JAKARTA-(IDB) : Kepala Angkatan Udara Pakistan Marsekal Udara Rao Qamar Sulema Senin mengatakan negaranya kini sedang membuat pesawat mata-mata sendiri dan akan segera bisa menyiapkan pesawat tanpa pilot itu dilengkapi dengan teknologi rudal, kata media lokal.
Berbicara dengan wartawan di Pangkalan Shehbaz di provinsi selatan Sindh, ia mengatakan Pakistan kini sedang membuat kendaraan udara tak berawak (UAV drone) di Kompleks Kedirgantaraan Pakistan di Kota Kamra dekat Islamabad, kata TV Geo.
Ditanya apakah pesawat F-16 yang Pakistan baru-baru ini terima dari Amerika Serikat bisa menjatuhkan pesawat tak berawak Amerika, Suleman mengatakan bahwa Angkatan Udara Pakistan tidak menginginkan situasi seperti itu.
Insan pers dibawa ke Pangkalan Udara Shehbaz untuk secara resmi mengumumkan pangkalan udara kini di bawah kendali penuh Angkatan Udara Pakistan.
Amerika Serikat, yang menggunakan pangkalan udara untuk serangan pesawat tak berawak di Afghanistan dan mungkin di Pakistan, diperintahkan untuk mengosongkan pangkalan itu oleh Pakistan pasca serangan 26 November NATO terhadap pos-pos Pakistan, yang telah menewaskan 24 tentara.
Pemimpin Angkatan Udara mengatakan bahwa 14 F-16 bekas diberikan kepada Pakistan oleh Amerika Serikat secara gratis sementara 18 lainnya telah dibeli.
Panglima Militer Jenderal Ashfaq Parvez Kayani mengatakan pada kesempatan itu bahwa parlemen berhak untuk memutuskan dimulainya kembali pasokan NATO.
Dia mengatakan bahwa keputusan akhir tentang apakah pasokan untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan diizinkan melewati Pakistan untuk pasukan di Afghanistan akan dilakukan oleh Komite Keamanan Nasional Parlemen.
Panglima Angkatan Bersenjata mengatakan bahwa Pakistan dan Amerika Serikat bekerja sama mengenai operasi pertahanan dan para pejabat Pakistan memberi kepercayaan kapan daerah-daerah perbatasan akan diserang.
Berbicara tentang Dana Dukungan Koalisi, yang dibentuk oleh Kongres Amerika Serikat setelah 11 September 2001, adalah untuk mengganti biaya serangan-serangan sekutu dalam mendukung perang pimpinan AS terhadap kelompok garis keras, kata Jenderal Kayani.
Dia mengatakan bahwa Pakistan belum menerima 1,5 miliar dolar AS dari Amerika Serikat, demikian Xinhua dan OANA.
Berbicara dengan wartawan di Pangkalan Shehbaz di provinsi selatan Sindh, ia mengatakan Pakistan kini sedang membuat kendaraan udara tak berawak (UAV drone) di Kompleks Kedirgantaraan Pakistan di Kota Kamra dekat Islamabad, kata TV Geo.
Ditanya apakah pesawat F-16 yang Pakistan baru-baru ini terima dari Amerika Serikat bisa menjatuhkan pesawat tak berawak Amerika, Suleman mengatakan bahwa Angkatan Udara Pakistan tidak menginginkan situasi seperti itu.
Insan pers dibawa ke Pangkalan Udara Shehbaz untuk secara resmi mengumumkan pangkalan udara kini di bawah kendali penuh Angkatan Udara Pakistan.
Amerika Serikat, yang menggunakan pangkalan udara untuk serangan pesawat tak berawak di Afghanistan dan mungkin di Pakistan, diperintahkan untuk mengosongkan pangkalan itu oleh Pakistan pasca serangan 26 November NATO terhadap pos-pos Pakistan, yang telah menewaskan 24 tentara.
Pemimpin Angkatan Udara mengatakan bahwa 14 F-16 bekas diberikan kepada Pakistan oleh Amerika Serikat secara gratis sementara 18 lainnya telah dibeli.
Panglima Militer Jenderal Ashfaq Parvez Kayani mengatakan pada kesempatan itu bahwa parlemen berhak untuk memutuskan dimulainya kembali pasokan NATO.
Dia mengatakan bahwa keputusan akhir tentang apakah pasokan untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan diizinkan melewati Pakistan untuk pasukan di Afghanistan akan dilakukan oleh Komite Keamanan Nasional Parlemen.
Panglima Angkatan Bersenjata mengatakan bahwa Pakistan dan Amerika Serikat bekerja sama mengenai operasi pertahanan dan para pejabat Pakistan memberi kepercayaan kapan daerah-daerah perbatasan akan diserang.
Berbicara tentang Dana Dukungan Koalisi, yang dibentuk oleh Kongres Amerika Serikat setelah 11 September 2001, adalah untuk mengganti biaya serangan-serangan sekutu dalam mendukung perang pimpinan AS terhadap kelompok garis keras, kata Jenderal Kayani.
Dia mengatakan bahwa Pakistan belum menerima 1,5 miliar dolar AS dari Amerika Serikat, demikian Xinhua dan OANA.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar