Pages

Jumat, Februari 17, 2012

Kapal Mistral Rusia Dilengkapi Persenjataan Dalam Negeri

MOSCOW-(IDB) : Kapal-kapal serbu amfibi kelas Mistral, yang dibeli Rusia dari Perancis, akan dilengkapi persenjataan buatan Rusia dengan kekuatan lebih besar daripada versi aslinya. Kapal-kapal itu nanti akan ditempatkan di Armada Utara dan Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia.

Demikian diungkapkan Kepala Staf AL Rusia Laksamana Vladimir Vysotsky di Moskwa, Kamis (16/2/2012). ”Persenjataan utama yang akan dipasang pada kapal-kapal itu adalah persenjataan buatan Rusia sendiri,” tutur Vysotsky sambil menambahkan kapal itu nantinya akan memiliki persenjataan yang lebih baik daripada versi aslinya yang digunakan AL Perancis.

Kapal yang juga berfungsi sebagai kapal induk helikopter itu aslinya dilengkapi dua sistem rudal Simbad yang menembakkan rudal-rudal Mistral dan empat senapan mesin Browning M2-HB 12,7mm. Perlengkapan itu dianggap tidak mencukupi bahkan untuk sekadar mempertahankan diri.

Vysotsky mengatakan, empat kapal Mistral Rusia nantinya akan dipersenjatai rudal-rudal yang dilengkapi ”hulu ledak rancangan Rusia yang spesial” tanpa memberi penjelasan lebih lanjut rudal macam apa yang akan dipasang.

Rusia menandatangani kontrak pembelian dua kapal kelas Mistral ini pada Juni 2011. Dengan nilai kontrak total 1,2 miliar dollar AS, pembelian itu mencakup kesepakatan transfer teknologi sensitif dari Perancis ke Rusia. Dua kapal lagi akan menyusul dan dibangun di Rusia dengan komposisi 80 persen komponennya dibuat di Rusia dan hanya 20 persen sisanya dibuat di Perancis.

Ini adalah untuk pertama kalinya Rusia membeli kapal perang dari negara anggota NATO, bekas musuhnya pada era Perang Dingin. Kapal yang mampu membawa 16 helikopter, empat perahu pendarat, 70 kendaraan lapis baja, dan 450 prajurit ini akan mulai dioperasikan AL Rusia tiga tahun mendatang.

Sumber : Kompas

TNI AL Kembali Akan Diperkuat 37 Tank BMP-3F

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali akan mendatangkan tank amfibi BMP-3F untuk marinir dari Rusia sebanyak 37 unit pada program pengadaan 2012.

Tank-tank tersebut ditargetkan sudah bisa dikirim ke Tanah Air secara bertahap mulai tahun ini.Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengungkapkan, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) tank amfibi tersebut merupakan bagian dari strategi TNI Angkatan Laut berkaitan dengan konsep kekuatan pokok minimum.“Juga berkaitan dengan pengembangan divisi marinir kita di Sorong,” ungkap Untung di Jakarta kemarin.


Penambahan divisi marinir menjadi tiga divisi (dua divisi sekarang di Surabaya dan Jakarta) tersebut harus diikuti dengan penambahan alutsista. Sejauh ini marinir telah memakai tank BMP-3F sejak Desember 2010 sejumlah 17 unit.Tank ini merupakan tank terberat yang dimiliki militer Indonesia, bahkan mengalahkan milik TNI Angkatan Darat. Terkait nilai kontrak 37 unit BMP-3F, Untung mengaku belum bisa menyampaikan ke publik.

“Sejauh ini baru jumlah yang bisa disampaikan,” ucapnya. Saat ini, TNI AL sudah dilengkapi sejumlah alutsista andalan. Di antaranya BTR (Bronetransporter) - 50 P panser amfibi buatan Rusia, PT – 76, dan BVP-2 yang didatangkan dari Slovakia, serta LVT (landing vehicle track) - 7A1 buatan Amerika Serikat tahun 1985 yang merupakan hibah dari Korps Marinir Korea Selatan pada 2009.

Menurut dia, tank-tank tersebut kemungkinan sudah bisa mulai diboyong ke Tanah Air tahun ini. “Untuk datangnya bertahap, saya kira tahun ini sudah mulai karena untuk tank tidak serumit kalau kita pesan kapal selam maupun kapal perang permukaan,”ungkapnya. Menurut Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno, jumlah tank BMP-3F nanti diharapkan bisa menjadi 54 unit.

Tanktank tersebut akan ditempatkan di wilayah barat dan timur Indonesia. Anggota Komisi I DPR Helmy Fauzi mengatakan,rencana tersebut masih sebatas penjajakan dan belum sampai pada penandatanganan kontrak. “Tapi, penjajakan ini perlu. Kondisi geografis kita yang berupa kepulauan memang memerlukan ada penguatan angkatan laut, termasuk marinir,” ucapnya.

Menurut politikus PDIP ini, marinir membutuhkan tank amfibi karena yang dimiliki sekarang sudah uzur.“Jika TNI Angkatan Darat saja butuh 100 MBT, harusnya marinir lebih dari itu sehingga bisa mendukung operasi yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk nanti di Sorong,”paparnya. Meski memerlukan tank amfibi, Helmy mewanti-wanti agar dalam pembeliannya tidak tergesa-gesa,tapi harus tetap memperhatikan beberapa aspek penting.

Di antaranya diversifikasi alutsista.“Jangan sampai kita terpaku pada negara tertentu sehingga bisa membatasi penggunaan alutsista itu,”kata dia. Selain itu, keterlibatan industri pertahanan dalam negeri juga penting untuk dipertimbangkan. Apalagi, selama ini industri dalam negeri seperti PT PAL memiliki kemampuan dalam pengembangan alutsista TNI Angkatan Laut, termasuk dalam meretrofit tank amfibi milik marinir.

Untuk pembayaran,Helmy menekankan agar pemerintah sebisa mungkin menghindari kredit ekspor karena jatuhnya biaya yang harus dibayar menjadi membengkak akibat bunga kredit. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, hingga saat ini pemerintah masih memiliki sisa kredit negara (state credit) sebesar USD800 juta dari total USD1 miliar yang ditawarkan pemerintah Rusia. Sisa yang cukup besar itu disebabkan pemerintah tidak jadi membeli kapal selam dari negara tersebut.

Sumber : Sindo

ABK KRI SIM -367 Menerima United Nations Medal Parade

LEBANON-(IDB) : Setelah melaksanakan penugasan selama 4 (empat) bulan lebih sebagai Pasukan pemelihara perdamaian (Peacekeeping) dibawah komando MTF UNIFIL seluruh prajurit Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-C/UNIFIL mendapatkan penganugerahan penghargaan United Nations (UN) Medal yang disematkan langsung oleh MTF Commander RADM Luiz Henrique Caroli kepada Komandan KRI SIM 367  Letkol Laut (P) Agus Hariadi selaku Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-C/UNIFIL sebagai perwakilan dan pada kesempatan yang sama juga diberikan kepada Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Bambang Irwanto.

United Nations Medal Parade merupakan upacara penganugerahan medali dari Dewan keamanan PBB kepada para Peacekeeper yang memenuhi syarat penugasan peacekeeping dan berkontribusi dalam tugas penegakan dan pemeliharaan perdamaian sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.

Dalam amanatnya RADM Luiz Henrique Caroli menyampaikan apresiasi dan perhargaan yang tinggi atas partisipasi ABK KRI SIM 367 dalam upaya memelihara perdamaian di Lebanon.Sejak bergabung dengan UNIFIL MTF tanggal 1 Oktober 2011. KRI SIM 367 secara aktif memberikan kontribusi positif mulai dari pelaksanaan MIO, patroli rutin,latihan bersama dengan LAF Navy maupundengan unsur-unsur MTF lainnya diAMO.Pada akhir sambutannya MTF Commander mengharapkan kepada Pemerintah Indonesia secara kontinyu melalui Angkatan Laut Indonesia untuk selalu berpatisipasi pada misi  perdamaian guna menjaga stabilitas keamanan di Lebanon.

Berikut kutipan amanat MTF Commander “...I wish to thank the Goverment of Indonesia for assigning KRI SULTAN ISKANDAR MUDA to UNIFIL. MTF is looking forward to continuing working with Indonesian Navy to help keeping the peace and stability in Lebanon.”

Acara tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI H.E Dimas Samodra Roem, Komandan Satgas FHQSU, Wadan Sector East, Komandan SEMPU, Staff Officer dari UNIFIL  MTF dan segenap undangan dari kalangan pejabat UNIFIL maupun  masyarakat setempat.

Sumber : Koarmatim

Koarmatim Jalin Kerjasama Patroli Laut Dengan RAN

SURABAYA-(IDB) : Kondisi geografis Indonesia sebagian besar wilayahnya adalah lautan, hal itu membutuhkan pengawasan dan penjagaan perairan Indonesia lebih ketat, apalagi perairan yang berbatasan dengan negara-negara tetangga. Untuk pengawasan perairan yang berbatasan dengan negara tetangga diperlukan koordinasi dan kerja sama secara bilateral maupun multilateral. 

Salah satu kerja sama tersebut dilakukan antara Indonesia dengan Australia melalui Latihan Bersama Angkatan Laut kedua negara dengan sandi Cassoary Exercise (Cassuex) tahun 2012, yang dilakukan oleh jajaran TNI AL  yang berada di Koarmatim dengan Royal Australia Navy (RAN).

Kegiatan Latma Australia Indonesia (Ausindo) tahun 2012 ini masih dibahas secara intensif dalam rapat perencanaan / Initial Planing Coference (IPC) dan Final Planing Conference (FPC) di gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Komado dan Latihan (Kolat) Koarmatim Ujung Surabaya, selama tiga hari mulai tanggal 14-16 Februari 2012.

Delegasi dari angkatan laut kedua negara membahas rencana Latma Ausindo dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Harjo Susmoro yang menjabat sebagai Perwira Bantuan (Paban) V Staf Operasi Angakatan Laut (Sopsal) Mabesal Jakarta. Sedangkan dari pihak Royal Australian Navy (RAN) mengirimkan tiga orang perwiranya yang dipimpin oleh Atase Pertahan (Athan) Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizil. Dalam rapat perencanaan tersebut Captain Katja Bizil didampingi Lieutenant Commander Corby dari penerbang RAN dan SQ NLDR Murray dari Royal Air Force (RAF).

Materi latihan terus dibahas dalam rapat tersebut guna menyamakan persepsi antara delegasi mengenai rencana operasi tersebut, baik dalam hal teknik dan taktik manuver dilapangan nantinya. Rencananya Latma Ausindo 2012 akan melibatkan 2 unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di Jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim  yaitu KRI Kakap-811 dan Tongkol-813. Sedangkan dari pihak Australia akan mengerahkan beberapa kapal perang dan pesawat intai maritim. Daerah latihan meliputi perairan disekitar perbatasan Indonesia dan Australia serta dilaksanakan pada pertengan tahun 2012 selama kurang lebih 2 pekan.

Dalam manuver lapangan (manlap) nantinya unsur kapal perang kedua negara akan melaksanakan beberapa latihan diantaranya Manuvra Taktis (Mantak), Flash Exercise (Flasex), dan beberapa latihan operasi penanggulangan aksi kejahatan dan terorisme di laut melalui Maritime Interdiction Operation (MIO) antara tim Boarding Search And Seizure (VBSS) dari masing-masing kapal perang. Latihan ini memilki fungsi yang strategis dalam menjalin kesepahaman  operasional penindakan setiap pelanggaran garis batas laut kedua negara dan menjalin komunikasi dan kordinasi yang baik.

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL dan menjalin kerjasama saling menguntungkan antar Angkatan Laut kedua negara dengan dasar saling menghargai dan menghormati sesama negara yang berdaulat. Untuk menjalin persahabat yang lebih erat, Athan Australia untuk Indonesia melaksanakan kunjungan kerja (Courtesy Call) ke Koarmatim yang diterima Kepala Staf Armatim Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo di Mako Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (16/02). Kunjungan kerja tersebut membicarakan tentang beberapa hal diantaranya mengenai rencana latihan bersama Ausindo tahun 2012.

Sumber : Koarmatim

Wamenhan Indonesia Terima Kunjungan Dubes Slovakia

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (16/2) menerima Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Stefan Rozkopal di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. 

Maksud kunjungan Dubes Slovakia ini adalah membahas peluang kerjasama di bidang pertahanan, khususnya industri peralatan militer serta pendidikan dan pelatihan personel yang dapat dilaksanakan oleh kementerian pertahanan kedua negara. 

Dubes Slovakia ini menyampaikan bahwa di negaranya memiliki salah satu training center yang terbaik di negara-negara anggota NATO. Saat menerima Dubes Slovakia, Wamenhan didampingi Ses Dirjen Strahan, Brigjen TNI I Wayan Midhio dan Ses Baranahan Kemhan, Laksma TNI Ir. Antonius Djonie Gallaran, M.M.

Sumber : DMC

Bank Mandiri Berkomitmen Biayai KCR Project

BATAM-(IDB) : PT Bank Mandiri Tbk berkomitmen membiayai pembangunan kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) buatan PT Palindo Marine yang ketiga senilai Rp75 miliar.

Senior Vice President Regional Commercial Sales 1 Group Bank Mandiri, Aquarius Rudianto di Batam, Kamis, mengatakan sejauh ini Bank Mandiri Tbk sudah memberi pinjaman untuk sumber pembiayaan dua kapal yang sudah dibuat oleh PT Palindo.

"Kapal tersebut yakni KRI Clurit dan KRI Kujang dan juga satu kapal lagi yang tengah dibangun di Kawasan Industri Tanjunguncang yang akan selesai pada November 2012,"ujarnya.

Menurutnya Bank Mandiri berkomitmen mendukung pembiayaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI termasuk ketiga kapal yang dibuat di Batam.

Ia mengatakan, dalam pembangunan KCR-40 ketiga tersebut, Bank Mandiri menanggung pembiayaan sekitar 60 persen dari total biaya proyek.

"Selain pembangunan yang di Batam, kami juga siap mendukung pembiayaan untuk alutsista yang lain," kata dia.
KCR pertama KRI Clurit 641
Pengadaan alutsista TNI sebelumnya menggunakan skema kredit ekspor. Skema ini kemudian diubah menjadi pinjaman dalam negeri menggunakan mata uang rupiah murni.

Tujuannya, untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam pembiayaan pengadaan alutsista TNI.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan Bank Mandiri ingin terus meningkatkan peran aktif dalam pengembangan teknologi alutsista untuk menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional.

"Kami bangga dapat turut serta dalam membangun kapal cepat rudal berteknologi tinggi yang murni dibuat oleh Bangsa Indonesia. Bank Mandiri berharap dapat terus memberikan kontribusi positif dalam pengembangan alutsista nasional," kata Zulkifli Zaini.

Bank Mandiri telah berkomitmen untuk mendukung pembiayaan alutsista sejak 2007 namun menunggu ketentuan prinsip di regulasi perbankan, karena pembiayaan alutsista bersifat peminjaman dalam negeri sehingga memiliki sifat yang berbeda dengan kredit lainnya.

Dua KCR masing-masing KRI Clurit 641 dan Kujang 642 telah diresmikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Batuampar, Batam pada 25 April 2011 dan pagi ini (Kamis).

Dua kapal yang dibangun oleh PT Palindo Marine Industry, Tanjunguncang tersebut memiliki panjang 44 meter ini mampu melaju hingga kecepatan 30 knot yang sepenuhnya dikerjakan putra-putri Indonesia.

Sebagian besar material kapal perang tersebut pun di produksi di dalam negeri sehingga peluncuran kapal KCR-40 berbahan baja-alumunium ini ikut menandai sejarah baru industri perkapalan di Indonesia .

KRI tersebut dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam kaliber 30mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali 2 set Rudal C-705.

Bagian lambung KCR 40 terbuat dari baja khusus yang bernama High Tensile Steel. Baja ini diperoleh dari PT.Krakatau Steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senapan mesin caliber 20mm di anjungan kapal.

Sumber : Atara

Akan Dibangun Sebanyak 14 KCR 40-60m Sampai Renstra 2014

BATAM-(IDB) : Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menargetkan pembangunan 14 Kapal Cepat Rudal di berbagai daerah untuk menunjang pengamanan perairan Indonesia yang akan selesai pada 2014.

"Hingga 2014 kami merencanakan pembangunan 14 Kapal Cepat Rudal (KCR) ukuran 40-60 meter untuk penunjang pengamanan perairan Indonesia," kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro setelah meresmikan KRC Kujang di Batam, Kamis.

Menteri mengatakan upaya tersebut sebagai langkah pembangunan strategis yang nantinya tidak terbatas pada pengembangan KCR saja, namun juga pada industri strategis lainnya.

"Pembangunan kapal merupakan langkah awal, nanti pembangunan strategis di daerah juga akan mengembangkan industri untuk kekuatan udara dan darat," kata dia.

Pada dasarnya, kata Menteri, selain membangun industri dalam negeri hal tersebut juga membangun kekuatan TNI.

"Pembangunan 14 kapal tersebut baru tahap awal. Kami telah menyiapkan rencana strategis pertahanan hingga tahun 2024 dengan target 44 kapal cepat," kata Menteri.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan Indonesia setidaknya membutuhkan 44 KCR hingga 2024 untuk mengamankan seluruh wilayah laut NKRI dari gangguan-gangguan.

"Setidaknya dibutuhkan 44 kapal hingga tahun 2024 mendatang untuk keperluan penegakan hukum di laut, termasuk pengamanan terhadap pencurian terhadap kekayaan alam Indonesia, dan mencegah penyelundupan," kata dia.

Secara umum, kata dia, seluruh satuan TNI telah memiliki rencana pengembangan pertahanan masing-masing sebagai upaya peningkatan kekuatan.

"Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara telah memiliki blueprint pertahanan untuk membangun kekuatan. Pembangunan akan dilakukan bertahap," kata dia.

Ia mengatakan, salah satu rencana tersebut ialah penggantian utama sistem persenjataan (alustsista) yang sudah uzur dengan alat-alat baru yang akan dibangun, sementara alutsista yang masih bisa digunakan akan terus ditingkatkan kemampuannya.

Sumber : Antara

PT. DI Bangun 2 Hanggar Untuk Perawatan Airbus

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan memperkuat bisnis bidang perawatan dan perbaikan pesawat bagi para maskapai. Dalam dua tahun mendatang, PTDI berencana membangun dua hanggar baru dengan total nilai investasi Rp 16 miliar.

Direktur Utama PTDI, Budi Santoso melihat di bidang penerbangan, bisnis perawatan dan perbaikan pesawat menjadi salah satu fokus perusahaan saat ini. "Kami akan fokus pada perawatan pesawat Airbus A320," papar Budi, Kamis (16/2).


Pembangunan hanggar akan berlokasi di Bandung secara bertahap. Satu unit hanggar akan dibangun pada tahun ini, sedangkan satu unit lagi pada tahun 2013. Kapasitas satu unit hanggar disiapkan agar bisa menampung 2 unit Airbus A320. Dana investasi yang dibutuhkan satu unit hanggar menurutnya mencapai Rp 8 miliar.


Hanggar yang akan dibangun akan menyatu dengan perawatan engineering dan mesin pesawat yang dimiliki PTDI. Saat ini, PTDI baru memiliki satu unit hanggar di Bandung dengan kapasitas 2 unit Airbus A320.


Selain fokus pada bisnis perawatan pesawat, Budi mengatakan PTDI juga akan memproduksi komponen pesawat untuk produsen besar seperti Airbus.


Di sisi lain, PTDI juga terus memproduksi dan mengembangkan pesawat sendiri. Menurutnya perusahaan memfokuskan pada pembuatan pesawat dengan kapasitas penumpang di bawah 100 orang. Produksi juga bisa dilakukan dengan menggandeng produsen lain seperti Airbus Military untuk memproduksi C212, CN235 dan CN295.


PTDI baru saja mendapatkan pesanan sebanyak 29 unit pesawat yang penanda tangannya dilakukan di ajang Singapore Airshow 2012. Pesanan pesawat itu terdiri dari 20 unit pesawat N219 dan 9 unit pesawat C295.


Pesanan pesawat N219 yang mampu menampung 19 penumpang itu dilakukan oleh maskapai nasional PT Nusantara Buana Air. Sedangkan pesanan C295 dengan kapasitas 70 penumpang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan RI. Harga satu unit pesawat N219 mencapai US$ 4,5 juta dan harga C295 lebih dari US$ 30 juta.


Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi (IUBT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan pesanan pesawat dari PTDI yang dilakukan di Singapore Airshow 2012 sangat tepat karena disaksikan pelaku industri penerbangan dari seluruh dunia. Acara penandatanganan kontrak juga disaksikan oleh Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN.
 
"Permintaan pesawat kecil sangat tinggi untuk menghubungkan antar pulau atau penerbangan jarak pendek," kata Budi Darmadi.

Sumber : Kontan

Ekspor Senjata Rusia Capai Rekor 13,2 Miliar Dolar

MOSCOW-(IDB) : Rusia membuat rekor ekspor senjata dengan nilai 13,2 miliar dolar AS (10,1 miliar euro) tahun lalu meskipun kehilangan klien Arab dan menghadapi kompetisi China yang semakin ketat, kata seorang pejabat tinggi Kamis.

Seperempat penjualan senjata Rusia mengalir ke India dan 15 persen ke Aljazair, dengan Vietnam mencapai 10 persen dari pembelian, kata Kepala Layanan Federal untuk Kerja sama Teknik Militer Mikhail Dmitriyev seperti dikutip oleh Vedomosti.

"Rencana kerja sama teknik militer Rusia untuk tahun 2012 berada pada nilai 13,5 miliar dolar AS," kata harian Gazeta Nezavisimaya mengutip pernyataan Dmitriyev seperti dilansir AFP.

Rusia mengekspor senjata senilai 10,4 milyar dolar AS pada 2010, di tempat kedua di belakang Amerika Serikat.

Para pejabat pertahanan sebelumnya mengatakan, mereka diperkirakan akan kehilangan sekitar empat miliar dolar AS pada pendapatan dari kontrak senjata yang ditinggalkan Libya setelah jatuhnya rezim Muamar Gaddafi dan dukungan ragu Moskow untuk oposisi.

Dmitriyev mengatakan, Rusia mengompensasi kerugian dari dunia Arabnya dengan melanjutkan penjualan ke negara-negara Eropa seperti Jerman dan Republik Ceko, dan mencomot pelanggan di Amerika Latin dan Asia Tenggara.

Sumber : Antara

Australia Berencana Bantu Perlengkapan Laboratorium Kobangdikal

SURABAYA-(IDB) : Pemerintah Australia berencana memberikan bantuan fasilitas dan perlengkapan laboratorium bahasa kepada Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).

Rencana pemberian bantuan itu disampaikan Atase Angkatan Laut Australia, Kolonel Katja Bizilj CSC, saat bertemu Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI Sadiman di lobi Gedung Ki Hadjar Dewantara, Bumimoro, Surabaya, Kamis.

Mengutip siaran pers dari Bagian Penerangan Kobangdikal, Kolonel Katja Bizilj, mengatakan bahwa bantuan fasilitas itu merupakan berupa peralatan standar untuk menunjang kegiatan belajar di laboratorium bahasa.

"Kobangdikal tinggal menyiapkan ruang untuk laboratorium bahasa, dan kami akan mengisi laboratoriun tersebut dengan peralatan dan fasilitas sebuah laboratorium bahasa modern," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa Angkatan Laut Australia sedang menjalankan program "The New Australian Navy" ini bertujuan meningkatkan profesionalisme personel dan modernisasi peralatan.

Usai melakukan pertemuan, Katja yang didampingi stafnya Kapten Couper meninjau langsung tempat yang rencananya dijadikan laboratorium bahasa di Pusat Pendidikan Bantuan Administrasi.

Sumber : Antara