Pages

Jumat, Januari 13, 2012

Belanda Ajak Denmark dan Norwegia Patungan Beli F-35

WASHINGTON DC-(IDB) : Belanda telah meminta Norwegia dan Denmark untuk bersama-sama membeli dan merawat pesawat masa depan F-35 guna menggantikan armada F-16 mereka. Dengan demikian, mahalnya ongkos pembelian dan perawatan F-35 bisa ditanggung bersama untuk menjawab tentangan di dalam negeri masing-masing.

Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan Hans Hillen, Kamis (12/1/2012), seusai bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta di Pentagon, Washington DC, AS. Menurut Hillen, tingginya biaya pembelian F-35 menjadi perdebatan panas di dalam negeri Belanda.

"Pesawat-pesawat tempur F-16 kami sudah habis masa pakainya dan biaya untuk mencari penggantinya yang sangat mahal menjadi isu perdebatan panas di Belanda," tutur Hillen.

Berbagai langkah penghematan di Eropa yang sedang terlilit krisis finansial membuat anggaran pertahanan negara-negara tersebut ditekan habis-habisan. Hal itu memicu beberapa negara untuk menyatukan kemampuan mereka guna membeli pesawat-pesawat tempur baru.

Belanda mengajak dua negara tetangga sesama anggota NATO, Denmark dan Norwegia, untuk mempertimbangkan secara bersama-sama membeli F-35. Ketiga negara tersebut sama-sama mengandalkan armada F-16 sebagai kekuatan utama angkatan udara mereka.

"Saya telah meminta Denmark dan Norwegia memikirkan kerja sama terkait rencana (pembelian) pesawat tempur yang akan menggantikan armada F-16 kami. Dengan melakukan itu, kami bisa mengembangkan kerja sama yang sudah ada di antara sesama pengguna F-16 untuk mempertimbangkan F-35 Joint Strike Fighter sebagai pesawat penerus," tutur Hillen.

Pesawat F-35 Lightning II, yang dibuat di bawah program Joint Strike Fighter (JSF), dirancang khusus untuk menjalankan berbagai misi guna menggantikan pesawat-pesawat andalan AS dan sekutu-sekutunya selama ini. Varian F-35A, yang beroperasi dari landasan konvensional di darat, dirancang untuk menggantikan peran F-16 di masa depan.

Belanda, Norwegia, dan Denmark termasuk dalam delapan negara di luar AS yang turut berkontribusi dalam program JSF. Sebagai sesama negara anggota NATO, mereka juga sering beroperasi bersama di bawah komando NATO menyediakan payung pengawalan udara untuk negara-negara anggota NATO lainnya di Eropa yang tak memiliki kekuatan udara.

Para pejabat pertahanan AS saat ini sedang berjuang ekstrakeras untuk menahan pembengkakan biaya pengembangan pesawat F-35. Selain lasih menemui berbagai masalah teknis, biaya program JSF telah membengkak menjadi 385 miliar dollar AS, yang membuat harga satuan pesawat F-35 sudah mencapai angka 113 juta dollar AS (lebih dari Rp 1 triliun).

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar