Pages

Rabu, Januari 18, 2012

Generasi Terbaru Su-35S Mulai Uji Terbang

MOSKOW-(IDB) : Produsen pesawat Rusia, Sukhoi, mulai melakukan uji terbang pesawat tempur generasi terbaru Sukhoi Su-35S (Flanker-E). Pesawat ketiga dari seri tersebut diterbangkan dari pangkalan udara milik Asosiasi Produksi Pesawat Komsomolsk-on-Amur di Rusia timur jauh, Selasa (17/1/2012).

Pesawat itu terbang selama lebih dari dua jam untuk menguji sistem propulsi dan sistem kendali pesawat yang baru. Pesawat tempur multiperan dengan misi keunggulan udara ini dilengkapi generasi terbaru mesin turbofan Saturn 117S (AL-41-F1S) dengan kontrol pengarah daya dorong mesin (thrust vectoring control/TVC), yang membuat pesawat tersebut memiliki manuverabilitas tinggi.
\
Oleh pembuatnya, Su-35S disebut sebagai pesawat generasi 4++ yang menggunakan teknologi pesawat generasi kelima. Dalam laman resmi Sukhoi disebutkan, pesawat itu bisa melesat dengan kecepatan maksimum 1.400 km per jam (Mach 1,1) pada ketinggian rendah dan hingga 2.400 km per jam (mendekati Mach 2) pada batas tertinggi ketinggian operasional pesawat pada 18.000 meter.

Pesawat tersebut dilengkapi radar generasi terbaru yang mampu mendeteksi sasaran di udara dari jarak 400 kilometer dan mampu melacak serta menyerang beberapa sasaran sekaligus (melacak 30 sasaran sekaligus dan menyerang 8 sasaran secara simultan di udara, ditambah melacak empat sasaran dan menyerang dua sasaran di darat secara bersamaan) dari jarak 30 kilometer dengan perangkat OLS (optical locator station) di kokpit.

Su-35 adalah pengembangan tingkat lanjut dari pesawat Su-27 Flanker. TNI AU saat ini sudah mengoperasikan beberapa varian Su-27 dan Su-30, dan dikabarkan berminat membeli sedikitnya satu skuadron Su-35BM (versi ekspor dari Su-35S) di masa depan.

Sumber : Kompas

Di 2020 Indonesia Akan Miliki Puluhan Bahkan Ratusan Pesawat tempur Canggih

JAKARTA-(IDB) : Kekuatan pertahanan Indonesia di masa akan datang bakal disegani bangsa lain, kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Selain pemenuhan satu skuadron Shukoi yang terdiri enam unit Sukhoi jenis Su-27 SKM dan 10 unit Sukhoi jenis Su-30 MK2 pada 2014 dan puluhan jet tempur F-16, pihaknya menegaskan pada 2020, Indonesia bakal memiliki jet tempur super canggih jenis KF-X/IF-X yang dibuat bersama (joint production) antara Korea Selatan dan Indonesia.

"Proses pembuatan bersama jet tempur mirip pesawat siluman Amerika Serikat tersebut sudah dimulai dan sembilan tahun mendatang ditargetkan mampu diproduksi hingga 200 unit," katanya.

Sebagai kompensasi pengiriman tenaga ahli dalam yang terlibat perakitan dan pembuatan teknologi terbaru dalam dunia penerbangan, imbuh Purnomo, Indonesia mendapat kompensasi 20 persen dari total pengerjaan jet tempur.

"Pesawat jenis ini kelasnya di atas Sukhoi dan F-16. Indonesia nanti bakal mendapat alokasi 50 unit," ujar Purnomo di Jakarta. Menurut Purnomo, jet tempur jenis KF-X/IF-X merupakan tipe baru yang dikembangkan anak pribumi dan dirakit di Negeri Ginseng tersebut. Pihaknya menyatakan, kerjasama dengan Korea Selatan sangat menguntungkan sebab diikuti dengan transfer teknologi antar kedua negara.

Sumber : Republika

Pesawat AWACS A-50U Mulai Dioperasikan AU Rusia

MOSKOW-(IDB) : Pesawat peringatan dini sistem kendali udara (AWACS) A-50U yang sudah dimodernisasi mulai dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia, Selasa (17/1/2012). Pesawat, yang pertama dibuat pada akhir 1970-an itu kini dilengkapi dengan komputer onboard baru dan sistem komunikasi satelit dan radar yang lebih canggih.

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS Kolonel Vladimir Drik mengatakan, pesawat tersebut sudah diserahkan kepada AU Rusia sedak Oktober 2011 untuk menjalani uji terbang. Saat ini seluruh uji terbang sudah tuntas dan pesawat itu akan mulai dioperasikan secara penuh, termasuk mengikuti seluruh latihan militer besar tahun ini.

Dengan modernisasi ini, pesawat tersebut kini mampu mendeteksi berbagai jenis sasaran udara, mulai dari helikopter, pesawat supersonik, sampai rudal jelajah. Pesawat juga mampu melacak hingga 10 pesawat tempur, baik untuk misi penyergapan udara maupun serangan udara ke darat.

Pesawat Beriev A-50 diproduksi berdasarkan pesawat penumpang Ilyushin Il-76. Pesawat itu terbang perdana tahun 1978 dan mulai dioperasikan pada 1984. Total sejumlah 40 pesawat peringatan dini ini diproduksi hingga 1992.

Sumber : Kompas

Ada Aroma Politik Jegal KSAD Dibalik Penolakan Leopard

JAKARTA-(IDB) : Sejumlah anggota Komisi I DPR menolak pembelian Tank Leopard eks Belanda. Diduga ada aroma politik dalam kasus ini, bukan hanya sekadar masalah alutsista.

"Saya menduga ada upaya menjegal KSAD Jenderal Pramono Edhie. Ini bukan sekadar teknis masalah Alutsista saja, ada kepentingan politik dari oposisi," ujar pengamat militer Aris Santoso kepada detikcom, Selasa (17/1/2011).


Aris menjelaskan sudah tradisi setiap Kepala Staf TNI AD ingin meninggalkan jejak saat kepemimpinannya. Mantan KSAD Jenderal Ryamirard Ryacudu misalnya meninggalkan jejak setelah membangun Batalyon Raider di setiap Kodam. Sementara Djoko Santoso menghidupkan kembali brigade infanteri di beberapa Kodam.


"Nah, Pramono sepertinya ingin menjadikan tank ini sebagai jejaknya kelak," tutur Aris.


Aris menduga serangan dari oposisi wajar terjadi, apalagi Pramono disebut-sebut akan diusung Partai Demokrat sebagai Capres di 2014.

"Ada upaya politik untuk mengagalkan jejak fenomenal Pramono Edhie. Padahal kan proyek ini dananya sudah ada," jelas dia.


Sumber : Detik

Pengamat : Indonesia Butuh Tank Kelas Berat Sekelas Leopard 2A6

JAKARTA-(IDB) : Rencana pembelian 100 buah Tank Leopard 2A6 eks Belanda menjadi Polemik di tanah air. Namun dengan perkembangan teknologi saat ini, sudah saatnya Indonesia memiliki tank kelas berat sekelas main battle tank (MBT).

"Ini penting untuk TNI. Untuk mengejar ketinggalan Korps Kavaleri dari negara lain. Sekarang ini kan Kavaleri kita mandek hanya mengandalkan tank-tank ringan. Tidak ada pengembangan untuk mempelajari MBT," ujar pengamat militer Aris Santoso kepada detikcom, Selasa (17/1/2011).

Aris menambahkan Singapura saja yang negara metropolitan sudah punya tank kelas berat sejak tahun 1980an. Tank itu ditaruh di Taiwan, sehingga mereka berlatih di sana. Hal itu menunjukkan keseriusan Singapura untuk membangun angkatan perangnya. Demikian juga negara-negara ASEAN lain.

"Masa Indonesia tidak punya MBT," kata dia.

Mengenai kondisi geografi Indonesia yang dinilai tidak cocok bagi MBT, Aris menilai hanya bagaimana masalah taktik penggunaannya. Misalnya apakah nanti monster lapis baja ini dipakai untuk menyerang, atau bertahan, tentunya sesuai taktik. Jadi bukan sama sekali tank ini tidak bisa dipakai.

"Tank ini juga penting untuk daya getar Indonesia," katanya.

Indonesia saat ini memang hanya mengandalkan tank ringan sekelas Scorpion dan AMX 13. Tentu saja tank-tank ringan yang hanya berbobot 15-25 ton ini bukan tandingan tank kelas berat yang berbobot 50 ton keatas. Dari segi persenjataan pun jelas berbeda. Scorpion misalnya, hanya mengandalkan kanon 76 mm. Bandingkan dengan MBT yang memiliki kanon 120 mm. Demikian pula daya perusak dan proteksi lapis baja, tank ringan tentu bukan tandingan tank kelas berat.

Sumber : Detik

Analisis : Ada “Demokrasi” Dalam Pengadaan Alutsista

ANALISIS-(IDB) : Bicara dana alutsista diluar spek teknisnya adalah bicara tentang manisnya gula sehingga ramai-ramai para semut mendatanginya.  Ada semut bule, ada semut ireng, ada semut hidung mancung, ada juga semut berwajah makelar. Bayangkan saja dengan kucuran dana 150 trilyun untuk masa lima tahun ini, berbagai jenis alutsista didatangkan ke markas brigade dan batalyon TNI.  Proses mendatangkan alutsista itu yang sejatinya membuat banyak semut berdatangan untuk ikut mencicipi manisnya gula alutsista.
Belum hilang dari ingatan kita ribut soal F16 misalnya apakah harus beli baru blok 52 sebanyak 6 biji atau menerima hibah 24 F16 jet second lalu di upgrade jadi setara blok 52.  Betapa riuhnya suasana “demokrasi” antara Komisi I DPR dengan Pemerintah.  Argumen yang dilontarkan sebagian kalangan parlemen di komisi itu terkesan emosional daripada rasional. Gaya bicara mereka seakan merasa lebih tahu dari Usernya, lalu mematok definisi lebih baik memilih beli baru 6 biji F16 dengan alasan lebih menggentarkan.  Maka cecak pun berdecak kagum dengan ketololan itu.  Bagaimana mungkin dengan 6 biji F16 baru itu bisa menggentarkan, padahal Singapura sudah punya 60 biji F16 blok 52 dan 24 F15 seri terbaru.  Pantas saja cecak pun berdecak.
Tank Leopard 2 yang digadang-gadang itu
 Meski  akhirnya usulan pemerintah untuk menerima hibah upgrade 24 F16 dari AS disetujui juga setelah melalui jalur ngambek karena ngembeknya tak digubris, toh simulasi demokrasi konyol yang dipertontonkan itu menjadi catatan tersendiri bagi rakyat cerdas sembari bergumam, apa memang iya itu suara hati rakyat, atau hanya suara mereka sendiri, atau ada suara lain yang dititipkan melalui suara anggota dewan.  Argumen yang dikedepankan sebagian anggota Komisi I tidak mencerminkan kualitas intelektual, lebih merefleksikan sikap asal bisa beda supaya kelihatan lebih menonjol “kualitas akunya”.
Kini isu terbaru bergulir lagi.  Kali ini tentang pengadaan 100 unit MBT (Main Battle Tank) Leopard 2 yang sudah digagas, dibicarakan lugas oleh KSAD, Mabes TNI dan Kemhan.  Bergegas pula mengunjungi negara pemiliknya yang memang mau menjualnya.  Lalu tiba-tiba saja ramai yang membicarakan pantas tidaknya MBT itu untuk tanah airku ini.  Kan jadi lucu kalau alasannya masalah bobot, tidak sesuai dengan kontur bumi nusantara, atau alasan lain mau perang dengan siapa, atau alasan yang dicari lagi, sepenting itukah MBT.
Sekali lagi rakyat cerdas harus bisa menangkap bahwa hiruk pikuk yang mengatasnamakan demokrasi itu boleh jadi adalah pesanan makelar alutsista jenis lain atau dari pabrik lain atau bisa saja pesanan dari negara lain agar kita tak usah beli MBT, atau kalaupun mau beli jangan yang Leopard. Intelijen makelar senjata bisa menyuarakan dirinya melalui orang dewan atau LSM  bahkan media yang tentu saja harus melalui “terowongan jalur gaza” agar tak ketahuan pamrihnya.  Melalui tangan orang lain yang punya gigi dimulailah kampanye anti MBT, atau kampanye anti Leopard, dengan harapan syukur-syukur ada perubahan merk sesuai keinginan makelar salesman tadi.
Pertanyaan substansinya adalah siapa yang lebih tahu dengan keunggulan satu jenis alutsista, ya tentu si User sendiri.  TNI AD butuh Leopard bukan karena bujuk rayu pabrikan Leopard, tetapi sudah melalui proses waktu dan kajian mendalam. Sangat kebetulan harganya lebih murah dari bandrol biasa.  Logikanya sederhana, diantara semua jenis MBT yang dianalisis, berdasarkan kajian teknis dan kegunaan terpilihlah Leopard, dan itu sudah lama dipendam.  Lalu ada dana untuk alokasi alutsista angkatan darat, maka dimulailah penjajakan dengan mengunjungi negara produsen.
Konvoy Tank AMX 13 Milik Batalyon Kav Tank Ambarawa
Kita  kadang merasa “lucu hati” dengan tingkah dan gaya anggota dewan yang merasa menjadi seperti tuhan untuk menentukan keputusan berdasarkan selera dia dan atau selera makelar alutsista yang joint venture dengan dia.  Bajunya pasti demokrasi, capnya parlemen, atas nama rakyat katanya.   Masih ingat dalam benak kita anggota dewan koar-koar bahwa border RI dicaplok Malaysia di kawasan Tanjung Datu Kalbar.  Publik merasa terbawa arus pernyataan itu tetapi terbukti kemudian tertipu dengan statemen itu yang jelas-jelas tak benar.  Lalu setelah semuanya diluruskan dan diputihkan karena  memang tak ada yang salah dengan border itu, si anggota dewan sedikit pun tak mampu mengucapkan kata maaf.  Ya itu tadi karena dia sudah merasa seperti tuhan, paling benar dalam segala hal.  Merasa menjadi pemilik rumah demokrasi sementara yang lainnya hanya mengontrak.
Hiruk pikuk dengan tema Alutsista biar kelihatan seperti berdemokrasi sebenarnya ada dasar hukumnya yaitu UUD maksudnya ujung-ujungnya duit. Makelar Alutsista bisa meminjam tangan berbagai pihak tak terkecuali tangan internal TNI dan Kemhan agar jualannya dibeli.  Hukum ekonomi alutsista ini sudah berlaku umum di berbagai negara di bumi ini.  Namanya juga salesman pasti berbagai cara ditempuh untuk mencapai goalnya.  Tak perlu diperdebatkan, kajian dari pihak pengguna lah yang menentukan jenis alutsista yang seperti apa yang hendak dibeli. 
Maka jika MBT dari jenis Leopard 2 yang terpilih selayaknya kita mendukung.  Yang perlu dikritisi adalah prosedur pengadaannya, tranparansi proses, kualitas barang yang akan diterima, kewajaran harga dan pola bayarnya.  Jadi agak sumbang terdengar ketika TNI AD butuh MBT Leopard lalu ada suara gentayangan di telinga membisikkan hasutan, kita tak perlu MBT karena bisa ambles, jangan pilih Leopard karena tak cocok dengan iklim kita.  Lebih baik beli yang ini atau pakai yang itu.  Nah ketahuan kan siapakah dia yang umbar omongan itu.
 Sumber : Analisis

Menhan : Modernisasi Alutsista Indonesia Menggetarkan Negara Jiran

M270 MLRS yang akan diakuisisi TNI AD

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) yang dilakukan Indonesia saat ini telah menggetarkan negara-negara lain. "Penguatan alutsista yang kami lakukan sudah membuat khawatir negara lain," kata Menhan dalam silaturahmi dengan pemimpin redaksi media massa di Gedung Jenderal TNI M Yusuf Menteng Jakarta Pusat, Selasa (17/1).

Menurutnya, pembangunan kekuatan militer yang dilakukan Indonesia disebabkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan teknologi yang semakin membaik. Dia mencontohkan hal ini terjadi juga pada Cina. "Pembangunan kesejahteraan selalu diikuti dengan pembangunan keamanan," ujarnya.

Purnomo juga menegaskan pengadaan alutsista ini tidak bertujuan untuk untuk menyerang negara lain. "Bukan untuk offense, tapi defense. Menjaga kedaulatan negara," jelasnya.

Ditambahkan Menhan, kekuatan militer Indonesia saat ini memang sudah diperhitungkan oleh negara-negara tentangga. Dia mencontohkan kekuatan militer TNI AD yang memiliki batalyon infantri terbesar se-ASEAN, yakni 100 batalyon lebih.

Untuk penguatan alutsista Indonesia, Kemhan mendapatkan alokasi dana sebesar Rp150 Triliun selama tahun 2009-2014. Dana ini dibagi menjadi Rp50 triliun untuk pengadaan, Rp45 triliun untuk perawatan, dan Rp.50 triliun untuk produksi dalam negeri.

Sumber : Jurnas

Wamenhan : Kemhan Menerapkan 3 Tahap Pengawasan Ketat Dalam Modernisasi Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Selain sebuah kabar gembira bagi modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), anggaran yang diterima Kementerian Pertahanan sebesar Rp150 triliun juga merupakan beban. Karenanya, dalam melakukan modernisasi alutsista Kemhan melakukan pengawasan yang ketat.

"Sebenarnya pil pahit, beban bagi Kemhan dengan anggaran Rp150 triliun ini. Tapi gula bagi bisnis militer," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafries Sjamsoeddin dalam acara silaturahmi Menhan denga pimpinan redaksi media massa di Jakarta, Selasa (17/1) malam.

Dalam pelaksanaannya, tambah Sjafrie, Kemhan melakukan tiga tahap pengawasan. "Kami lakukan pengawasan, yaitu pre audit, currrent audit, dan post audit," ujarnya.

Penguatan militer dengan melakukan modernisasi alutsista ini, jelasnya Sjafrie, merupakan kewajiban yang harus dilakukan untuk mencapai keunggulan negara. Penguatan militer ini juga dia nilai sebagai syarat negara yang berdaulat.

Beruntung, lanjut Sjafrie, modernisasi alutsista ini sejalan dengan anggaran yang dialokasikan pemerintah. "Pengadaan ini tak hanya dilihat dari kuantitas, tapi perlu memperhitungkan hal-hal lainnya," imbuhnya. Pertimbangan tersebut, tuturnya, adalah pembangunan strategi militer yang menjadi strategi pertahanan, pertimbangan teknologi dan kemoderenan peralatan militer, serta pertimbangan wilayah teritorial sebagai perhitungan strategi.

Sumber : Jurnas

Daftar Belanja Militer Kemenhan Tahun 2012

Helikopter Cougar masuk dalam daftar belanja alutsista TNI 2012
JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan memiliki dana sebesar Rp150 triliun untuk belanja dalam lima tahun ke depan. Dana itu akan dialokasi untuk tiga pos penting, terutama terkait dengan peremajaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista).

"Yang harus dipahami, anggaran dalam pembelian alutsista itu multi years dengan melalui proses yang panjang dan bertahap," ujar Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di Gedung Kemhan, Jakarta, Senin 16 Januari 2012.

Anggaran tersebut digunakan untuk tiga hal, antara lain Rp50 triliun dana on top untuk percepatan Minimum Essential Force (MEF), Rp55 triliun untuk alutsista, dan Rp45 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan. Sebagian dana itu, akan digunakan berbelanja pada tahun 2012 ini.
Berikut daftar belanja TNI untuk tahun 2012 itu:

1. TNI Angkatan Darat (TNI AD): Main Battle Tank, senjata anti altileri berupa roket, multiple launcher rocket system, dan meriam armed dengan fokus meriam kaliber 150 mm.

TNI AD juga berencana membeli senjata artileri pertahanan udara yang difokuskan pada peluru kendali dan helikopter yang difokuskan pada helikopter serbu dan serang, serta Panser yang akan dibuat oleh PT Pindad.

2. TNI Angkatan Udara (TNI AU): Senjata anti pesawat udara, pesawat tempur F16, helikopter Cougar 735 sejenis Super Puma, dan Hercules sebanyak empat unit dari Australia.

3. TNI Angkatan Laut (TNI AL): Sea Rider, Fastboat Patrol, Kapal Perusak, Hidro Oceanic, Kapal Latih untuk pengganti KRI dewarutji. Selain itu, ada juga kapal-kapal administrasi, seperti kapal angkutan tank dan minyak, serta kapal selam.

"Kami berharap pada semester pertama 2012 ini bisa menyelesaikan beberapa kontrak khususnya terkait alat utama sistem persenjataan," ungkap Dirjen Sarana dan Prasarana Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda Bogas Silaen.

Sumber : Vivanews

Menhan Bantah Lobi DPR Demi Tank Leopard

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro membantah telah melobi DPR untuk berkunjung ke Belanda terkait pengadaan tank Leopard.

"Saya dari sejak reses sampai sekarang belum bertemu dengan DPR. Jadi saya nggak tahu itu berita dari mana kalau Menhan menyiapkan dana dan biaya untuk ke Belanda," tegasnya di Gedung Kemenhan, Jakarta, Senin, 16 Januari 2012.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan alasan pembelian tank Leopard karena Indonesia sampai saat ini hanya mempunyai tank ringan.

"Kalau kita melihat kawan-kawan di sekitar lingkungan kita, Vietnam punya, Malaysia punya, Singapura punya, Kamboja punya, Myanmar punya, sementara Indonesia medium saja nggak punya," ungkapnya.

Tank Leopard, kata dia, adalah produk Jerman dan dipakai di 15 negara, mayoritas Eropa, Singapura, dan Kanada. Kebetulan Belanda akan mengurangi kekuatan tank-nya.

"Prinsip teknik, tank itu perangnya lawan tank. Tank-nya masih bagus ya kita lihat. Insya Allah kalau kita memiliki ini kita lebih unggul dan lebih hebat," tuturnya.

Pramono Edhie mengaku ada beberapa duta besar yang sudah menemuinya untuk melakukan negosiasi dan menawarkan alutsista jenis main battle tank kepada Indonesia.

"Ini yang sedang kami pelajari. Pada prinsipnya alutsista itu memang betul-betul kita butuhkan main battle tank dan harganya sesuai dengan daya beli kita," ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin mengatakan, pemerintah mencoba membujuk Komisi I DPR RI soal rencana pembelian tank Leopard bekas milik Belanda. Caranya, dengan mengundang anggota Dewan untuk bersama-sama melawat dan meninjau ke Belanda.

"Seminggu yang lalu Kemenhan telah mengundang Komisi I bergabung meninjau ke Belanda, tapi kami sepakat tidak ikut bergabung dengan rombongan Kemenhan," kata Tubagus dalam pesan singkat kepada VIVAnews.com, Jumat 13 Januari 2012.

Tubagus menambahkan, jika memang harus berkunjung ke Belanda, Komisi I lebih tertarik menemui pimpinan partai di parlemen Belanda yang menolak rencana Indonesia membeli tank Leopard tersebut.

"Andaikan harus meninjau, kami sepakat akan meninjau dengan biaya sendiri dan titik berat kami adalah mempelajari aspek-aspek politisnya dan bukan aspek teknis, karena itu bukan ranah kami," kata Tubagus. 
  
Sumber : Vivanews

Menhan: Militer Indonesia Terkuat Di ASEAN

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa kekuatan militer Indonesia terkuat di ASEAN. Dan saat ini banyak negara yang mengkhawatirkan kekuatan militer Indonesia.

"Kalau dari sisi darat, batalyon infantri kita jauh lebih besar dibanding negara lain. Kalau negara lain punya 70 batalion, kita ratusan. Angkatan laut ada free guard, angkatan udara ada Sukhoi, ada F16," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat Silaturahmi Menteri Pertahanan RI dengan Pemred Media Massa, di Gedung M, Jusuf, 17 Januari 2012.

Jika itu datang semua, lanjut Purnomo, banyak negara yang khawatir. "Kita bangun kekuatan seperti Tiongkok, membangun militer seiring membangun ekonomi. Ekonomi yang membaik mendukung untuk reformasi alutsista. Bukan berarti kita ofensif, tapi kita defensif," ujarnya.

Sementara itu, menyinggung soal perbatasan wilayah Indonesia, Purnomo menyebutkan bahwa pihaknya selalu waspada.

Purnomo juga menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sedang mengembangkan industri pertahanan dalam negeri dengan membangun Kapal Cepat Rudal 40. "Panjangnya 60 meter. Menggendong 120 rudal dengan radius yang cukup luas. Saya kira itu cukup kuat," katanya.

Sumber : Vivanews

Soal Tank Leopard, Menhan Sebut Penolakan Parlemen Belanda Terlambat

JAKARTA-(IDB) : Karena rekam jejak Indonesia yang buruk soal HAM, parlemen Belanda menolak rencana pemerintahnya menjual tank Leopard. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai lucu penolakan Belanda itu karena AS saja sudah tidak mempersoalkan hal itu.

"Karena lucu, AS sendiri sudah mendeklarasikan TNI tidak ada masalah dengan HAM, parlemen Belanda dan Jerman bilang ada masalah, mereka terlambat," kata Menhan sambil tersenyum.

Hal itu dikatakan Menhan dalam silaturahmi dengan pemimpin redaksi media massa di Gedung Jenderal TNI M Yusuf, Menteng, Jakpus, Selasa (17/1/2012).

Menhan mengatakan sejak taruna, prajurit TNI saat ini sudah dibekali dengan pemahaman soal HAM. Kalau pun masih ada pelanggaran HAM, kata Menhan, itu bersifat personal anggota.

"Sama juga di AS ada yang ngencingin tentara Afghanistan kok," kata Menhan.

Soal kendala dari Parlemen Belanda, Menhan mengatakan, masih menunggu proses dari negara tersebut. "Kita tunggu, kita tidak mau memaksakan kalau meraka tidak mau menjual," ujar Menhan.

Wakil Menhan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, timnya sudah mensurvei spesifikasi teknis dari Leopard. Hasilnya, Leopard cocok dengan geografis Indonesia khususnya pulau Jawa.

Sjafrie menjelaskan dengan USD 280 juta, pemerintah bisa mendapatkan 100 unit tank Leopard dari Belanda. Konsep rencana pembelian yang G to G dilakukan untuk meminimalisir praktik percaloan.

Sedangkan Radio Nederland pada 14 Desember 2011 melaporkan, parlemen Belanda menyetujui mosi penolakan rencana penjualan tank ke Indonesia. Rencana penjualan sejumlah tank Leopard oleh Kementerian Pertahanan ditolak Parlemen Belanda karena Belanda tidak ingin terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.

Mayoritas anggota parlemen menyetujui mosi yang diajukan partai Kiri Hijau (GroenLinks). Hanya partai memerintah CDA (Kristen Demokrat) dan VVD (Liberal Konservatif) yang menentang penolakan ini. Pengaju mosi, Arjan El Fassed, mengatakan track record Indonesia berperan kuat dalam pengambilan keputusan ini.

Sumber : Detik

Menhan: Pelaksanaan Pertahanan Negara Tetap Hormati HAM

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia berkomitmen untuk menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pelaksanaan pertahanan negara.

"Seluruh prajurit kita mulai dari taruna hingga perwira tinggi, sudah kita bekali dengan pemahaman mengenai HAM," katanya dalam ramah tamah dengan para pimpinan media massa di Jakarta, Selasa malam.

Meski begitu, Purnomo tidak menampik jika ada pelanggaran HAM oleh aparat di beberapa waktu silam.

"Namanya pelanggaran oleh oknum, kan bisa saja terjadi. Tetapi secara umum kita sangat komitmen dengan penegakan HAM," katanya, terkait dugaan penolakan parlemen Belanda terkait rencana pembelian 100 unit Main Battle Tank "Leopard" oleh Indonesia.

Parlemen Belanda menolak rencana pembelian itu karena menilai Indonesia sebagai pelanggar HAM.

Sementara itu, Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan baik Pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Belanda telah sepakat untuk memproses pembelian Main Battle Tank Leopard.

"Bahkan tim teknis Kementerian Pertahanan akan berangkat ke Belanda akhir Januari untuk melihat langsung kondisi tank dimaksud, termasuk kemungkinan harga yang akan disepakati apakah layak atau tidak, " ujarnya.

TNI AD akan melengkapi sistem pertahanan dengan memborong arsenal dari lima pabrik di Eropa dan Amerika. Peralatan yang akan dibeli dengan dana APBN 2011 sebesar Rp14 triliun itu dipastikan produk baru.

Alutsista yang akan dibeli tersebut, antara lain, Leopard 2A6 yang berbobot 62 ton yang juga dipakai Angkatan Darat Kerajaan Belanda.

Indonesia akan membeli 100 unit tank yang sudah dipakai di 15 negara itu dengan harga per unit 280 juta dollar AS; namun dengan serangkaian negosiasi berkurang jauh menjadi 100 juta dolar Amerika Serikat per unit.

"Ini semua proses G to G, tidak melalui agen atau perantara," tegasnya.

Sumber : Antara

Menhan Persilahkan KPK Pantau Pengadaan 100 Tank Leopard

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memantau proses pengadaan 100 unit Main Battle Tank "Leopard".

"Kita sudah ada kerja sama dengan KPK dan sistem pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian Pertahanan sudah berjalan baik," katanya, usai beramah tamah dengan para pimpinan media massa di Jakarta, Selasa malam.

Purnomo menjelaskan dalam pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pertahanan ada sistem pengawasan yang dilakukan oleh Komisi Tertinggi Kemhan yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan dan Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang dan Jasa yang dipimpin Irjen.

"Khusus proses pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, jadi sistem pengawasan, pencegahan, penyimpangan pengadaan barang dan jasa sudah berjalan baik," katanya.

Hal senada dilontarkan Irjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Gunadi yang mengatakan pihaknya ingin BPK dan KPK masuk dalam Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang dan Jasa.

"Namun aturannya kan tidak memperbolehkan seperti itu, namun kita sudah ada kerja sama dengan kedua instansi tersebut. Kerja sama itulah yang menjadi saluran positif antara Kemhan, BPK dan KPK," ungkapnya.

Jadi, tambah Gunadi, silakan saja jika KPK atau BPK ingin bertanya segala sesuatu tentang proses pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pertahanan termasuk dalam pengadaan 100 unit Main Battle Tank "Leopard".

TNI AD akan melengkapi sistem pertahanan dengan memborong arsenal dari lima pabrik di Eropa dan Amerika. Peralatan yang akan dibeli dengan dana APBN 2011 sebesar Rp 14 triliun itu dipastikan produk baru.

Alutsista yang akan dibeli tersebut, antara lain, Leopard 2A6 yang berbobot 62 ton yang juga dipakai Angkatan Darat Kerajaan Belanda.

Indonesia akan membeli 100 unit tank yang sudah dipakai di 15 negara itu dengan harga per unit 280 juta dollar AS; namun dengan serangkaian negosiasi berkurang jauh menjadi 100 juta dolar Amerika Serikat per unit. TNI AD juga akan membeli multiple launch rocket system untuk kekuatan 2,5 batalyon.

Untuk meriam 155 buatan Perancis dan helikopter serang darat AH-64 Apache buatan Boeing, Amerika Serikat, TNI-AD juga mendapatkan harga khusus yang relatif murah. Khusus untuk delapan helikopter, Amerika Serikat memberikan diskon lima juta dollar AS sehingga harganya turun menjadi 25 juta dollar AS.

Terkait pengadaan sejumlah alutsista tersebut, sebelumnya Indonesia Police Watch mengingatkan agar dilakukan pengawasan ketat agar dalam proses pengadaannya tidak terjadi "permainan", korupsi, atau gratifikasi antarpihak terkait atau dengan perusahaan produsen. 

Sumber : Antara

Pemerintah Anggarkan Rp. 57T Khusus Pengadaan Alutsista TNI

%3Cdiv+dir%3D%22ltr%22+style%3D%22text-align%3A+left%3B%22+trbidi%3D%22on%22%3E%0D%0A%3Cdiv+class%3D%22separator%22+style%3D%22clear%3A+both%3B+text-align%3A+center%3B%22%3E%0D%0A%3Ca+href%3D%22http%3A%2F%2Fimg.antaranews.com%2Fnew%2F2011%2F12%2Fsmall%2F201112230004.jpg%22+imageanchor%3D%221%22+style%3D%22clear%3A+left%3B+float%3A+left%3B+margin-bottom%3A+1em%3B+margin-right%3A+1em%3B%22%3E%3Cimg+border%3D%220%22+height%3D%22213%22+src%3D%22http%3A%2F%2Fimg.antaranews.com%2Fnew%2F2011%2F12%2Fsmall%2F201112230004.jpg%22+width%3D%22320%22+%2F%3E%3C%2Fa%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22font-family%3A+Arial%2CHelvetica%2Csans-serif%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+style%3D%22font-size%3@+small%3B%22%3E%3Cspan+class%3D%22post-content%22+style%3D%22margin-top%3A+20px%3B%22%3E%3Cb%3EJAKARTA-%28IDB%29+%3A+%3C%2Fb%3EPemerintah++mengalokasikan+anggaran+sebesar+Rp57+triliun+untuk+memenuhi+kekuatan++pokok+minimal+alat+utama+sistem+persenjataan+%28alutsista%29+TNI+sampai++dengan+2014%2C+demikian+keterangan+tertulis+di+laman+Sekretariat+Kabinet++Republik+Indonesia%2C+Selasa.%0D%0A%0D%0AAlokasi+anggaran+itu+tertuang+dalam+Keputusan+Presiden+Nomor+35++Tahun+2011+tentang+Percepatan+Pemenuhan+Kekuatan+Pokok+Minimal+Alutsista++TNI+Tahun+2010-2014%2C+yang+ditandatangani+oleh+Presiden+Susilo+Bambang++Yudhoyono%2C+pada+27+Desember+2011.%0D%0A%0D%0ASebanyak+Rp7+triliun+dari+anggaran+tersebut+sudah+dialokasikan++pemerintah+melalui+DIPA+Kementerian+Pertahanan+%28Kemhan%29+tahun+anggaran++2010+lalu.%0D%0A%0D%0AKeppres+Nomor+35+Tahun+2011+itu+menyebutkan%2C+Menteri+Pertahanan++akan+menyusun+kerangka+kebutuhan+tambahan+pendanaan+untuk+tahun+anggaran++2010-2014%2C+dengan+nilai+paling+banyak+Rp57+triliun.+%0D%0A%0D%0ADaftar+kebutuhan+itu+antara+lain+memuat+jenis%2Fspesifikasi+teknis++serta+jumlah+pengadaan+barang+dan+jasa%2C+harga+setiap+unit+pengadaan++barang+dan+jasa%2C+produsen+barang+dan+jasa%2C+alih+teknologi+untuk++kepentingan+pengembangan+industri+pertahanan+dalam+negeri%2C+sifat++pengadaan+barang+dan+jasa%2C+dan+rencana+pengadaan+serta+perkiraan++kebutuhan+anggaran+setiap+tahun.%0D%0A%0D%0ASetelah+itu%2C+Menteri+Perencanaan+Pembangunan+Nasional%2F+Kepala+Badan++Perencana+Pembangunan+Nasional+%28Bappenas%29+akan+menilai+daftar+kebutuhan++yang+disusun+Menhan+itu+sebagai+bagian+dari+Rencana+Kerja+Pemerintah++dan+Rencana+Pembangunan+Jangka+Menengah+Nasional%2C+dan+untuk+selanjutnya++diteruskan+kepada+Menteri+Keuangan.%0D%0A%0D%0AMenteri+Keuangan+kemudian+menetapkan+sumber+pendanaan+untuk++membiayai+pemenuhan+kebutuhan+kekuatan+pokok+minimal+alutsista+2010-2014++melalui+mekanisme+APBN.%0D%0A%0D%0APengadaan+barang+dan+jasa+akan+dilaksanakan+oleh+Kementerian++Pertahanan%2C+dengan+mempertimbangkan+perbaikan+mekanisme+perencanaan%2C++peningkatan+kemampuan+penyerapan+anggaran%2C+dan+akuntabilitas+pengelolaan++anggaran.%0D%0A%0D%0AKeppres+itu+juga+menegaskan%2C+bahwa+pemenuhan+kebutuhan+alutsista++TNI+dilakukan+dengan+mengutamakan+penggunaan+produksi+dalam+negeri%2C+dan++dilaksanakan+dalam+rangka+revitalisasi+industri+pertahanan+dalam+negeri.%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22font-family%3A+Arial%2CHelvetica%2Csans-serif%3B+text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3Cdiv+style%3D%22text-align%3A+justify%3B%22%3E%0D%0A%3Cspan+class%3D%22post-content%22+style%3D%22margin-top%3A+20px%3B%22%3E%3Cspan+style%3D%22font-family%3A+Arial%2CHelvetica%2Csans-serif%3B+font-size%3A+small%3B%22%3ESumber+%3A+%3Ca+href%3D%22http%3A%2F%2Fwww.antaranews.com%2Fberita%2F293200%2Fpemerintah-anggarkan-rp57-triliun-untuk-alutsista-tni%22%3EAntara%3C%2Fa%3E+%3C%2Fspan%3E%3C%2Fspan%3E%3C%2Fdiv%3E%0D%0A%3C%2Fdiv%3E%0D%0A