Pages

Sabtu, Mei 05, 2012

Kendaraan Militer Berwawasan Lingkungan

DETROIT-(IDB) :Kendaraan militer yang hemat solar diperlukan karena setiap kali mengirim BBM ke medan tempur berarti mengundang risiko.

Angkatan darat Amerika Serikat belum lama ini memperkenalkan kendaraan konsep yang dinamai Fuel Efficient Demonstrator (FED) Bravo.

Kendaraan Bravo itu diperkenalkan pada acara tahunan kongres dunia Society of Automotive Engineers (SAE) di Detroit.

"Monster" itu punya 268 tenaga kuda, menggunakan mesin diesel  V8 4.400 cc dari Ford. Kekuatan yang besar memang diperlukan untuk mengimbangi berat Bravo yang 8,5 ton .

Transmisinya otomatis, bisa menggunakan penggerak hanya roda belakang serta motor listrik untuk menggerakkan roda depan.
Energi motor listrik itu dipasok oleh baterai litium-ion. Kekuatan baterai antara lain dihasilkan dari penyerapan energi saat pengereman.

Rem menggunakan bahan keramik karbon sehingga jauh lebih ringan ketimbang piringan baja.

Hasil dari berbagai modifikasi itu adalah Bravo  mengkonsumsi tak sampai setengah dari BBM untuk Humvee, alias 8,2 mpg di jalanan kota. Humvee "minum" 3 mpg untuk jalanan kota.










Baterainya pun bisa untuk "mencas" berbagai peralatan prajurit.

Bravo dikembangkan oleh Tank Automotive Research, Development and Engineering Center (TARDEC) yang bermarkas di Warren, Michigan, dengan kerja sama dari para mahasiswa Center for Creative Studies in Detroit.

Sumber : Antara

Menteri Pertahanan tinjau lahan Marinir TNI-AL di Karimun

Marinir akan bangun Markas Komando dan Batalyon yang berbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia dan Selat Malaka dan dilengkapi dengan Artileri, Roket dan Perahu Tempur. 
RIAU-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, meninjau lahan untuk keperluan pembangunan markas batalion dan pangkalan Marinir TNI-AL, di Tanjung Sebatak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat.

Yusgiantoro dan rombongan mendarat di Bandar Udara Sei Bati, Tebing, Jumat pagi, setelah terbang memakai helikopter TNI-AL.

Dia didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, Wakil Kepala Staf TNI-AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Barat, Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, dan Komandan Korps Marinir TNI-AL, Mayor Jenderal TNI Marinir M Alfan Baharudin.

Bupati Karimun, Nurdin Basirun, turut serta dalam tinjauan itu, juga Komandan Pangkalan TNI-AL (Lanal) Tanjung Balai Karimun Letkol (P) Sawa, dan Kapolres Karimun, AKBP Benyamin Sapta.

"Tadi saya sudah melihat lahan di Sebatak dan akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan batalyon dan pangkalan marinir," kata Yusgiantoro.

"Ada tiga atau empat titik, tadi juga Bupati juga mengusulkan satu lahan lagi, namun agak jauh dari laut. Sedangkan pangkalan marinir tentu harus dekat dengan laut. Namun demikian, kita akan kaji mana yang tepat untuk itu," ucapnya.

Mengenai luas lahan yang dibutuhkan, Menhan mengatakan sekitar 20 hektare.

"Luas lahan di Tanjung Sebatak memang hanya 4 hektare, tapi Bupati bilang tak ada masalah, bisa ditambah," ucapnya.

Dia mengatakan pembangunan pangkalan marinir merupakan salah satu upaya untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan, di antaranya khusus untuk angkatan laut.

"Kita terus membaca kekuatan kita di perbatasan, tentunya juga bertujuan untuk mengamankan pulau-pulau terluar. Sekarang dan dalam dua hari ini kami akan terus mengumpulkan data, kita kaji mana yang layak untuk seterusnya kita laporkan kepada Presiden," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun menyambut baik rencana pembangunan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak karena Karimun sebagai daerah yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Selat Malaka membutuhkan pertahanan yang kuat.

"Memang kebijakan pembangunan di daerah perbatasan harus diperkuat dalam segala aspek, baik ekonomi, sosial budaya dan pertahanan. Ini porsi beliaulah (Menhan) untuk meninjau dan menentukan langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan. Apalagi, Karimun merupakan daerah investasi yang tentunya harus didukung rasa aman dan nyaman," katanya.

Baharudin mengatakan, batalion dan pangkalan Marinir TNI-AL yang nanti dibangun akan dilengkapi dengan peralatan tempur seperti artileri, roket dan perahu tempur.

"Batalyon marinir yang akan dibangun ini cukup besar, kekuatan pasukan sekitar 700 personel dan dipimpin seorang perwira berpangkat letnan kolonel," ucapnya.
Sumber : Antara

TNI Kirim 3 Tim Helikopter Penjaga Perdamaian ke Kongo

BOGOR-(IDB) : TNI akan memberangkatkan tiga tim helikopter yang mengangkut sekitar 100 personil pasukan, untuk menjaga perdamaian di Kongo. Pengiriman pasukan penjaga perdamaian ini dilakukan atas permintaan Sekjen PBB Ban Ki Moon, saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu.

"Itu request dari UN dari sekjend PBB, jadi waktu beliau berkunjung ke sini beliau langsung meminta. Setelah ada masukan dari Panglima TNI dan Kepala Staf ternyata kita memiliki kemampuan dan akhirnya kita mensupport," Kata Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Brigjend TNI Imam Edi Mulyono, dalam Konfrensi persnya di kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/5).


Imam menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan satu sesi keberangkatan dengan tiga tim Helikopter jenis MI 17. "Kami menyiapkan satu sesi, dengan menyiapkan 3 tim helikopter dari Puspenerbat, yang dalam waktu dekat akan segera diberangkatkan. Dan ini terdiri dari 3 unit MI 17 dan rencana penugasannya ke kongo," terangnya.


"Tiga helikopter itu total semuanya ada 100-an personil. Karena ada support unit, dan ada juga kesatuan pengamanan helikopternya itu," imbuhnya.


TNI dalam waktu dua tahun ke depan, memiliki target untuk menambah jumlah pasukan dalam misi penjaga perdamaian dunia menjadi 4.000 personel, dari sekarang yang hanya berjumlah sekitar 1.800 personel.


Hal itu sesuai instruksi Presiden SBY yang mengharapkan agar Indonesia lebih berperan di dunia Internasional dalam membantu menjaga perdamainan dunia, serta menjadi fasilitator di negara-negara konflik. 

Sumber : SCTV

AS Diam-diam Terus Menumpuk Kekuatan di Teluk Persia

LONDON-(IDB) : Meski berulang kali menghindari pembicaraan soal serangan militer ke Iran, dan terus membujuk Israel untuk tidak melakukan serangan sepihak sendirian ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran, Amerika Serikat diam-diam terus menumpuk kekuatan militer di sekitar kawasan Teluk Persia.
Penumpukan kekuatan militer itu diduga kuat dilakukan, agar AS selalu siap dengan berbagai pilihan respons jika sewaktu-waktu ketegangan soal program nuklir Iran bereskalasi menjadi konflik terbuka.

Demikian terungkap dalam salah satu analisis majalah pertahanan terkemuka Jane's Defence Weekly (JDW) edisi 11 April 2012 lalu. Meski pihak Pentagon dan negara-negara Arab tak bersedia mengungkap posisi penyebaran kekuatan militer kunci AS di kawasan Teluk Persia, penumpukan kekuatan tersebut bisa diketahui secara detail dari analisis citra satelit komersial, berbagai keterangan di laman resmi Departemen Pertahanan AS, dan pelacakan berbagai informasi terbuka di media sosial di internet.

Penelusuran Kompas menunjukkan, posisi pesawat-pesawat militer AS di berbagai pangkalan udara di kawasan tersebut masih bisa dilihat di Google Earth pada hari Rabu (3/5/2012) malam ini.

Dalam pengamatan JDW, AS menggelar aset-aset militer yang sangat lengkap, mulai dari kekuatan pemukul, pengintai, hingga pertahanan antirudal dan dukungan logistik. Di luar kekuatan pemukul utama yang terpusat pada dua gugus tempur kapal induk USS Abraham Lincoln dan USS Enterprise yang sedang berada di perairan sekitar Teluk, AS, juga menempatkan aset-aset militernya di beberapa negara Arab.

Secara khusus, JDW menyebutkan empat negara yang menjadi lokasi penempatan pesawat-pesawat militer AS, yakni Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, dan Kuwait. Secara khusus, pangkalan udara Al Udeid di Qatar dan pangkalan udara Al Dhafra di UEA menjadi pusat pangkalan aset-aset militer AS itu.

Menurut analisis JDW, di dua pangkalan tersebut terlihat sedikitnya empat pesawat peringatan dini E-3 Sentry AWACS, lima pesawat pelacak sasaran darat E-8 Joint STARS (Joint Surveillance Target Attack Radar System), empat pesawat mata-mata U-2 Dragon Lady, dan enam pesawat pengintai tak berawak RQ-4 Global Hawk.

Untuk melakukan misi-misi dukungan logistik, JDW menyebut ada lebih dari 20 pesawat tanker KC-135R Stratotanker di pangkalan Al Udeid dan 12 pesawat tanker KC-10 Extender di pangkalan Al Dhafra.

Selain kekuatan pengintai dan pendukung, AS juga menyiapkan kekuatan pemukul yang tidak tanggung-tanggung. Dari citra satelit pangkalan Al Udeid, terlihat sedikitnya enam pesawat pengebom strategis jarak jauh B-1B Lancer milik AU AS (USAF) dan pesawat-pesawat patroli maritim P-3C Orion milik AL AS (US Navy).

Di Al Dhafra, sejak tahun lalu USAF telah menempatkan satu skuadron pesawat tempur F-15C Eagle dan pesawat-pesawat tempur tak berawak MQ-1B Predator. Disusul pada Februari, USAF mengirimkan satu skuadron F-15E Strike Eagle di sebuah pangkalan yang tak disebutkan di kawasan Timur Tengah. Pekan lalu pihak militer AS juga mengakui telah mengirimkan pesawat-pesawat jet tempur tercanggih F-22 Raptor ke UEA.

Sementara itu, satu skuadron F-16 Fighting Falcon yang baru saja ditarik dari Irak kini masih disiagakan di pangkalan udara Ahmed Al Jaber di Kuwait. Di negara yang sama, satu brigade penerbangan tempur AD AS (US Army) yang dilengkapi heli-heli serbu AH-64D Apache juga belum ditarik pulang.

Aset-aset militer yang berpangkalan di darat tersebut akan menjadi pelapis serangan bagi kekuatan US Navy yang dilengkapi kapal-kapal perang dan kapal selam peluncur rudal jelajah Tomahawk. Selain itu,  sekitar 70-80 pesawat serbu F/A-18 Hornet dan Super Hornet yang diterbangkan dari dua kapal induk AS.

Dengan puluhan pesawat tanker yang mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara, kekuatan pemukul itu masih bisa didukung pesawat-pesawat pengebom strategis B-2 Spirit dan B-52 Stratofortress yang diberangkatkan dari pangkalan-pangkalan di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan dari daratan Amerika.

Dengan seluruh kekuatan itu, AS bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan serangan kejutan dari militer Iran, termasuk serangan balasan Iran apabila Israel jadi nekat menyerang secara sepihak ke Iran. 

Sumber : Kompas

Pangarmatim Inspeksi KRI Sultan Hasanuddin-366

SURABAYA-(IDB) : Kesiapan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin -366 ditinjau oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH.M.Hum. Jumat (4/5). 

Kapal yang sedang bersandar di Dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya itu, menjadi perhatian Pangarmatim  sehubungan dengan kesiapannya untuk melaksanakan misi Perdamaian dunia dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

KRI Sultan Hasanudin-366 merupakan kapal perang  buatan Belanda yang ke 4 kali tergabung dalam Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-D / UNIFIL Lebanon tahun 2012. Pangarmatim dalam kesempatan itu meninjau seluruh kesiapan kapal tersebut, baik dari Administrasi, personel, logistik, persenjataan serta kesiapan lainnya yang berkaitan dengan tugas tersebut.

Disamping melaksanakan peninjauan, Pangarmatim juga memberikan pengarahan kepada seluruh personel baik Perwira, Bintara dan Tamtama kapal perang Sigma Class itu..

Dalam pengarahannya Pangarmatim  antara lain mengatakan, seiring dengan perkembangan peran Indonesia dalam misi perdamaian PBB di Lebanon, Indonesia telah ke empat kalinya diminta untuk mengirimkan Satgas laut nya. Hal ini merupakan kebanggan tersendiri bagi TNI, khusunya TNI AL dan merupakan kesempatan untuk mengirimkan KRI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon yang melibatkan unsur kapal perang.

“Oleh karena itu, dengan dilibatkanya TNI AL untuk berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB di Lebanaon sebagai pasukan UNIFIL Maritime Task Force atau MTF UNIFIL, merupakan wujud kepercayaan bahwa PBB mengakui kemampuan Angkatan Laut Indonesia dalam melaksanakan operasi di laut serta operasi-operasi bersama dengan negara lain, sesuai pengalaman tugas operasi  yang dimiliki di dalam negeri maupun di kawasan, “tegas Pangarmatim.

Menurut Pangarmatim, dalam rangka mendukung misi MTF UNIFIL Indonesia sebelumnya telah mengirimkan tiga KRI secara berurutan, yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367, yang hingga kini menjelang akhir penugasannya. Untuk yang ke empat, sedang dipersiapkan KRI Sultan Hasanuddin-366, sebagai pengganti KRI Sultan Iskandar Muda-367.

“Dengan tugas berat yang akan saudara emban, sudah seharusnya para prajurit untuk terus melakukan pembekalan diri dan meningkatkan kemampuan personel dalam kerja individu ataupun dalam tim, serta menyiapkan berbagai perlengkapan yang akan digunakan dalam misi PBB,”kata Pangarmatim menegaskan.

Sumber : Koarmatim

Berita Foto : Latma Ex Pandu


Republic Of Singapure Navy (RSN) melakukan patroli laut dengan sea rider ketika latihan kemampuan Visit Boarding Search Sizie (VBSS) di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Jatim, Jumat (4/5). Latihan tersebut merupakan bagian dari latihan bersama (latma) bersandikan "Ex Pandu 12/12", yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan diplomatik dua negara, khususnya bidang militer dalam meningkatkan kemampuan dasar kedua satuan khusus sebagai Combat Swimmer dan EOD.





Sejumlah prajurit Naval Diving Unit (NDU) Republic Of Singapure Navy (RSN) bersama Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL melakukan parameter tempur ketika latihan mengasah kemampuan Visit Boarding Search Sizie (VBSS) di Koarmatim, Surabaya, Jatim, Jumat (4/5). Latihan tersebut merupakan bagian dari latihan bersama (latma) bersandikan "Ex Pandu 12/12", yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan diplomatik dua negara, khususnya bidang militer dalam meningkatkan kemampuan dasar kedua satuan khusus sebagai Combat Swimmer dan EOD. 

Sumber : Antara

KRI DewaruciI Di Sambut Meriah Di Savannah USA

SAVANNAH-(IDB) : Kapal latih Kadet Akademi TNI Angkatan Laut KRI Dewaruci dengan Komandan Letkol Laut (P)  Haris Bima Bayuseto  membawa Kadet AAL dalam rangka Kartika Jala Krida 2012 di Amerika Serikat Kamis,(3/5) telah tiba di dermaga Pelabuhan  River Street  Market  Place Kota Savannah USA. 

Kedatangan duta bangsa ini disambut oleh  Joe  Marinelli selaku President, Visit Savannah, di dampingi Atase Pertahanan Laut untuk USA Kolonel Laut (KH) Anwar Sa’adi beserta ratusan  warga kota Savannah.

Penampilan perdana kadet AAL Angkatan ’59 dengan genderang serulingnya sangat memukau para penonton yang hadir memadati dermaga pelabuhan  River Street MarketPlace Savannah USA. Tidak ketinggalan penampilan  pembuka sebelum genderang seruling tampil,para prajurit KRI dewaruci yang menampilkan salah satu andalannya Reog Ponorogo yang dengan  gagahnya  menampilkan legendaris  Pelda Bahari Riyanta selaku pimpinan Reog Ponorogo. 


Penampilan kali ini sangat mendapat apresiasi dari penonton. Apalagi mereka dengan gayanya merayu seorang anak Nix Mc Intosh umur 10 th  untuk menaiki dadak merak  setelah selesai  permainannya reog tersebut. Tentu saja hal ini sangat menunjukkan bahwa prajurit yang hadir kali ini sangat familier.

Sepanjang perjalanan menuju Savannak, KRI Dewaruci melewati sungai  Savannah River sepanjang 37,04 Km dengan beberapa speet boat pariwisata yang selalu mendampingi KRI Dewaruci, mereka silih beraganti sambil melambaikan tangan menyambut kedatangan KRI Dewaruci  sebagai perwakilan Tall Ship dari Asia. 

Sumber : Koarmatim

Dua KRI Bertolak Dari Darwin Menuju Indonesia

DARWIN-(IDB) : Dua unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tonggkol-813 yang telah mengikuti kegiatan Patroli Kordinasi Autralia Indonesia (Patkor Ausindo) tahun 2012, bertolak dari Dermaga Darwin Naval Base menuju perairan Indonesia, belum lama ini, Sabtu (28/04). Kepulangan kedua KRI itu dilepas oleh Atase Laut Indonesia untuk Australia Kolonel Laut (P) Bambang Pramushinto dan Atase Laut Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizilj.

Kapal perang di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmtim tersebut  melaksanakan tugas Patkor Ausindo tahun 2012, dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim). Berbagai rangkaian kegiatan telah diikuti selama dua minggu, baik selama di Indonesia maupun di Australia. Kegiatan yang telah dilaksanakan mulai tahap perencanaan, pembukaan, workshop, manuver lapangan di laut serta tahap pengakhiran dan penutupan.

Patkor Ausindo 2012, merupakan kegiatan patroli bersama yang dilaksanakan ketiga kalinya sejak tahun 2010. Kerjasama patroli antara pemerintah Indonesia dan Australia itu dilaksanakan setiap setahun sekali. Hal itu bertujuan untuk menciptakan kesepahaman serta meningkatkan pengamanan maritim dari segala tindakan illegal yang terjadi di perbatasan laut kedua negara.

Keberhasilan yang dicapai oleh KRI Kakap dan KRI Tongkol saat mengemban misi patroli bersama, merupakan buah kerja keras para prajurit yang tergabung menjadi tim yang solid dalam melaksanakan tugas dengan penuh semangat pantang menyerah. Keberhasilan yang diperoleh bukanlah akhir dari segalanya, tetapi merupakan salah satu tantangan dari sekian banyak tugas kedepan yang harus dihadapi.

Meskipun pada saat perjalanan lintas laut (linla) dari Pulau Pasir (Ashmore Reef) menuju Darwin dihantam gelombang setinggi 6 meter, dengan berbekal keyakinan, semangat dan tekad yang tinggi, prajurit KRI kembali melaut menuju perairan Indonesia. Rencananya kedua KRI tersebut akan singgah di Dermaga Pelabuhan Lantamal VII Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk melaksanakan bekal ulang. 

Sumber : Koarmatim