Pages

Rabu, April 25, 2012

Prajurit Batalyon 465 Paskhas Latihan Sarpur

paskhas-subPONTIANAK-(IDB) : Prajurit Batalyon 465 Paskhas Pangkalan Udara (Lanud) Supadio menggelar latihan Safe and Resque Tempur (Sarpur) dengan menggunakan Helikopter Puma TNI AU, dengan cara Fastrope guna mengamankan lokasi pengedropan Timsar, para anggota Tim Sarpur Batalyon 465 Paskhas dengan sigap dan mantap melaksanakan Rappeling lengkap dengan perlengkapan Sarpurnya,di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
 
Komandan Batalyon 465 Paskhas, Letkol Psk Rana Nugraha S.E, mengatakan tujuan latihan Sarpur ini adalah untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana kemampuan Sarpur yang dimiliki Batalyon 465 Paskhas dan mengasah kemampuan prajurit Sarpur guna mendukung tugas-tugas kedepan yang berkopetensi dimanapun dan kapanpun.

Sarpur merupakan salah satu tugas pokok Paskhas guna melakukan penyelamatan dan evakuasi terhadap survivor yang mempunyai nilai strategis, untuk itu diperlukan latihan secara bertahap, berlanjut dan bertingkat, lanjut Letkol Psk Rana Nugraha.

Selain itu, Komandan Batalyon 465 Paskhas juga menekankan kepada para anggota latihan Sarpur. agar tetap megutamakan faktor keamanan sehingga pelaksanaan latihan berjalan aman, lancar dan terkendali.

Latihan Sarpur dipimpin langsung oleh Lettu Psk Dasril Nazir dengan 15 anggota Sarpur Batalyon 465 Paskhas, 2 orang Jumping Master dan satu orang sebagai Survivor.

Sumber : Poskota

Astaga..!! Anggaran TNI Sepertiga Lebih Rendah Dari Polri

JAKARTA-(IDB) : Bentrokan antara aparat TNI dengan Kepolisian di Gorontalo mencoreng citra baik institusi pelindung masyarakat. Bukannya memberikan rasa aman, mereka justru saling bentrok satu sama lain. Hal itu membuktikan masih kurang sehatnya aparat kemanan di negara ini. Polisi yang ditugasi sebagai keamanan sipil dan TNI yang ditugaskan sebagai pelindung negara, justru melakukan tindakan yang kontradiktif. Tindakan yang berlawanan dengan tugas dan fungsinya sebagai pengaman negara.

Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar mengatakan, pascareformasi, peran TNI telah jauh berkurang sehingga muncul kesan Polri sebagai penguasa bidang keamanan di dalam negeri. Sementara TNI hanya difokuskan kepada sektor pertahanan. Menurut Bambang, ada kecemburuan dan ketersinggungan TNI terhadap Polri, yang tak bisa dipungkiri juga kerap menjadi beking usaha-usaha tertentu.

Sementara itu, pengamat dari President University Anak Agung Banyu Perwita menyoroti porsi anggaran terhadap kedua institusi yang dinilainya terlalu njomplang. Berdasarkan catatan, anggaran TNI untuk tahun 2012 sebesar Rp72,5 triliun termasuk remunerasi untuk Kementerian Pertahanan. Selain itu, masih ada juga alat utama sistem persenjataan sebesar USD6,6 miliar. Sementara anggaran Polri mencapai Rp39,78 triliun.

Bayangkan saja TNI hanya mendapatkan anggaran Rp63 triliun dan itu harus dibagi empat, yaitu Angkatan Darat, Laut, Udara dan Kementrian Pertahanan. Sedangkan Polri mendapatkan sekira Rp30 triliun dan hanya dipakai sendiri. Jelas ini tidak adil. Namun demikian semua anggapan itu dibantah polisi. Bagi institusi Bhayangkara itu, kecemburuan itu tidak masuk akal.  “Ah itu terlalu berlebihan, penyebabnya apa sedang diselidiki dan ada pemeriksaan tim independen,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution saat dihubungi di Jakarta, Selasa (24/4/2012).

Tentu selain faktor kecemburuan, ada lagi hal lain yang melatarbelakangi kejadian tersebut. Mulai dari gengsi kesatuan hingga soal kesejahteraan yang belum tuntas sejak ABRI dipisah menjadi TNI/Polri. Tapi, apapun faktor yang melatarbelakangi bentrok TNI/Polri, semua itu pasti bersumber dari satu persoalan yang mungkin harus segera diselesaikan pada tataran elite dua kesatuan tersebut. Kalau masih bentrok juga, sebaiknya digabungkan saja lagi seperti dulu. Kabagpenum Mabes Polri Boy Rafli Amar menyatakan Polri dan TNI tengah berupaya menyelesaikan konflik antara anggota Brimob dengan prajurit Kostrad di Gorontalo. Bahkan kedua institusi membentuk tim yang di dalamnya ada Pangkostrad dan perwakilan Mako Brimob. Mereka ikut turun membantu penyelidikan serta melakukan pertemuan di Gorontalo.

Hasil pertemuan pada 24 April 2012 pukul 08.00 Wita dilaksanakan apel gabungan TNI-Polri di Gorontalo sekaligus dibacakan nota kesepakatan bersama komandan Brigadir 22 Kostrad dan Kasat Brimob Polda Gorontalo Danyon 713. “Dengan disaksikan Pangkostrad, Pangdam Wirabuana, Gubernur Gorontalo, Kapolda Gorontalo dan seluruh pejabat TNI-Polri di wilayah Gorontalo serta perwakilan masing-masing kesatuan,” beber Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Nomor 1, Jakarta Selatan, Selasa (24/4/2012).

Isi kesepakatan antara TNI-Polri terdiri atas enam poin, yaitu:

1. Dalam rangka untuk menjaga keamanan dan ketertiban sepakat untuk saling terbuka saling mendukung untuk menjalin keutuhan persatuan dan kesatuan TNI-Polri untuk menciptakan keamanana di wilayah Gorontalo hingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

2. Sepakat untuk menangani segala persoalan dan perbedaan yang melibatkan masing-masing pribadi anggota TNI dan Polri diselesaikan oleh komandan kepala kesatuan masing masing sesuai mekanisme dan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Sepakat saling membangun komunkasi yang sehat dan harmonis antra TNI Polri untuk mewujudkan kebersamaan serta menghindari hal hal yang kontraproduktif di mata masyarakat.

4. Sepakat untuk menjaga kebersamaan dan menjalankan tugas pokok guna membantu pemerintahan Provinsi Gorontalo agar tercipta pemerintahan yang berwibawa.

5. Menjujung tinggi kewibaan aparat TNI-Polri dan Pemda yang mengembankan amanat rakyat untuk mencapai kesejahteraan.

6. Menjujung tinggi hukum sebagai panglima dan pemangku adat dalam ranah pengadilan tugas dengan semboyan negeri dijaga, hukum dijalankan, masyrakat dibela, nyawa taruhannya.

Sumber : Kompasiana

Tim Ekspedisi Khatulistiwa Masuki Pulau Sebatik

SEBATIK-(IDB) : Sebanyak 15 personel penjelajah bagian dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub-Korwil 5 Nunukan telah sepekan memasuki kawasan patok timur Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.

Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub-Sektor Nunukan Kapten Marinir Mardiono kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Nunukan, Minggu, menyebutkan, ke-15 personel tim penjelajah itu dilepas Wakil Bupati Nunukan Hj Asmah Gani di kawasan patok timur Pulau Sebatik pada 13 April.

"Pelepasan yang dilakukan di kawasan yang merupakan patok nomor satu perbatasan RI-Malaysia itu ditandai dengan pengibaran bendera start oleh Wakil Bupati dengan disaksikan Dandim Nunukan selaku Komandan Sub Korwil 5 Nunukan Letkol Inf Heri Setya dan wakilnya Mayor Inf Achiruddin," katanya.

Sejak itulah, tim penjelajah yang merupakan pasukan terpilih dari satuan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU, serta satu Menwa itu mulai menikmati teriknya matahari dan menempuh sejumlah medan terjal hingga ekspedisi berakhir pada 17 Juli mendatang.

Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 5 Nunukan secara keseluruhan diikuti 106 personel yang terdiri dari 83 prajurit TNI dari tiga matra (AD, AL, AU), ditambah satu orang dari Pemprov Kaltim, dua fungsionaris KNPI, dua orang dari Dinas Sosial, dan dua orang dari Dinas kehutanan Kabupaten Nunukan, serta16 mahasiswa dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.

Dari 106 personel itu dibagi menjadi tiga tim yakni tim Komando dan Pengendali (Kodal), tim penjelajah, dan tim peneliti yang dibagi lagi menjadi empat Unit, yakni Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam, serta Unit Sosial Budaya.

Selain itu masih ada satu tim lagi bernama tim Komunikasi Sosial (Komsos), dan tim ahli / peneliti yang berasal dari Menwa, Wanadri, dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta.

"Tim Komsos ini bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat mengemban misi untuk turut menyejahterakan masyarakat perbatasan melalui berbagai pendekatan sosial kemasyarakatan," katanya.
Sementara itu, Komandan Tim Penjelajah 1 Letda Inf Ananta dan Komandan Tim Penjelajah 2 Letda Inf Boby Kottachi, sepakat menyatakan tekadnya untuk merampungkan tugas yang diembankan kepadanya dengan penuh semangat.

"Walaupun harus menghadapi berbagai rintangan alam, mulai dari lebatnya hutan, perbukitan terjal, rawa, dan sungai, belum lagi kami harus melintasi kawasan yang belum pernah dijamah manusia," katanya.

Ia menambahkan tujuan dari hajat akbar itu antara lain untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit agar memiliki naluri tempur di perbatasan, gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai (rawa, laut, sungai, dan pantai).

Tujuan yang kedua untuk membangkitkan kesadaran teritorial sehingga dikelola menjadi keunggulan teritorial, lalu tujuan ketiga untuk mendata serta meneliti segala potensi di perbatasan gunung dan pegunungan serta medan Ralasuntai di pedalaman Kalimantan bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya.

Selain itu, kegiatan berskala nasional itu juga bertujuan untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan melalui program "Green, Clean, and Healthy".

Tidak hanya itu, juga demi terdatanya patok perbatasan, kerusakan hutan, segala potensi bencana dan geologi, flora fauna, khususnya penyelamatan orang utan dan sosial budaya di perbatasan Kalimantan.

Selain itu, demi terwujudnya jiwa persatuan dan kesatuan antara TNI, Polri dan seluruh komponen bangsa, sekaligus rasa cinta Tanah Air dan terpeliharanya persahabatan dunia dengan terpeliharanya kelestarian alam di perbatasan dan pedalaman Kalimantan.

Sumber : Antara

Danpasmar-1 Kunjungi Satgas Puter Batek Dan Dana

BATEK-(IDB) : Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara mengunjungi Satgas Marinir Pengamanan Pulau Terluar yang bertugas di Pulau Dana dan Pulau Batek di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 19 April lalu.

Staf Penerangan Pasmar-1 kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Kupang, Selasa, menjelaskan kunjungan Danpasmar-1 dengan menggunakan Heli Bolkow itu dilakukan dalam rangkaian serah terima jabatan (sertijab) Danyonmarhanlan VII Kupang.

Dalam kunjungan tersebut, Danpasmar-1 berkesempatan memberikan arahan dan bingkisan kepada anggota satgas yang berada di Pulau Dana dan Pulau Batek, Nusa Tenggara Timur.

Ketika melantik Mayor Marinir Sumarsono sebagai Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VII Kupang, Danpasmar-1 mengucapkan terima kasih kepada Letkol Marinir Nanang Purwoko yang memimpin Yonmarhanlan VII/Kupang sebelumnya.

"Saya juga mengucapkan selamat atas jabatan baru sebagai Paban Pamgal Sintel Pasmar-2. Kepada Mayor Marinir Sumarsono, saya mengucapkan selamat datang dan selamat atas jabatan baru sebagai Danyonmarhanlan VII Kupang," kata Danpasmar-1.

Pada akhir amanatnya, Komandan Pasmar-1 menyampaikan penekanan yang perlu diperhatikan untuk dipedomani, yakni peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME sebagai landasan moral dalam menjalankan kehidupan baik sebagai prajurit, kehidupan berumah tangga maupun kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, cintai lingkungan bersih dan sehat di ruangan, di ksatrian dan di lapangan sebagai upaya pelestarian alam di sekitar, serta ciptakan suasana kerja yang kondusif dan harmonis dengan sesama prajurit Yonmarhanlan VII Kupang serta antara bawahan dan atasan untuk mendapatkan inovasi, kreasi dan solusi dalam menuntaskan setiap tugas dan pekerjaan.

"Tingkatkan profesionalisme sebagai pasukan pendarat yang mengutamakan sinergitas dan ditopang dengan tiga kemampuan pokok yaitu menembak, berlari dan berenang. Jangan lupa, tingkatkan ketrampilan bela diri setiap prajurit Yonmarhanlan VII Kupang untuk mendasari jiwa antisipatif, sportifitas, dan percaya diri dalam menghadapi setiap tugas dan pekerjaan," katanya.

Danpasmar-1 juga berpesan agar prajuritnya mewujudkan "Zero Accident" pada setiap kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pascakegiatan, baik di kesatuan, di daerah latihan maupun di daerah penugasan.

"Jalin kebersamaan dengan prajurit Yonmarhanlan VII Kupang, TNI/Polri, keluarga dan masyarakat. Dengan dilandasi kegembiraan, soliditas, dan saling menghargai demi kejayaan korps Marinir," katanya.

Sumber : Antara

Kemenhan Pastikan AS Tak Bisa Akses Data Radar Di ALKI II

JAKARTA-(IDB) : Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin memastikan bahwa kecurigaan akan bocornya informasi pantauan radar ke tangan Amerika Serikat tak akan terjadi.

"Amerika Serikat tidak bisa memantau radar itu karena pusat kendalinya ada di sini (Indonesia)," kata dia saat dihubungi Jurnal Nasional, Selasa (24/4).

Ia mengatakan, radar tersebut bukan difungsikan untuk memantau informasi-informasi penting terkait rahasia negara. Melainkan, hanya untuk memantau lalu lintas kapal pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) pada titik radar itu ditempatkan. "Radar itu hanya untuk mengecek kapal yang lewat jadi tidak ada info pentingnya," tuturnya.

Saat ditanya alasan pemerintah memilih radar buatan AS ketimbang negara lain, Hartind menjawab, karena pertimbangan ketiadaan biaya untuk membeli radar. Sebab radar Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) ini merupakan hibah dari pemerintah Amerika sehingga pemerintah RI tak mengeluarkan kocek.

"Pilih dari AS ini karena kita dikasih. Dan kalau beli dari negara lain duitnya tidak ada," ucap dia.

Hartind pun menampik saat ditanyakan kebenaran soal biaya perawatan radar sekitar US$52 juta per tahun yang harus dibayar pemerintah RI ke Amerika.

Seperti diketahui, saat ini terdapat 12 unit bantuan peralatan pendukung sistem pengawasan atau radar laut terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS) dari pemerintah Amerika Serikat di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II. Gunanya untuk mengidentifikasi serta melacak kapal yang melintasi jalur tersebut.

Hasil indentifikasi itu berupa pengiriman informasi dan data elektronik kepada kapal lain dan stasiun pantai terdekat. Informasi yang bisa diperoleh dari radar tersebut seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan yang dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS (Electronic Charts Display and Information System).

Keberadaan radar-radar tersebut memang membantu Indonesia untuk mendeteksi, melacak dan memonitor kapal-kapal yang melintasi perairan teritorial dan internasional, khususnya di ALKI II. Selain itu, IMSS pun dianggap penting karena dapat membantu aparat terkait memerangi pembajakan, pencurian ikan, penyelundupan, dan terorisme di wilayah perairan Indonesia serta kawasan perbatasan dengan negara tetangga.

Namun karena radar-radar tersebut merupakan hibah AS tak menutup kemungkinan si pembuat memiliki akses tersembunyi terhadap perangkat tersebut. Dengan begitu maka AS dapat mengakses informasi yang dideteksi radar tersebut.

Sistem IMSS mencakup Radar maritim, AIS (Automatic Indentification System) dan kamera jarak jauh yang terpasang di wilayah Selat Malaka, Batam dan Selat Makassar. Dengan memanfaatkan fasilitas internet dan peralatan yang sudah di miliki TNI-AL seperti radio dan komputer, TNI-AL bisa memiliki AIS yang terintegrasi dari Sabang sampai Merauke dan dapat terpantau secara real time dari Mabesal atau Kotama-Kotama lainnya.

Sumber : Jurnas

Menghadapi Perang Informasi Diperlukan System Informasi Pertahanan Yang Terintegrasi

JAKARTA-(IDB) : Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini begitu pesat dan telah menyentuh hampir di setiap aspek kehidupan. Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga dibidang pertahanan yang banyak memanfaatkan teknologi informasi untuk proses penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi informasi juga menggeser hakekat ancaman yang datang dari negara (state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah massal menjadi kelompok (non state threat) dengan penguasaaan teknologi tinggi.  Ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman “cyber crime

Sun Tzu pakar strategi China dari abad ke lima sebelum masehi mengajarkan bahwa jenderal yang paling hebat adalah ia yang dapat mencapai tujuan perangnya tanpa melakukan pertempuran. Berarti dapat menundukkan musuh tanpa penggunaan kekerasan senjata.Ajaran Sun Tzu inilah yang rupanya dikembangkan Hitler.Setelah Hitler metoda itu juga digunakan Uni Soviet dan Partai Komunis Soviet, dan akhirnya tidak ada bangsa besar dan maju yang tidak berusaha mempunyai kemampuan melakukan metoda itu.

Akibat dari perubahan radikal ini, maka sekarang negara besar yang mempunyai kehendak menguasai negara kecil belum tentu akanmelakukannya dengan menggunakan kekuatan militernya secara langsung. Ia akan lebih dahulu mengusahakan agar bangsa negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan kepentingan negara besar.  Untuk itu yang terutama digarap adalah pikiran dan persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang mengganggu, baikdi bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan dan sosial.Ia akan berusaha menguasai media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat. 

Saat ini Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sedang membangun Sistem Informasi Pertahanan Negara atau lebih dikenal lagi dengan istilah Sisfohanneg yang berbasis pada penyediaan data dan informasi yang cepat, akurat, real time sehingga aman dalam proses penetapan kebijakan keputusan. Keberadaan Sisfohanneg ini  sangat penting sekali dimasa damai guna menghadapi  perang informasi seperti saat ini.

Kedudukan Pusat Komunikasi Publik atau Pusat Kompublik yang berfungsi sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelaksanaan teknis di bidang informasi pertahanan memegang peranan cukup penting dalam perang informasi di era damai seperti saat ini.Diperlukan percepatan pengolahan informasi yang didukung dengan tenaga-tenaga yang mampu merespon setiap kejadian atau informasi yang berkembang di segala aspek kehidupan masyarakat saat ini.

Sistem Informasi Pertahanan Negara.

Informasi merupakan aset yang strategis bagi setiap organisasi.Inilah yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan bahkan miliaran dollar untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan mereka.Tanpa informasi yang tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang pertahanan, sehingga kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan faktor yang sangat menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara.

Secara garis besar Sisfohanneg merupakan  integrasi data internal dan eksternal dalam jaringan komunikasi data(komta) yang terdiri dari data internal strategi pertahanan (Strahan) perencanaan pertahanan (Renhan), kekuatan pertahanan (Kuathan), potensi pertahanan (Pothan), dan sarana pertahanan (Ranahan) serta terintegrasi pula dengan data eksternal yang berasal dari ketiga angkatan militer (AD, AL, AU)

Adapun prioritas pengembangan Sisfohanneg dibagi dalam 5 (lima) prioritas yakni (1) Sistem jaringan komunikasi data, (2) Sistem Aplikasi, (3) Up dating data secara online, (4) sistem keamanan data/sandi dan (5) pembinaan sumber daya manusia (SDM) bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

1.      Sistem Jaringan Komunikasi Data.

Gelar jaringan komunikasi data hingga tahun 2014 nanti mencakup seluruh bidang di lingkungan kerja Kemhan dan instansi pemerintahan lainnya yang relatif berada dalam letak geografis yang berdekatan hingga pos-pos daerah perbatasan negara. Diharapkan dengan terbangun jaringan komunikasi data ini maka akan terjadi percepatan arus informasi secara dua arah (two ways)

2       Sistem Aplikasi

Dalam pengembangan aplikasi Sisfohanneg menitikberatkan pada aplikasi yang dapat menghasilkan laporan cepat dan tepat dalam bentuk grafik dan matriks disajikan dalam digital dashboard untuk memudahkan  pimpinan  dalam proses pengambilan keputusan strategis. Selain itu dikembangkan pula sistem informasi geografis atau lebih dikenal dengan nama Geograpic Information System (GIS) yang saat ini  telah mencakup 3 (tiga) satker yaitu Strahan (Pos Pamtas, ALKI, Pulau Terluar, Garis Perbatasan); Pothan (Batas Kodam, Batas Korem, Batas Kodim) dan Kuathan (Gelar pasukan TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU).

3.      Updating Data On Line.

Bagian yang terpenting dari suatu sistem informasi adalah ketersediaan data. Data tersebut harus disajikan secara cepat dan akurat serta terintegrasi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan informasi penting untuk proses penetapan kebijakan serta pengambilan keputusan. Data yang diolah bukan hanya data terstruktur saja namun juga data tak struktur. Adapun jenis data meliputi data Renhan (APBN), Strahan (daerah perbatasan, pos Pamtas, pulau terluar hingga kesiapan tempur), Kuathan (personil TNI dan PNS, alutsista hingga Pangkalan TNI-AL & Sipil), Pothan (Produksi Pangan & Palawija, Rumkit Sipil, Personil Medis Paramedis Sipil, hingga stasiun radio dan TV), Ranahan (Industri Pertahanan, Kontrak Pengadaan Alutsista KE/Non KE, Kelaikan Materil & Kelaikan Instruktur, Materil Kontrak & Negara Supplier, BTB & Sertifikat Tanah) dan yang terakhir data geografis Strahan yang meliputi Peta topografi, Peta Terrrain/Citra Satelit, Pulau Terluar, Perbatasan.

Kesemua data tersebut diatas terintegrasi pula dengan data yang dimiliki oleh Markas Besar (AD, AL, AU) serta instansi lain yang terhubung dalam jaringan komunikasi data Sisfohanneg, sehingga updating data dapat dilakukan secara online. Dari sisi integrasi sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas pada organisasi pertahanan lebih berat dari pada sebelumnya.Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan piranti lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut, terutama piranti lunak Data Base.Dengan demikian integrasi sistem dalam organisasi militer menjadi lebih baik.

4.      Sistem Keamanan Data/Sandi.

Saat ini ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman cyber crime.Karena itu, sistem keamanan pada sistem informasi negara sangat diperlukan.Hal tersebut pula yang menjadi dasar untuk membangun Sisfohanneg yang aman dari gangguan-gangguan dalam dan luar.Dan salah satu fokus pembangunan Sisfohanneg adalah sistem keamanan data.Selain perangkat keras dan lunak dibutuhkan juga tenaga-tenaga Teknologi Informasi (TI) terdidik yang mampu mendeteksi secara cepat ancaman/gangguan terhadap Sisfohanneg.

Wall Street Journal edisi 31 Mei lalu, melansir pemberitaan bahwa Pentagon menyatakan jika aksi pengrusakan komputer suatu negara merupakan tindakan perang.Ini merupakan kebijakan resmi pertama yang dikeluarkan Pentagon mengenai strategi perang internet dan diperkirakan bagian non-rahasia dari kebijakan tersebut diumumkan Juni.Pada batas tertentu, Pentagon berencana memanfaatkan kebijakan ini untuk memperingatkan musuh potensial, agar menyadari konsekuensi bila coba menyerang AS melalui internet. Seorang pejabat militer mengatakan, jika seseorang memutus jaringan listrik kami, mungkin kami akan menjatuhkan sebuah rudal ke cerobong asapnya. Strategi tersebut mengindikasikan bahwa pihak AS telah mulai menjajaki pengaruh internet terhadap keamanan dunia.Dengan situasi ini, ancaman peretas terhadap reaktor nuklir, kereta bawah tanah atau pipa pengiriman minyak milik AS dapat diumpamakan sebagai ancaman dari pasukan militer suatu negara terhadap infrastruktur tersebut.

Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa ancaman pencurian dan pengrusakan data sudah menjadi ancaman yang dapat menyulut api peperangan. Oleh karena itu Sisfohanneg juga memfokuskan pembangunan sistem keamanan data sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

5.      Pembinaan SDM TIK

Dengan adanya implementasi Sisfohanneg maka sebagai konsekuensinya akan merubah cara kerja organisasi saat ini memerlukan SDM yang handal, untuk mengoperasionalkan teknologi yang cukup canggih. Dibutuhkan transfer pengetahuan (transfer knowledge) dari pengembang sistem atau pemasok teknologi kepada SDM yang telah disiapkan sebelumnya secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini untuk menjamin kemampuan SDM yang siap terhadap perubahan-perubahan teknologi yang sangat cepat seperti saat ini.Pembinaan SDM menjadi bagian integral dari pembangunan Sisfohanneg.

Perang Informasi.

Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa pemberontakan rakyat Libya untuk menjatuhkan kekuasaan absolut Prsiden Libya Mohammad Khadafi.Peran media informasi sangat vital kala itu. Dalam tulisannya di erabaru.net (Rabu, 24/8/11) Aron Lamn menulis ” Perang Informasi mengamuk di Libya”, pasukan pro pemerintahan Khadafi dan pasukan pemberontak saling melancarkan serangan informasi satu sama lainnya dengan tujuan mencari dukungan kepada rakyat Libya dan dunia internasional. Facebook, Twitter, dan SMS menjadi sarana favorit untuk menyampaikan ajakan-ajakan hasutan, dan informasi kepada rakyat Libya secara cepat dan murah. Hal tersebut  terjadi pula dalam kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di Inggris. Kembali media sosial menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kepada para perusuh.

Dari hal tersebut diatas nampak perubahan radikal dibidang perang informasi. Sekarang negara besar yang mempunyai kehendak menguasai negara kecil belum tentu akan melakukannya dengan menggunakan kekuatan militernya secara langsung. Ia akan terlebih dahulu mengusahakan agar bangsa negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan kepentingan negara besar. Untuk itu yang utama digarap adalah pikiran dan persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang menggangu, baik dibidang politik, ekonomi, kebudayaan dan sosial.Ia akan berusaha menguasai media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat.

Saat ini adalah zaman informasi kecepatan tinggi.Teknologi informasi sudah berkembang sedemikian rupa yang membuat suatu informasi, baik berupa berita, analisa ataupun pandangan segera sampai di hadapan kita dalam hitungan detik.Setiap tempatdi dunia seolah hanya berjarak sejengkal dari tempat kita duduk atau berdiri.Setiap orang juga terhubung dalam suatu jaringan informasi. Jarak saat ini bukan lagi suatu masalah, setiap orang dimanapun dia akan selalu dapat dihubungi dan akan selalu dapat menerima berbagai macam informasi baik berupa berita, analisa ataupun pandangan seseorang, dan menjadi sangat penting untuk diketahui. Kita tidak lagi bisa menutup mata dan telinga, kehidupan sekarang memang sangat dipengaruhi oleh informasi yang kita terima. Banyak media, baik radio, televisi, internet, ataupun jejaring sosial yang menyediakan dan memberikan informasi untuk masyarakat dunia. Semua itu akan masuk ke otak kita untuk mempengaruhi pikiran, membuat kita senang, menyentuh perasaan, ataupun akan menimbulkan rasa takut.

Informasi yang tersedia tidak semuanya baik untuk diterima, tidak semua bertujuan mulia, dan tidak semuanya benar.Ini adalah perang informasi. Semua informasi bercampur aduk, orang yang benar akan menyampaikan kebenaran dan orang yang tidak baik akan menyampaikan segala kebohongan. Orang akan membuat berita dan analisa sesuai dengan kepentingannya. Untuk itu, karena banyaknya informasi yang tersedia, kita perlu mengetahui sumber dan inti dari suatu informasi.Sumber informasi penting untuk kita ketahui, agar kita menilai apakah sumber tersebut adalah benar, sumber yang netral ataukah sumber yang punya kepentingan.

Mengintegrasikan Informasi Pertahanan Menghadapi Perang Informasi.

Internet pada awalnya merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA atau ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Program berbasis komunikasi data ini bertujuan menghubungkan para periset ke pusat-pusat komputer, sehingga dapat bersama-sama memanfaatkan sarana komputer, seperti disk space, data base dan lain-lain. Selain itu, proyek tersebut juga membuat sistem jaringan komunikasi antar komputer yang tersebar didaerah-daerah vital.Hal ini penting untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Internet Protocol (IP) memegang peranan penting dalam jaringan sistem informasi karena bisa menghubungkan komunikasi dari darat, laut, udara, maupun luar angkasa. IP juga memiliki kemampuan untuk membuat bermacam-macam sistem komunikasi. Karena itu meskipun menggunakan sistem yang saling tidak kompatibel namun antara yang satu dengan yang lain tetap dapat saling berkomunikasi.

Kemajuan TI berimplikasi pada pergeseran paradigma memenangkan perang.Pada awalnya, cukup dengan konsep Komando dan Kendali (Kodal/K2), yang pada prinsipnya merupakan hubungan intern antara komandan dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Namun kemudian komunikasi dengan satuan lain dalam suatu operasi menjadi keharusan sehingga lahir konsep baru yaitu Komando, Kendali dan Komunikasi (K3). Dengan teknologi komunikasi yang semakin mutakhir, maka ditambahkan keterangan atau data intelijen (K3I).Informasi yang akurat dan strategis memang menjadi faktor yang sangat menentukan bagi kekuatan pertahanan suatu negara.Sebab informasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari komando dan kendali yang merupakan kunci setiap operasi.

Informasi menjadi dasar pembuatan kebijakan atau untuk menyusun strategi dalam menghadapi ancaman yang ada. Taktik brilianuntuk menggempur lawan tidak akan terlahir tanpa adanya informasi yang lengkap, akurat, dan cepat. Untuk itu, siapapun kita, informasi apapun yang diterima, pastikan dan pahami dengan baik.Kita jangan hanya membaca kesimpulan atau rekomendasi saja, tetapi pelajari secara keseluruhan dari informasi yang kita terima.

Ancaman terhadap negara  tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti halnya “cyber crime”. Oleh karena itu memahami perkembangan sistem teknologi informasi terutama memahami bagaimana proteksi sistem yang ada.Kementerian Pertahanan telah punya Lembaga Sandi Negara yang tugasnya memberikan proteksi pada sistem informasi negara yang dikembangkan, sehingga mampu memproteksi sistem pertahanan negara dari ancaman peretas dari luar yang teknologinya lebih maju. Ke depan, tidak hanya sistem informasi, tetapi seluruh sensor dan sistem persenjataan dapat terhubung secara penuh dalam sebuah lingkungan perencanaan, penaksiran, dan pelaksanaan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan kebijakan maupun strategi di lapangan.

Sumber : DMC

Pesawat Tenaga Surya Terbesar Akan Lintasi Benua

PAYERNE-(IDB) : Pesawat bertenaga surya buatan Swiss, Solar Impulse, yang merupakan pesawat terbesar dalam jenisnya, akan terbang perdana melintasi benua pada Mei atau Juni, demikian pernyataan perusahaan itu, Selasa (24/4/2012).

Pesawat yang dipiloti bersama oleh Bertrand Piccard dan Andre Borschberg itu akan berupaya terbang perdana sejauh lebih dari 2.500 kilometer dengan lepas landas di Payerne, Swiss barat, kemudian menyeberangi Pyrenees dan Laut Tengah tanpa menggunakan bahan bakar setetes pun hingga akhirnya mendarat di Maroko, Afrika.

Tanggal pasti penerbangan itu akan diputuskan sesuai keadaan cuaca. Bertrand Piccard dan Andre Borschberg akan bergantian menerbangkan pesawat dalam perjalanannya selama 48 jam, dengan jadwal pemberhentian di dekat Madrid, Spanyol, untuk mengganti pilot.

Penerbangan dengan waktu lama itu akan menjadi gladi resik bagi penerbangan keliling dunia tahun 2014 dan akan memberikan tim sejumlah pengalaman dalam bekerja sama dengan sejumlah bandara internasional, menyatukan purwarupa hingga menjadi bentuk kendaraan udara yang sewajarnya dan mengelola logistik perawatan, kata Borschberg yang juga menjabat Wakil Pendiri dan Direktur Utama Solar Impulse.

Solar Impulse, pesawat pertama yang bisa terbang siang dan malam tanpa bahan bakar minyak atau mengeluarkan gas buang, memiliki rentang sayap selebar 63,4 meter, selebar Airbus A340, dan memiliki bobot hanya 1.600 kilogram. Pesawat tersebut memiliki 12 ribu sel surya yang dipasang di kedua sayap sehingga dapat memberikan tenaga gerak bagi keempat mesin listriknya.

Pesawat tersebut melakukan terbang perdana internasional dari Swiss menuju Brussels pada 13 Mei 2011 dan menandai penerbangan internasional keduanya ke Paris pada Juni 2011. 

Sumber : Kompas

Kemenhan: Apapun Alasan Dan Kendalanya Alutsita TNI Harus Diperkuat

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terus berupaya memperkuat TNI dengan alat utama sistem senjata (alutsista). Menurut Kepala Puskom Publik Kemenhan, Brigjen Hartind Asrin, kementerian ini memiliki program belanja alutsista dengan nilai Rp 150 triliun yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) 2010-2015 untuk memperkuat pertahanan RI.

Saat berkunjung ke kantor Republika, Selasa (24/4), ia menegaskan, tanpa alustista yang kuat, maka diplomasi politik bakal tidak ada gunanya. Sebaliknya, imbuh Hartind, kalau persenjataan TNI lengkap dan moderen, maka diplomasi Indonesia bakal disegani.

Karena itu, lanjutnya, kunci satu-satunya agar wibawa Indonesia bisa dihormati negara tetangga adalah harus banyak membeli alutsita canggih dari dalam dan luar negeri. “Deterrent effect (daya gertak) itu yang coba dibangun militer kita. Tanpa alutsista kuat, Indonesia bakal terus ditertawakan negara tetangga,” ungkap Hartind.

Namun, Hartind menambahkan, program penguatan alutsista itu tidak berjalan lancar lantaran terganjal di parlemen. Dia menyebut kasus pembelian enam unit Sukhoi SU-30MK dari Rosoboronexport yang tertunda gara-gara ada anggota di Komisi I DPR menuding ada penggelembungan harga beli.

Hartind prihatin akan hal itu. Pasalnya pembelian itu masih dalam tahap rencana dan harus melalui mekanisme ketat dan prosedur berlaku. Namun sangat mungkin kedatangan dua unit Sukhoi pada tahun ini tertunda, gara-gara ketidakkoperatifan parlemen dalam mendukung peremajaan alutsista. “Di sinilah perlunya Kemenhan menjelaskan isu berdasarkan data dan fakta. Karena kalau sudah salah, bisa terbentuk opini menyesatkan di masyarakat,” ujar dia.

Sumber : Republika

Perang Pengaruh Antara China Dan Amerika ( Bag 2 )

Bisnis Senjata di Asia Pasifik Kian Marak

JAKARTA-(IDB) : Menguatnya militer China menjadi perhatian serius para akademisi dan pengamat pertahanan-keamanan di AS. Apalagi, Asia telah menjadi importir terbesar senjata di dunia.

Situasi ini membuat Amerika Serikat (AS) mendukung berbagai negara di kawasan Asia-Pasifik untuk menentang menguatnya pengaruh China. Situasi itu juga mendorong AS dan China untuk terus mengadakan pembicaraan serius tentang isu keamanan di wilayah Asia Pasifik.

Sebelumnya, pemerintah China mengkritik pemerintahan Obama yang berencana menyeimbangkan kekuatan militer di Asia. Washington membantah bahwa langkah itu dimaksudkan untuk membendung meningkatnya pengaruh China. Hal itu dipertegas dengan meningkatnya klaim sengketa teritorial di Laut China Selatan.

‘’Bagaimanapun AS cemas dan khawatir dengan kebangkitan militer China, selain isu nuklir Iran dan Korea Utara,’’ kata Prof Robert Gallucci di Universitas California Berkeley, pekan kemarin.

Diplomasi AS-China terus tarik ulur untuk kepentingan masing-masing, dan oleh sebab itu, ASEAN dan negara-negara tetangga di Asia Timur harus bisa menjaga keseimbangan kekuatan dengan memainkan kartu China maupun ASagarstabilitas kawasan tetap terjaga.

Studi Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan wilayah Asia-Pasifik menyumbang 44 persen impor senjata hasil produksi Eropa. Angka ini merupakan angka teratas dalam lima tahun terakhir. 

SIPRI melaporkan bahwa secara global volume perdagangan senjata pada periode 2007—2011 lebih tinggi 24% dibandingkan pada periode 2002—2006. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, perdagangan senjata di Asia dan Oceania mencapai 44% dari perdagangan impor senjata di seluruh dunia. Angka itu tentu lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 19% untuk wilayah Eropa, 17 untuk Timur Tengah, 11% untuk Amerika Selatan dan Utara, serta 9% untuk Afrika.

Tidak hanya China yang menaikkan anggaran militernya dengan US$100 miliar. Tapi juga Taiwan, Korsel, Filipina, Indonesia sampai Vietnam dan Singapura. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, naik pula anggaran militer mereka dengan ratusan juta dolar per tahun. Para pengamat sampai menyebut ada semacam lomba senjata di Asia.

India adalah importir senjata terbesar pada periode 2007—2011 dengan persentase impor mencapai 10% dari volume perdagangan internasional. Diikuti oleh Korea Selatan (Korsel) dengan 6%,China dan Pakistan (masing-masing 5%), serta Singapura (4%). Impor senjata India, Korsel, China, Pakistan, dan Singapura mencapai 30% dari volume perdagangan internasional.

“Impor senjata India meningkat menjadi 38% pada periode 2002—2006 dibandingkan dengan 2007–2011,” demikian laporan SIPRI. Dan itu termasuk pengiriman pesawat udara pada periode 2007—2011 meliputi 120 Su-30MK dan 16 MiG-29K dari Rusia serta 20 Jaguar Ss dari Inggris.

Karena India menjadi importir senjata terbesar, tetangga yang juga musuh bebuyutannya, Pakistan menjadi pengimpor senjata terbesar ketiga. Pakistan membeli pesawat tempur pada periode 2007—2011 yakni 50 JF-17 dari China dan 30 F-16. India dan Pakistan juga mengimpor tank dalam jumlah besar.

“Sebagian besar negara pengimpor senjata kini terus mengembangkan industri senjata mereka. Dengan demikian, itu memengaruhi penurunan pasokan senjata dari luar,” kata Pieter Wezeman, peneliti senior Program Impor Senjata SIPRI.

Pada 2006—2007 China merupakan pengimpor senjata terbesar dunia. Tapi tahun 2011 Beijing hanya menempati urutan keempat. Penurunan impor China dipengaruhi peningkatan industri senjata China yang masif.

Dengan penurunan peringkat China dalam impor, India merebut posisi itu pada 2011. SIPRI menyimpulkan, peningkatan posisi India itu karena faktor Pakistan. Sementara setelah tidak lagi menjadi pengimpor senjata terbesar, China kini terus membuat terobosan.

Di Asia, Bejing kini justru menjadi pengekspor senjata terbesar keenam setelah Amerika Serikat (AS), Rusia, Jerman, Prancis,dan Inggris.

Negara-negara Asia Tenggara dan Cina kini lebih memilih kendaraan dan peralatan militer terbaru serba canggih. Yang mencolok adalah pembelian kapal selam. Malaysia baru saja membeli tiga kapal selam, Indonesia pesan tiga, Vietnam enam dan Thailand berniat membeli empat dari Jerman.

Negara-negara Asia tenggara membeli senjata karena faktor perasaan kurang aman. Vietnam dan Filipina misalnya cemas akan kebijakan maritim yang akan ditempuh Beijing. Di laut China Selatan ada enam pulau Vietnam.

Walhasil, perlombaan dan bisnis senjata di Asia makin meninggi, menguras sumber daya untuk kesejahteraan rakyatnya, sementara pada waktu yang sama negara-negara di Asia Timur dan Tenggara terus mencermati kebijakan pertahanan China yang semakin menandingi pertahanan Amerika di Asia. ( Tamat )

Sumber : Inilah

Perang Pengaruh Antara China Dan Amerika ( Bag 1 )

Surutnya Pamor AS di Asia Pasifik

JAKARTA-(IDB) : Dalam sepuluh tahun ke depan, Amerika Serikat (AS) merencanakan pengurangan anggaran pertahanan dan keamanannya sekitar US$500 miliar. China melihatnya sebagai kemunduran AS di Asia. Mengapa?

Pemerintahan Presiden Barack Obama sudah menegaskan untuk berkomitmen mempertahankan kredibilitas militer AS di Asia-Pasifik, dan 2.500 marinir AS sudah ditempatkan di Australia, sementara AS juga meningkatkan postur militernya di Filipina.

Namun Beijing menilai, dengan kemerosotan ekonomi AS, maka kekuatan militer Washington di Asia-Pasifik bakal terus mengalami penurunan secara relatif, sehingga ada peluang bagi China untuk memperbesar pengaruh dan proyeksi kekuatan militernya di Asia.

Bahwa kebangkitan ekonomi China dan meningkatnya kekuatan militer Beijing yang sudah lama diperkuat dengan senjata nuklir, makin membuat RRC lebih asertif dan percaya diri. Di Asia selatan, India dan Pakistan terus bersaing, begitu juga India dan China, dua kekuatan besar yang memperlihatkan rivalitas sengit di Asia.

Program nuklir Pakistan memperoleh dukungan dari China, sementara Pakistan juga merupakan sekutu AS dalam menjaga stabilitas dan memerangi terorisme di kawasan Asia Selatan, dimana Afghanistan masih menjadi masalah keamanan regional.

‘’Melihat dinamika di Asia-Pasifik, sungguh kehadiran AS di kawasan Asia Pasifik sangat penting dan krusial,’’ kata Prof Neil Joeck di Universitas California Berkeley pekan lalu.

Persoalan keamanan di Asia makin sensitif sebab ada kecenderungan kuat bahwa dalam waktu dekat, demikian Dr. Jia Xiudong dari China Institute of International Affairs, Taiwan akan menjadi sasaran berikut untuk ditekanBeijing agar mau reunifikasi.

Setelah Hong Kong, giliran Taiwan menjadi target dalam waktu dekat bagi Beijing yang sudah lama mengincar Taiwan agar berada di bawah kendali kekuasaan RRC. ‘’Beijing melihat AS bersikap ambigu dalam upaya mencegah Beijing untuk mengambil alih Taiwan,’’ ungkap Jia Xuidong.

Tak mengherankan jika China terus memperkuat militernya untuk mengambil alih Taiwan dalam orbit kekuasaan dan kedaulatannya. Berdasar studi SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute, 2010), China merupakan negara Asia dengan anggaran militer terbesar.

Pada 2000, militer China menghabiskan US$90 miliar dan pada 2010, meningkat menjadi US$120 miliar dengan 2,3 juta tentara. Angkatan daratnya merupakan kekuatan paling besar di dunia. Tahun ini anggaran militer Beijing mencapai US$160 miliar. 

Kenaikan anggaran militer Chian telah mempengaruhi tata tertib regional Asia Timur dan berdampak pada keamanan Jepang, demikian laporan Japan Ministry of Defence. Pada 2010, Jepang melaporkan bahwa RRC meningkatkan intensitas aktivitas militernya di perairan dekat Jepang dan Tokyo mengungkapkan keprihatinan atas kurangnya transparansi mengenai strategi pertahanan nasionalnya dan kurangnya transparansi aktivitas militer Beijing di kawasan Asia timur.

Pada September 2010 terjadi ketegangan antara China dan Jepang atas Kepulauan Senkaku/Diaoyu yang menyingkapkan potensi konflik kedua negeri bertetangga ini. Pada September 2010 itu Tokyo menahan seorang kapten kapal RRC di ibukota Okinawa, Naha, dengan tuduhan kapten kapal Bejing itu melanggar kedaulatan hukum Jepang.

Namun Beijing menuntut pembebasannya, dengan cara menyerang balik yakni menangkap empat karyawan Fujita Corporation di Provinsi Hebei, China, dan malah dalam lawatan Perdana Menteri Wen Jibao ke New York, ia menegaskan China akan mengambil langkah lebih lanjut terhadap Jepang jika Tokyo tidak membebaskan kapten kapal tersebut (BBC News,2010). Jepang akhirnya membebaskan kapten kapal China itu.

Tindakan China itu menimbulkan dua dampak terhadap Jepang yakni: Pertama, Tokyo mengumukan Haluan Pertahanan Baru pada Desember 2010 sebagai respons atas meningkatnya anggaran militer China dan kiprahnya di kawasan.

Kedua, Jepang memutuskan untuk lebih erat bekerjasama dengan AS, dimana Jepang kemudian menegaskan bahwa merupakan hubungan bilateral dengan AS paling penting untuk menjamin keamanan Jepang, dan kehadiran militer AS di Jepang menjadi sangat diperlukan, dan Jepang harus mematuhi Perjanjian Keamanan AS-Jepang (Mainichi Daily News, 2011).

Di dekat Selat Taiwan, ternyata China mengembangkan armada laut yang diperkuat dengan kapal selam yang memiliki jarak tembak 2100 Km sehingga mampu memberlakukan strategi ‘’anti-access area denial’’ , suatu strategi penolakan dan penangkalan terhadap kehadiran militer AS, yang memaksa marinir/AL AS berada di luar kawasan Selat Taiwan dan Pasifik Barat jika terjadi aksi militer China atas Taiwan.

China juga mencegah AL AS dari operasi dekat Taiwan dan akan mencegah dukungan kekuatan laut AS bagi Jepang jika terjadi benturan militer Jepang-China (Japan Times, 2008).

Surutnya kehadiran militer AS di Asia seiring menurunnya ekonomi AS, telah membuka peluang dan ruang bagi RRC bermanuver dan bergerak lebih leluasa di Asia, seirama dengan menguatnya ekonomi China. 

Sumber : Inilah