Pages

Rabu, Mei 16, 2012

Pesawat Tempur F-22 Raptor AS Pesawat Tercanggih Yang Cacat Produksi

VIVA-(IDB) : Pesawat tempur termahal dan tercanggih Amerika Serikat, F-22 Raptor, ternyata memiliki cacat produksi. Demi menjaga keselamatan pilot saat bertugas, Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta memerintahkan Angkatan Udara untuk segera menemukan penyebabnya dan memperbaiki kerusakan.

Diberitakan ABC News, Rabu 16 Mei 2012, cacat produksi diduga terdapat pada sistem oksigen dalam pesawat. Menurut investigasi ABC News, lebih dari empat tahun terakhir, para pilot pesawat tempur ini mengaku mengalami 25 kali gejala seperti hipoksia. Penyakit ini terjadi akibat kekurangan oksigen ke otak yang ditandai dengan pusing dan disorientasi.

Mencegah kekurangan oksigen lebih parah, akhirnya para pilot terpaksa menggunakan sistem oksigen cadangan darurat yang mereka fungsikan secara manual dengan menarik tuas di pojok kokpit. Tuas ini sendiri bermasalah, sehingga harus dirancang ulang bentuknya agar memudahkan para pilot.

Insiden fatal terjadi pada November 2010 saat salah satu pilot F-22 Raptor, Kapten Jeff Haney, terlalu sibuk dengan tuas sistem cadangan saat oksigennya bermasalah. Tidak memperhatikan ketinggian, pesawat jet itu akhirnya menabrak daratan. Haney meninggal seketika.

Kekurangan oksigen ini jugalah yang diduga menjadi penyebab para pilot menderita batuk-batuk setelah mengemudikan F-22 Raptor. Para pilot menyebut penyakit ini sebagai "Batuk Raptor."

Juru bicara Kementerian Pertahanan, George Little, mengatakan bahwa Panetta memerintahkan Angkatan Udara AS untuk mempercepat pemasangan sistem darurat oksigen otomatis. Panetta juga memerintahkan penerapan larangan terbang jarak jauh bagi pesawat F-22 selama penyelidikan, kecuali untuk urusan darurat. Sebagai gantinya, AU AS akan menurunkan pesawat F-15 dan F-16 untuk misi jarak jauh.

Belum Diketahui Penyebabnya
Pesawat F-22 Raptor adalah jet tempur yang termahal di kelasnya, US$420 juta atau sekitar Rp3,9 triliun per unitnya. Berbagai investigasi dilakukan pada sistem oksigen pesawat ini tahun lalu, pihak Angkatan Udara belum mampu menemukan penyebabnya.

Menurut data AU, pesawat ini paling sedikit mengalami kecelakaan, sekitar 25 kali per ribuan misi. Namun, sejak masalah pada sistem oksigen terjadi, beberapa pilot tempur menolak mengemudikannya.
Maret lalu atas rekomendasi dewan peneliti militer AS, AU akan memasang sistem oksigen cadangan darurat otomatis di pesawat jet buatan Lockheed Martin tersebut. Diharapkan, dengan bantuan sistem cadangan otomatis ini, peneliti dapat segera menemukan penyebab kekurangan oksigen pada F-22 Raptor.

Saat ini terdapat sekitar 195 unit F-22 Raptor di AS yang nilainya sekitar US$79 miliar atau Rp737 triliun. Namun walaupun jumlahnya ratusan, pesawat ini sama sekali belum pernah diturunkan untuk misi pertempuran sejak dinyatakan siap perang pada 2005 silam.

Sumber : Vivanews

Taiwan Akan Buat Armada Kapal Perang "Siluman"

La Fayette Class Kapal Perang Siluman Perancis
TAIPEI-(IDB) : Taiwan akan membuat 12 kapal perang "siluman" baru untuk menanggapi peningkatan kekuatan angkatan laut China, kata angkatan laut pulau itu, Selasa.

Pemimpin Angkatan Laut Taiwan Chu Hsu-ming mengemukakan kepada wartawan Lung Teh Shipbuilding Co, satu perusahaan swasta, mendapat kontrak 890 juta dolar Taiwan (30,1 juta dolar AS) bagi pembangunan korvet 500 ton pertama, dengan pengiriman dilakukan pada tahun 2014.

Prototipe itu adalah yang pertama dari 12 kapal seperti itu, yang pihak perancang katakan sangat sulit dideteksi radar.

"Setelah prototipe itu selesai dan diuji, spesifikasinya mungkin akan diproduksi secara massal kapal-kapal yang tersisa," kata Chu, lapor AFP.

Masing-masing kapal akan dipersenjatai dengan sampai delapan rudal supersonik anti-kapal Hsiung Feng III serta delapan Hsiung Feng II.

Hubungan antara Taiwan dan China mereda sejak Ma Ying-jeou dari partai Kuomintang yang bersahabat dengan China berkuasa tahun 2008, yang meningkatkan perdagangan dan mengizinkan lebih banyak wisatawan China.

Tetapi Beijing masih menolak untuk melepaskan ancaman penggunaan kekuatan militer, kendatipun Taiwan memiliki pemerintah sendiri sejak berakhirnya perang saudara tahun 1949, yang memicu pulau itu terus memordernisasi angkatan bersenjatanya.

Sumber : Antara

Komisi I Tangkis Tudingan dalam Pembelian Pesawat Tempur Sukhoi

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI Salim Mengga menangkis tudingan di seputar pengadaan alutsista pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Yakni, soal transparansi pengadaan dan dugaan adanya anggota Komisi Pertahanan yang menerima komisi dari pemerantaan jual-beli.

Salim Mengga mengatakan, pembelian alutsista tersebut menggunakan sistem 'G to G' (
Government to Government) alias kesepakatan bisnis antarpemerintah kedua negara. Proses transaksi pembelian Sukhoi itu dilakukan oleh pemerintah RI dan Rusia secara transparan tanpa intervensi dari Komisi I.

"Perusahaan yang ditunjuk Rusia adalah Rosoborn Export. Sedangkan yang berhubungan dengan Indonesia adalah perusahaan resmi yang ditunjuk pemerintah Rusia. Dan, kita tidak kenal dengan PT Trimarga," ujar Salim Mengga saat melakukan interupsi dalam Sidang Paripurna DPR, Rabu (16/5).

Penjelasan itu ia sampaikan untuk menanggapi interupsi dari anggota Fraksi Hanura, Akbar Faisal. Akbar mempersoalkan pengadaan pesawat tempur Sukhoi yang diduga tidak transparan dan melalui perantara pihak ketiga.

Menurut Salim, tak ada kaitan sama sekali antara pengadaan pesawat tempur Sukhoi dengan pesawat sipil komersial Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Spesifikasi kedua pesawat tersebut sangat berbeda. Lagi pula, pengadaan pesawat sipil bukanlah urusan Komisi I.

Ia lantas menegaskan bahwa tak ada satu pun anggota Komisi I yang menerima sesuatu atau kesepakatan tertentu dalam pengadaan pesawat tempur Sukhoi sesuai usulan Kementerian Pertahanan. "

“Kalau ada anggota komisi I yang pergi makan malam karena persoalan pesawat tempur Sukhoi itu, tunjukkan saja orangnya”
 
Kalau ada anggota komisi I yang pergi makan malam karena persoalan pesawat tempur Sukhoi itu, tunjukkan saja orangnya. Saya selaku anggota komisi I yang tergabung dalam Panja Alutsista tidak merasa diundang oleh siapa pun, dan saya tidak pernah menginjak restoran ataupun hotel untuk membicarakan soal alutsista," tegas politisi Demokrat ini.

Salim Mengga menyesalkan sikap saling curiga di antara anggota DPR. Apalagi jika hal itu disampaikan dalam forum sidang paripurna yang mestinya jadi ajang DPR untuk membulatkan suara. Jika ada hal yang belum jelas soal ini, kata dia, maka seyogianya dipertanyakan ke komisi terkait.

"Sebelum menyampaikan sesuatu di forum seperti ini, sebaiknya melakukan klarifikasi dulu ke Komisi I yang membidangi persoalan alutsista. Jangan terjadi fitnah sesama kita," ujarnya. 

Sumber : Jurnamen

2.075 Personel TNI AL-US Navy Gelar CARAT 2012

SURABAYA-(IDB) : TNI AL dan US Navy (Angkatan Laut Amerika Serikat) akan melakukan latihan perang di Pantai Banongan Situbondo. Latihan yang melibatkan ribuan personel serta heli, pesawat Cassa dan tank amfibi diberi nama sandi cooperation of afloat readiness and training (CARAT).

Latihan bersama antara TNI AL dan US Navy itu akan berlangsung selama 3 hari mulai 5-7 Juni 2012.

"Latihan pendaratan di Pantai Banongan, Situbondo. Latihan bersama ini untuk saling menimba ilmu," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Armatim, Letkol (Laut) Yayan Sugiana, Rabu (16/5/2012).

Dalam latihan bersama itu, pihak Angkatan Laut Amerika Serikat menurunkan 3 kapal perang dari Amerika Serikat yakni kapal US CG WAESCHE, kapal perang US Navy USS Vandegrift FFG-48 dan kapal USS GPN LSD 42. Serta sekitar 831 personel.

Sedangkan dari TNI AL, juga mengerahkan 3 kapal yakni KRI Banjarmasin 592, KRI Sutedi Senaputra 278 dan KRI Diponegoro 365. Kemudian 1 unit pesawat cassa, 1 heli Bell serta 7 tank amfibi BTR-50.

"Kalau dri TNI AL ada 1.244 personel dari Marinir, Armatim, Pasmar, Kobangdikal. Ya ada pelaut dan marinir," ujarnya.

Yayan menambahkan, selain mengikuti latihan bersama, personel US Navy yang diangkut dengan 3 kapal perang dan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak sekitar 26 Mei 2012 itu, juga akan menggelar kegiatan kemanusiaan di Madura. Kegiatan bakti sosial itu seperti operasi bibir sumbing, perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan setempat.

"Kegiatan baksos ini rencananya digelar pada 30 Mei sampai 1 Juni," jelasnya. 

Sumber : Detik

KRI Hasanuddin-366 Berangkat Ke Lebanon

SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang RI Hasanuddin-366 akan melaksanakan tugas selama enam bulan di perairan Lebanon sebagai Satuan Tugas Maritime Task Force (Satgas MTF) yang merupakan bagian keseluruhan operasi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

Keberangkatan KRI Hasanuddin-366 itu dilepas oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam upacara militer, di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu.

KRI Hasanuddin-366 yang merupakan jenis kapal perusak kawal berpeluru kendali milik TNI AL buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda itu akan tergabung dalam Satgas MTF UNIFIL di perairan Lebanon menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda 367 yang telah melaksanakan tugas di Lebanon selama enam bulan.

KRI Hasanuddin-366 akan secara aktif memberikan sumbangan kepada Maritime Task Force/UNIFIL mulai dari pelaksanaan patroli rutin, latihan bersama baik dengan Lebanese Armed Forces (LAF) - Navy maupun unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainnya di Area of Maritime Operation (AMO).

Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-D/UNIFIL yang masuk dalam KRI Hasanuddin-366 itu diperkuat oleh 105 prajurit TNI AL, yang terdiri atas 25 perwira, 44 bintara dan 24 tamtama, dipimpin oleh Letkol Laut (P) Dato Rusman lulusan AAL Angkatan 40 (tahun 1994).

Missi TNI

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, penugasan Satuan TNI untuk bergabung dalam Satgas maritim PBB kali ini merupakan penugasan keempat kalinya yang diikuti oleh satuan jajaran TNI Angkatan Laut, sehingga selain membawa misi TNI, bangsa dan negara dalam mengemban amanat konstitusi tentunya juga memiliki nilai dan dimensi politis serta diplomatis strategsi bagi kredibilitas Indonesia di komunitas regional dan internasional.

Oleh karena itu, melalui pundak para prajurit ini terletak beban kehormatan dan kepercayaan dari bangsa dan negara untuk dapat melaksanakan tugas sebagaimana telah berhasil dilaksanakan oleh tiga kontingen garuda sebelumnya.

"Ini merupakan satgas keempat yang pernah diberangkatkan TNI ke Lebanon setelah sebelumnya memberangkatkan KRI Sultan Iskandar Muda, KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro-365 yang bergabung dalam Gugus Tugas MTF," kata Panglima TNI.

Menurut dia, operasionalisasi Satgas Maritim UNIFIL memiliki dua misi pokok, yakni melaksanakan "Maritime Interdiction Operation" (MIO) untuk membantu Angkatan Bersenjata Lebanon atau LAF dalam mencegah masuknya pasokan senjata dan materiil ilegal lainnya ke Lebanon sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 tahun 2006.

Selain itu, membantu Angkatan Laut Lebanon dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas penegakkan kedaulatan negara di wilayah perairan. Oleh karena itu, diperlukan sikap mental yang kuat, fisik yang prima, disiplin dan semangat yang tinggi dari personel satgas.

"Dengan melaksanakan pengawasan wilayah perairan Lebanon, diharapkan dapat mewujudkan perdamaian abadi di Lebanon," tuturnya.

KRI Hasanuddin-366 akan menempuh perjalanan menuju Lebanon selama kurang lebih dua bulan yang menyinggahi beberapa pelabuhan seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir) dan Beirut (Lebanono). KRI Hasanudin 366 akan bertugas selama enam bulan di Lebanon terhitung sejak Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Beberapa negara yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di Lebanon atau Troops Contributing Countries (TCC) diantaranya adalah Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Yunani, dan Turki.
Salah satu keunggulan KRI Hasanuddin 366 adalah melaksanakan pengawasan perairan Lebanon melalui laut dan melaksanakan pengawasan perairan melalui udara dengan pengoperasion helikopter. Hal ini disebabkan karena dari sejumlah Satgas MTF UNIFIL, hanya ada dua negara yang menyertakan helikopter, salah satunya dari Indonesia.

KRI Hasanuddin-366 merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL, berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach). Di jajaran Alutsista TNI AL, KRI Hasanuddin-366 masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim).

Kapal ini memiliki berat 1.700 ton, panjang 90,71 meter, lebar 13,2 meter, kecepatan 28 knot dengan tenaga penggerak Diesel STC MAN dan dilengkapi senjata Main Gun 76 mm Rudal Self Defence Tetral, Rudal anti Kapal Excocet MM 40 blok 2, torpedo 3 A 244S Mode II/MU dan satu Helikopter jenis Bolcow BO-105.

Jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini berjumlah 1828 yang tersebar di berbagai wilayah konflik yaitu Lebanon, Kongo, Haiti, Liberia, Sudan Selatan dan Darfur serta Suriah.

Diharapkan pada tahun 2014 Indonesia dapat mengirimkan 4.000 prajurit pasukan perdamaian di seluruh dunia pada misi PBB.

Sumber : Antara

Marinir AS Senang Latihan Bersama Marinir Indonesia

SURABAYA-(IDB) : Pimpinan Marinir Amerika Serikat (USMC) Letkol USMC Monbouquette mengaku senang menggelar latihan bersama tentang penanganan pascabencana alam dengan Korps Marinir RI di Surabaya mulai Kamis (10/5) hingga Rabu.

"Kami sangat senang bisa bertukar ilmu dengan Marinir Indonesia," katanya saat penutupan latihan bersama di Markas Batalyon Infanteri-5 Marinir, Ujung, Surabaya, Rabu.

Oleh karena itu, dia berharap latihan seperti ini dapat berlanjut sehingga dapat menjalin kerja sama antara Marinir Amerika dan Marinir Indonesia.

Latihan bersama Korps Marinir TNI AL dengan Marinir Amerika (USMC) bersandi "Marine Air Ground Task Force-Tactical Warfare Simulation" (MTWS) itu dipimpin Komandan Satgaslat Letkol Marinir Amir Kasman yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri-5 Marinir.

Ketika menutup latihan itu, Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari mewakili Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin mengatakan latihan bersama itu berguna dalam mewujudkan profesionalisme prajurit dalam penanganan pasca-bencana alam di suatu wilayah.

"Latihan itu dapat meningkatkan kemampuan dalam hal perencanaan, manajemen, koordinasi dan pengerahan militer pascabencana sehingga pemberian bantuan dapat dilaksanakan secara tepat, tepat guna, dan tepat sasaran," katanya.

Selain itu, latihan bersama itu juga dapat melahirkan tenaga-tenaga terampil yang bisa dijadikan tenaga pengajar untuk personel yang belum mengikuti latihan sehingga Korps Marinir TNI AL ke depan dapat melaksanakan penanganan pascabencana alam dengan baik.

Dalam kesempatan itu, Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin selaku pemimpin Korps Marinir TNI AL mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Amerika Serikat.

"Saya yakin dan percaya, sumbangsih yang diberikan akan meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika, sehingga dapat mempererat kerjasama militer kedua negara," kata orang nomor satu di jajaran Korps Marinir TNI AL itu.

Dalam upacara penutupan latihan bersama itu juga disajikan demonstrasi beladiri pencak silat yang dilakukan oleh prajurit-prajurit Batalyon Infanteri-5 Marinir.

Sementara itu, Komandan Satgaslat Letkol Marinir Amir Kasman menyatakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta latihan sehingga latihan bersama ini dapat berjalan lancar aman dan sukses. 

Sumber : Antara

250 Tamtama Perkuat Paskhas TNI AU

JATENG-(IDB) : Sebanyak 250 prajurit lulusan Sekolah Pertama Tamtama Prajurit Karir (Semata PK) Angkatan 62 Pangkalan Udara Adi Soemarmo Surakarta akan memperkuat satuan-satuan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara.

"Ke-250 pemuda Indonesia yang terpilih menjadi prajurit tamtama Angkatan 62 TNI AU ini khusus dipersiapkan untuk memperkuat Paskhas TNI AU," kata Komandan Kodikau Marsekal Muda TNI R Hari Muljono di sela-sela upacara pelantikan tamtama lulusan Semata PK di Markas Lanud Adi Soemarmo Surakarta, Rabu.

Menurut Dankodikau, para tamtama harus bangga dan bersyukur karena baru saja memasuki tahap awal pengabdian kepada bangsa dan negara. Mereka telah berhasil melewati pendidikan yang tidak mudah dan ringan selama lima bulan.

Oleh karena itu, lanjut Dandikau, hasil yang telah dicapai melalui pendidikan cukup berat ini hendaknya dijadikan kebanggaan sebagai motivasi untuk meningkatkan budaya belajar dan berlatih guna mengasah bekal ilmu pengetahuan serta keterampilan dasar prajurit dengan meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negera.

Menurut dia, Semata PK TNI AU merupakan pendidikan awal yang harus dilalui untuk menjadi seorang tamtama. Namun, para tamtama ini akan menempuh pendidikan khusus kejuruan Pasukan Khas dan sekolah para dasar TNI AU.

Dankodikau menjelaskan, seiring dengan perkembangan situasi akhir-akhir ini, sebagai anggota TNI harus menyadari bahwa tugas dan peran yang diemban di masa mendatang semakin kompleks dan penuh tantangan.

Oleh karena itu, sebagai anggota TNI mereka senantiasa dituntut terus mengingkatkan kemamuan profesionalisme dan pengabdian yang tinggi dengan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sapta marga, sumpah prajurit, serta delapan wajib TNI.

Pada upacara pelantihan dan penyumpahan tamtama tersebut Dankodikau secara simbolis juga menyerahkan ijazah dan menyematkan pangkat prajurit dua kepada Heribertus Fallo, asal Kupang, NTT, yang terpilih sebagai siswa lulusan terbaik.

Acara tersebut juga dimeriahkan sejumlah atraksi yang diperagakan oleh para tamtama lulusan Semata PK Angkatan 62, antara lain ketangkasan merakit senjata api dengan mata ditutup, kemahiran bela diri, senam balok, dan peragaan startegi perang dalam penyerangan dan penyergapan ke daerah musuh. 

Sumber : Antara

Indonesia Pererat Hubungan Dengan Korea Utara

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia mempererat hubungan kerja dengan pemerintah Korea Utara. Hal itu terlihat dengan kunjungan kedatangan Presiden Korea Utara Kim Yong Nam dan sejumlah menterinya ke Indonesia .

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi I Muhammad Najib menyambut baik inisiatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menggunakan prinsip politik bebas aktif dengan mengundang Presiden Korea Utara (Korut) Kim Yong Nam ke Indonesia. Apalagi, kondisi negara komunis itu tengah mendapat tekanan dan ancaman dari negara lain atas pengembangan nuklirnya untuk tujuan militer.

"Saya kira ini langkah yang positif. Karena Indonesia tidak perlu terpengaruh dengan negara lain dalam membangun komunikasi dan kerja sama dengan Korut yang dipandang negara lain sebuah negara ancaman," ujar Najib saat RDP Komisi I dengan sejumlah kementerian membahas RUU Industri Pertahanan di Ruang Komisi I, Selasa (15/5).

Pernyataan ini disampaikan Najib terkait kedatangan Presiden Korea Utara Kim Yong Nam dan sejumlah menterinya ke Indonesia saat ini. Sore nanti, mereka juga akan diterima Pimpinan DPR.

Najib mengatakan, semestinya Indonesia dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari hubungan baik yang terjalin selama ini, baik dengan Korsel dan Korut.

"Saya sebelumnya mendengar Korut telah menawarkan kerja sama bagi Indonesia untuk pengembangan kapal selam mini. Saya kira kapal selam mini ini sangat cocok bagi geografi Indonesia. Dan itu sesungguhnya yang paling mungkin kita miliki secara anggarannya. Namun sayangnya tawaran itu sepertinya belum direspons pemerintah RI," ujarnya.

Politisi PAN itu juga mengatakan, setelah merdeka pada tahun 1945, Presiden Soekarno langsung mencanangkan pengembangan nuklir untuk tujuan damai. Namun realitasnya pengembangan nuklir Indonesia kini sudah sangat jauh dengan yang dilakukan Korea Selatan dan Korea Utara yang baru mengembangan industri nuklirnya pada era tahun 70-an.

"Bahkan, dengan pengembangan industri nuklirnya, kini Korut mampu membuat senjata dengan hulu ledak nuklir dengan jangkauan antar-benua dan cukup ditakuti negara-negara yang selama ini selalu menekan Korut," ujarnya. 

Sumber : Vivanews

Indonesia Hibah 6 Meriam Ke Timor Leste

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI menyetujui hibah 6 Meriam Salute Gun untuk Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste. Persetujuan hibah ini tercapai dalam rapat kerja Komisi I dengan pemerintah di Ruang Komisi I, Selasa (15/5).

Dalam raker yang dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan wakilnya, Panglima TNI, dan pejabat Kementerian Luar Negeri itu, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, terkait rencana hibah 6 Meriam Salute Gun ke Timur Leste, semua fraksi setuju.

"Dengan demikian, atas suara bulat, semua fraksi tidak ada yang keberatan atas hibah meriam ini ke Timor Leste, Komisi selanjutnya akan menyampaikan ke Pimpinan Dewan," ujar Mahfudz Siddiq.

Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Presiden SBY pada 19-20 Mei mendatang akan memenuhi undangan dari Pemerintah Timor Leste untuk menghadiri peringatan 10 tahun kemerdekaan negara tersebut dan pelantikan Presiden baru. "Sehingga hibah Meriam Salute Gun itu di antaranya akan dipergunakan Pemerintah Timor Leste untuk menyambut tamu negara untuk acara tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, pada Maret lalu, DPR juga telah menyetujui hibah aset negara berupa Meriam Salute Gun milik Kementerian Pertahanan kepada Papua New Guinea.

Kemhan Melakukan Pengadaan 12 Meriam Pengganti Salute Gun

Meriam Salute Gun yang di hibah ke Timor Leste
Komisi I DPR RI Bidang Pertahanan menyetujui rencana pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk menghibahkan barang milik Negara berupa enam pucuk meriam Salute Gun TNI AD kepada Pemerintah Republik Demokratis Timor Leste (RDTL).

Persetujuan hibah enam meriam Salute Gun kepada pemerintah RDTL ini disampaikan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, dalam forum Raker Anggota Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Selasa (15/5) di gedung DPR, Jakarta.

Sebelumnya, pada kesempatan Forum Raker tersebut, Menhan Purnomo Yusgiantoro, menyampaikan bahwa hibah dari enam meriam salute gun tersebut dalam rangka mendukung hari kemerdekaan Negara RDTL yang ke-10 yang akan dihadiri banyak tamu negara asing. Selain itu kegiatan hibah ini juga memiliki arti penting dalam menjaga hubungan Bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Timor Leste.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, TNI AD sebelumnya memiliki 18 pucuk meriam salut gun Kaliber 75 MM, yang berada di Batalion Armed VII di Bekasi. Ditambahkan Menhan Pemerintah Indonesia sebelumnya juga pernah melakukan hibah meriam salut gun kepada pemerintah Papua New Guinea (PNG) sejumlah 6 pucuk. Untuk itu, diungkapkan Menhan, dengan dihibahkannya kembali 6 pucuk meriam salut gun kepada pemerintah Timor Leste, maka TNI hingga kini memiliki 6 pucuk.

Sehubungan dengan hal tersebut, Menhan menuturkan pemerintah memiliki rencana untuk mengadakan kembali 12 pucuk meriam untuk jenis sama, yang mana rencananya ini telah dimasukan dalam anggaran penghematan APBN-P dan optimalisasi untuk tahun 2012.

Menhan mengharapkan adanya dukungan politik anggaran untuk merealisasikan target pemerintah dalam pencapaian modernisasi untuk mengganti 12 pucuk Meriam Salute Gun yang telah dihibahkan kepada dua negara tetangga tersebut.

Turut hadir dalam Raker tersebut, perwakilan dari pemerintah, Wamenhan, Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Soeparno, Wakasad Letjen TNI Budiman, S.IP, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Yuri Thamrin, dan  Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto. 

Sumber : Jurnamen