Pages

Kamis, Februari 23, 2012

KRI SIM-367 Laksanakan Boardex dengan BNS MADHUMATIP-911

LEBANON-(IDB) : KRI SIM – 367 melaksanakan latihan Boarding Exercise (Boardex) dengan kapal perang Bangladesh BNS MADHUMATI P-911. Serial latihan ini merupakan yang ketiga kalinya bagi KRI SIM-367.

Boardex adalah  latihan pemeriksaan dan penggeledahan di laut yang dilakukan oleh unsur MTF terhadap kapal-kapal yang termasuk dalam daftar mencurigakan (suspect),dimana pemeriksaan dan penggeledahan ini dilaksanakan secara kooperatif.

Pada latihan kali ini KRI SIM 367 disimulasikan sebagai kapal yang diperiksamemberikan data-data yang sesuaidenganexpected list yang dimilikiolehunsur MTF sehinggamenuntutuntukdilaksanakanpemeriksaan.

Pelaksanaan latihan diawali dengan prosedur hailing dimana BNS MADHUMATI P-911 selaku unsur MTFdi AMO memperoleh data yang mencurigakan terhadap kapal suspect kemudian menurunkan 1 tim boarding party dan 1 RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) lengkap dengan senjata ringan dan alat deteksi untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap ABK, muatan maupun dokumen kapal suspect. Latihan dinyatakan selesai setelah Tim Boardex  BNS MADHUMATI P-911 menemukan simulasi barang terlarang berupa serbuk yang diduga sebagai barang narkotika.

Selesai latihan Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-C/UNIFIL Letkol Laut (P) Agus Hariadi mengucapkan selamat kepada Dan Tim Boardex BNS MADHUMATI P-911 karena latihan ini berjalan baik, aman dan lancar sesuai dengan Standart Operation Procedure (SOP).

Sumber : Koarmatim

Peningkatan SYstem Pertahanan Sejalan Dengan Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai wajar kondisi perekonomian negara yang membaik akan memperkuat dan meningkatkan sistem pertahanannya sebagaimana dilakukan Indonesia.

"Selama 2010-2014, kita memang mendapatkan anggaran pertahanan dalam jumlah cukup besar yakni Rp150 triliun, dan Rp50 triliun untuk pembelian alutsista dalam negeri dalam kurun lima tahun," katanya di Semarang, Rabu.

Ia menjelaskan, pembelian alutsista yang diprogramkan dalam kurun waktu lima tahun itu memang untuk pembelian pada industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.

Setelah itu, kata dia, Rp32,5 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan seperti pembenahan tank-tank dan kapal tempur, sedangkan sisanya untuk pembelian alutsista baru untuk memperkuat persenjataan TNI.

Menurut dia, pembelian alutsista baru untuk memperkuat sistem pertahanan negara itu memang berimplikasi dari membaiknya perekonomian Indonesia yang baik, bahkan cadangan devisa cukup besar sekitar 140 miliar dolar AS.

Untuk pembelian alutsista baru, ia mengatakan, salah satunya memang berencana menganggarkan sekitar tiga triliun rupiah untuk pembelian tank berat atau "main battle tank" sebanyak 100 unit dari luar negeri.

"Kami tidak menyebut jenis Leopard, namun yang jelas ada anggaran tiga triliun rupiah untuk pembelian `main battle tank` sebanyak 100 unit. Sebab, yang kita miliki sekarang ini tank-tank kecil," katanya.

Namun, kata dia, pembelian alutsista buatan Jerman itu harus melalui sejumlah tahapan, termasuk persetujuan pemerintah dan parlemen kedua negara, terutama Belanda sebagai negara yang selama ini memakai tank itu.

"Masih dijajaki, terutama negara yang menggunakannya, seperti Belanda dan pabriknya di Jerman. Pembelian alutsista itu harus melalui persetujuan kedua negara, baik pemerintah dan DPR masing-masing," katanya.

Ia menjelaskan, saat ini rencana pembelian tank itu sudah masuk pembahasan parlemen Belanda, dan perlu diyakinkan bahwa persenjataan yang dibeli nantinya tidak untuk ekspansi, namun untuk pertahanan diri.

Ditanya jenis tank Leopard yang dinilai tidak sesuai topografis Indonesia, ia meyakinkan Indonesia membutuhkan tank berat untuk menunjang pertahanan, sebab yang dimiliki selama ini masih jenis tank ringan.

"Malaysia saja memiliki tank berat yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan. Meski berukuran besar, tank berat ini bisa melalui lokasi yang belum ada infrastrukturnya, termasuk sungai," katanya.

Tank berat tersebut, kata Purnomo, beratnya mencapai 40 ton, lebih besar dibandingkan dengan jenis tank ringan yang beratnya antara 15-20 ton, namun jenis tank itu bisa melalui sungai yang berkedalaman 4-5 meter.

Sumber : Antara

Lapan Luncurkan Satelit A2 Akhir Tahun Ini

Satelit Mikro Jenis Lapan-Tubsat
BOGOR-(IDB) : Setelah berhasil meluncurkan satelit mikro jenis Lapan-Tubsat pada 2007 lalu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berencana meluncurkan satelit jenis Lapan A2 di India akhir tahun ini.

Kepala Lapan Bambang Setiawan Tejakusuma mengungkapkan, keberhasilan mengorbitkan satelit Lapan-Tubsat memberi semangat bagi pengembangan satelit berikutnya di Indonesia. Dalam hal ini Lapan telah mengembangkan dua satelit, yakni Lapan A2 yang berorbit ekuatorial dan Lapan A3 berorbit polar. “Karena orbitnya yang ekuatorial, Lapan A2 akan melewati wilayah Indonesia 14 kali per hari.Peluncuran A2 dilakukan menggunakan roket India,”ujar Bambang di Bogor kemarin.


Bambang mengaku belum dapat menentukan kepastian tanggal peluncuran A2 karena menunggu India. Ini terkait dengan posisi satelit yang hanya sebagai penumpang di roket India yang lebih besar.Perkiraan peluncuran dilakukan pada akhir tahun. “Ditargetkan antara September hingga Desember 2012 meluncur ke orbit,” ujarnya. Satelit A2 merupakan satelit kedua bikinan Lapan yang akan diluncurkan ke orbit setelah satelit Lapan-Tubsat (A1) diluncurkan lima tahun lalu dan saat ini masih mengorbit. Satelit A2 membawa misi utama untuk melakukan observasi bumi dan alat komunikasi penanganan bencana.

Satelit ini dimuati video RGB camera surveilance,sistem deteksi kapal laut automatic identifiction system (AIS), dan alat komunikasi Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (Orari) untuk penanganan bencana. A2 juga bisa dipakai sebagai alat pertahanan negara. Bambang mengungkapkan, satelit Lapan-Tubsat yang diluncurkan pada 10 Januari 2007 dari Sriharikota, India, merupakan keberhasilan bagi bangsa Indonesia. “Indonesia patut berbangga karena satelit pertama buatan anak bangsa ini sudah lima tahun mengorbit. Banyak satelit mikro sejenis Lapan-Tubsat hanya mampu bertahan mengorbit di angkasa selama dua tahun,” paparnya.

Menurut Bambang, satelit eksperimen berukuran kecil dengan bobot 57 kg itu mampu mengorbit di ketinggian 650 km.“Satelit ini berorbit polar atau mengelilingi bumi dengan melewati kutub dan melintasi wilayah Indonesia sebanyak dua kali per hari,”jelasnya. Satelit Lapan-Tubsatini telah menghasilkan berbagai video pemantauan bencana seperti gunung meletus, pemantauan kebakaran hutan, dan pemantauan permukaan bumi. “Keberhasilan ini merupakan bukti keandalan para peneliti dan perekayasa Lapan,” imbuhnya.

Ketua Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia Indradi mengaku bangga dan mengapresiasi program Lapan yang akan kembali meluncurkan satelit andalannya untuk kepentingan bangsa. Sebab, selama ini Indonesia masih bergantung pada negara luar untuk pengambilan video dan foto dari angkasa.

“Kami mendukung sekali upaya Lapan dalam mengembangkan sejumlah satelitnya. Ini merupakan lokomotif untuk menyatukan semua kemampuan yang dibutuhkan bangsa semisal pertanian, kehutanan, penataan ruang, mitigasi bencana,dan banyak lagi manfaatnya,”jelasnya.

Sumber : Sindo

AL Inggris Beli Kapal Tanker Militer Dari Korsel

LONDON-(IDB) : Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) memutuskan membeli empat kapal tanker militer dari perusahaan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) asal negeri ginseng, Korea Selatan. Demikian diumumkan Kementerian Pertahanan Inggris, Rabu (22/2/2012).

Harga empat kapal, yang masing-masing berbobot 37.000 ton, itu 452 juta poundsterling (Rp 6,4 triliun). Tanker yang dinamakan Military Afloat Reach and Sustainibility (MARS) itu diharapkan sudah mulai dioperasikan pada 2016 untuk menggantikan kapal-kapal tanker Royal Navy yang sudah berusia lebih dari 30 tahun.

Kapal-kapal buatan DSME ini memiliki panjang lebih dari 200 meter dan dilengkapi dek pendaratan helikopter. Tanker tersebut mampu melakukan pengisian bahan bakar satu kapal induk dan satu kapal perusak secara simultan sambil mengirim bahan bakar bagi kapal-kapal lain menggunakan helikopter.

Pompa kapal tanker tersebut mampu mengisi penuh dua kolam renang ukuran olimpiade dengan bahan bakar dalam waktu satu jam.
”Kapal-kapal itu juga didesain untuk bisa selalu di-upgrade guna menyesuaikan perkembangan teknologi yang artinya mereka dirancang dengan pikiran jauh ke depan,” ungkap Komodor Bill Walworth, komandan Royal Fleet Auxiliary atau armada kapal-kapal suplai militer Inggris.

Keputusan menghadiahkan kontrak tersebut kepada sebuah perusahaan asing memicu keprihatinan terkait industri pertahanan dalam negeri Inggris, terutama di saat sedang gencar-gencarnya pemangkasan anggaran pertahanan.

”Ini kabar buruk yang lain lagi bagi industri (pertahanan) Inggris. Pertama, kami kalah dengan Perancis dalam (kontrak penjualan) jet tempur dan kini kami kalah dengan Korea Selatan dalam kontrak pembelian dari AL kami sendiri,” tutur Jim Murphy, juru bicara bidang pertahanan untuk Partai Buruh yang menjadi oposisi.  

Sumber : Kompas

Modernisasi Arsenal Nuklir Rusia Sudah Dimulai

MOSCOW-(IDB) : Janji Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin untuk memodernisasi total kekuatan nuklir strategisnya sudah dimulai dari sekarang.

Secara bertahap, rudal-rudal balistik antarbenua (ICBM) Rusia mulai digantikan dengan generasi terbaru sehingga pada 2020 sekitar 97 persen arsenal nuklir Rusia sudah menggunakan rudal paling baru.

Demikian dijelaskan Komandan Pasukan Rudal Strategis (SMF) Rusia Letnan Jenderal Sergei Karakayev, di Moskwa, Selasa (22/2/2012), dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Menurut Karakayev, saat ini baru 30 persen arsenal nuklir Rusia yang telah menggunakan ICBM generasi terbaru, yakni rudal Topol-M (SS-27 Sickle B), dan RS-24 Yars (SS-29). ”Kami berharap komposisi ini akan meningkat menjadi 60 persen pada 2016 dan 97 persen pada 2020,” tutur Karakayev.

Saat ini tiga divisi rudal strategis Rusia sudah dilengkapi dengan rudal-rudal baru, dua di antaranya akan selesai melakukan proses penggantian pada 2012 ini. Hari Selasa kemarin, Divisi Rudal Tatischevo dekat Saratov di Rusia barat daya mulai mengoperasikan resimen keenam sistem rudal Topol-M yang diluncurkan dari silo bawah tanah.

Baik Putin maupun Medvedev mengatakan, langkah Rusia meningkatkan kemampuan rudal strategisnya adalah reaksi terhadap rencana AS dan NATO menggelar sistem perisai rudal di Eropa yang oleh Rusia dianggap sebagai ancaman langsung.

Rudal Topol-M memiliki jarak tembak hingga 11.000 kilometer dan diyakini kebal terhadap semua sistem pertahanan antirudal balistik yang sudah atau direncanakan akan digelar AS. Selain mampu melakukan manuver pengelakan terhadap rudal pencegat, Topol-M juga membawa peluru sasaran umpan untuk mengalihkan arah rudal pencegat.

Rudal ini juga dilengkapi tameng antiradiasi, kebal terhadap serangan pulsa kejut elektromagnetik, ledakan nuklir, dan tembakan laser. Pada 2020, SMF Rusia diharapkan sudah mengoperasikan 170 unit Topol-M, baik yang diluncurkan dari silo maupun dari mobil peluncur; 30 unit rudal SS-19; dan 108 unit rudal RS-24, yang tersebar di sembilan divisi rudal strategis.

Untuk meningkatkan respons terhadap perisai rudal Eropa NATO, Rusia juga dikabarkan akan memodernisasi dua lapangan terbang di Kaliningrad, wilayah enklaf Rusia yang terletak di antara dua anggota NATO di kawasan Baltik, yakni Polandia dan Lituania.

Satu lapangan terbang di Chkalovsk akan ditingkatkan kemampuan landasan pacunya sehingga panjangnya akan menjadi 3.500 meter, sementara satu lapangan terbang era Uni Soviet yang sudah ditelantarkan di Baltic Spit akan direvitalisasi menjadi pangkalan pesawat amfibi untuk keperluan pengintaian dan SAR. 

Sumber : Kompas