Pages

Rabu, Februari 15, 2012

Lockheed Martin Teams with PT CMI Teknologi For Indonesia National Air Space Surveillance Program

SINGAPURA-(IDB) : Lockheed Martin [NYSE: LMT] signed a teaming agreement with Indonesian technology firm PT CMI Teknologi to improve airspace surveillance, safety, and management over the Indonesian Archipelago in support of the government’s defense revitalization initiative.
 
During a signing ceremony at the Singapore Air Show, company representatives agreed to jointly pursue the National Airspace Surveillance – Republic of Indonesia (NASRI) program with the intent to produce more than 40 new TPS-77 and FPS-117 long-range surveillance radars in-country.

“CMI’s strong background in microwave electronics makes them an ideal partner for the manufacture and long-term support of these radar systems in Indonesia,” said James Gribbon, Asia Pacific regional president for Lockheed Martin. “By integrating new sensors with Indonesia’s command and control system, the NASRI network will greatly enhance air sovereignty and surveillance over the country’s more than 17,000 islands, spanning a distance wider than the United States.”

Data feeds from the network will also enhance civilian air traffic control, including commercial air traffic management, which is currently handled by radars in nearby Singapore.

“Lockheed Martin has delivered more than 170 long-range surveillance radars around the world, all of which are still in continuous operation today,” said Rahardjo Pratjihno, CMI president.  “Our company and our country’s defense industry will both benefit from this trusting co-production relationship for the NASRI program.”

PT CMI Teknologi of Bandung, Indonesia, is a small, privately-owned technology company specializing in microwave design and manufacturing. The company currently holds contracts for the development and support of Indonesian military radar systems.

Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 123,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation's net sales for 2011 were $46.5 billion.

Source : LockheedMartin

Russia Repeats Offer To Indonesia To Become a Space Nation

JAKARTA-(IDB) : Russia has again urged the Indonesian government to conclude a much-delayed agreement on a milestone satellite station project, offering the idea of Indonesia becoming a “prestigious space nation”.

Russian Ambassador to Indonesia Alexander A. Ivanov reiterated on Tuesday his country’s keen interest in the project to develop a satellite launch station on the Indonesian island of Biak, which is situated off the northern coast of Papua and 3,200 kilometers northeast of Jakarta.

The plan was first made public in 2006, but no agreement has so far been concluded to pave the way for its implementation.

“To tell you frankly, the draft agreement is almost ready with the exception of one article. It is on missile technology immunity,” Ivanov told a media briefing in Jakarta, adding that the Biak project would utilize technology possessed only by Russia that had not been used anywhere else in the world.

He said Indonesia was still troubled by the article, but Russia kept pushing for it given that Indonesia was not a member of the Missile Technology Control Regime; an informal and voluntary partnership between 34 countries to prevent the proliferation of missile and unmanned aerial vehicle technology capable of carrying a 500-kg payload at least 300 km.

Ivanov said Russia, as a member of the regime, had “international obligations” on the safeguards.

Contacted separately, Indonesian Foreign Ministry spokesman Michael Tene refused to discuss why the Indonesian government still objected to the contentious clause, citing only “technical issues” behind the prolonged negotiations over the Biak project.

“As the negotiations are still ongoing, I cannot add anything more,” Michael told The Jakarta Post.

Ivanov explained that the Biak station would be an air-launch station, meaning satellites would be launched from a “mothership” aircraft instead of from the ground.

He said this was more “ecologically friendly”, adding that ground-based launches usually caused pollution on the ground and in the air.

“If this project is implemented, Indonesia will become a space nation. Indonesia will have the opportunity to launch commercial satellites from all over the world, especially countries situated in the Asia-Pacific region.”

Ivanov refused to share what was in the project for Russia, but added that it would be very “beneficial” and “prestigious” to Indonesia.

He added Biak was chosen due to its proximity to the equator, reducing the cost of satellite launches.

“The cost of launching is eight times cheaper in comparison to launching satellites, for example, from territories in Kazakhstan or Russia.”

Ivanov also reiterated on Tuesday Russia’s interest in boosting its trade and investment partnerships with Indonesia.

He said a delegation of about 40 representatives from major Russian private companies would visit Indonesia at the end of the month to seek business opportunities in Southeast Asia’s largest economy.

They include representatives from the space technology, oil and gas, railway and agriculture sectors, Ivanov said.

Source : JakartaPost

Menhan RI Saksikan Penandatanganan Kontrak Pembelian 9 Pesawat C-295

SINGAPURA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro  bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan sejumlah anggota Komisi I DPR-RI, Rabu (15/2), menyaksikan penandatanganan kontrak pembelian sembilan pesawat militer C-295 senilai US$ 325 juta, yang didalamnya juga mencakup penyediaan suku cadang dan pelatihan dengan skema pembayaran menggunakan Kredit Ekspor (KE). 

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan President and CEO Airbus Military pada acara Singapore Air Show dan selanjutnya pesawat akan dinamakan CN 295 oleh pihak Indonesia. Pesawat CN 295 selanjutnya akan dioperasikan oleh TNI AU dalam berbagai penugasan antara lain untuk kepentingan militer, logistik, kemanusiaan maupun misi evakuasi medis, dan pengiriman pertama diperkirakan mulai tahun 2012 sampai pada semester kedua tahun 2014.
 
Menurut Menhan, moment ini sangat membanggakan khususnya bagi industri kedirgantaraan Indonesia. Mengingat, pesawat C-295 memiliki kemampuan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan militer Indonesia saat ini dan di masa mendatang serta kebutuhan kepentingan kemanusiaan. Sedangkan dalam hal pembiayaan, juga sangat efisien dan partisipasi penuh dari industri penerbangan dalam negeri  dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang berkemampuan tinggi sekaligus transfer teknologi.

Sementara itu Dirut PT DI Dr Budi Santoso menjelaskan, kontrak ini dibangun atas dasar hubungan kerjasama yang baik yang telah ada antara Airbus Military dengan Industri Penerbangan Indonesia. Kerja sama ini akan memberikan kemampuan yang tepat bagi Indonesia di masa mendatang dan memberikan kesempatan kepada PT DI untuk menumbuhkan bisnis industri penerbangannya sebagai penyedia tingkat pertama. 

Hal ini akan menempatkan PT DI di peta industri penerbangan global dan memberi kesempatan kepada industri penerbangan Indonesia untuk mengembangkan kemampuan tenaga kerja. Sedangkan President and CEO dari Airbus Military Domingo Urena Raso, Airbus Military merasa bangga dengan Kementerian Pertahanan RI yang telah memilih C-295 sebagai salah satu armadanya dan berharap kerjasama dengan PT DI ini dapat terus berlanjut.

Generasi terbaru C-295 adalah pesawat yang ideal untuk pertahanan dan misi-misi kemanusiaan, patroli perairan termasuk operasi pengawasan wilayah. Selain itu, pesawat ukuran menengah taktis ini, juga memiliki kemampuan yang fleksibel bagi kebutuhan personel, pasukan, angkutan alat berat, evakuasi medis, tugas-tugas komunikasi serta logistik.

Di sisi lain, pesawat C-295 juga dapat dikonfigurasikan dalam versi khusus yang dipersenjatai sekaligus untuk kepentingan pengawasan daratan, SAR, patroli perairan, anti kapal selam atau peringatan dini udara.

“Secara global, pesawat ini memiliki kemampuan ganda, yakni sebagai pesawat untuk kepentingan militer maupun kepentingan kemanusiaan dan tentunya kita mendapatkan keuntungan Transfer of Technology”, tegas Menhan.

Sumber : DMC

Prajurit Yon 465 Paskhas Laksanakan Jungar

PONTIANAK-(IDB) : Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio, Selasa (14/2) melaksanakan latihan terjun payung penyegaran (Jungar) tempur di run way Lanud Supadio, Pontianak yang diikuti sebanyak 226 prajurit Batalyon 465 Paskhas.

Danlanud Supadio Kolonel Pnb Kustono, S.Sos dalam arahannya mengatakan setiap prajurit paskhas yang mengikuti latihan terjun payung penyegaran ini agar selalu memperhatikan keselamatan diri maupun perlengkapan perorangan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Disisi lain, latihan terjun ini juga untuk meningkatkan kesiapan prajurit paskhas dalam menghadapi tugas-tugas operasional dalam bidang matra udara.

Sedangkan Komandan Batalyon (Danyon) 465 Paskhas, Letkol Psk Rana Nugraha, S.E. yang memimpin langsung latihan terjun penyegaran tersebut menyampaikan bahwa, dalam pelaksanaannya latihan terjun payung penyegaran (Jungar) tersebut menggunakan pesawat C-130 Hercules dengan tiga kali sortie, sortie pertama terdiri dari 2 run, sortie kedua berjumlah 2 run, dan sortie ketiga 2 run sedangkan ketinggian penerjunan mencapai 1.200 feet untuk terjun statistik dan 5000 feet untuk terjun free fall.

”Latihan Ini merupakan kelanjutan dari latihan yang telah dilaksanakan oleh Batalyon 465 Paskhas. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seluruh prajurit Paskhas dalam hal terjun tempur sehingga akan tercapai kesiapan operasional yang tinggi,” jelas Danyon 465 Paskhas.

Lanjut Danyon Paskhas, mengharapkan dengan adanya latihan ini diharapkan agar kesiapan operasional seluruh prajurit Batalyon 465 Paskhas dapat meningkat. ”Seluruh prajurit mampu mencapai titik pendaratan yang telah ditentukan dengan aman dan selamat. Mereka juga terampil melaksanakan prosedur penerjunan tempur yang benar serta mampu meningkatkan rasa percaya diri dalam melaksanakan penerjunan, ”jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Danyon, setiap prajurit paskhas harus mampu memelihara profesionalisme sehingga dapat siap siaga apabila ada ancaman yang datang. Untuk itu diperlukan kesiapan operasi satuan yang tinggi, dan kondisi ini dapat tercapai apabila dilakukan latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut pada seluruh prajurit.

Sumber : TNI AU

DPR Setuju Pembelian Tank Leopard, Tapi Dengan 3 Syarat

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR menyatakan tidak menolak niat pemerintah untuk melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) jenis tank. Namun, khusus untuk pengadaan tank jenis Leopard dari Belanda,Komisi I DPR mengajukan syarat tiga klausul.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, Komisi I DPR kemungkinan besar tidak akan menyetujui anggaran untuk pembelian tank Leopard bekas dari Belanda jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI tidak bisa memenuhi klausul utama tersebut. Klausul itu adalah secara teknisIndonesiamembutuhkan tank jenis tempur berat itu dan ada jaminan tidak akan ada embargo pemeliharaan dan suku cadang di masa mendatang.


Klausul selanjutnya, ada alih teknologi (transfer of technology) dalam pembelian tank Leopard tersebut.“Jika memang Mabes TNI tetap meminta Leopard bekas itu,Komisi I DPR harus diyakinkan secara teknis dan politis. Jika hal itu tidak dipenuhi oleh tim negosiasi Mabes TNI, lebih baik membeli yang baru kendati jumlahnya menjadi separuhnya,”ungkap Mahfudz di Jakarta kemarin.


Mahfudz menduga,Kemenhan dan Mabes TNI akan matimatian berusaha untuk melancarkan rencana pembelian tank Leopard itu,termasuk melancarkan klausul yang diinginkan Komisi I DPR. Langkah ini dilakukan agar tidak ada benturan di kemudian hari. Karena itu,Kemenhan dan TNI harus menjajaki semuanya. “Semua klausul tersebut harus dipenuhi mengingat belanja alutsista setiap tahun selalu menelan anggaran negara yang besar,”tandasnya.


Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddinmengaku, tawaran tank Leopard sebenarnya bukan hanya dari Pemerintah Belanda, melainkan juga dari pemerintah Jerman. “Tawaran Belanda adalah tank bekas yang jika jadi dibeli oleh Indonesia akan di upgrade kemampuannya,” ungkap Sjafrie. Sedangkan Leopard yang ditawarkan Jerman, ujarnya, adalah refurbishment. Artinya bukan tank bekas yang akan dibeli sebab Leopard asal Jerman ini sudah ditingkatkan lebih dulu kemampuannya.

Sumber : Sindo

Sekitar 80 Negara Ikuti Singapore Airshow 2012

SINGAPURA-(IDB) : Singapore Air Show (SAS) yang akan dibuka 14 Febuari hingga 19 Febuari 2012 merupakan pameran kedirgantaraan yang terbesar diselenggarakan tahun ini.
 
Rencananya menurut pihak penyelenggara  yang dilansir  Harian The Straist Times  dalam ajang kegiatan pameran kali ini akan diikuti sekitar 216 peserta dan 80 negara,

Enam puluh lima pesawat akan ditampilkan dalam area 100.000 meter persegi di luar ruangan, termasuk pesawat militer, pesawat penumpang mewah dan jet bisnis.

Singapore Air Show merupakan kegiatan yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali, merupakan pameran kedirgantaraan terbesar ketiga di dunia setelah Paris Le Bourget dan Inggris Farnborough.

Menurut direktur pelaksana SAS 2012 , Jimmy Lau, yang membedakan pameran ini dengan pameran kedirgantaraan lainnya, pesertanya lebih banyak datang dari kawasan Asia Pasifik.

"Respon terhadap acara cukup besar, meskipun ketidakpastian ekonomi saat ini dan berita buruk dari Eropa," katanya.

Tahun 2010 sekitar 250 delegasi dari lebih dari 70 negara mengikuti kegiatan Singapore Air Show yang digelar dalam ruang tertutup di Pusat Pameran Changi.

Tahun ini peserta yang akan menjadi bintang antara kaib termasuk Boeing 787 Dreamliner, G 280 Gulfstream dan Hawker 900 XP.

Tahun ini juga ada 22 paviliun nasional, termasuk dari Amerika Serikat, Jerman dan Jepang.

Lau mengatakan Singapore Airshow berencana akan bermitra dengan Cina untuk pameran yang bakal digelar tahun 2014 . Tujuannya adalah untuk membawa sebuah paviliun nasional Cina ke Airshow dalam dua tahun.

Dalam ajang pamer ini diharapkan akan ada transaksi 10 miliar dolar Amerika. Lau optimis acara yang digelar minggu ini akan mendekati angka itu, atau bahkan melampaui itu.

Acara ini akan berlangsung dari Senin hingga Minggu. Pertama empat hari dibuka untuk kalangan pebisnis , sedang dua hari terakhir akan dibuka untuk umum.
.
Lau mengatakan sekitar 70.000 tiket untuk telah terjual, sekitar 100.000 pengunjung diharapkan di akhir pekan jumlah ini.

Jadual pameran pesawat yang akan melakukan atraksi mulai dilakukan tanggal 14 Febuari dimulai dari oukul 12.30 hingga 1.30 Waktu Singapura ( Satu jam lebih awal dari WIB), 15 Febuari -17 Febuari (11.00 -12.00 ), 18 Febuari -19 Febuari (12.00 – 3.30)

Sumber : TribunNews


Garuda Ambil Bagian Di Singapore Airshow

SINGAPURA-(IDB) : PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia akan mengikuti pameran kedirgantaraan dan dunia penerbangan Singapore Airshow 2012, 14-19 Februari 2012. Sebagai anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di jasa maintenance, repair, dan overhaul (MRO), keikutsertaan GMF memperkuat posisinya di kawasan Asia.

Selain Singapore Airshow, GMF juga aktif mengikuti pameran industri penerbangan Dubai Airshow yang digelar 2011. Dalam Singapore Airshow yang digelar tiap dua tahun ini, GMF akan menandatangani 12 kontrak kerjasama dengan beberapa maskapai.

Sejumlah maskapai yang memastikan bekerjasama dengan GMF antara lain Travira Air (Indonesia), Orix Aviation (Amerika Serikat), Avient (Zimbabwe), VietJet Air (Vietnam), HAK LAG Incorporation Air (Nigeria), Jet Airways (India), United Airways (Bangladesh), CIT Leasing Corporation (Amerika Serikat), Sriwijaya Air (Indonesia), dan NOK Air (Thailand).

Mayoritas kerjasama itu adalah untuk perawatan badan, mesin, dan komponen pesawat buatan Boeing, Airbus, dan McDonnell Douglas. Selain itu juga ada perawatan mesin CFM56-3 buatan General Electric.

Promosikan Indonesia

Keikutsertaan GMF di Singapore Airshow dinilai strategis mengingat di Singapura ada perusahaan MRO global SIAEC dan ST Aerospace. Posisi fasilitas perawatan GMF di Cengkareng bisa ditempuh sekitar satu jam perjalanan dari Singapura sehingga calon pelanggan bisa melihat fasilitas yang ditawarkan.

Menurut Corporate Communication GMF, Mohammad Aviv, keikutsertaan GMF di ajang ini sekaligus menjadi duta bangsa untuk turut mempromosikan Indonesia.

"Kita nanti akan tampilkan kemampuan yang kita miliki yang tak kalah dengan negara lain, tentunya kita tampilkan dengan nuansa khas Indonesia sebagai upaya untuk mempromosikan Indonesia juga," katanya.

Sumber : Kompas 

14 KRI Jajaran Koarmabar Gelar Glasgapur Tingkat III Terpadu Di Natuna

JAKARTA-(IDB) : Delapan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) diantaranya jenis Perusak Kawal tipe  Parscim dan jenis Angkut Tank  Froch  jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) diberangkatkan dalam rangka manuver lapangan pada  Latihan Gladi Tugas Tepur (Glagaspur) Tingkat III Terpadu tahun 2012   menuju  perairan Natuna dari dermaga Pondok Dayung Jakarta Utara, Selasa  (14/2).
 
Usai kegiatan embarkasi personel, kendaraan tempur dan  sejumlah pasukan Marinir yang terlibat dalam Latihan Gladi Tugas Tempur Tigkat III Terpadu  Koarmabar tahun  2012 tersebut,  unsur-unsur KRI  akan melaksanakan beberapa  manuver taktis mulai keluar alur pelabuhan  dan bergerak menuju  perairan Laut Jawa akan dilaksanakan  pentahapan latihan secara berlanjut.

Latihan Glasgaspur Tingkat III Terpadu dilaksanakan dengan melibatkan sejumlah kapal perang dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat meliputi Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Cepat, Satuan Kapal Amfibi, Satuan Kapal Ranjau  dan Satuan Kapal Patroli. Selain itu  melibatkan satu KRI dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil)   dan sejumlah kendaran tempur dari Korps Marinir.

Kegiatan manuver lapangan sejak mulai tolak dari pangkalan Jakarta, unsur-unsur yang terlibat dalam Latihan Glagaspur Tingkat III  Terpadu akan mengikuti beberapa serial latihan  dalam rangka kesiapan tempur, profesionalisme prajurit dan meningkatkan kemampuan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) serta  kerja sama taktis antar unsur KRI.

Unsur-unsur yang terlibat dalam latihan Glasgaspur diantaranya KRI Yos Soedarso - 353, KRI Silas Papare – 386, KRI Wiratno - 379, KRI Sutedi Sena Putra - 378 dan KRI Teuku Umar – 385 dan KRI Pulau Rangsang-727

Sendangkan KRI yang direncanakan berangkat dari dermaga TNI Angkatan Laut di Mentigi Tanjung Uban  sejumlah tujuh kapal perang antara lain KRI Barakuda-633, KRI Siliman - 848 dan KRI Sigurot - 864 Serta dua kapal baru produksi dalam negeri ikut pula dilibatkan dalam latihan ini diantaranya KRI Banda Aceh - 593 dan KRI Clurit – 641.

Selain itu melibatkan Tim  Pasukan Katak dari  Detasemen Pasukan Katak Satuan Komando Pasukan Katak Koarmabar  dan sejumlah pasukan Marinir pengawak Tank PT 76 yang akan melaksanakan kegiatan latihan pendaratan dengan Docking dan Undocking  di KRI  jenis Landing Platform Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593 pada posisi sekitar dua sampai dengan tiga mil dari daratan salah satu pulau di Kepulauan  Natuna.

Sumber : Koarmabar

Armada U-2 AU AS Dipertahankan Sampai 2025

WASHINGTON DC-(IDB) : Angkatan Udara AS akan terus mengoperasikan pesawat mata-mata U-2 paling tidak sampai tahun 2025, atau sekitar 70 tahun sejak pesawat itu pertama kali dioperasikan.

Keputusan memperpanjang masa pakai U-2 ini merupakan bagian dari langkah penghematan anggaran pertahanan AS. Menurut AU AS, Senin (13/2/2012), kemampuan U-2 masih lebih unggul dibanding pesawat tak berawak Global Hawk yang sebelumnya dirancang untuk menggantikan U-2 mulai 2015.

Dua pesawat itu sama-sama berkemampuan terbang hingga ketinggian sangat tinggi di atas wilayah musuh untuk mengambil foto dan menyadap komunikasi lawan. Namun, sensor yang dimiliki U-2 berkualitas jauh lebih baik dibanding peralatan pengambil gambar Global Hawk.

Menurut Jenderal Larry Spencer dari AU AS, biaya untuk meningkatkan kemampuan Global Hawk menjadi setara U-2 akan terlalu besar sehingga Pentagon memutuskan untuk membatalkan pembelian 18 unit pesawat Global Hawk Block 30.

Pesawat mata-mata U-2 dirancang sejak era 1950-an dengan misi utama memata-matai arsenal rudal nuklir Uni Soviet. Seusai Perang Dingin, pesawat itu ternyata masih membawa banyak manfaat dalam perang di Irak dan Afganistan. 

Sumber : Kompas

Akrobatik Udara Sebagai Pembuka Singapore Airshow 2012

SINGAPURA-(IDB) : Pameran kedirgantaraan terbesar di Asia, Singapore Airshow 2012, resmi dibuka di Changi Exhibition Centre, Singapura, Selasa (14/2/2012).

Pameran menghadirkan perkembangan terkini di industri penerbangan dan teknologi mutakhir pertahanan terutama pertahanan udara.

Sekitar 900 peserta dari 50 negara tampil dalam pameran ini. Sebagian peserta merupakan produsen pesawat terbang maupun komponen pesawat. Sedangkan yang lain dari perusahaan penerbangan dan jasa terkait dunia penerbangan.

Sejumlah industri pertahanan juga memamerkan produk mereka baik pesawat tempur, persenjataan berat, maupun teknologi canggih pengintaian.

Pameran akan berlangsung hingga 19 Februari 2012. Untuk tanggal 14-17 Februari 2012 hanya diperuntukkan bagi para undangan dan pebisnis. Sedangkan di dua hari terakhir baru dibuka untuk umum.

Pukau pengunjung

Yang menarik perhatian pengunjung selama pameran adalah digelarnya akrobatik udara yang menampilkan penerbang-penerbang profesional. Pilot stunt aerobatic asal Australia, Tony Blair, menampilkan ketrampilannya dengan pesawat baling-baling tunggal jenis Rebel 300.

Selanjutnya tim aerobatik Royal Australia Air Force Roulette tampil dengan enam pesawat latih jenis Pilatus. Mereka adalah para penerbang instruktur dari Akademi Penerbangan Angkatan Udara Australia.

Selain aerobatik, sejumlah pabrikan pesawat juga mendemonstrasikan pesawat-pesawat terbaru mereka.

Sumber : Kompas

India Segera Uji Rudal Nuklir Antar Benua

NEW DELHI-(IDB) : India dilaporkan akan menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru, Agni-5, pada pekan kedua bulan Maret. Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir dan bisa menjangkau wilayah China.

Demikian dilaporkan harian Times of India, Selasa (14/2/2012). "Integrasi rudal Agni-5 sudah dimulai, satu di Hyderabad, dan satu lagi di Wheeler Island. Bulan Maret nanti kami akan meluncurkan ICBM ini," tutur Vijay Kumar Saraswat, Penasihat Sains Menteri Pertahanan India.

Rudal Agni-5 adalah generasi baru dari seri rudal balistik Agni yang memiliki jarak tembak dan presisi serangan yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Daya jangkau rudal ini diperkirakan mencapai 5.000 kilometer, yang berarti bisa menembak sasaran hingga di wilayah China utara.

Jika uji coba ini sukses, India akan menjadi negara keenam di dunia, setelah AS, Rusia, Inggris, Perancis, dan China, yang memiliki rudal semacam itu. Versi Agni sebelumnya hanya memiliki daya jangkau antara 700 sampai 3.500 km.

Tahun lalu India berhasil menguji coba Agni-4. Baik Agni-4 maupun Agni-5 diluncurkan dari sistem peluncur mobil. 

Sumber : Kompas

Wamenhan RI Terima Asisten Menlu AS Bidang Politik dan Militer

JAKARTA-(iDB) : Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Bidang Politik dan Militer  Andrew J. Shapiro, Senin (13/2) di kantor Kemhan, Jakarta.
 
Kunjungan ini dilaksanakan usai menghadiri acara penyerahan bantuan fasilitas barak untuk prajurit di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP), Sentul, Bogor, yang diberikan secara simbolis melalui peletakan batu pertama.

Dalam pertemuan  tersebut, dibicarakan berbagai hal terkait kerjasama komprehensif di bidang pertahanan antara kedua negara yang sudah berlangsung selama ini. Kedua negara ingin meningkatkan kerjasama tersebut dengan mencari peluang-peluang kerjasama di bidang pertahanan lainnya.

Terkait dengan bantuan dari Amerika Serikat berupa fasilitas barak untuk prajurit di PMPP, Wamenhan RI menyampaikan terimakasih dan apresiasi terhadap kontribusi dan dukungan tersebut yang tentunya sangat berarti  bagi Indonesia dalam mencapai tujuan meningkatkan kontribusi Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaiaan di seluruh dunia.

Turut mendampingi Wamenhan RI dalam kesempatan tersebut ,Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Kol. Dr Jan Pieter Ate M.Bus., Sementara itu Asisten Menlu Amerika Serikat Bidang Poliltik dan Militer didampingi Atase Pertahanan Amerika Serikat di Jakarta Col. Russel Bailey.

Sumber : DMC

Pakistan Buat UAV Sendiri

JAKARTA-(IDB) : Kepala Angkatan Udara Pakistan Marsekal Udara Rao Qamar Sulema Senin mengatakan negaranya kini sedang membuat pesawat mata-mata sendiri dan akan segera bisa menyiapkan pesawat tanpa pilot itu dilengkapi dengan teknologi rudal, kata media lokal.

Berbicara dengan wartawan di Pangkalan Shehbaz di provinsi selatan Sindh, ia mengatakan Pakistan kini sedang membuat kendaraan udara tak berawak (UAV drone) di Kompleks Kedirgantaraan Pakistan di Kota Kamra dekat Islamabad, kata TV Geo.

Ditanya apakah pesawat F-16 yang Pakistan baru-baru ini terima dari Amerika Serikat bisa menjatuhkan pesawat tak berawak Amerika, Suleman mengatakan bahwa Angkatan Udara Pakistan tidak menginginkan situasi seperti itu.

Insan pers dibawa ke Pangkalan Udara Shehbaz untuk secara resmi mengumumkan pangkalan udara kini di bawah kendali penuh Angkatan Udara Pakistan.

Amerika Serikat, yang menggunakan pangkalan udara untuk serangan pesawat tak berawak di Afghanistan dan mungkin di Pakistan, diperintahkan untuk mengosongkan pangkalan itu oleh Pakistan pasca serangan 26 November NATO terhadap pos-pos Pakistan, yang telah menewaskan 24 tentara.

Pemimpin Angkatan Udara mengatakan bahwa 14 F-16 bekas diberikan kepada Pakistan oleh Amerika Serikat secara gratis sementara 18 lainnya telah dibeli.

Panglima Militer Jenderal Ashfaq Parvez Kayani mengatakan pada kesempatan itu bahwa parlemen berhak untuk memutuskan dimulainya kembali pasokan NATO.

Dia mengatakan bahwa keputusan akhir tentang apakah pasokan untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan diizinkan melewati Pakistan untuk pasukan di Afghanistan akan dilakukan oleh Komite Keamanan Nasional Parlemen.

Panglima Angkatan Bersenjata mengatakan bahwa Pakistan dan Amerika Serikat bekerja sama mengenai operasi pertahanan dan para pejabat Pakistan memberi kepercayaan kapan daerah-daerah perbatasan akan diserang.

Berbicara tentang Dana Dukungan Koalisi, yang dibentuk oleh Kongres Amerika Serikat setelah 11 September 2001, adalah untuk mengganti biaya serangan-serangan sekutu dalam mendukung perang pimpinan AS terhadap kelompok garis keras, kata Jenderal Kayani.

Dia mengatakan bahwa Pakistan belum menerima 1,5 miliar dolar AS dari Amerika Serikat, demikian Xinhua dan OANA.

Sumber : Antara