Pages

Senin, Februari 06, 2012

Peran Kohanudnas Menjadi Unsur Penting Menjaga Keutuhan NKRI

JAKARTA-(IDB) : Salah satu unsur penting didalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Negara Indonesia (NKRI) salah satunya terletak pada kiprah dan peran dari Kohanudnas. Hal tersebut lebih dikhususkan dalam memberikan perlindungan dan patroli udara serta pertahanan strategis mengawal yuridiksi wilayah udara nasional Indonesia.
 
Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro saat berbicara pada lokakarya dalam rangka HUT ke 50 Komando Pertahanan Udara Nasional (KOHANUDNAS), Senin (6/1) di Halim, Jakarta.

Sehubungan dengan hal tersebut, Menhan mengharapkan bahwa kamampuan Kohanudnas perlu terus ditingkatkan agar memiliki kemampuan pertahanan udara dengan efek tangkalnya.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, sejalan dengan itu pemerintah telah menetapkan kebijakan pertahanan udara yang disusun dalam cetak biru (Blue Print) untuk mewujudkan kekuatan pokok pertahanan.

Pada cetak biru tersebut secara bertahap kemampuan Kohanudnas akan ditingkatkan, dengan melengkapi alutsista dan peralatan yang diperlukan. Hingga tahun 2014 nanti Kohanudnas akan dilengkapi oleh 70 pesawat. Diantaranya sekitar 3 Skuadron penuh Ligth Fighter, Super Tucano, Shukoi dan Pesawat tempur F 16 setara Block 52.

Ditambahkan Menhan untuk lima tahun 2010-2014 sebagai renstra pertama pembangunan Kekuatan Pokok Minimum pertahanan, pemerintah akan mengucurkan dana sebesar 150 Triliun Rupiah. Salah satunya anggaran ini digunakan untuk mendukung belanja barang dan belanja modal alutsista TNI Angkatan Udara.

Selain modernisasi alutsista, menurut Menhan peningkatan kemampuan dan profesionalime unsur SDM dan Organisasi yang efektif juga harus terus ditingkatkan agar tidak tertinggal didalam perkembangan di bidang Revolution In Military Affairs. Karena sesuai dengan karakteristikanya kekuatan matra udara sangat dipengaruhi oleh perkembanganteknologi.

Sementara itu Panglima Kohanudnas, Marsda TNI J.F.P Sitompul mengatakan Kohanudnas memiliki tugas menyelenggarakan pertahanan terpadu atas wilayah udara nasional dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan menjaga keutuhan serta kepentingan dari NKRI.

Memasuki usia 50 tahun dengan sesuai kemampuan yang ada sekarang ini Kohanudnas terus berupaya secara maksimal dan terus menerus untuk tetap mewujudkan kedaulatan Negara diudara. Pangkohanudnas menekankan hal ini terbukti dengan adanya beberapa kejadian intersepsi, pengusiran, hingga pemaksaan mendarat kepada pesawat asing yang memasuki wilayah Negara tanpa ijin.

Diungkapkan Pangkohanudnas belajar dari sejarah di era 60 an dimana Kohanudnas pernah menjadi yang terkuat diwilayah bumi di bagian selatan. Kohanudnas juga mampu membawa wibawa Indonesia di tingkat regional maupun internasional.

Belajar dari pengalaman tersebut diharapkan menjadi starting point bagi Kohanudnas untuk menata organisasi, Alutsista, Doktrin dan Siskodal sehingga dimasa depan Kohanudnas mampu melaksanakan tugas dengan lebih optimal.

Lokakarya berlangsung selama dua hari dengan tema “ Strategi Pengembangan Kohanudnas Kedepan” mengundang beberapa pembicara seperti Wakil Ketua Komisi I DPR, T.B Hasanudin, Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Harryanto, Direktur SDM Universitas Pertahanan Marsma TNI, Suparman Djapri, dan Panglima Komando Sektor Hanudnas III, Marsma TNI Bonar Hutagaol.

Sumber : DMC

Jabatan Komandan Brigif-2 Marinir Diserahterimakan

JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Sturman Panjaitan memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Brigif-2 Marinir dari Kolonel Marinir Bambang Sutrisno kepada Kolonel Marinir Suhartono di Batalyon Infanteri-4 Marinir, Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (3/2)

Kolonel Marinir Suhartono sebelumnya menjabat Komandan Detasemen Jalamangkara (Dandenjaka), sedangkan Kolonel Marinir Bambang Sutrisno selanjutnya akan mengikuti Sesko TNI.

Dalam amanatnya Komandan Pasmar-2 menyampaikan, “serah terima jabatan merupakan dinamika dari sebuah organisasi dan bagian dari proses pembinaan personel yang bertujuan agar roda organisasi menjadi semakin baik, serah terima jabatan juga merupakan perlambang tumbuhnya semangat baru (New Spirit) yang tentunya akan disertai munculnya ide-ide segar yang dapat meningkatkan kinerja Korps Marinir ke depan. Selain itu serah terima jabatan juga memiliki dimensi yang sangat penting dan strategis dalam proses kaderisasi dan reorganisasi serta memberikan kesempatan kepada Perwira terpilih untuk menginplementasikan seni dan ilmunya dalam memimpin satuan. Oleh karena itu dalam setiap momentum serah terima jabatan diharapkan selalu adanya pemikiran yang kreatif, inovatif, rasional dan aplikatif untuk mendukung pelaksanaan tugas kedepan yang terus berkembang secara dinamis”, tegasnya.

Lebih lanjut Komandan Pasmar-2 mengatakan bahwa Brigif-2 Mar merupakan komando pelaksana Pasmar-2 yang bertugas membina kemampuan dan menyiapkan kekuatan tempur beserta unsur-unsurnya dalam melaksanakan operasi pendaratan amfibi, operasi pertahanan pangkalan TNI-AL, operasi pertahanan pantai di pulau-pulau strategis serta tugas-tugas operasi tempur laqinnya sesuai kebijakan komando atas. Melihat hal tersebut, Brigif-2 Mar mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berat dan kompleks dihadapkan pada kondisi perkembangan dan dinamika lingkungan strategis saat ini, oleh karenanya sangat dibutuhkan kerja keras, inovasi dan dedikasi yang tinggi dari semua unsur pengawak organisasi untuk dapat melaksanakan tugas, peran dan fungsi masing-masing secara optimal.

Di akhir amanatnya Danpasmar-2 berkesempatan menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kolonel Marinir Bambang Sutrisno atas dedikasi, loyalitas dan pengabdiannya selama menjabat sebagai Danbrigif-2 Mar, ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ibu Lila Ine Bambang Sutrisno khususnya dalam membina Jalasenasteri dan keluarga prajurit di jajaran Brigif-2 Mar.

Kemudian kepada Kolonel Marinir Suhartono, Danpasmar-2 mengucapkan selamat datang dan selamat atas jabatan yang baru sebagai Komandan Brigade Infanteri 2 Marinir. “Saya percaya dengan bekal pengalaman dan kemampuan yang telah saudara miliki sebelumnya, Kolonel akan mampu melaksanakan tugas yang akan diemban, pertahankan dan tingkatkan keberhailan yang telah dicapai selama ini, dan kepada Ibu Etta Elly Suhartono semoga ibu dapat mencurahkan waktu dan perhatian untuk membawa organisasi Jalasenasteri di jajaran Brigif-2 Mar dalam  meningkatkan kesejahteraan keluarga prajurit”, ujarnya.

Pada acara Sertijab ini juga dimeriahkan dengan demontrasi kemahiran dan kemampuan bela diri serta kolone senapan oleh prajurit-prajurit Pasmar-2.

Hadir dalam acara tersebut Para Asisten Kaspasmar-2, Dankolak/Satlak Pasmar-2, para pejabat teras dilingkungan Pasmar-2, serta para tamu undangan lainnya.

Sumber : TNI AL

TNI Ambil Bagian Dalam Latgab "Cobra Gold" 2012 Thailand

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia mengikuti latihan bersama dengan enam negara di Thailand dengan sandi "Cobra Gold" 2012, mulai 12 Januari hingga 19 Februari 2012.

Juru bicara TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menjawab ANTARA di Jakarta, Senin mengatakan dalam latihan bersama tahunan yang digagas Komando Armada AS Asia Pasifik (US Pasific Command/ USPACOM) 2012 itu , TNI mengirimkan 75 personelnya.

"TNI mengikuti dua materi latihan yakni bantuan kesehatan militer dan kemampuan kompi zeni. Fokus dari latihan bersama kali ini adalah meningkatkan kemitraan dan sinergitas antarsatuan dan antarmiliter tujuh negara yang tergabung dalam latihan itu," ungkap Laksamana Muda Iskandar Sitompul menambahkan.

Latihan bersama "Cobra Cold" ke-31 diikuti sekitar 10.000 ribu personel militer dari AS, Jepang, Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan Thailand. Latihan dilakukan dalam dua tahapan yakni geladi posko dan geladi lapang.

Dalam materi latihan bantuan kesehatan dan kemanusiaan Indonesia akan bergabung dengan militer Singapura, Korea Selatan, Malaysia dan Jepang. 

Sumber : Antara

Analisis : Mereka Mulai Menyadari

ANALISIS-(IDB) : Tiada hari tanpa belanja alutsista, mungkin itulah ungkapan gaya bahasa yang pantas didengungkan ke ruang publik karena memang selama setahun terakhir ini saja daftar belanja alutsista kita jelas terpampang di papan pengumuman semua media Indonesia baik baca, kaca dan maya.  Jelasnya  kita sedang menunggu kedatangan jet-jet tempur Sukhoi, F16, T-50 Golden Eagle dan pesawat jenis lain misal Super Tucano, Hercules, C295, UAV.  Kemudian Fregat, Kapal selam, Kapal cepat rudal, Kapal cepat trimaran, LST, Main Battle Tank, Panser, Rudal SAM, MLRS, Howitzer dan lain-lain.  Ada juga berbagai jenis helikopter misalnya Mi35, Mi17, Bell 412 Ep, Cougar, heli anti kapal selam.

Bangga, wow tentu saja.  Coba saja tanya pada seluruh rakyat bangsa ini melalui survey dan sampling atau metode lain, mayoritas kita akan mengatakan  setuju dan pantas.  Memang pantas dong, wong ini untuk eksistensi bangsa, untuk menjaga pagar halaman agar tidak diusik oleh “celeng” sebelah rumah sampai-sampai patok batas pun dikira umbi atau talas.  Pantas juga KSAD kita bilang lugas di rapat DPR beberapa waktu lalu :Lu cabut patok gua sikat !  kan jelas arahnya.  Atau statemen Menhan beberapa bulan lalu tentang tapal batas Tanjung Datu Kalbar: Kalau berani digeser kita serang.  Dua statemen keras ini tentu sudah membuat si “celeng” sebelah rumah berhitung ulang.
Barisan Tank Scorpion dalam Latgab TNI di Sangatta
Kita pun sudah bisa membayangkan dalam sebuah seremoni lima oktober tahun 2012 dan seterusnya akan ada bintang-bintang alutsista baru yang dipamerkan.  Seremoni birthday TNI tahun ini saja bintang yang bakalan muncul setidaknya Super Tucano, UAV, Sukhoi tambahan, adiknya Clurit, wajah baru Trimaran, BMP3 F tambahan, MBT, rudal SAM jarak menengah dan lain lain.  Lalu di seremoni 2013 muncul lagi bintang baru Golden Eagle, MLRS, LST, Fregat, Falcon upgrade, Sukhoi lagi, saudaranya Clurit yang lain.

Nah, bintang-bintang baru itu kalau mau diuji bersama paling layak dilakukan antara  awal sampai dengan pertengahan tahun 2014 melalui show of force latihan gabungan TNI berskala besar.  Dijamin pasti lebih spektakuler dengan gelar alutsista baru dalam jumlah besar karena pada saat itu kita sudah punya kuantitas dan kualitas alutsista yang bisa diandalkan.  Penambahan alutsista itu antara lain ada 80 tank amfibi BMP3F yang sangar itu, ada 100 MBT Leopard, ada tigapuluhan KCR termasuk 6 dari Clurit Class, ada 3 Fregat anyar bergabung dengan 6 Fregat eksisting, ada 3 Trimaran pakai rudal.  Kalau mau di list banyak banget yang sudah berdatangan, maklum lagi panen raya.  Kalau ini digabung dengan alutsista eksisting sudah pasti bernilai gahar. Nah uji kualitas tempurnya ada di latihan gabungan itu sehingga integrasi sistem pertempuran dengan beragam jenis alutsista tadi akan menggambarkan dahsyatnya suasana kebatinan dan nilai tempur yang dimiliki.  Efek getarnya banyak celeng berubah menjadi kambing atau remeh menjadi ramah.  Dan ini bagian dari kampanye militer untuk jangan menjual persoalan teritori yang sudah jelas dasar hukumnya kalau tidak ingin digebuk.

Dalam bingkai mikro penambahan alutsista TNI diniscayakan akan mampu meredam pelecehan teritori sekaligus penguat posisi bargaining diplomasi karena sejatinya kekuatan pengawal republik adalah untuk payung ini.  Dalam ruang yang lebih luas adalah untuk mengantisipasi dinamika kawasan Asia Tenggara yang sulit diprediksi dengan konflik Laut Cina Selatan. Kalau prajurit TNI diajak gelut fisik, adu endurance dan survival dengan prajurit negara lain kita yakin yang tampil sebagai pemenang adalah prajurit TNI karena disitu letak keunggulan hulubalang kita. Bahkan dalam berbagai kejuaraan adu tangkas menembak prajurit TNI selalu menempati posisi puncak, itu tak terbantahkan. Namun dalam upaya menguasai perkembangan teknologi pertempuran kita perlu meng update dan memodernisasi alutsista karena itu wajib hukumnya. Sekali anda melalaikan kewajiban ini maka prajurit TNI yang unggul kualitas personal itu akan menjadi pasukan gagah gemulai.
Konvoy Armada TNI AL pulang dari Latgab Sangatta
Perkuatan TNI sebenarnya adalah perkuatan pagar agar tak mudah dimasuki oleh maling atau rampok sumber daya.  Komparasinya sederhana, ada sebuah rumah besar dan kaya tapi pagarnya hanya pagar lapuk. Lalu datang rampok, menjarah menguras, dan si empunya rumah hanya mampu teriak tanpa mampu memberikan  perlawanan.  Si rampok tertawa terkekeh-kekeh, sembari bilang: Kasian deh lu.  Kalau kita lihat peta dunia atau google earth, negeri ini luar biasa strategisnya posisi geografisnya, kekayaan alamnya, rentang pantainya, jumlah penduduknya.  Lalu kalau bicara pagar halamannya, alamak, parah kali kawan, mirip seperti pemilik rumah mewah tadi, cuma bisa teriak tanpa melakukan perlawanan.

Nah sekarang pagar itu sedang dibenahi, diperkuat, dipergahar.  Di laut kekuatan armada ditambah menjadi 3 armada tempur dengan kekuatan minimal 274 KRI.  Pangkalan utama kekuatan armada ada di Tanjung Pinang, Makassar dan Sorong.  Jakarta dan Surabaya tetap menjadi pangkalan utama karena disana ada Kolinlamil untuk mobilisasi pasukan Marinir dan TNI AD. Kekuatan pasukan  Marinir ditambah 1 divisi sehingga menjadi 3 divisi.  Matra udara menambah skuadron tempur dan angkut seirama dengan kedatangan alutsista utama pesawat tempur dan angkut.  Satuan-satuan radar diperbanyak, pangkalan-pangkalan TNI AU diperkuat tidak saja dengan hanud titik (rudal jarak pendek) tetapi juga dengan hanud area ( rudal jarak menengah).  TNI AD tidak ketinggalan dengan menambah Heli tempur, Heli angkut, MBT, Panser, MLRS, Rudal, Roket, Howitzer. Kostrad ditambah menjadi 3 Divisi selain penambahan batalyon tempur Kodam di beberapa daerah perbatasan.

Perkuatan pengawal republik ini tidak lepas dari ruang pantau intelijen dan hankam negara tetangga, utamanya Malaysia, Singapura dan Australia.  Bahasa tubuh ketiga jiran ini menampakkan reaksi berbeda.  Australia misalnya memberikan warning terhadap peningkatan kekuatan TNI sebagai sebuah upaya menyetarakan keseimbangan kawasan seraya memberikan ruang perspektif untuk bekerja sama  lebih erat antar militer kedua negara.  Meskipun begitu aura kekhawatiran bangsa bule yang “nyasar” ke selatan Asia ini tetap bergema.  Ini ciri khas sekalgus arogansi Barat Anglo yang merasa tidak ingin harkatnya disaingi.
Pasukan Marinir dalam sebuah upacara militer
Sikap Singapura relatif lebih tenang dan diam. Negeri ini memang jarang mengumbar pernyataan reaksi terhadap perkembangan militer negara tetangganya.  Sikap diam ini mencerminkan kedewasaan emosional hankam mereka.  Singapura cenderung lebih suka tak pamer khawatir,  meski secara intelijen mereka sangat ingin tahu alutsista apa lagi yang akan dibeli oleh Indonesia.  Lalu bagaimana dengan Malaysia yang dalam Pameran LIMA akhir tahun silam tak jua jadi menambah arsenal udaranya meski sempat menggadang-gadang Typhoon. Komunitas militer yang banyak berdiskusi dengan jiran sebelah bisa membaca suasana hati mereka.  Sebelumnya ada semacam arogansi terhadap keunggulan alutsista yang mereka miliki terhadap RI.  Namun sejak negeri ini melakukan belanja alutsista secara besar-besaran, sikap itu sudah jauh berkurang dan bahkan berganti dengan sikap, menyadari bahwa negeri ini tak bisa disikapi dengan kesombongan militer.  

Inilah yang disebut efek gentar dan getar. Perkuatan alutsista TNI bukan dimaksudkan untuk ngajak gelut tetangga tetapi sebagai penguat dan penggentar agar jiran tak lagi remehkan teritori RI.  Kekuatan militer sejatinya adalah untuk menjaga nilai-nilai kesetaraan dalam hidup bertetangga, menjadi payung bargaining dalam langkah diplomasi untuk penyelesaian sengketa batas wilayah sekaligus menjadi kekuatan pukul terakhir demi eksistensi teritori yang diyakini benar.  Itulah kodrat eksistensi dan harga diri.  Sama seperti eksistensi diri kita sebagai pribadi yang bernama manusia, pada dasarnya suka dengan nilai-nilai kebenaran universal, kebersamaan, kesetaraan, saling menghargai dan menghormati.  Jika nilai-nilai ini dilanggar maka kodrat marah pun muncul dipermukaan wajah.  Sabar juga bagian dari kodrat tadi yang dianalogikan sebagai kekuatan bargaining menahan diri.  Nah kalau itu tak jua menemukan titik selesai, ya gelut saja demi eksistensi dan harga diri. Dan itu sah.
 
Sumber : Analisis

Keterlambatan JSF Project, AU AS Retrofit Armada F16 Untuk Tambah Masa Pakai

WASHINGTON DC-(IDB) : Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) berencana menganggarkan dana 2,8 miliar dollar AS (Rp 25,1 triliun) untuk memodernisasi armada pesawat tuanya. Hal itu dilakukan setelah produksi pesawat masa depan F-35 Lightning II terus tertunda-tunda.

USAF saat ini merencanakan meningkatkan kemampuan 350 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon untuk menjaga kondisinya agar layak operasional sambil menunggu F-35 memasuki skala produksi penuh.

"Masalah dengan F-35 adalah pesawat-pesawat tersebut tidak dikirim secepat rencana awal," ujar Jenderal Norton Schwartz, Kepala Staf Angkatan Udara AS, Jumat (3/2/2012).

Rencana modernisasi armada F-16 ini sedang disusun sebagai bagian dari pengajuan anggaran pertahanan untuk tahun fiskal 2013.

Pesawat yang dibuat dalam program Joint Strike Fighter (JSF) itu dirancang untuk mengganti seluruh armada pesawat tempur yang dioperasikan angkatan bersenjata AS saat ini. Varian F-35A, yang lepas landas dan mendarat dari lapangan terbang konvensional, dirancang untuk menggantikan F-16.

Namun, berbagai masalah teknis serius terus menghambat produksi pesawat tempur generasi kelima ini, dan ongkos produksinya pun terus membengkak.

Meski demikian, Menteri Angkatan Udara AS, Michael Donley, menegaskan, Pemerintah AS akan berkomitmen terhadap program JSF dan tetap akan memesan 2.443 unit pesawat ini seperti rencana semula.

Sebelumnya, sempat ada kekhawatiran beberapa negara mitra program JSF bahwa militer AS akan memangkas jumlah pesanannya, yang akan berdampak pada kenaikan harga satuan F-35.

"Ini adalah program yang harus dilakukan bagi angkatan bersenjata kami. Ini adalah masa depan kekuatan udara kami, tidak hanya bagi AU, AL, dan Korps Marinir, tetapi juga bagi 12 mitra internasional kami," tandas Donley.

Sebelumnya, militer AS berharap 423 unit pesawat ini sudah akan dikirim selama periode 2013-2017. Namun, dengan berbagai kendala yang terjadi, jumlah rencana pengiriman itu dipangkas menjadi hanya 244 pesawat.

Sumber : Kompas

KKIP Pegang Peran Central Dalam Revitalisasi Industri Pertahanan Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Untuk mendorong peningkatan produksi industri pertahanan dalam negeri melalui kebijakan yang makro, pemerintah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Komite dipimpin dan dibina oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan dibantu oleh sejumlah menteri teknis lainnya.
 
Salah satu yang menjadi tugas pokok yang di emban KKIP adalah membina industri pertahanan dalam negeri yang setelah tahun 1998 terjadi kebangkrutan akibat krisis. Selain itu membangun lagi industri pertahanan dengan mengutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Sejak digelarnya Sidang Pleno Perdana awal 2011 lalu hingga Sidang Pleno yang keempat (November 2011), KKIP telah menetapkan beberapa kebijakan strategis, diantaranya penetapan kriteria industri pertahanan. Selain itu KKIP juga menetapkan kebijakan dasar pengadaan alutsista, memverifikasi kemampuan industri pertahanan, revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP dan penunjukan langsung proses pengadaan Alutsista.

Sebagai tindak lanjut keputusan sidang keempat, telah dilaksanakan verifikasi kemampuan industri pertahanan kebeberapa Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) ataupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) oleh tim yang ditunjuk KKIP.

Adapun BUMNIP seperti PT. Dirgantara Indonesia (persero), PT. Pindad (Persero), dan PT. PAL (Persero). Sedangkan verifikasi kemampuan pada BUMS dilaksanakan di PT. Palindo Marine Shipyard, PT. Lundin Invest, PT. Citra Shipyard dan PT. Danar Abadi Shipyard.

Sepanjang perjalanan KKIP   Implementasi dari tugas KKIP telah merumuskan pengadaan tiga Kapal Selam dengan proses Transfer of Technology (ToT). Transfer teknologi kapal selam terbaru tersebut Pemerintah telah menggandeng negara produsen Korea

Proses transfer teknologi tiga kapal selam dengan Korea memiliki tiga manfaat yang didapat Pemerintah. Untuk kapal selam yang pertama diharapkan pemerintah dapat mengirimkan personil guna mempelajari dan  ikut  dalam pembangunan kapal selam. Kapal selam yang kedua, diharapkan tenaga ahli Indonesia sudah bekerjasama dengan ahli-ahli dari Korea untuk mengerjakan kelanjutan dari kapal pertama. Sedangkan yang ketiga, diharapkan pekerjaannya ada di Indonesia dan melibatkan SDM dari pihak-pihak terkait sebagai pekerjanya dan bukan disupervisi lagi oleh Korea.

Sebagai kelanjutan dari perumusan dan perencanaan pelaksanaan tugas dan kebijakan selanjutnya, KKIP berencana menggelar sidang pleno yang ke lima dengan agenda refleksi tahun 2011 dan prospek di tahun 2012.

Bersamaan dengan hal itu Pemerintah  melalui Kementerian Pertahanan tengah menyusun Daftar Inventaris Masalah (DIM) Rancangan Undang-Undang Industri Pertahanan untuk diusulkan ke Komisi I DPR.

Sumber : DMC

Tampilan, Kemampuan Dan Arsenal Tempur Serba Baru Sang Nanggala 402

SURABAYA-(IDB) : Setelah 24 bulan diperbaiki menyeluruh (overhaul and retrofit) di dermaga Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan, KRI Nanggala-402 kembali memperkuat armada TNI-AL, Senin.

Bedanya kali ini, sistem manajemen tempur dan operasi kapal selam kelas U-209/1300 itu diperbarui memakai sistem dari Norwegia.

Dari sisi luar Dermaga Madura, Markas Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL, kapal selam berkelir hitam itu muncul mengapung perlahan-lahan.

Sambutan kehadiran kembali KRI Nanggala-402 buatan Jerman itu diberikan Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, Panglima Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL, Laksamana Muda TNI Ade Sopandi, dan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, serta perwakilan dari Daewoo.

Setelah merapat dan ditambat di dermaga itu, upacara singkat kedatangan KRI Nanggala-402 dilakukan antara semua unsur pimpinan TNI-AL dan Komandan KRI Nanggala-402, Letnan Kolonel Pelaut Purwanto.

Menyinggung kehadiran kembali kapal dari Satuan Kapal Selam TNI-AL itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Haryanto, menyatakan, "Kita puas dengan kinerja Daewoo ini. Mereka pendatang baru di dunia perkapalselaman dunia namun bisa membuktikan janji dan komitmennya."

Sistem baru KRI Nanggala-402 diterapkan dari teknologi manajemen tempur dan operasi dari Norwegia. Teknologi digital itu memungkinkan komandan kapal mengambil keputusan secara lebih cepat, efisien, dan tepat atas posisi dan kedudukan kapal terhadap sasaran yang dituju. 

Sebelum memakai teknologi dari Norwegia itu, KRI Nanggala-402 sebagaimana "kembarannya" KRI Cakra-401 memakai teknologi Sinbad dari Belanda yang bekerja secara manual.

Kebolehan sistem baru itu juga diujicobakan selama pelalayaran pulang dari Korea Selatan menuju perairan Indonesia sejak 21 Januari lalu dan tiba di perairan Selat Madura pada Senin pagi.

Contoh kebolehan itu --dalam operasi tempur sebenarnya-- kapal bisa meluncurkan empat torpedo secara salvo pada selang waktu sangat rapat. Kapal selam sepanjang 59 meter itu sendiri memiliki delapan tabung peluncur torpedo pada ujung haluan utamanya.

Sumber : Antara 


Nanggala Mampu Menyelam Selama 52 Hari  

SURABAYA-(IDB) : Setelah diperbaiki total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korsel selama 2 tahun, KRI Nanggala kini sudah menjelma menjadi sebuah Kapal Selam Modern.

Kapal bernomor lambung 402 ini dilengkap dengan Torpedo yang mampu mengejar kebisingan. Kapal ini juga bisa dilengkap oleh beberapa misil seperti Exocet, Harpoon dsb. Tak hanya itu dengan kekuatan sonar baru yang bisa kapal ini mampu mendeteksi kapal perang musuh hingga 40 kilometer dengan catatan laut dalam kondisi clear atau jernih. KRI Nanggala diawaki oleh 48 awak, dalam kondisi 100 persen Nanggala bisa berada didalam air hingga 52 hari.

Kolonel (P) Tunggul Suropati, mantan Komandan Satgas Overhoul KRI Nanggala mengungkapkan kapal ini memliki kemampuan menyelam yang cukup baik. " Dalam uji coba kami bisa turun hingga 257 meter didalam laut, dalam keadaan terpaksa maksimal 300 meter " ujarnya.

Kapal selam ini sendiri mampu melaksakan tugas penyusupan, peperangan atas air dan bawah air, penyebaran ranjau terbatas. dan emergensi VIP.
KSAL dan sejumlah pejabat yang menyambut kehadiran kapal selam RI ini menyempatkan diri meninjau bagian dalam kapal.

Kembalinya kapal selam tipe U-209/1300 buatan Jerman pada 1981 itu, memantapkan kekuatan TNI AL dan bergabung dengan satu kapal selam lainnya KRI Cakra-401. Seperti halnya KRI Nanggala, kapal selam KRI Cakra juga sudah lebih dulu menjalani "overhoul" di galangan yang sama di Korsel pada 2004-2006.

Perbaikan total yang dijalani KRI Nanggala meliputi, struktur kapal, lapisan baja, sistem navigasi, dan persenjataan bawah air serta sonar berteknologi terkini.

Kapal selam tersebut berbobot mati 1.395 ton, berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter dengan mesin diesel elektrik yang mampu melaju hingga kecepatan 25 knot di dalam air. 

Sumber : SCTV

KSAL : Minimal 6, Idealnya 12 Kapal Selam Yang Harus Dimiliki Indonesia

SURABAYA-(IDB) : Luas laut Indonesia sekitar lima juta kilometer persegi dengan tiga alur laut kepulauan Indonesia yang terbuka untuk kepentingan pelayaran damai. Kini Indonesia memiliki 155 kapal perang berbagai tipe dan jenis dan khusus untuk kapal selam, diperlukan minimal enam unit dalam status siap operasi tempur.

"Begini, kekuatan minimal kita itu enam. Dengan perhitungan dua kapal selam disiagakan bertugas, dua siaga operasi, dan dua lagi servis berkala," kata Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, Senin, seusai menyambut kehadiran kembali KRI Nanggala-402 dari pelayaran 17 hari selepas perbaikan menyeluruh di Korea Selatan.

Kapal selam tipe U-209/1300 buatan Jerman pada 1981 itu diperbaiki menyeluruh di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering di Okpo, Korea Selatan, sejak dua tahun lalu. Kini kapal selam itu semakin berotot dan makin awas semua "panca indera"-nya setelah banyak sistemnya diperbarui memakai teknologi terkini di kelasnya.

Salah satunya adalah teknologi sistem manajemen tempur dan operasi secara digital dari Norwegia menggantikan sistem Sinbad buatan Belanda hasil teknologi dasawarsa '80-an. Kapal selam berkelir hitam ini sudah mampu meluncurkan empat torpedo sekaligus secara salvo dalam tempo sangat rapat adalah salah satu bentuk kemampuan yang ditingkatkan itu.
 
Pemimpin pelayaran pulang KRI Nanggala-402 itu adalah Letnan Kolonel Pelaut Purwanto, didampingi belasan perwira dan belasan bintara serta tamtamanya. Masih ada dalam pelayaran itu beberapa teknisi kunci dari pihak Daewoo untuk mengawasi kinerja instrumen-instrumen dan program komputer yang diadopsi.

Dengan begitu, TNI-AL kini memiliki dua kapal selam siap operasi tempur dan misi khusus lain, yaitu KRI Nanggala -402 dan KRI Cakra-401 dari kelas yang sama dan tergabung dalam Satuan Kapal Selam Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL.

Menyinggung keperluan ideal kapal selam Indonesia, Soeparno yang didampingi Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menyatakan, "Yang ideal, Indonesia memiliki 12 kapal selam seperti waktu dasawarsa '60-an itu."

Jika tiada halangan, tiga tahun ke depan Indonesia akan menambah lagi kekuatan flotila kapal selammnya menjadi lima secara keseluruhan. Ada wacana pangkalan kapal selam ini akan ditempatkan di lokasi baru di Indonesia bagian tengah.

Komisi I DPR, kata Siddiq, menghendaki pemerintah menambah anggaran belanda arsenal militer nasional hingga angka Rp78 triliun dari sekitar Rp1.300 triliun APBN tahun depan. "Kerugian negara akibat ketidakmampuan kita menjaga wilayah maritim bangsa ini sebanyak Rp40 triliun memakai data pada 2007. Kini angka itu bisa bertambah lagi," katanya. 

Sumber : Antara

KRI Nanggala 402 Tiba Di Dermaga Koarmatim Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyambut kedatangan Kapal Selam TNI Angkatan Laut, KRI Nanggala-402 di dermaga Komando  Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Senin 6 Februari 2012 yang telah selesai menjalani overhaul di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Enggineering, Korea Selatan. 

Selain dihadiri para pejabat teras TNI AL, penyambutan KRI Nanggala-402 juga dihadiri Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq bersama sejumlah anggota Komisi I DPR RI, pejabat teras Kemhan, dan Mabes TNI.

KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam tipe U-209 bermesin diesel elektrik buatan Kiel, Jerman tahun 1981 dan merupakan salah satu kapal selam andalan Indonesia, segera memperkuat kembali jajaran TNI AL setelah menjalani perbaikan menyeluruh selama kurang lebih dua tahun. Kapal selam eks Jerman yang mulai memperkuat armada kapal selam TNI AL sejak tahun 1981 itu diperbaiki total mulai dari fisik, sistem navigasi hingga persenjataan.

Untuk menjalani overhaul, KRI Nanggala-402 yang dikomandani Letkol Laut (P) Purwanto berangkat dari Surabaya sejak tanggal 9 Desember 2009 dan tiba di DSEM Okpo, Korea Selatan 19 Desember 2009. Setelah menjalani perbaikan menyeluruh, KRI Nanggala-402 bertolak dari Korea Selatan sejak tanggal 21 Januari 2012 dan tiba di Koarmatim, Surabaya tanggal 6 Februari 2012.

Sebelum merapat, KRI Nanggala-402 melintas di depan Dermaga Madura serta para anak buah kapal melaksanakan peran Parade Rool dan melaksanakan penghormatan. Dari dermaga, Koorsik Lantamal V mengiringi dengan lagu Hymne Hiu Kencana yang dinyanyikan oleh anggota TNI AL dari satuan Kapal Selam Koarmatim.

Setelah kapal merapat lambung kanan di Dermaga Madura Koarmatim, Komandan KRI Nanggala-402 melaksanakan laporan dan penghormatan kepada Kasal Laksamana TNI Soeparno serta pengalungan bunga oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Lilik Soeparno kepada Letkol Laut (P) Purwanto dilanjutkan peninjauan Kasal bersama para pejabat dan undangan lainnya.

Pada kesempatan ini, Kasal bersama anggota Komisi I DPR RI, para pejabat dan undangan lainnya juga melaksanakan kunjungan ke KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Sultan Hasanudin-366 di dermaga yang sama. Setelah itu dilaksanakan serah terima KRI Nanggala-402 dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto kepada Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, selanjutnya dari Aslog Kasal diserahkan kepada Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI  Ade Supandi, S.E. yang disaksikan oleh Kasal Laksamana TNI Soeparno di Lounge Room Majapahit, Koarmatim. Kemudian penyerahan maket KRI Nanggala-402 dari Kasal Laksamana TNI Soeparno kepada Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, dari pihak DSME menyerahkan maket kapal selam kelas Zog kepada kasal.

KRI Nanggala-402 mengambil nama dari senjata pewayangan “Nanggala” dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman tahun 1981 tipe U-209/1300. Kapal selam ini memiliki berat 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 25 knot dan diawaki 35 anak buah kapal. Setelah overhoul KRI Nanggala-402  telah dilengkapi sonar teknologi terkini, dengan persenjataan mutakhir, antara lain torpedo, dan persenjataan lainnya. Sebelum overhoul KRI Nanggala-402 aktif melaksanakan berbagai misi dalam rangka penegakkan kedaulatan, hukum dan kemanan di laut, serta latihan yang digelar TNI AL. Pada latihan operasi laut gabungan tanggal 8 April s.d. 2 Mei 2004, KRI Nanggala-402 menunjukan kemampuan sebagai monster bawah laut dengan menembakkan torpedo dan berhasil menenggelamkan KRI Rakata yang dijadikan sebagai sasaran tembak pada latihan dimaksud.

Guna mewujudkan pencapaian pembangunan kekuatan TNI AL di tengah keterbatasan dukungan alokasi anggaran yang ada, maka dilaksanakan strategi pencapaian berupa: pengadaan alutsista yang mengutamakan pemberdayaan industri dalam negeri, peningkatan kemampuan alutsista yang ada serta penghapusan alutsista yang sudah tidak efektif lagi.

Selain pengadaan kapal selam baru, TNI AL juga meningkatkan kemampuan KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 dengan melaksanakan overhoul di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan. Overhoul KRI Cakra-401 dilaksanakan mulai bulan Mei 2004 dan selesai tanggal 13 Februari 2006 dengan hasil optimal serta telah operasional hingga saat ini. Selanjutnya overhoul KRI Nanggala-402 yang dimulai sejak bulan Desember 2009 di galangan yang sama telah berhasil diperbaharui hingga pada kondisi awal yang rata-rata tingkat kesiapan mencapai 100 persen. Saat ini, KRI Nanggala-402 telah tiba di tanah air dan merapat di Koarmatim, selanjutnya siap melaksanakan misi untuk menegakkan kedaulatan, hukum dan keamanan di laut dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kapal selam merupakan senjata berdaya tangkal tinggi, karena karakternya yang sulit dideteksi dan mampu membawa berbagai jenis senjata, seperti torpedo, ranjau maupun peluru kendali. Bagi Indonesia memiliki dan mengoperasikan kapal selam akan memperkuat daya dan kekuatan tangkal (Deterrence effect). Sejarah peperangan laut membuktikan, bahwa hanya kapal selam yang mampu masuk dan menembus jantung pertahanan lawan. Kapal selam juga dapat menghancurkan center of grafity sebuah armada tempur, demikian juga sebaliknya dapat menjadi center of grafity Angkatan Laut.

Para kesatria laut yang berdinas di kapal selam merupakan prajurit TNI AL terpilih yang senantiasa menggelorakan semangat pengabdian “Tabah Sampai Akhir”. Hal ini tidaklah berlebihan karena bagi para Submariner harus senantiasa menghadapi situasi yang paling membahayakan bahkan dapat dikatakan ekstrim sekalipun. Fakta-fakta tersebut, semakin menguatkan bahwasanya kapal selam adalah senjata yang bernilai strategik bagi TNI AL, artinya, memiliki kapal selam baik dalam jumlah yang cukup maupun kemampuan tempur (Combat Capability) yang kuat merupakan keniscayaan dalam mewujudkan postur TNI AL yang handal dan disegani.


Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyambut kedatangan Kapal Selam TNI Angkatan Laut, KRI Nanggala-402 di dermaga Komando  Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Senin 6 Februari 2012 yang telah selesai menjalani overhaul di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Enggineering, Korea Selatan. Selain dihadiri para pejabat teras TNI AL, penyambutan KRI Nanggala-402 juga dihadiri Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq bersama sejumlah anggota Komisi I DPR RI, pejabat teras Kemhan, dan Mabes TNI.

KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam tipe U-209 bermesin diesel elektrik buatan Kiel, Jerman tahun 1981 dan merupakan salah satu kapal selam andalan Indonesia, segera memperkuat kembali jajaran TNI AL setelah menjalani perbaikan menyeluruh selama kurang lebih dua tahun. Kapal selam eks Jerman yang mulai memperkuat armada kapal selam TNI AL sejak tahun 1981 itu diperbaiki total mulai dari fisik, sistem navigasi hingga persenjataan.

Untuk menjalani overhaul, KRI Nanggala-402 yang dikomandani Letkol Laut (P) Purwanto berangkat dari Surabaya sejak tanggal 9 Desember 2009 dan tiba di DSEM Okpo, Korea Selatan 19 Desember 2009. Setelah menjalani perbaikan menyeluruh, KRI Nanggala-402 bertolak dari Korea Selatan sejak tanggal 21 Januari 2012 dan tiba di Koarmatim, Surabaya tanggal 6 Februari 2012.

Sebelum merapat, KRI Nanggala-402 melintas di depan Dermaga Madura serta para anak buah kapal melaksanakan peran Parade Rool dan melaksanakan penghormatan. Dari dermaga, Koorsik Lantamal V mengiringi dengan lagu Hymne Hiu Kencana yang dinyanyikan oleh anggota TNI AL dari satuan Kapal Selam Koarmatim.

Setelah kapal merapat lambung kanan di Dermaga Madura Koarmatim, Komandan KRI Nanggala-402 melaksanakan laporan dan penghormatan kepada Kasal Laksamana TNI Soeparno serta pengalungan bunga oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Lilik Soeparno kepada Letkol Laut (P) Purwanto dilanjutkan peninjauan Kasal bersama para pejabat dan undangan lainnya.

Pada kesempatan ini, Kasal bersama anggota Komisi I DPR RI, para pejabat dan undangan lainnya juga melaksanakan kunjungan ke KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Sultan Hasanudin-366 di dermaga yang sama. Setelah itu dilaksanakan serah terima KRI Nanggala-402 dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto kepada Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, selanjutnya dari Aslog Kasal diserahkan kepada Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI  Ade Supandi, S.E. yang disaksikan oleh Kasal Laksamana TNI Soeparno di Lounge Room Majapahit, Koarmatim. Kemudian penyerahan maket KRI Nanggala-402 dari Kasal Laksamana TNI Soeparno kepada Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, dari pihak DSME menyerahkan maket kapal selam kelas Zog kepada kasal.

KRI Nanggala-402 mengambil nama dari senjata pewayangan “Nanggala” dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman tahun 1981 tipe U-209/1300. Kapal selam ini memiliki berat 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 25 knot dan diawaki 35 anak buah kapal. Setelah overhoul KRI Nanggala-402  telah dilengkapi sonar teknologi terkini, dengan persenjataan mutakhir, antara lain torpedo, dan persenjataan lainnya. Sebelum overhoul KRI Nanggala-402 aktif melaksanakan berbagai misi dalam rangka penegakkan kedaulatan, hukum dan kemanan di laut, serta latihan yang digelar TNI AL. Pada latihan operasi laut gabungan tanggal 8 April s.d. 2 Mei 2004, KRI Nanggala-402 menunjukan kemampuan sebagai monster bawah laut dengan menembakkan torpedo dan berhasil menenggelamkan KRI Rakata yang dijadikan sebagai sasaran tembak pada latihan dimaksud.

Guna mewujudkan pencapaian pembangunan kekuatan TNI AL di tengah keterbatasan dukungan alokasi anggaran yang ada, maka dilaksanakan strategi pencapaian berupa: pengadaan alutsista yang mengutamakan pemberdayaan industri dalam negeri, peningkatan kemampuan alutsista yang ada serta penghapusan alutsista yang sudah tidak efektif lagi.

Selain pengadaan kapal selam baru, TNI AL juga meningkatkan kemampuan KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 dengan melaksanakan overhoul di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan. Overhoul KRI Cakra-401 dilaksanakan mulai bulan Mei 2004 dan selesai tanggal 13 Februari 2006 dengan hasil optimal serta telah operasional hingga saat ini. Selanjutnya overhoul KRI Nanggala-402 yang dimulai sejak bulan Desember 2009 di galangan yang sama telah berhasil diperbaharui hingga pada kondisi awal yang rata-rata tingkat kesiapan mencapai 100 persen. Saat ini, KRI Nanggala-402 telah tiba di tanah air dan merapat di Koarmatim, selanjutnya siap melaksanakan misi untuk menegakkan kedaulatan, hukum dan keamanan di laut dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kapal selam merupakan senjata berdaya tangkal tinggi, karena karakternya yang sulit dideteksi dan mampu membawa berbagai jenis senjata, seperti torpedo, ranjau maupun peluru kendali. Bagi Indonesia memiliki dan mengoperasikan kapal selam akan memperkuat daya dan kekuatan tangkal (Deterrence effect). Sejarah peperangan laut membuktikan, bahwa hanya kapal selam yang mampu masuk dan menembus jantung pertahanan lawan. Kapal selam juga dapat menghancurkan center of grafity sebuah armada tempur, demikian juga sebaliknya dapat menjadi center of grafity Angkatan Laut.

Para kesatria laut yang berdinas di kapal selam merupakan prajurit TNI AL terpilih yang senantiasa menggelorakan semangat pengabdian “Tabah Sampai Akhir”. Hal ini tidaklah berlebihan karena bagi para Submariner harus senantiasa menghadapi situasi yang paling membahayakan bahkan dapat dikatakan ekstrim sekalipun. Fakta-fakta tersebut, semakin menguatkan bahwasanya kapal selam adalah senjata yang bernilai strategik bagi TNI AL, artinya, memiliki kapal selam baik dalam jumlah yang cukup maupun kemampuan tempur (Combat Capability) yang kuat merupakan keniscayaan dalam mewujudkan postur TNI AL yang handal dan disegani.

Sumber : Koarmatim