Pages

Jumat, Maret 09, 2012

TNI Latihan Hadapi Ancaman di Lebanon

banon-sub

LEBANON-(IDB) : Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) melaksanakan latihan kesiap siagaan menghadapi ancaman kondisi keamanan di wilayah Lebanon Selatan yang dinilai mengganggu keselamatan jiwa personel Satgas,  penilaian situasi tersebut dinyatakan dengan Alert Status oleh UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), pelaksanaan latihan dilaksanakan secara serentak oleh seluruh Kompi-kompi jajaran Indobatt baik yang berada di UN Posn 7-1, Adshid al Qusayr maupun yang berada di luar 7-1, Kamis (8/3/2012).
 
Latihan dilaksanakan dalam bentuk Dril Teknis hingga Dril Taktis.  Dril teknis dilaksanakan untuk menentukan kedudukan pasukan pada saat stelling, menentukan kedudukan senjata bantuan, penempatan kendaraan tempur hingga teknis memasuki ruang perlindungan atau Shelter, sehingga pada saat pelaksanaan Dril Taktis masing-masing personel tahu posisi dan tugasnya masing-masing.

Skenario latihan diperanggapkan situasi keamanan di Lebanon, khususnya di sekitar compound Indobatt mengalami ganguan keamanan pada eskalasi tertentu hingga mengancam keselamatan jiwa personel.

Dalam latihan sesuai prosedur tetap UNIFIL Alert Status Keamanan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Kuning, Merah dan Hitam. Untuk status Kuning, kegiatan masih berjalan seperti biasa, seluruh personel melaksanakan tugas sesuai fungsi dan jabatannya masing-masing tetapi tetap menjaga kewaspadaan.


Perubahan status dari Kuning ke Merah diberlakukan apabila terjadi gangguan atau serangan senjata lintas datar terhadap pos-pos dan compoun UNIFIL, tindakan yang dilaksanakan  seluruh personel dengan membawa senjata dan perlengkapan perorangan masuk ke tempat stelling masing-masing yang telah ditentukan, dan atas perintah seluruh patroli yang sedang beroperasi diperintahkan untuk segera kembali ke pos/camp masing-masing atau ke pos UNIFIL terdekat.


 
Apabila serangan lintas datar berubah menjadi lintas lengkung dan situasi tidak bisa diatasi, maka seluruh personel harus memasuki Shelter atau tempat perlindungan yang telah disiapkan dengan membawa senjata dan perlengkapan perorangan hingga situasi dinyatakan aman, apabila situasi keamanan belum juga mereda tindakan yang dilakukan UNIFIL hingga mengevakuasi seluruh personel UNIFIL yang berada di Lebanon, kembali ke negaranya masing-masing.


 
Menurut Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono yang turut dalam latihan tersebut mengatakan, ”latihan ini dilaksanakan dalam rangka melatih seluruh personel Satgas termasuk unsur pimpinan, mengerti apa yang harus mereka lakukan apabila terjadi eskalasi situasi keamanan yang mengancam keselamatan jiwa personel Satgas,” ucapnya.

Latihan ini merupakan program triwulan Indobatt untuk melatih kesiap siagaan personelnya  dalam mengantisipasi perubahan situasi keamanan di Lebanon.

Sumber : Poskota 

TNI AU Pertimbangkan Hibah Satu Skuadron Full Arsenal F-5 Tiger Taiwan

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan pihaknya mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan.

Taiwan merupakan satu sekutu Amerika Serikat. Negara kepulauan itu berhadapan langsung dengan China dan senantiasa mendapat kemudahan dalam pengadaan atau peremajaan arsenal dari Amerika Serikat.

"Ya...itu baik...akan kami pertimbangkan," katanya, usai memimpin serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skadron F-5E/F. "Kira-kira jumlahnya satu skadron," ungkapnya. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang, dilengkapi sejenis depo pemeliharaan dan persenjataan.

Sufaat mengemukakan usia pakai pesawat-pesawat F-5E/F Tiger II TNI-AU, yang saat ini tergabung dalam Skuadron Udara 14, akan diperpanjang hingga 2020.

"Saat ini rata-rata jam terbang pesawat-pesawat F-5 kita tersisa 4.000 dari 10.000 jam terbang yang dimiliki. Jika setahun 200 jam terbang, maka bisa sampai 2020," ujar Sufaat.

Pada kesempatan yang sama Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Muda TNI Rodi Suprasodjo, mengatakan semua F-5E/F Indonesia masih dapat berfungsi baik tidak perlu ditingkatkan.

"Jika fungsi-fungsinya masih dapat berjalan baik dan maksimal ...ya tidak perlu di-up grade...hemat biaya," katanya. 

Sumber : Antara

Berita Foto : Pelepasan Pesawat CN-235 MPA Menuju Ke Korea Selatan

BANDUNG-(IDB) : Pesawat CN-235 MPA/ Korean Coast Guard pesanan Korea Selatan menjalani persiapan untuk diterbangkan menuju Gimpo Korea Selatan dari Hanggar PTDI di Bandung, Jumat (9/3). Pesawat itu akan menempuh perjalanan tiga hari melalui rute Bandung - Tarakan - Clark Filipina - Taipe (Taiwan) - Gimpo Korea Selatan.


Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin tengah mendengarkan penjelasan di ruang kemudi pesawat CN-235 MPA/Korean Coast Guard yang merupakan pesawat terakhir yang dipesan Korea Selatan dari PTDI sebelum melakukan free flight dari Bandung menuju Gimpo Korea Selatan di Hanggar PTDI Bandung, Jumat (9/3). Pesawat versi partoli maritime itu salah satu dari empat pesawat sejenis yang dipesan Korea Selatan pada Desember 2008 dengan nilai kontrak 94,5 juta dolar AS.

Berikut tambahan beberapa foto upacara pelepasan dan CN-235 lain yang masih dalam proses untuk pesanan user yang lain, sbb :
 

Sumber :  ,a href="http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13457000">Kaskus

Laksda TNI Agung Pramono Resmi Jabat Pangarmatim

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno (kiri) menyerahkan bendera pataka kepada Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) yang baru, Laksamana Muda TNI Agung Pramono (kanan) ketika upacara serah terima jabatan di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim (9/3). Laksamana Muda TNI Agung Pramono menggantikan Laksamana Muda TNI Ade Supandi, kemudian Laksamana Pertama TNI Sri Mohamad Darojatim menjabat sebagai Pangkolinlamil yang diserahkan oleh Laksamana Muda TNI Agung Pramono.
SURABAYA-(IDB) :Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksamana Muda TNI Agung Pramono resmi menjabat sebagai Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur menggantikan pejabat lama Laksda TNI Ade Supandi yang berpindah tugas menjadi Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut.

Upacara serah terima jabatan Pangarmatim dilaksanakan di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jumat, dengan dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno.

Pada kesempatan itu, juga diserahterimakan jabatan Pangkolinlamil dari Laksda TNI Agung Pramono kepada Laksma TNI Sri Mohammad Darojatim, yang sebelumnya Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AL.

Sehari sebelum sertijab, Laksda Ade Supandi dan Laksda Agung Pramono melakukan inspeksi kapal perang yang bersandar di Markas Koarmatim, sebagai tradisi rutin di lingkungan TNI AL sebelum pergantian pucuk pimpinan komando armada.

Sejumlah personel Sejumlah personel Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL lengkap dengan persenjataan mengikuti defile pasukan ketika upacara serah terima jabatan di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim (9/3). Dalam upacara sertijab tersebut Kasal, Laksamana TNI Soeparno melantik Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) dari Laksamana Muda TNI Ade Supandi diserah terimakan kepada Laksamana Muda TNI Agung Pramono, dan jabatan Pangkolinlamil dari Laksamana Muda TNI Agung Pramono diserah terimakan kepada Laksamana Pertama TNI Sri Mohamad Darojatim.
KSAL Laksamana TNI Soeparno mengatakan, sertijab di lingkungan TNI AL pada hakikatnya merupakan wujud dari tuntutan dinamika organisasi bagi kesinambungan kepemimpinan dalam melaksanakan pembinaan personel.

"Koarmatim dan Kolinlamil memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung tugas-tugas operasional TNI AL, termasuk kesiapan tempur untuk pertahanan negara di laut," katanya.

Soeparno menambahkan, di tengah tuntutan tugas dan tantangan yang semakin komplek, personel TNI AL harus terus meningkatkan profesionalisme dan kesiapannya agar mampu menjalankan tugas dengan baik.

Selain itu, TNI AL juga secara bertahap melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing matra, yakni laut, darat dan udara.

Upacara sertijab Pangarmatim dan Pangkolinlamil dimeriahkan atraksi kesenian dan ketangkasan beladiri prajurit TNI AL, kemudian diakhiri defile pasukan dari berbagai unsur kesatuan.

Sumber : Antara

Kopaska Pameran Persenjataan Di Mall Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menggelar pameran alat utama sistem senjata (alutsista) di salah satu mal di Surabaya mulai 4 hingga 11 Maret 2012.

Kapten Laut (KH) Kemas M Yusri, penanggung jawab pameran, menjelaskan, kegiatan ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-50 Kopaska.

"Ini juga sebagai bukti dan petunjuk eksistensi Kopaska sebagai salah satu unit kekuatan di TNI Angkatan Laut," ujarnya kepada wartawan, Jumat.
Di samping itu, pameran juga bertujuan agar masyarakat secara umum dapat melihat dan mengamati dari dekat senjata-senjata yang biasa digunakan TNI ketika berlatih dan bertugas menjaga perdamaian dunia.

"Senjata-senjata yang dibawa Pasukan Garuda 23/D ketika bertugas Lebanon juga ada. Pengunjung kami perbolehkan memegang, tapi tidak dicoba atau ditenteng," papar dia.

Mayoritas senjata yang dipamerkan memang buatan luar negeri, seperti Jerman, Inggris, Austria, dan beberapa negara lainnya. Namun tidak sedikit juga buatan dalam negeri dari PT Pindad, yakni Senjata Serbu (SS) V1-V4 kaliber 5,56 mm.
Puluhan peralatan tempur yang dipamerkan antara lain senjata api laras panjang, pistol, peluru tajam, granat, alat selam, hingga kendaraan taktis baik roda dua maupun roda empat ditampilkan.

"Ada juga berbagai macam medali serta sejumlah penghargaan dari partisipasi Kopaska dalam misi perdamaian," kata Kemas M. Yusri.

Salah seorang pengunjung, Prasetyo, mengaku kagum dengan peralatan perang dan senjata yang dimiliki TNI. Ia berharap pameran seperti ini tidak hanya sekali saja diadakan, namun digelar rutin di sejumlah tempat.
 
 
 

"Selama inikan masyarakat umum sepertinya takut dengan aparat yang memiliki senjata lengkap dan tubuh kekar. Kalau ada pameran seperti inikan bisa membuat masyarakat tahu dan percaya terhadap TNI," tukasnya.

Sementara itu, di sela pameran juga digelar berbagai kegiatan lomba seperti lomba fashion busana militer, lomba foto, lomba penyamaran muka serta ada juga simulasi pembebasan sandera.

Sumber : Antara

AS Jamin Harga F-35 untuk Jepang Tidak Dinaikkan

WASHINGTON DC-(IDB) : Kepala program Joint Strike Fighter (JSF) Departemen Pertahanan Amerika Serikat Laksamana Madya David Venlet menjamin harga jual pesawat tempur F-35 Lightning II dalam kontrak dengan Jepang tak akan dinaikkan. Menurut dia, kontrak dengan Jepang sudah bagus dan mantap.

Demikian ditegaskan Venlet dalam konferensi pertahanan yang digelar Credit Suisse dan konsultan pertahanan Jim McAleese di Washington DC, AS, Rabu (8/3/2012).

Venlet mengungkapkan, ongkos produksi setiap pesawat F-35 akan naik dalam waktu dekat sebagai dampak keputusan Pentagon menunda pemesanan 179 unit pesawat generasi kelima itu dari pabrikan Lockheed Martin. Meski demikian, Venlet menegaskan bahwa pihak Pentagon akan berunding dengan Lockheed Martin untuk menekan biaya produksi pesawat tersebut.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka mengancam akan membatalkan rencana pembelian 42 unit F-35 apabila harganya naik dari yang sudah disepakati dan jadwal pengirimannya mundur. Berdasarkan kontrak awal, Jepang akan membayar 121,62 juta dollar AS (Rp 1,1 triliun) per unit, untuk empat unit pertama F-35 yang akan dikirim pada Maret 2017.

Venlet mengemukakan, seluruh negara mitra program JSF sudah menyatakan komitmennya untuk tetap membeli pesawat berkemampuan stealth itu meski beberapa negara akan menyusul langkah AS menunda atau mengurangi jumlah pesanannya. Italia, misalnya, sudah memangkas jumlah pesanannya, dari semula 131 pesawat menjadi hanya 90 pesawat.

Selain kepada Jepang dan negara-negara mitra JSF, Pemerintah AS sedang dalam pembicaraan dengan Singapura dan Korea Selatan untuk menjajaki kemungkinan pembelian F-35. Menurut Venlet, Israel juga sudah menyatakan minat membeli gelombang kedua setelah pemesanan awal sebanyak 19 unit. "Namun, pembicaraan belum sampai pada tahap pembicaraan finansial yang detail," ujarnya.

Sementara itu, terkait berbagai masalah teknis yang masih dihadapi F-35, Angkatan Udara AS akan memundurkan jadwal pengoperasian pesawat itu dari jadwal semula tahun 2016.

Deputi Kepala Staf AU AS Bidang Operasi dan Perencanaan Letnan Jenderal Herbert Carlisle mengatakan, F-35 baru akan mencapai "kemampuan operasional awal" setelah melalui berbagai tahapan penting, termasuk pengembangan perangkat lunak dan penuntasan uji coba operasional. Semua itu diperkirakan baru akan selesai beberapa tahun lagi dalam dekade ini.

Beberapa masalah yang masih harus diatasi saat ini adalah pengembangan perangkat lunak sistem operasi pesawat, layar displai di helm pilot, kait penahan untuk versi kapal induk, lubang pembuangan bahan bakar, dan daya tahan rangka pesawat.

Untuk menjaga kemampuan operasional sambil menunggu F-35 siap dioperasikan, AU AS akan memperpanjang usia armada F-16 Fighting Falcon yang kini dioperasikan. AU AS menegaskan tetap berkomitmen akan membeli 1.763 unit F-35 dalam beberapa dekade mendatang.

Secara keseluruhan, Pentagon berencana membeli 2.443 unit F-35 dalam tiga varian untuk dioperasikan AU, AL, dan Korps Marinir AS. 

Sumber : Kompas

Ini Dia Calo Sukhoi SU 30MK-2

JAKARTA-(IDB) : Soal dugaan mark-up pembelian pesawat Sukhoi SU 30MK-2 oleh Kementerian Pertahanan telah sampai ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga anti korupsi ini pun berjanji akan menyelidikinya bila bukti-bukti awalnya sudah siap.

Rame-rame terkait persolan ini muncul setelah Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin menyatakan bahwa pembelian enam Sukhoi seharga 470 juta dolar (4,6 triliyun) itu tidak dilakukan secara langsung antara Kemhan dengan Rosoboron Export selaku BUMN Rusia pemegang monopoli penjualan Sukhoi. Melainkan melalui PT X XX yang bertindak sebagai broker sehingga menyebabkan harganya lebih mahal.

Masyarakat luas di negeri ini, tentu akan sangat menyayangkan bila apa yang diindikasikan TB Hasanuddin benar-benar terjadi. Tapi bagi pebisnis alutsista atau senjata di Indonesia, pasti sangat memahami bahwa berbisnis “mesin perang” dengan Rusia, akan selalu melibatkan perantara atau calo. Tak terkecuali bila pembelian itu dilakukan dengan mekanisme G to G.

Kenapa ini bisa terjadi? Jawabannya, karena orang Rusia tidak mudah percaya pada orang lain, tak peduli bila orang tersebut adalah wakil resmi dari sebuah negara yang mendapatkan tugas untuk melakukan pembelian alusista dengan mekanisme G to G.

Menurut sumber yang berprofesi dalam bisnis alutsista, calo atau orang yang mendapatkan kepercayaan dari pihak Rusia ini, adalah orang Indonesia yang pernah sekolah dan tinggal cukup lama di negara pecahan Uni Soviet itu.

Untuk menemukan siapa sosok negosiator, calo atau broker dalam pengadaan Sukhoi ini, maka hal itu sungguh lebih mudah dilakukan. Karena tak banyak warga negara Indonesia yang pernah sekolah dan tinggal cukup lama di Rusia serta kini berprofesi dalam bisnis alutsista.

Orang ‘beruntung’ ini akan selalu diandalkan pihak Rusia, dalam hal ini Rosoboron Export dalam bernegosiasi dengan pihak pembeli alutsista, termasuk pembelian dengan menggunakan mekanisme G to G. Jangan berharap bahwa tanpa melibatkan orang kepercayaan pihak Rusia itu, pembelian dengan mekanisme G to G akan bisa terealisir, karena itu tidak mungkin terjadi.

Alhasil, dalam setiap pembelian alutsista dari Rusia, bisa dipastikan akan selalu melibatkan perantara, tak terkecuali dengan pembelian Sukhoi SU 30MK-2. Kini yang jadi pertanyaan, bila peran perantara sangat sentral dalam pembelian alutsista ini, lalu dari mana “orang kepercayaan” pihak Rusia ini mendapatkan imbalan dari kerja-kerja yang sudah dilakukannya?

Sangat mudah untuk menjawabnya, bila mekanisme G to G tidak mengenal alokasi dana bagi pihak ketiga, maka Rosoboron Export akan dengan senang hati memberikan imbalan yang pantas bagi si perantara tersebut. Jadi bisa dipastikan, pihak Rusia tak mungkin memberikan harga dasar bagi produk alutsistanya untuk dijual ke pemerintah Indonesia. Akibatnya, mark-up harga alutsista sangat mungkin terjadi.

Tak hanya itu, pembiayaan pengadaan alutsista akan semakin menggelembung apabila sistem pembayarannya menggunakan fasilitas Kredit Ekspor (KE). Ini bisa terjadi karena untuk bisa menggunakan model pembayaran KE, juga dibutuhkan pihak perantara.

Lalu bagaimana dengan tawaran dari Rusia terkait state credit (SC) atau kredit negara senilai US$ 1 miliar dollar? Ini tidak serta merta bisa dijadikan kabar gembira, karena sekali lagi, berurusan dengan Rusia bukan persolan mudah. Karena mekanisme penggunaan SC dari Rusia sangat berbeda realisasinya dengan SC asal negara-negara Barat atau AS.

Karena rumitnya penggunaan SC asal Rusia tersebut, hingga kini sebagian besar fasilitas kredit itu masih belum dimanfaatkan. Tampaknya, pemerintah Indonesia harus membiasakan diri dengan banyak ‘keunikan’ yang dimiliki Rusia. Karena tak bisa dipungkiri, Jakarta akan semakin membutuhkan Kremlin di masa-masa yang akan datang, terutama bila tak mengharapkan lagi adanya embargo senjata, seperti yang pernah dilakukan AS beberapa waktu lalu.

Sumber : Itoday

Pemprov Kaltim Gandeng TNI AD Bangun 3 Landasan Pesawat

KALTIM-(IDB) : Tiga landasan pacu di Kalimantan Timur akan diperpanjang untuk membuka keterisolasian masyarakat di perbatasan. Perpanjangan juga demi memudahkan pesawat TNI menjangkau wilayah terdepan Indonesia.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) untuk pembangunan itu melalui Operasi Bhakti Kartika. Nota kesepahaman (MoU) ditandatangani Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dan Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak di Mabes AD Jakarta kemarin.

Awang Farouk mengatakan, pembangunan tidak hanya mencakup perpanjangan landasan tiga bandara, tapi juga sarana pendukung lainnya. Program ini digadanggadang menjadi pionir dalam pembangunan perbatasan. Dia mengaku perlu bekerja sama dengan TNI karena untuk membangun sendiri mengalami kesulitan, terutama dalam transportasi.

"Kalau beli semen dari Malaysia, kalau dari tempat kita dengan diangkut tradisional lebih mahal. Kalau TNI bisa didrop melalui pesawat pakai parasut," ucapnya kemarin. Kerja sama ini juga telah dikoordinasikan dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, selaku Ketua Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP). "Kita berharap semua kementerian bisa kerja sama bangun perbatasan.

Kita lakukan koordinasi.Selama ini jalan sendiri-sendiri," sebut dia. Pembangunan akan dimulai pada April 2012.Tiga landasan itu yakni Long Bawan di Kabupaten Nunukan dari 1500 meter menjadi 1600 meter dan lebar 30 meter,Long Ampung di Kabupaten Malinau dari 940 meter menjadi 1600 meter dan lebar 30 meter, dan Datah Dawai dari 850 meter menjadi 1600 meter dan lebar 30 meter.

KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, pihaknya selalu siap untuk diajak membuka daerah terisolasi. Termasuk untuk ikut mencari sumber air bersih bagi warga maupun prajurit di perbatasan. Menurut dia, dengan akses transportasi yang baik,perekonomian masyarakat akan bisa dikembangkan. "Jadikan masyarakat perbatasan bangga," sebut mantan Pangkostrad ini.

Bagi TNI, pembangunan perpanjangan landasan bandara akan memudahkan pesawat TNI untuk mendarat di wilayah perbatasan. "Selama ini kita bisa menerjunkan prajurit di wilayah perbatasan,namun tidak bisa menjemput. Ini disebabkan pesawat Hercules tidak bisa mendarat dengan landasan yang kurang panjang," tambah Pramono. 

Sumber : Sindo

PT.DI Serahkan Pesanan Terakhir Pesawat CN-235 MPA Korean National Guard

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menyerahkan pesawat CN-235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) keempat pesanan Korea Selatan. Serah terima dilakukan di hanggar PTDI Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jumat (9/3).

"Pesawat yang akan diserahkan besok adalah pesawat keempat pesanan Korea Selatan atau Korean Coast Guard, serah terimanya besok di hanggar CN-235," kata Kepala Bidang Humas PT Dirgantara Indonesia, Rokhendi di Bandung, Kamis (8/3).

Penyerahan pesawat versi militer tercanggih buatan PT Dirgantara Indonesia itu akan dilakukan oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsudin kepada pihak Korea Selatan. Pesawat itu akan langsung diterbangkan ke pangkalan Korean Coast Guard di Gimpo Korea Selatan oleh pilot PTDI Kapten Pilot Adi Budi Atmoko dan Co-Pilot wanita Esther G serta awak pesawat.

Pada 2011, PTDI juga telah menyerahkan pesawat kedua dan ketiga pesanan Korea Selatan itu yang dilakukan pada Mei dan Deember 2011. Sebelumnya Korea Selatan memesan empat pesawat intai maritim menengah itu pada 2008, dan yang akan diserahkan Jumat besok merupakan pesawat pesanan terakhir.

Korea Selatan sejak 1994 tercatat telah menggunakan dua skuadron pesawat CN-235 untuk memperkuat angkatan udaranya. Korea Selatan merupakan negara yang paling banyak membeli pesawat CN-235 buatan PTDI. Selain pesawat CN-235/MPA juga sebelumnya membeli pesawat angkut militer, sipil bahkan versi VIP dan VVIP.

Sementara itu spesifikasi khusus CN-235 MPA antara lain dilengkapi instrumen radar khusus, forward looking infra red (FLIR-penjejak berbasis infra merah tinjauan bawah), ESM, instrumen identification friend or foe (IFF-pengenal wahana kawan atau musuh), navigasi taktik, sistem komputer taktis, kamera pengintai udara, dan beberapa yang lain. Dua mesin CT7-9C yang masing-masing berkekuatan 1.750 daya kuda dipasang di kedua pilon mesin di bentang sayapnya.

Secara fisik, CN-235 MPA ini berukuran lebih panjang dan memiliki struktur lebih kuat ketimbang seri sipil CN-235. Di bagian hidung di bawah jendela kokpit, terdapat tonjolan berisikan berbagai instrumen khusus itu. Struktur pesawat terbang juga diperkuat karena operasionalisasi CN-235 MPA lebih dominan di wilayah maritim yang berpotensi korosif terhadap metal penyusun pesawat terbang itu.

Sumber : Republika