Pages

Jumat, Januari 13, 2012

Meski Tua Tetap Semangat

SURABAYA-(IDB) : Diusianya yang ke-33 KRI Nala-363 “Tetap Semangat”, hal tersebut ditujukkan dalam acara apel khusus di geladak KRI Nala-363 dalam rangka memperingati Peluncuran KRI Nala-363 yang ke-33 (Peluncuran Kapal pada tanggal 11 Januari 1979 di galangan kapal Wilton Feyenoord Belanda). 

Peringatan ini dilaksanakan dalam rangka mengingat kembali hakekat dari pemberian nama KRI “NALA”, nama tersebut merupakan nama sosok pahlawan laut nusantara yaitu Laksamana Nala yang merupakan Jalasena kerajaan Majapahit yang memiliki jiwa dan semangat patriotisme yang tinggi serta  sikap pantang menyerah dalam mewujudkan kekuasaan wilayah Kerajaan Majapahit pada masa itu. 

Tentunya peringatan ini, juga dimaksudkan agar seluruh prajurit KRI Nala-363 dapat mewarisi nilai-nilai semangat juang dan sikap pantang menyerah dari Laksamana Nala yang dapat diimplementasikan dalam kedinasan sehari-hari.

Dengan kemampuan mobilitas tinggi, pendadakan, daya pemusnah dan kemampuan sistem kodal dengan unsur – unsur KAA, KS dan udara maka KRI Nala-363 dapat digunakan untuk tugas – tugas operasi laut berupa pendeteksian, pengendalian dan penghancuran. 

Keunggulan teknologi pada kapal jenis ini antara lain kecepatan dan ketepatan sistem kerja, kecepatan dan ketepatan sistem akuisisi, daya pemusnah yang besar, kecepatan yang tinggi serta kemandirian logistik. Pada hakekatnya, kapal ini memiliki falsafah penggunaan tempur sebagai berikut :

“BEROPERASI DI MANA SAJA DAN KAPAN SAJA”

“MENYERANG DENGAN TIBA – TIBA”

“SENDIRI MAUPUN BERKELOMPOK”

“MENANGGULANGI SEGALA JENIS ANCAMAN YANG BERIMBANG”

KRI Nala-363 memiliki fungsi azasi melaksanakan peperangan anti permukaan, peperangan anti kapal selam, peperangan anti udara serta bantuan tembakan kapal. Dengan fungsi tambahan adalah sebagai bantuan pengamanan tempur dan patroli keamanan laut.  

Dalam riwayatnya sejak masuk di jajaran TNI AL yang tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta Koarmatim, KRI Nala-363 telah banyak berkiprah melaksanakan tugas-tugas operasi dan latihan yang cukup berkesan diantaranya operasi pemulihan keamanan di Aceh, operasi penyekatan laut saat terjadi konflik di Ambon, operasi dan latihan pengendalian laut, penembakan peluru kendali Exocet serta latihan bersama dengan negara lain dengan sandi “KAKADU” dimana latihan ini merupakan latihan multilateral yang pertamakalinya diikuti oleh TNI AL, dan masih banyak lagi operasi yang telah dilaksanakan dengan baik oleh KRI Nala-363.

Sumber : Koarmatim

Belanda Ajak Denmark dan Norwegia Patungan Beli F-35

WASHINGTON DC-(IDB) : Belanda telah meminta Norwegia dan Denmark untuk bersama-sama membeli dan merawat pesawat masa depan F-35 guna menggantikan armada F-16 mereka. Dengan demikian, mahalnya ongkos pembelian dan perawatan F-35 bisa ditanggung bersama untuk menjawab tentangan di dalam negeri masing-masing.

Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan Hans Hillen, Kamis (12/1/2012), seusai bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta di Pentagon, Washington DC, AS. Menurut Hillen, tingginya biaya pembelian F-35 menjadi perdebatan panas di dalam negeri Belanda.

"Pesawat-pesawat tempur F-16 kami sudah habis masa pakainya dan biaya untuk mencari penggantinya yang sangat mahal menjadi isu perdebatan panas di Belanda," tutur Hillen.

Berbagai langkah penghematan di Eropa yang sedang terlilit krisis finansial membuat anggaran pertahanan negara-negara tersebut ditekan habis-habisan. Hal itu memicu beberapa negara untuk menyatukan kemampuan mereka guna membeli pesawat-pesawat tempur baru.

Belanda mengajak dua negara tetangga sesama anggota NATO, Denmark dan Norwegia, untuk mempertimbangkan secara bersama-sama membeli F-35. Ketiga negara tersebut sama-sama mengandalkan armada F-16 sebagai kekuatan utama angkatan udara mereka.

"Saya telah meminta Denmark dan Norwegia memikirkan kerja sama terkait rencana (pembelian) pesawat tempur yang akan menggantikan armada F-16 kami. Dengan melakukan itu, kami bisa mengembangkan kerja sama yang sudah ada di antara sesama pengguna F-16 untuk mempertimbangkan F-35 Joint Strike Fighter sebagai pesawat penerus," tutur Hillen.

Pesawat F-35 Lightning II, yang dibuat di bawah program Joint Strike Fighter (JSF), dirancang khusus untuk menjalankan berbagai misi guna menggantikan pesawat-pesawat andalan AS dan sekutu-sekutunya selama ini. Varian F-35A, yang beroperasi dari landasan konvensional di darat, dirancang untuk menggantikan peran F-16 di masa depan.

Belanda, Norwegia, dan Denmark termasuk dalam delapan negara di luar AS yang turut berkontribusi dalam program JSF. Sebagai sesama negara anggota NATO, mereka juga sering beroperasi bersama di bawah komando NATO menyediakan payung pengawalan udara untuk negara-negara anggota NATO lainnya di Eropa yang tak memiliki kekuatan udara.

Para pejabat pertahanan AS saat ini sedang berjuang ekstrakeras untuk menahan pembengkakan biaya pengembangan pesawat F-35. Selain lasih menemui berbagai masalah teknis, biaya program JSF telah membengkak menjadi 385 miliar dollar AS, yang membuat harga satuan pesawat F-35 sudah mencapai angka 113 juta dollar AS (lebih dari Rp 1 triliun).

Sumber : Kompas

Hindari Dugaan Korupsi Dalam Pengadaan Leopard, KSAD Siap Diperiksa KPK

JAKARTA-(IDB) : Untuk menghindari dugaan adanya penyelewengan dana modernisasi alat utama sistem senjata, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) siap diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dirinya mengaku selalu menghindari penyelewengan kekuasaan. "Saya tidak mau kalau pensiun nanti diutak-atik lagi karena adanya pelanggaran, atau penyelewengan dana," kata KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo usai menghadiri HUT Dinas Penerangan TNI AD di Jakarta, Jumat (13/1).

Menanggapi kekhawatiran adanya dugaan permainan dibalik pembelian tank Leopard bekas dari Pemerintah Belanda, KSAD mengaku siap diperiksa KPK. "Kalau pun mau menyelidiki ke Belanda sana, kami siap. Tapi dengan biaya sendiri. Kalau kami biayai nanti dikira ada main juga dengan KPK," tegasnya.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan melakukan pengadaan main battle tank Leopard bekas pakai Belanda. Pengadaan 100 unit tank bekas ini mendapat penolakan dari parlemen kedua negara.

Sumber : Jurnas

Pindad : Indonesia Butuh MBT Untuk Menyeimbangkan Kekuatan Di Kawasan

BANDUNG-(IDB) : Meski mampu membuat tank medium, PT Pindad menilai Indonesia tetap memerlukan tank besar seperti Leopard buatan Jerman.

Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan, Leopard dibutuhkan untuk memperkuat postur pertahan Indonesia dalam menandingi Malaysia.

"Malaysia punya tank kelas berat jenis T72 buatan Rusia, tank Leopard juga tank kelas berat seperti T72," ujar Adik seperti diberitakan inilahkoran, Jumat (13/1/2012).

Jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) jadi membeli Leopard, maka lanjut Adik, Pindad siap memproduksi amunisi peluru untuk Leopard.

Pindad telah menjalin kerjasama dengan Rheinmetall perusahaan otomotif dan industri pertahanan dari Jerman yang memproduksi Leopard. "Mereka berjanji akan sharing teknologinya sama kita salah satunay terkait rudal dan alutsista lainnya," jelas Adik. 

Sumber : Inilah

Pindad : Jangan Bandingkan Tank Medium Pindad Dengan Leopard

BANDUNG-(IDB) : Tank medium buatan PT Pindad memiliki spesifikasi yang jauh berbeda dengan tank Leopard buatan Jerman.

Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan, tak medium Pindad memiliki tenaga lebih kecil daripada Leopard. Tank Pindad berkekuatan 500 tenaga kuda, sedangkan Leopard berkekuatan 1.500 tenaga kuda.

"Leopard itu termasuk tank top dunia, ibaratnya Lamborgini sedangkan tank Pindad adalah Toyota," ujar Adik seperti diberitakan inilahkoran, Jumat (13/1/2012).

Ukuran tank medium buatan Pindad yang lebih kecil dibanding Leopard membuatnya lebih lincah dan taktis dalam melakukan manuver dan pergerakan. "Tank medium Pindad lebih murah harganya tapi jangan dibandingkan dengan Leopard karena beda kelas," ujar Adik.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana membeli 100 unit tank Leopard bekas dari Belanda seharga Rp14 triliun. Rencana ini ditentang Komisi I DPR yang mengusulkan agar Kemenhan membeli tank medium buatan Pindad yang pembuatannya diinstruksikan langsung SBY.

Tank tipe medium buatan PT Pindad tersebut dinilai sangat sesuai dengan kebutuhan penguatan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) yang dibutuhkan TNI.

"Prototipe tank sudah jadi dan sudah jalan. Sudah dikunjungi oleh Komisi I. Hasilnya cocok, kenapa tidak dikembangkan. Produk anak bangsa murah dan cocok. Tinggal sekarang bilang Oke, buat yang banyak," papar Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/1/2012).

Sumber : Inilah

Mengapa Harus Tank Leopard ...???

JAKARTA-(IDB) : Pembelian Tank Leopard dari Belanda, menurut Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Pramono Edhie Prabowo, sudah didahului dengan riset dan kajian mendalam di Pusat Persenjataan Kavaleri (Pusenkav) TNI AD .

"Hasil kajian itu yang terpilih salah satunya Tank Leopard," ujar Pramono usai menghadiri acara HUT ke 61 Dinas Penerangan (Dispen) AD di Jalan Abdul Rachman Saleh, Jumat (13/1/2012).

Menurutnya selain pembelian tank tersebut, TNI AD juga akan membeli helikopter serang dan pertahanan anti udara. "Rata-rata semua persenjataan itu sudah tua," paparnya.

Dia menjelaskan, alasan pembelian tank tersebut karena selama ini Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AD rata-rata berumur 20 tahun. "Oleh karena itu kita memerlukan modernisasi, dengan dana alokasi sebesar Rp14 Triliun," jelasnya.

Lebih jauh, ipar Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ini mengatakan pengadaan alusista direncanakan sampai tahun 2014. "Kenapa sampai 2014, ya karena memang alokasi dananya sampai di situ, kita berharap selesai sebelumnya," tambahnya.

Sebelumnya, kementerian Pertahanan dikabarkan akan membeli 100 unit Tank Leopard dari Belanda. Namun, Komisi Pertahanan DPR menilai tank buatan Jerman tersebut tidak cocok untuk dipakai di Indonesia.

Alasan penolakan pembelian tank tersebut, menurut Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin karena Indonesia memiliki konsep pertahanan defensif. "Kita ini sifatnya bertahan, karenanya kita melakukan pertahanan di pulau-pulau. Sementara Tank Leopard dibuat untuk fungsi melakukan penyerangan," pungkasnya. 

Sumber : Okezone

Korsel Tempatkan Rudal Chunma di Seluruh Wilayahnya

SEOUL-(IDB) : Rudal darat ke udara Chunma yang dikembangkan oleh teknologi swasembada Korea Selatan telah selesai dialokasikan di seluruh unit militer strategis di wilayah Korea Selatan sampai akhir tahun 2011.
 
Rudal Korea Selatan, Chunma ini menurut KBS, Senin (9/1/2012) dapat diangkut oleh kendaraan lapis baja sampai 8 unit dan digunakan untuk menyergap pesawat musuh yang datang pada ketinggian pesawat di udara dalam jarak sejauh 20 Kilometer lebih dengan kecepatan 2,6 Mach.


Rudal Chunma tersebut juga dapat diluncurkan dari bahu personil militer untuk sasaran berketinggian rendah.

Sumber : TribunNews

Korut Kembali Uji Coba Rudal

PYONGYANG-(IDB) : Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba tiga rudal jarak pendeknya. Rudal-rudal itu diuji tembak ke lautan antara Jepang dan semenanjung Korea.

Demikian diberitakan surat kabar Jepang, Sankei Shimbun yang mengutip sumber-sumber pemerintah Jepang seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/1/2012). Rudal-rudal tersebut ditembakkan ke perairan Laut Jepang pada Rabu, 11 Januari waktu setempat.

Di Seoul, Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) menolak berkomentar mengenai laporan uji coba rudal Korut tersebut. Sementara Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan tengah menganalisa intelijen dan memerintahkan badan-badan pertahanan untuk waspada akan aksi-aksi provokatif dari rezim Korut.

Sebelumnya, Korut diberitakan melakukan uji coba dua rudal jarak pendeknya di wilayah lepas pantai timurnya pada 19 Desember lalu. Uji rudal tersebut dilakukan di hari yang sama pemerintah Korut mengumumkan kematian pemimpinnya, Kim Jong-il.

Negeri komunis itu telah kerap melakukan uji coba rudal jarak pendek dalam beberapa tahun terakhir. Sejak kematian Kim, beredar spekulasi bahwa putra bungsunya sekaligus penerusnya, Kim Jong-un bakal mencoba meningkatkan pamor militernya dengan melakukan uji coba rudal.

Sumber : Detik

Irak Tertarik Kerjasama Dengan Industri Pertahanan Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (11/1), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Irak untuk Indonesia HE Dr Ismieal Shafiq Muhsin, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. 

Duta Besar Irak untuk Indonesia mengunjungi Menhan untuk menjelaskan bahwa pada akhir bulan Januari ini delegasi Senat Irak akan datang mengunjungi Indonesia dan berharap dapat bertemu dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro untuk membicarakan mengenai kerjasama pertahanan yang dapat terjalin antara kedua negara. 

Kerjasama tersebut antara lain di bidang pendidikan dan industri pertahanan. Dalam kunjungan delegasi ini, Dubes Irak mengharapkan delegasi dapat mengunjungi beberapa industri pertahanan Indonesia. Menhan Purnomo Yusgiantoro menyambut hangat keinginan Dubes Irak dan bersedia mengatur kunjungan delegasi Irak ke beberapa Industri Pertahanan dalam negeri. 

Saat menerima kunjungan Dubes Irak untuk Indonesia ini Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin dan Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan.

Sumber : DMC