JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro membantah telah melobi DPR untuk berkunjung ke Belanda terkait pengadaan tank Leopard.
"Saya dari sejak reses sampai sekarang belum bertemu dengan DPR. Jadi saya nggak tahu itu berita dari mana kalau Menhan menyiapkan dana dan biaya untuk ke Belanda," tegasnya di Gedung Kemenhan, Jakarta, Senin, 16 Januari 2012.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan alasan pembelian tank Leopard karena Indonesia sampai saat ini hanya mempunyai tank ringan.
"Kalau kita melihat kawan-kawan di sekitar lingkungan kita, Vietnam punya, Malaysia punya, Singapura punya, Kamboja punya, Myanmar punya, sementara Indonesia medium saja nggak punya," ungkapnya.
Tank Leopard, kata dia, adalah produk Jerman dan dipakai di 15 negara, mayoritas Eropa, Singapura, dan Kanada. Kebetulan Belanda akan mengurangi kekuatan tank-nya.
"Prinsip teknik, tank itu perangnya lawan tank. Tank-nya masih bagus ya kita lihat. Insya Allah kalau kita memiliki ini kita lebih unggul dan lebih hebat," tuturnya.
Pramono Edhie mengaku ada beberapa duta besar yang sudah menemuinya untuk melakukan negosiasi dan menawarkan alutsista jenis main battle tank kepada Indonesia.
"Ini yang sedang kami pelajari. Pada prinsipnya alutsista itu memang betul-betul kita butuhkan main battle tank dan harganya sesuai dengan daya beli kita," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin mengatakan, pemerintah mencoba membujuk Komisi I DPR RI soal rencana pembelian tank Leopard bekas milik Belanda. Caranya, dengan mengundang anggota Dewan untuk bersama-sama melawat dan meninjau ke Belanda.
"Seminggu yang lalu Kemenhan telah mengundang Komisi I bergabung meninjau ke Belanda, tapi kami sepakat tidak ikut bergabung dengan rombongan Kemenhan," kata Tubagus dalam pesan singkat kepada VIVAnews.com, Jumat 13 Januari 2012.
Tubagus menambahkan, jika memang harus berkunjung ke Belanda, Komisi I lebih tertarik menemui pimpinan partai di parlemen Belanda yang menolak rencana Indonesia membeli tank Leopard tersebut.
"Andaikan harus meninjau, kami sepakat akan meninjau dengan biaya sendiri dan titik berat kami adalah mempelajari aspek-aspek politisnya dan bukan aspek teknis, karena itu bukan ranah kami," kata Tubagus.
"Saya dari sejak reses sampai sekarang belum bertemu dengan DPR. Jadi saya nggak tahu itu berita dari mana kalau Menhan menyiapkan dana dan biaya untuk ke Belanda," tegasnya di Gedung Kemenhan, Jakarta, Senin, 16 Januari 2012.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan alasan pembelian tank Leopard karena Indonesia sampai saat ini hanya mempunyai tank ringan.
"Kalau kita melihat kawan-kawan di sekitar lingkungan kita, Vietnam punya, Malaysia punya, Singapura punya, Kamboja punya, Myanmar punya, sementara Indonesia medium saja nggak punya," ungkapnya.
Tank Leopard, kata dia, adalah produk Jerman dan dipakai di 15 negara, mayoritas Eropa, Singapura, dan Kanada. Kebetulan Belanda akan mengurangi kekuatan tank-nya.
"Prinsip teknik, tank itu perangnya lawan tank. Tank-nya masih bagus ya kita lihat. Insya Allah kalau kita memiliki ini kita lebih unggul dan lebih hebat," tuturnya.
Pramono Edhie mengaku ada beberapa duta besar yang sudah menemuinya untuk melakukan negosiasi dan menawarkan alutsista jenis main battle tank kepada Indonesia.
"Ini yang sedang kami pelajari. Pada prinsipnya alutsista itu memang betul-betul kita butuhkan main battle tank dan harganya sesuai dengan daya beli kita," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin mengatakan, pemerintah mencoba membujuk Komisi I DPR RI soal rencana pembelian tank Leopard bekas milik Belanda. Caranya, dengan mengundang anggota Dewan untuk bersama-sama melawat dan meninjau ke Belanda.
"Seminggu yang lalu Kemenhan telah mengundang Komisi I bergabung meninjau ke Belanda, tapi kami sepakat tidak ikut bergabung dengan rombongan Kemenhan," kata Tubagus dalam pesan singkat kepada VIVAnews.com, Jumat 13 Januari 2012.
Tubagus menambahkan, jika memang harus berkunjung ke Belanda, Komisi I lebih tertarik menemui pimpinan partai di parlemen Belanda yang menolak rencana Indonesia membeli tank Leopard tersebut.
"Andaikan harus meninjau, kami sepakat akan meninjau dengan biaya sendiri dan titik berat kami adalah mempelajari aspek-aspek politisnya dan bukan aspek teknis, karena itu bukan ranah kami," kata Tubagus.
Sumber : Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar