Pages

Selasa, Januari 31, 2012

Russia To Sell 60 Armored Vehicles To Indonesia

MOSKOW-(IDB) : Russia is set to sell up to 60 infantry fighting vehicles to Indonesia in a deal worth more than $100 million, the Izvestia newspaper cited an unnamed military source as saying on Tuesday.

The deal will be finalized on February 10, the source said, adding that 20 BMP-3 vehicles will be delivered before the end of the year.

The Russian army stopped purchasing the vehicles in 2010.

The state-run weapons exporter Rosoboronexport declined to comment.

The Kurganmashzavod arms plant said it would produce modified vehicles for Indonesia.

Source : Rian

Update : DPR Minta Penjelasan Kemhan Dengan Rencana Pengadaan UAV Filipina

JAKARTA-(IDB) :Komisi I DPR pekan depan akan mendalami dan menelusuri rencana Kementerian Pertahanan untuk membeli pesawat tanpa awak dari Filipina yang disebut-sebut banyak pihak pesawat yang dimaksud produksi Israel. Padahal, selama ini DPR telah berulangkali dengan tegas menolak rencana pemerintah untuk membeli pesawat produksi dari Israel, baik dibeli secara langsung maupun lewat negara ketiga.

"Kita pekan depan akan bahas rencana TNI membeli pesawat tanpa awak dari Filipina yang dicurigai itu pesawat buatan Israel. Pendalaman pembahasan hal ini akan di lakukan dalam rapat Panja Alutsista DPR," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (31/1).

Mahfudz mengatakan, secara kebutuhan dalam negeri saat ini memang membutihkan pesawat tanpa awak untuk mendukung kekuatan TNI, khususnya untuk keperluan patroli perbatasan dan sebagai pesawat mata-mata atau pengintai.

Menurut Mahfudz, pesawat tanpa awak semacam itu banyak jumlah dan jenisnya di pasaran Internasioanal. Sehingga sesungguhnya Indonesia memiliki panyak pilihan untuk membeli pesawat tanpa awak tersebut tanpa harus selalu melihat pesawat buatan Israel.

"DPR sudah meminta Kemhan, sebaiknya tidak membeli pesawat tanpa awak itu dari Israel. Karena pesawat tanpa awak itu bisa di beli dari negara lain yang tidak memiliki resistensi dengan Indonesia. Seperti membeli pesawat tanpa awak buatan Eropa, Turki atau Rusia," tegas Wasekjen DPP PKS ini.

Terkait anggaran pembelian pesawat tanpa awak, Mahfudz membenarkan jika hal itu sudah diajukan dan masuk dalam program belanja alutsista periode 2012-2014.

"Kalau tidak salah jumlahnya 2 unit. Namun tidak secara jelas disebutkan bahwa pesawat tanpa awak yang akan dibeli itu merupakan produksi dari Israel," pungkasnya.

Sumber : Jurnamen

Modernisasi Alutsista dan Revitalisasi Industri Pertahanan Butuh Payung Hukum Yang Mengikat

JAKARTA-(IDB) : Guna mencapai penyerapan penggunaan alutsista produksi dalam negeri, DPR akan mempercepat pembahasan dan penyelesaian RUU Industri Pertahanan Nasional.

"Dengan kehadiran UU tersebut akan mengikat  ketentuan yang berlaku terhadap penggunaan alutsista produksi dalam negeri. Sehingga diharapkan setelah UU itu diperlakukan akan mampu mempercepat produksi alutsista dari dalam negeri sendiri," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/1).

Memang, hasrat pemerintah memodernisasi alutsista TNI untuk mencapai kekuatan pertahanan negara secara penuh dengan memenuhinya dari produksi dalam negeri, hingga kini masih jauh panggang dari api. Sebab, belanja alutsista yang berasal dari produksi dalam negeri pada 2011 baru mencapai 13 persen.

Sementara, pada 2012 hingga 2015 pemerintah menargetkan untuk belanja alutsista dari hasil produksi dalam negeri sebesar 15 persen. Sehingga, 85 persen belanja alutsista yang ada masih dipenuhi lewat impor atau masih sangat tergantung dari alutsista asing.

"Pemerintah menargetkan untuk belanja alutsista produksi dalam negeri hingga 2015 mendatang hanya 15 persen dari anggaran belanja alutisista hingga 2015 mencapai Rp 150 triliun.
“Bagaimana kita mau mewujudkan kemandirian dalam industri pertahanan kalau belanja alutsista dari produksi dalam negeri saja masih rendah”
Bagaimana kita mau mewujudkan kemandirian dalam industri pertahanan kalau belanja alutsista dari produksi dalam negeri saja masih rendah," ujar Mahfudz.

Untuk itu, kata Mahfudz, DPR juga akan mendorong Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk meningkatkan belanja alutsista dari produksi dalam negeri mencapai 25 persennya hingga 2014. Menurut Mahfudz, belum maksimalnya penggunaan alutsista produksi dalam negeri selama ini karena belum selesainya proses revitalisasi dan sinkronisasi seluruh industri BUMN Industri Strategis (BUMNIS) yang ada.

"Karena itu DPR sejak tahun lalu sudah mendesak Kemhan dan instansi terkait untuk segera menyelesaikan sinkronisasi BUMNIS ini agar penyerapan alutsista produksi dalam negeri tercapai," tegas Wasekjen PKS ini.

Sumber : Jurnamen

Update : DPR Mencurigai UAV Yang Akan Dibeli Produksi Israel

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin curiga, pesawat tanpa awak yang akan di beli Kemhan dari Filipina merupakan pesawat buatan Israel. 

Sebab, selama ini tidak pernah terdengar akan kemampuan Filipina dalam pengembangan industri pesawat terbang, termasuk soal pengembangan pesawat tanpa awak untuk penunjang kegiatan Militer.

"Saya curiga, pesawat tanpa awak yang akan dibeli Kemhan dari Filipina itu sesungguhnya pesawat tanpa awak hasil produksi Israel. Ini kita tengah mengumpulkan dari informasi di lapangan akan kebenaran hal ini," ujar TB Hasanuddin di gedung DPR Selasa (31/1).

TB Hasanuddin mengaku kaget, atas rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Philipina ini. Karena hal ini selain tidak pernah diusulkan dan dibahas di Komisi I DPR. Rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Philipina ini penuh tanya, terutama soal kemampuan yang dimiliki pesawat tersebut.

"Karena itu kami akan telusuri soal kemampuan sesungguhnya pesaawat tanpa awak yang akan dibeli dari Philipina tersebut," tegasnya.

TB hasanudin mengakui, dalam daftar belanja alutsista TNI, rencana pembelian pesawat itu sudah diajukan, untuk belanja 2012-2014 ini. "Namun, di situ tidak ada disebutkan pesawat tanpa awak itu akan dibeli dari Filipina. Hanya glondongan anggaran besarnya sudah masuk dan diajukan," tegas politisi PDI-P ini.

Karena itu, kata Hasanuddin, Komisi I DPR dalam raker berikutnya dengan Menhan dan Panglima TNI, akan secara khusus mendalami rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Filipina ini, yang ditengarai merupakan pesawat tanpa awak buatan Israel.

Sebelumnya, dalam raker dengan Menhan, Panglima TNI, dan Menkeu anggota Komisi I DPR Ahmad Muzani juga sempat mempertanyakan rencana Kemhan membeli pesawat tanpa awak dari Filipina. Muzani mempertanyakan dasar yang digunakan Kemenhan yang menjatuhkan pilihan Philipina sebagai negara tujuan membeli pesawat tanpa awak untuk kepentingan TNI ini.

Sumber : Jurnamen

Army High Officials Depart To Netherlands To View Leopard Tanks

JAKARTA-(IDB) : Army spokesman Brig. Gen. Wiryantoro said a team of Army generals led by deputy Army chief of staff Lt. Gen. Budiman had departed to the Netherlands to take a closer look at Leopard tanks that the Army was interested in purchasing.

“The team is tasked with making an assessment over many aspects, one of them being to take closer look at the tanks’ real condition,” Wiryantoro told The Jakarta Post on Monday.

He said the results of the visit will be given to the public once the team returned.

The Army has allocated US$280 million to purchase 100 used Leopard tanks from the Netherlands this year. However, the idea has drawn controversy, with some people criticizing the tanks as being too big and thus not appropriate for the country’s geography.

Source : JakartaPost

Tank T-90 Mampu Tangkal Serangan Berbagai Senjata

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI), tengah melirik Tank T-90 buatan Russia, sebagai alternatif rencana pembelian alusita tank Lepopard, milik Belanda, yang mengundang kontroversi.

Namun, seperti apakah spesifikasi yang dimiliki si bongsor T-90? Berikut hasil penelusuran Tribunnews.com.
Tank T-90 merupakan kendaraan tempur utama angkatan bersenjata Russia, hasil pabrikasi dari Uralvagonzavod, yang terletak di Nizhny Tagil, Rusia. T-90 merupakan modifiskasi ke tiga dari tank T-72, dimana T-90 diklaim merupakan kereta meriam paling modern di angkatan darat dan marinir Russia.

Mimiliki berat 46,5 ton, T-90 dioperasikan oleh tiga awak, dan mampu berlari dengan kecepatan maksimum 60 kilometer perjam, dengan daya jelajah 550 kilometer. T-90 memiliki pelindung yang merupakan campur
an baja. dan Kontak-5 peledak-reaktif armor

T-90 dilengkapi dengan meriam berkaliber 125 milimeter 2A46M, dua senapan mesin, pengindra panas, termasuk pelindung ledak reaktif Kontakt-5, penanda tanda bahaya laser, pembangkit gelombang elektromagnetik EMT-7 untuk menghancurkan ranjau elektromagnetik dan pengacau rudal anti tank. T-90 juga dilengkapi dengan peralatan penangkal nuklir, senjata biologi dan kimia.

Sumber : TribunNews

Untung Dan Rugi Beli Tank T90 Rusia

T-90S Main Battle Tank. 

JAKARTA-(IDB) :  Opsi lain yang dimiliki TNI untuk membeli alat tempur tank T 90 buatan Rusia selain opsi pembelian tank Leopard yang masih menjadi kontroversi, dinilai sebagai opsi yang tak menguntungkan politik ekonomi Indonesia.

Menurut Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat, Muhammad Rahmad, TNI ada untung-rugi jika membeli dari Rusia.

"Pendekatan TNI ke Rusia baik untuk politik keamanan Indonesia," ujar Rahmad dalam pesan singkatnya, Senin (30/1/2012).

Namun ia menilai jika tank Rusia itu jadi dibeli, tidak akan menguntungkan politik ekonomi Indonesia. Untuk itu, ia menyarankan TNI dan tim ekonomi duduk bersama membicarakan hal tersebut.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan pembelian tank Rusia itu merupakan satu diantara banyak opsi yang dimiliki TNI untuk belanja alat perang.

Agus menuturkan TNI juga akan mempertimbangkan tank buatan dalam negeri PT Pindad yang beberapa waktu lalu sudah membuat rancangan tank menengah. Menurutnya opsi membeli tank PT Pindad cukup bagus.

Sumber : TribunNews

Pemerintah Percepat Pembentukan Indonesian Coast Guard

Malaysia Coast Guard
JAKARTA-(IDB) : Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan meminta agar segenap jajaran Kementerian Perhubungan dan pihak-pihak yang terkait untuk mendukung upaya percepatan pembentukan Indonesian Sea and Cost Guard dimaksud. 

"Apabila Indonesian Sea and Cost Guard  terbentuk maka masalah keamanan laut dan pantai, yang sekarang masih dikelola secara sektoral oleh berbagai instansi, akan dapat lebih bersinergi," kata Mangindaan dalam rilis tertulis Kemenhub di Jakarta, Senin (30/1/2012). 

Selain itu, dengan terbentuknya organisasi baru Indonesian Sea and Coast Guard, akan memberikan kepastian hukum dan kepastian usaha di bidang pelayaran sebab akan mengurangi pengeluaran (cost) bagi para pengusaha yang selama ini masih sering terjadi.  Kondisi ini juga sesuai dengan tuntutan dunia pelayaran internasional yang menginginkan adanya jaminan keamanan dan keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.   
       
Hal tersebut menurut Menhub tentunya akan menaikkan citra Negara Indonesia di mata internasional sebagai Negara maritim yang mendukung terwujudnya keselamatan dan keamanan pelayaran serta lingkungan maritime yang bersih sebagaimana slogan International Maritime Organization (IMO) yaitu safe, secure and efficient shipping on clean oceans.   

Sebelumnya dikabarkan, pembentukan Indonesian Coast Guard tidak tuntas karena adanya tarik menarik dan kepentingan-kepentingan dari pihak-pihak tertentu. 

Sumber : TribunNews

Sea Ceptor, Rudal Supersonik Terbaru Inggris

Sea Ceptor, Sistem Rudal Terbaru Inggris (mbda-systems.
LONDON-(IDB) : Angkatan Laut Kerajaan Inggris sedang mengembangkan sistem baru pertahanan udara. Sistem pertahanan ini diklaim mampu menghancurkan rudal lawan dengan kecepatan supersonik.

Sea Ceptor, itulah nama rudal pertahanan udara terbaru Inggris. Laman Daily Mail sebagaimana dilansir Foxnews menuliskan rudal jenis baru ini bisa diluncurkan dari atas kapal perang. Rudal pertahanan ini bisa melaju dengan kecepatan lebih dari Mach 3 (3 kali kecepatan suara, kecepatan suara setara 331.6  meter per detik). Rudal ini mampu menjaga area seluas 500 milpersegi.

Untuk mengembangkan sistem ini, Inggris memberikan kontrak senilai US$760 juta atau sekitar Rp6,8 triliun kepada perusahaan pembuat rudal, MBDA.

Sistem baru pertahanan ini diklaim mampu menghancurkan serangan dari luar, baik dalam bentuk rudal dan bentuk serangan lainnya.

"Pengembangan sistem rudal ini merupakan peningkatan besar bagi Inggris untuk menjadi pemimpin dalam industri rudal utama dunia dan sekali lagi menguatkan komitmen kami untuk memberikan teknologi perang tercanggih kepada armada kami," kata Menteri Pertahanan, Peter Luff.

"Sistem senjata baru ini akan melengkapi kapal frigate kami untuk menghadapi ancaman rudal di masa mendatang," kata Laksamana Mark Stanhope.

"Investasi mengembangkan teknologi pertahanan seperti Sea Ceptor ini sangat penting untuk menjamin Angkatan Laut meningkatkan kemampuannya dalam mempertahankan kepentingan Inggris di manapun dibutuhkan," ujar Stanhope.

Sumber : Vivanews 

Indonesia Malaysia Tandatangani MoU Keamanan Teritorial Laut Lindungi Nelayan Kedua Negara

KUALA LUMPUR-(IDB) : Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia memandang penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Pemerintah Indonesia dan Malaysia tentang keamanan teritorial laut dapat memberikan perlindungan optimal bagi para nelayan tradisional kedua belah pihak.

"MoU ini bertujuan untuk memberikan perlindungan optimal bagi nelayan tradisional kedua negara," kata Kepala Bidang Penerangan, Sosial, Budaya KBRI untuk Malaysia, Suryana Sastradiredja saat dijumpai di Kuala Lumpur, Senin.

Menurut dia, MoU ini sebagai upaya untuk menyepakati dan memberikan perlindungan bagi para nelayan di kedua belah pihak, jika selama ini melakukan penangkapan ikan yang belum ditentukan batas-batas wilayah di kedua negara itu.

Seperti diketahui para nelayan tradisional memiliki kapal berukuran kecil yang tidak dilengkapi dengan peralatan navigasi yang sewajarnya sehingga mereka tidak mengetahui lokasi secara jelas (apakah di perairan Indonesia ataupun Malaysia -red).

"Ini bisa saja terjadi (penangkapan nelayan -red) mengingat masih adanya tumpang tindih klaim wilayah perbatasan laut antar kedua negara sehingga dikawatirkan bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Terkait dengan hal tersebut, kedua negara menyadarinya dan bila terjadi penangkapan terhadap nelayan tradisional dikawatirkan dapat membuat hubungan kedua negara serumpun ini menjadi memanas.

Oleh karenanya, kata dia, dengan adanya pedoman umum penanganan masalah laut perbatasan RI-Malaysia maka dalam praktiknya kedua negara akan berkoordinasi dengan melakukan patroli bersama.

Sementara itu, kesepahaman ini ditandatangani masing-masing oleh Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Indonesia Lakma TNI Y. Didik Heru Purnomo dan Sekretaris Majelis Keselamatan Negara Malaysia Dato Mohamed Thajudeen Abdul Wahab di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/1).

Turut menyaksikan penandatangan tersebut yaitu Menkopolhukam Djoko Suyanto dan Menteri di Departemen Keperdanamenterian Malaysia Dato` Seri Mohamed Nazri Bin Abdul Aziz.

Sumber : Antara

Iran Produksi Rudal Kendali Laser 'Basir'

TEHRAN-(IDB) : Republik Islam Iran memamerkan rudal kendali laser cerdas barunya yang diberi nama "Basir" dan merupakan hasil kerja keras para pakar militer domestik.
 
Hal itu dikonfirmasikan oleh Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi Senin (30/1) pada acara pameran rudal tersebut di Tehran. Vahidi menambahkan bahwa ini merupakan pertama kalinya para pakar domestik di Organisasi Industri Pertahanan Iran berhasil memproduksi rudal kendali laser canggih.
 
Ditegaskan Vahidi bahwa Basir dirancang untuk menghancurkan tank, kendaraan militer, jembatan, dan target bergerak atau permanen lainnya dengan tingkat keakuratan tinggi. Selain itu rudal tersebut juga mampu mengidentifikasi dan melacak target.
 
Brigjen Vahidi mencatat bahwa rudal tersebut memiliki memiliki jangkauan 20 km, dan sangat berguna di daerah pegunungan.
 
Vahidi menjelaskan bahwa Republik Islam Iran kini masuk dalam jajaran lima negara terkemuka dunia yang mampu memproduksi senjata pintar dengan menggunakan teknologi pribumi.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Islam telah meraih prestasi besar di sektor pertahanan dan bahkan mencapai kemandirian dalam produksi perangkat keras militer penting dan sistem pertahanan.
 
Tehrantelah berulang kali meyakinkan negara-negara lain, terutama negara jiran bahwa kekuatan militernya bukan ancaman bagi negara-negara lain, mengingat doktrin pertahanan Iran semata-mata berdasarkan pada prinsip pencegahan. 

Sumber : Irib

Rencana Pembelian Pesawat Tanpa Awak Dari Filipina Dipertanyakan DPR

Illustration
JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR mempertanyakan rencana pembelian pesawat tanpa awak dari Filipina.

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra Ahmad Muzani meminta TNI memberikan alasan logis di balik rencana ini. Ia menilai, kemampuan industri pertahanan dalam negeri Indonesia lebih baik daripada Filipina.


"Setahu kami (Komisi I), Filipina itu negara yang industri pertahanannya ada di bawah negara kita, khususnya secara dirgantara. Lalu tiba-tiba kita akan beli pesawat dari Filipina. Tolong diyakinkan kepada kami, apa alasannya," ujar Muzani dalam rapat kerja bersama Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Kepala Bappenas Armida Alisjahbana di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/1).


Sebelumnya, dalam paparan di depan Komisi I, Menhan Purnomo mengatakan adanya rencana TNI untuk membeli pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) dari Filipina. UAV dianggap penting untuk dimiliki untuk menjaga keamanan wilayah Indonesia.


Menurut Muzani, pengadaan UAV dari Filipina tidak perlu karena industri pertahanan dalam negeri mampu bersaing dengan negara tetangga. Ia mencontohkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini masih terus mengembangkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).


"TNI bisa bekerja sama dengan BPPT untuk mengadakan atau memproduksi pesawat jenis ini. Kalau kita tidak bisa bikin, jelaskan kenapa kita pilih pesawat dari Filipina. Lama-lama kita bisa impor dari Timor-Timur atau Vietnam, negara yang justru kita bantu teknologi pertahanannya," tandasnya.

Sumber : MediaIndonesia

Anggaran Pengadaan Alutsista Diperbesar

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah didesak untuk memperbesar persentase alokasi anggaran dari pinjaman dalam negeri (PDN) dalam penetapan sumber pembiayaan (PSP) pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) 2010–2014.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan,dalam alokasi anggaran yang ada sekarang, besaran pinjaman luar negeri (PLN) mencapai USD6,5 miliar, sedang PDN hanya Rp4 triliun. Menurut dia, dari kebutuhan anggaran Rp150 triliun untuk pembangunan kekuatan pokok minimal (MEF) tahap pertama 2010–2014, ada USD6,5 miliar yang berasal dari PLN.

“Komisi I mendesak Kementerian Pertahanan,Kementerian Keuangan,dan Kementerian PPN/Bappenas agar memperbesar persentase PDN,” ungkapnya saat rapat kerja dengan jajaran menteri terkait di Jakarta kemarin. Mahfudz juga menuturkan, dalam penyusunan kontrak pembelian alutsista, pemerintah harus semaksimal mungkin mengupayakan agar hal itu memberikan dampak berganda bagi perekonomian nasional. “Peningkatan anggaran untuk modernisasi alutsista semestinya mampu berdampak pada kegiatan ekonomi dalam negeri, sehingga bisa bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas yang dipaparkan dalam rapat gabungan di Komisi I DPR, Senin (30/1), anggaran untuk modernisasi alutsista 2010–2014 sebesar Rp99 triliun. Perinciannya, untuk pemeliharaan sebesar Rp32,5 triliun (rupiah murni) dan pengadaan Rp66,6 triliun, terdiri atas Rp4 triliun pinjaman dalam negeri dan USD6,5 miliar PLN. Padahal, sesuai kebutuhan seharusnya Rp150 triliun.Karena itu, dalam arahan sidang kabinet ditambahkan alokasi baru sebesar Rp57 triliun untuk pengadaan alutsista dan pembangunan sarana prasarana.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menuturkan, pendanaan yang berasal dari PLN disesuaikan dengan jenis alutsista yang akan dibeli.“Kita juga sesuaikan dengan target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN),”ujarnya. Armida menerangkan,jumlah pembiayaan dari PLN dalam PSP maksimal hanya 24%, bahkan dimungkinkan untuk 20–22% saja. “USD6,5 miliar itu sudah sesuai dengan itu,” tuturnya. Khusus untuk alokasi 2012, persentase PDN hanya mencapai 15,8%. Hal ini sesuai dengan usulan pengadaan alutsista yang disampaikan Kementerian Pertahanan.

“Kalau dihitung-hitung 15,8% karena tidak semua alutsista bisa dari dalam negeri.Itu minimal.Kita berharapnya bisa lebih tinggi,” ungkap dia. Armida menuturkan, program untuk industri strategis nasional tidak hanya untuk pengadaan alutsista, tapi juga produk-produk komersial. Industri alutsista,kata dia,memiliki dampak berganda yang cukup besar. “Kami mendorong untuk melakukan pengadaan dengan kontrak multiyears,” tambahnya. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan, akan dipisahkan antara pengadaan dan pembiayaan dalam kaitannya penggunaan kredit ekspor.

Selama ini keduanya masih digabungkan sehingga tidak cukup fleksibel dan harga menjadi lebih mahal. Dia sependapat bahwa harus dioptimalkan pembiayaan yang berasal dari PDN. Sejauh ini hal itu juga terus diupayakan, tercermin dari adanya kucuran anggaran penyehatan BUMN sebesar Rp2 triliun. “Kita gunakan produksi dalam negeri, kalau tidak bisa maka BUMN kerja sama dengan luar negeri untuk produksi bersama sehingga ada transfer teknologi,” ungkap Agus.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengusulkan agar dilakukan pembahasan anggaran terkait pengadaan alutsista secara umum yang melibatkan tim high level committee (HLC) dengan panja alutsista Komisi I DPR. Rapat ini sekaligus membicarakan mengenai penghapusan dana bertanda bintang anggaran PLN/kredit ekspor oleh Kemenkeu. Mantan menteri ESDM itu mengungkapkan, sejauh ini masih ada sekitar USD800 juta dari USD1 miliar kredit negara yang ditawarkan pemerintah Rusia. Sisa yang cukup besar tersebut disebabkan pemerintah tidak jadi membeli kapal selam dari negara tersebut.

Dia mengakui,tidak mudah untuk bisa memakai seluruh statecredittersebutkarenaRusia mengajukan syarat-syarat khusus.“ Tapi akan tetap kita pakai misalnya untuk avionik dan persenjataan Sukhoi. Tapi itu masih akan diproses lagi sehingga sesuai dengan perundangundangan,” tuturnya. 

Sumber : Sindo

PAL Fokus Pengerjaan Dan Modernisasi Kapal Perang

SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia menargetkan laba perusahaan mencapai Rp 46 miliar pada 2012 ini. Target ini setelah serangkaian restrukturisasi yang dilakukan produsen kapal plat merah ini.

"Dari kalkulasi kami, tahun ini optimistis akan meraih laba. Targetnya Rp 46 miliar," ujar Direktur Utama PT PAL Indonesia Harsusanto, Senin (30/1).

Harsusanto mengatakan, proses restrukturisasi terus bergulir dan mencapai tahap krusial pada tahun ini. Dalam proses restrukturisasi, lanjutnya, PAL fokus pada pengerjaan dan modernisasi kapal perang. "Dengan dua bisnis utama itu, tahun ini kami menargetkan pendapatan perusahaan hingga Rp 1,3 triliun," ujarnya.

Menurutnya, proyek pembuatan kapal perang lebih cerah ketimbang kapal komersial. Saat ini, PAL sedang menyelesaikan pemesanan 12 kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, satu unit kapal tanker Pertamina dan satu unit kapal tanker pesanan Italia. Pemesanan kapal itu akan selesai pada 2013 mendatang.

PAL akan memakai Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 648,3 miliar untuk modal kerja perseroan. Menurut Harsusanto, dana tersebut akan dipakai untuk memperbaiki tempat reparasi bagi kapal-kapal yang menggunakan jasa galangan, mesin derek berat, dan mesin-mesin lainnya (floating dock). Dia beralasan, peralatan tersebut sudah ada yang berumur 30 tahun. 

Sumber : Kontan