahan panas luar biasa tinggi dihasilkan dari kecepatan Mach 5, Mach 6 atau lebih cepat lagi.

Saat ini Angkatan Udara AS telah mengajukan penambahan anggaran hingga 150 persen untuk program tersebut. Angka semula 6,2 juta dolar menjadi 15,4 juta dolar pada 2013 khusus untuk pengembangan senjata. Sungguh jumlah yang masif mengingat ada risiko kegagalan di depan mata.


Sumber : Republika

Koarmatim Akan Gelar Uji Coba Integrasi System Senjata KRI Nanggala-402

SURABAYA-(IDB) : Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim akan menggelar Uji Coba (Ucob) senjata startegis di sekitar perairan Laut Jawa dalam waktu dekat. Rencana tersebut kini dimatangkan pembahasanya  dalam Tactical Floor Game (TFG) bertempat di ruang rapat Satsel Koararmatim Ujung Surabaya, Senin (11/06).

Dalam rapat pematangan rencana itu dipimpin langsung oleh Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Staley Sangel. SH., dengan dihadiri oleh Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Purwanto, KRI Hiu-04 Letkol Laut (P) Bagus. H, Komandan KRI Soputan-921 Mayor Laut (P) Herby serta para tim pendukung yang terlibat dalam kegiatan itu.

Uji coba persenjataan strategis berupa Torpedo SUT DM264 Mod 0 rencananya akan dilaksanakan oleh KRI Nanggala yang baru selesai melaksanakan perbaikan total (Overhoul) di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu. Senjata Torpedo yang akan ditembakkan merupakan jenis kepala latihan.

Dalam uji coba penembakan itu bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan integrasi antara Combat Management Sistem (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2 dengan Torpedo SUT DM264 Mod 0 buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia. Yang mana sistem CMS MSI tersebut merupakan pengganti sistem lama yaitu CMS jenis Sinbads. Penembakan ini sekaligus untuk menguji alat pengganti terebut apakah dapat berfungsi  sesuai dengan yang diharapkan.

Unsur yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Penembakan Torpedo SUT Kepala Latihan tahun 2012, terdiri dari KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804, KRI Soputan-921, 2 Sea Rder, 2 Perahu Karet (PK), 1 Tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim, 1 Tim Penelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim, Laboratorium Induk Elektronika (Labinlek) Mabesal dan Arsenal serta Diskes koarmatim. 
$0D


Sumber : Koarmatim