Pages

Selasa, April 24, 2012

Berita Foto : KRI Oswald Siahaan Singgah Di Makassar

MAKASSAR-(IDB) : KRI Oswald Siahaan – 354 yang di Komandani Kolonel Laut (P) Achmad Jayadi Sandar di Dermaga pelabuhan Soekarno – Hatta, Kapal Perang kelas perusak kawal berpeluru kendali  ini singgah di Makassar sejak Minggu siang 22/04 
 
KRI Siahaan – 354  di bawah BKO Gugus Tempur Wilayah Timur (Guspurlatim) sedang melaksanakan operasi penegakan kedaulatan di wilayah perairan kawasan Timur Indonesia.


Kedatangan  KRI Oswald Siahaan – 354 di Makassar  untuk melaksanakan Bekal Ulang (Bekul) logistik dan selanjutnya akan melanjutkan pelayaran ke daerah operasi.

Sumber : TNI AL

TNI AL Armada Timur Laksanakan Gladi Tugas Tempur

SURABAYA-(IDB) : Unsur-unsur  Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) yang tergabung dalam Gladi Tugas Tempur Tingkat III (L-3), hari ini, Selasa (24/4) bertolak akan melaksanakan latihan manuvra lapangan. Keberangkatkan unsur Satfib Koarmatim tersebut dilepas Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo di Dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya.

Ke tiga unsur Satfib Koarmatim yang terlibat dalam latihan ini yaitu, KRI Makassar-590, KRI Teluk Mandar-514 dan KRI Teluk Ende-517. Latihan yang dipimpin langsung oleh Komandan Satfib Koarmatim Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi ini, akan melaksanakan latihan tempur laut hingga tanggal 27 April mendatang. Manuvra lapangan akan dilaksanakan disekitar perairan laut Jawa dan Tanjung Jangkar Situbondo, dengan melibatkan sebanyak 10 tank amfibi dan 832 personel.

Puncak dari kegiatan latihan ini, yaitu unsur-unsur Satfib Koarmatim akan melaksanakan pendaratan amfibi di Tanjung Jangkar Situbondo. Adapun tujuan latihan ini, untuk melaksanakan pembinaan terhadap unsur-unsur KRI Satuan Amfibi serta meningkatkan profesionalisme prajurit sesuai fungsi azasi dari unsur-unsur Satuan Kapal Amfibi dalam rangka mempersiapkan unsur-unsur tersebut untuk mendukung latihan Armada Jaya dan Latihan Gabungan TNI yang akan datang.

Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum yang dibacakan Kasarmatim mengatakan, sebagai bagian yang terintegral dari TNI AL, Koarmatim dituntut untuk mampu membina kemampuan alutsista di jajarannya. Pembinaan ini sangat penting, karena keluaran yang diharapkan adalah terwujudnya kekuatan Koarmatim yang selalu siap untuk diproyeksikan dalam melaksanakan operasi laut sehari-hari dan operasi tempur laut guna pengendalian laut dan proyeksi kekuatan ke darat di dan lewat laut.

Disamping itu, lanjut Pangarmatim, Koarmatim juga harus dapat menjamin penegakan kedaulatan NKRI dan penegakan hukum di laut yurisdiksi nasional sesuai hukum nasional maupun internasional yang berlaku. Keberhasilan tugas dan tanggung jawab Koarmatim tersebut, tentunya tidak terlepas dari kesiapsiagaan unsur-unsur operasional yang didukung oleh prajurit-prajurit yang profesional pula.

“Terkait dengan tugas Koarmatim tersebut, dibutuhkan kerja sama unit-unit organisasi Koarmatim yang mampu merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini fungsi komando pelaksana pembinaan yang diemban oleh satuan-satuan untuk selalu mengupayakan langkah-langkah dalam rangka menjamin kesiapan personel dan unsur-unsurnya serta terus mengkaji dan mengembangkan taktik, teknik dan metode peperangan laut,”kata Pangarmatim.

Salah satu bentuk keberhasilan pembinaan satuan, lanjut Pangarmatim, adalah bilamana dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan maka setiap prajurit memiliki kecakapan dalam menjalankan setiap peran dan fungsinya, utamanya dalam mengoperasikan alutsista yang diawaki dengan benar, sehingga setiap tugas operasi dan latihan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal tanpa adanya kerugian personel maupun material. 

Sumber : Koarmatim

Northrop Grumman MoU Dengan Indonesia Membuat Sistem Radar

ANTARA-(IDB) : Northrop Grumman Corporation (NYSE:NOC) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) pada Seminar Radar Nasional Ke-6 di Bali, Indonesia dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia dan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk memfasilitasi kerjasama mengenai peluang radar di darat yang tertunda di Indonesia.

Northrop Grumman AN/TPS-78 adalah generasi terbaru radar mutakhir yang diciptakan dengan kemajuan teknologi transistor berdaya tinggi serta dirancang untuk beroperasi di lingkungan yang sulit dan penuh hambatan. AN/TPS-78 jarak jauh S-Band, yang telah terbukti di lapangan, adalah pilihan Angkatan Laut Amerika dan pelanggan di seluruh dunia.

"Dengan perjanjian ini, Northrop Grumman akan membawa kepemimpinan terkemuka dalam radar di darat bersama dengan keahlian terpadu mitra bisnis kami di Indonesia dalam penelitian dan produksi elektronik serta pengetahuan akan kebutuhan unik pemerintah Indonesia," ungkap Robert Royer, Wakil Presiden Sistem Internasional Divisi Sistem Perlindungan Lahan dan Diri Northrop Grumman. "Tim kami ingin berpartisipasi dalam kompetisi radar di darat yang akan digelar di Indonesia dan dirancang untuk membantu Indonesia meningkatkan pengawasan udara dan mengamankan wilayah perbatasan."

Northrop Grumman adalah perusahaan keamanan global terkemuka yang memberikan sistem, produk dan solusi inovatif dalam kedirgantaraan, elektronika, sistem informasi dan layanan teknik bagi pemerintah dan pelanggan komersial di seluruh dunia. 

Sumber : Antara

Lanud Pekanbaru Gelar Latihan Menembak Air To Ground

PEKANBARU-(IDB) : Sebagai salah satu ujung tombak pelaksanaan operasi udara dalam menegakkan kedaulatan wilayah udara di Indonesia, khususnya wilayah Indonesia bagian barat, Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru senantiasa terus berupaya membina kesiapan operasional secara menyeluruh, baik kesiapan Alutsista maupun personel yang mengawakinya.  

Terkait dengan hal tersebut, Skadud 12 Lanud Pekanbaru yang memiliki motto “Temukan dan Hancurkan”, selalu mengasah dan meningkatkan kemampuan para penerbangnya dengan melaksanakan latihan penembakan dari udara ke darat (Air To Ground) dengan sasaran di darat Air Weapon Range (AWR) Siabu yang bertempat di Kabupaten Kampar, Riau, Senin (23/4).

Latihan ini merupakan latihan profesiensi rutin yang dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan seluruh penerbang dan satu flight pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru. Selain itu, latihan penembakan “Air To Ground” tersebut merupakan ajang uji ketangkasan kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang handal dan profesional.

Direncanakan latihan ini akan berlangsung selama satu minggu ke depan, dan pada pelaksanaan latihan ini setiap penerbang akan melaksanakan bombing, dan straffing gun di daerah sasaran AWR Siabu.

Sumber : TNI AU

Berita Foto : KRI Layang Sandar Di Lantamal VI Makassar

MAKASSAR-(IDB) : KRI Layang -  805 yang di Komandani Letnan Kolonel Laut (P) Dwi Prasetyo N.R  Sandar di Dermaga Layang Mako Lantamal VI, Kapal Perang berjenis FPB (Fast Patroli Boat) 57 Nav V ini dibawah BKO Gugus Keamanan Laut  (Guskamla) sedang melaksanakan operasi penegakan keamanan di wilayah perairan Timur Indonesia. 

 
Kedatangan KRI Layang -  805   di Makassar  untuk melaksanakan Bekal Ulang (Bekul) logistik dan selanjutnya akan melanjutkan pelayaran ke daerah operasi perairan Timur Indonesia.

Sumber : TNI AL

TNI AU Rekrut Penerbang Sipil

JAKARTA-(IDB)TNI Angkatan Udara (AU) mengangkat tiga pilot sipil untuk ikut bertugas dalam penerbangan militer.
Tiga pilot itu diberikan pangkat militer tituler sebagai letnan kolonel tituler. Mereka adalah Letkol Tituler Vira Nugraha Parantha Soemakno, Letkol Tituler Hilman Nugraha, dan Letkol Tituler Dody Darmawan.Penyematan tanda pangkat dilakukan di Gedung Serbaguna Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta kemarin. Kepala Penerangan Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Sus Gerardus Maliti mengatakan, mereka merupakan penerbang senior di maskapai Garuda Indonesia. Mereka mulai bisa bertugas sejak 15 Maret.”Mereka tetap di Garuda Indonesia.

Hanya ketika ada penerbangan VIP dan VVIP,mereka membantu kita,”katanya kemarin. Perekrutan ketiga pilot ini untuk menerbangkan pesawat militer khusus VIP dan VVIP yakni Boeing 747–400 yang dibeli TNI AU dari Garuda Indonesia. ”Mereka kan lebih berpengalaman, lebih andal dalam menerbangkan pesawat Boeing itu,”katanya. Penerbangan VIP dan VVIP tersebut termasuk yang mengangkut Presiden dan Wakil Presiden. Apalagi selama ini Presiden dan Wakil Presiden sering menggunakan pesawat TNI AU.

Sembari menjadi penerbang pesawat militer VIP dan VVIP,ketiga pilot tersebut juga menjadi instruktur bagi personel TNI agar mereka juga mahir menerbangkan Boeing. ”Mereka mengajari kita. Kita senang dibantu,”tandasnya. Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI A Adang Supriyadi yang menyematkan pangkat militer tituler kepada tiga orang itu menuturkan, pemberian pangkat letkol tituler ini berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor/157/III/ 2012 tanggal 15 Maret 2012 tentang Pemberian Pangkat Militer Tituler.

Selain itu, Surat Perintah Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Sprin/416/IV/2012 tanggal 11 April 2012 dengan ketentuan penggunaan pangkat militer tituler ini hanya digunakan pada waktu melaksanakan tugas. Adang mengaku bersyukur atas bergabungnya ketiga orang tersebut. Mereka dapat memberikan kemampuannya yang baik, andal, dan profesional dalam mendukung tugastugas kenegaraan di lingkungan militer.”Khususnya bagi penerbangan VIP maupun VVIP yang dilaksanakan oleh Skuadron Udara 17 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma,” ungkapnya. Mereka diharapkan bisa menjalin komunikasi dan koordinasi secara optimal dengan seluruh personel Skuadron Udara 17.

Acara penyematan itu disaksikan para kepala dinas, komandan skuadron, kepala seksi,dan perwira jajaran Lanud Halim Perdanakusuma. Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNIImamSufaatmengatakan, TNI AU berencana menambah penerbang karena jumlah yang ada sekarang masih kurang. Hingga 2014 ditargetkan ada setidaknya 71 penerbang baru seiring makin banyaknya pesawatTNI AU.

Sumber : Sindo

Analisis : Ada Gula Ada Semut Ada Lebah Madu

ANALISIS-(IDB) : Kunjungan kenegaraan PM Inggris David Cameron ke Jakarta tanggal 11-12 April 2012 menyiratkan betapa manisnya sosok gadis yang bernama alutsista yang harumnya sampai ke mancanegara.  Dalam sebuah wawancara dengan media nasional sebelum kedatangannya di Jakarta PM Cameron mengatakan, lupakan masa lalu mari menjemput masa depan yang lebih baik.  Kalimat ini adalah sebuah rayuan agar si gadis mau melupakan masa lalu yang pahit manakala dia disia-siakan dan ditelantarkan.  

Semua ini terkait dengan  dengan “luka hati” si alutsista ketika dengan seenaknya jet tempur ringan Hawk buatan Inggris pesanan RI ditelantarkan di Bangkok Thailand akhir tahun  90an karena diputus sepihak tanpa menyertakan kearifan mengantar sampai Jakarta baru diputus gitu loh.  Belum lagi ketika Scorpion melakukan “jalan-jalan militer” di Aceh tahun 2003 tiba-tiba saja datang perintah, jangan pakai Scorpion kata London.  Sakit hati si alutsista belum pulih.
Hawk200 TNI AU yang pernah di embargo Inggris
PM Inggris itu memang perlu datang ke Jakarta untuk merayu karena Jakarta menyimpan gula alutsista yang legit dan harum. Inggris saat ini memang lagi melakukan langkah ofensif untuk jualan alutsistanya setelah Typhoon mengalami kekalahan telak dalam tender jet tempur medium multi combat untuk Angkatan Udara India. Inggris pun datang menawarkan alutsistanya, dan memastikan salah satu alutsistanya  rudal starstreak jadi dimiliki dan digelar di beberapa batalyon Arhanud  akhir tahun ini. 

Lalu ada pesawat angkut berat A400M buatan Airbus Military yang mampir ke Air Base Halim Jakarta untuk unjuk kerja dan unjuk performansi. Meski dibantah tapi kita meyakini bahwa Typhoon juga ikut ditawarkan untuk perkuatan TNI AU.  Beberapa tahun lalu ketika Menhan AS datang dan menawarkan 6 F16 blok 52 ke RI untuk memperkuat skuadron F16 kita, dibantah juga dengan mengatakan bahwa kita belum menganggarkannnya.  Tapi dua tahun berselang yang terjadi adalah kita dapat 24 F16 blok 52 upgrade dari Paman Sam plus 6 pesawat “suku cadang”.

Setelah David Cameron, Presiden Kazakhtan Nur Sultan Nazarbayev datang mencari sisa gula yang mungkin masih bisa dimanfaatkan berupa peluang kerjasama.  Memang sih baju release setiap kunjungan beberapa kepala pemerintahan negara sahabat ke Jakarta warnanya multi dimensi.  Tapi sejatinya ada gula penarik yang membawa misi bisnis para kepala negara itu ke RI apalagi kalau bukan si rupawan alutsista yang seksi itu.

Kalau tidak ada halangan Juni mendatang Kanselir Jerman Angela Merkel datang berkunjung ke Indonesia.  Boleh jadi kunjungan ini akan membuat kejutan baru bagi peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara yang memang sudah terjalin baik selama ini.  Salah satu kejutan itu bisa saja ada di alutsista paling strategis di laut yaitu kapal selam.  Saat ini kita  punya 2 kapal selam eksisting buatan Jerman yang sudah di retrofit Korea Selatan.  Sudah pula pesan 3 kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan.  Kapal selam pertama selesai tahun 2015 dan yang ketiga di PAL tahun 2018.  Artinya tahun 2018 kita punya 5 kapal selam, tapi jangan lupa pada saat yang sama KRI Cakra pada tahun itu kondisinya sudah menurun jauh.

Sangat dimungkinkan ada tambahan 2 kapal selam baru U214 dari Jerman yang memiliki saudara sepupu U209 Cakra Class dan sepupu yang lain Changbogo Class yang sedang dibuat di Korea Selatan.  Kapal selam Changbogo ini menurut petinggi TNI AL adalah U209 dengan rasa U214.  Maksudnya rancang bangun badannya tetap memakai konstruksi U209 tetapi dalemannya setingkat U214. Seperti diketahui bahwa sampai dengan tahun 2020 TNI AL mengharap target 8 kapal selam bisa dipenuhi.  Dengan asumsi pada tahun itu kapal selam Cakra Class yang berjumlah 2 unit sudah dianggap uzur maka pemenuhan target untuk 10 kapal selam RI bisa dipenuhi dengan pengadaan paralel kapal selam dari satu perguruan yang sama HDW Jerman.

Kerjasama pengadaan alutsista dengan beberapa negara sahabat apakah melalui metode beli murni atau transfer teknologi, dalam waktu dekat ini sudah menjelang panen raya. Tahun ini saja kita akan kedatangan beberapa unit Super Tucano, UAV, F16, T-50, Sukhoi, Helikopter serang, rudal darat ke udara.  Sampai dengan tahun 2014 panen raya alutsista itu segera mengisi kesatrian TNI dalam jumlah dan jenis yang sangat menggembirakan dan membanggakan.  Ini termasuk dengan alutsista buatan dalam negeri seperti Panser Anoa, Kapal Cepat Rudal, Kapal Trimaran Rudal, Roket Rhan dan lain-lain.
Rudal C705 cikal bakal Rudal RI segala matra
Tentu anggaran alutsista TNI yang dikucurkan itu menjadi magnet yang menarik negara-negara lain untuk mencari perhatian dan menarik simpati bagi RI.  Tapi sejatinya negara-negara itu hanya berperan sebagai semut kecuali Korea Selatan, dan Cina yang mengambil peran sebagai lebah madu.  Dia ambil gula itu tapi kemudian dia bagikan juga sebagai bagian dari transfer teknologi untuk memintarkan kita cara membuat produk, tidak sekedar memakai produk.  Korea berbagi ilmu teknologi jet tempur, kapal selam, panser canon. Bahkan menghibahkan beberapa alutsista yang dia miliki,  misalnya kendaraan amfibi LVT-7 dan 1 skuadron jet tempur F5E.  Cina juga mau berbagi ilmu teknologi rudal, sebuah ilmu yang sangat sulit dicari di semua universitas alutsista di seluruh dunia.  Rudal C705 menjadi batu loncatan untuk pengembangan teknologi rudal segala matra, dan itu sudah diambang pintu.

Meski masih banyak negara yang cari perhatian itu hanya memerankan diri sebagai semut, tidaklah menjadi sebuah persoalan bagi kita.  Misalnya kita beli Sukhoi karena untuk menyetarakan kemampuan teknologi pertempuran udara.  Atau beli MBT untuk menyamakan posisi gahar dengan negara jiran. Itu semua bagian dari strategi untuk memenuhi kebutuhan alutsista kita yang ketinggalan jaman.  Seiring dengan itu kita pun sedang menyiapkan dan membangun industri alutsista segala matra.  Dan itu memerlukan waktu.  Dan itu memerlukan kesabaran.  Ketika saat itu akan tiba dan tidak lama lagi, maka peran semut tadi semakin berkurang tapi tidak bisa juga hilang sama sekali, namanya juga semut pasti akan mencari gula.  Tetapi peran lebah madu yang banyak bermanfaat itu diniscayakan merupakan menu utama yang disajikan dalam setiap pengadaan alutsista kita karena kita telah menghasilkan madu sendiri untuk TNI kita.
Sumber : Analisis