Pages

Selasa, Desember 11, 2012

Pertahanan Udara Frigate Modern (Nakhoda Ragam ?)

Disain Frigate F125 Jerman

JKGR-(IDB) : Jerman mulai memproduksi frigate terbaru F125 yang didisain sanggup melakukan berbagai misi dan memiliki kemampuan untuk ditempatkan di berbagai penjuru dunia selama waktu 2 tahun, sebelum kembali ke Pangkalannya di Jerman. Proyek ini diberi nama Frigat  Baden-Württemberg  Class Type 125.

Frigate 125 dibangun untuk menggantikan F122 Bremen Class 3680 ton, yang pensiun tahun 2016. Sejumlah pengamat militer menilai frigate ini, bisa disebut “Real Frigate”, karena sistem persenjataan dan elektroniknya sangat modern. Dengan bobot mencapai 7000 ton, kapal perang ini menjadi frigate terbesar di dunia yang ukurannya mendekati destroyer. Senjatanya antara lain meriam 1 × 127 mm Otobreda dengan guided ammunition, untuk misi serangan darat hingga jarak 120 km.

The new Otobreda 127/64 lightweight gun

Frigate Baden-Württemberg dibuat oleh dua perusahaan Jerman,  Thyssen-Krupp and Lürssen.  Galangan Kapal Lursen, merupakan tempat mangkalnya tiga light frigate Nakhoda Ragam Class, yang akan dibeli Indonesia.

Yang menarik dari frigate F125 ini,  Jerman mempercayakan pertahanan udaranya, hanya kepada rudal jarak pendek 9 km: RIM-116 Rolling Airframe Missile (RAM), yang termasuk dalam golongan a close-in weapon system (CIWS). Padahal untuk kapal berbobot 7000 ton, Jerman bisa saja memasang sistem senjata anti-udara menengah seperti RIM-162 ESSM, ataupun RIM66 dengan jarak tembak  50-hingga 170 km, seperti yang terpasang di fregat terdahulu F-124 Sachsen Class.

Lebih aneh lagi, persenjataan anti-udara Frigate F125 justru menurun dibandingkan F122 Frigate Bremen Class yang akan digantikannya/pensiun  pada tahun 2016.  Frigate F122 Bremen Class, selain memiliki 2 launcher Rim 166 RAM,  juga dilengkapi senjata anti-udara Sea Sparrow.

RIM-116 Rolling Airframe Missile Launcher

Spesifikasi Persenjataan Frigate F125 Jerman:
  • Naval guns:
    • 1 × 127 mm lightweight Otobreda naval gun with guided VULCANO ammunition for land-attack missions (range: more than 100 km (62 mi))
    • 2 × 27 mm MLG 27 remote-controlled autocannons
    • 5 × 12.7 mm Hitrole-NT remote-controlled machine gun turrets
    • 2 × 12.7 mm heavy machine guns (manually controlled)
  • Antiaircraft warfare, CIWS:
    • 2 × RAM Block II surface-to-air missile launcher/CIWS, 21 cells each
  • Anti-ship missiles:
    • 8 × RGM-84 Harpoon anti-ship missiles (interim solution until joint sea/land attack missile RBS 15 MK4 becomes available)
  • Non-Lethal:
    • Water cannons
    • 2 × search lights
Tidak itu saja, 30 korvet terbaru Jerman, Braunschweig Class buatan 2004-2007, juga hanya mengandalkan RIM-116 RAM Launcher, untuk pertahanan udara. Padahal Korvet ini difungsikan untuk  untuk  peperangan Ocean Zone.

Setiap Korvet Braunschweig Class yang berbobot 1840 ton, mengusung 2 unit RIM-116 RAM Launcher. Seharusnya 3 light frigate Nakhoda Ragam Class Indonesia yang diservis di Lursen Jerman, bisa dipasang senjata pertahanan anti rudal RIM-116 RAM Launcher, karena bobotnya lebih besar, yakni 1940 ton
.
Korvet Braunschweig F260 Jerman

Persenjataan Korvet Magdeburg F-261 (Braunschweig Class):
Armament:
  • Guns;
    • 1 x Otobreda 76 mm gun
    • 2 x MLG 27 mm autocannons
  • Anti-ship;
    • 4 x RBS-15 Mk.3 Anti-ship missiles
  • CIWS;
    • 2 x 21-cell RAM CIWS missile launchers
  • Mine laying capability;
Senjata pertahanan udara RIM 116 RAM  juga  sangat diminati militer Amerika Serikat. AS bahkan telah memasang RIM-116 RAM Launcher di Kapal Induk USS Nimitz Class, USS Enterprise, berbagai kapal angkut, kapal serang amphibi hingga kapal perang Litoral Zone ( pertahanan garis pantai) seperti  Trimaran USS Independence. Saat ini AS sedang memesan 1600 rudal RIM-116 dan 115 launcher untuk dipasang di 74 kapal.

Loading RIM 116 di USS Harry S. Truman, Nimitz-class aircraft carrier

Rudal kecil dan ringan buatan Jerman-AS ini juga digunakan oleh: Yunani, Korea Selatan, Turki, Arab Saudi dan Mesir. Uni Emirat Arab sedang memesan RIM 116 RAM Launcher.

RIM-116 RAM Launcher di Destroyer Yi Sun-Shin Korea Selatan

Apa yang dilakukan militer Jerman untuk Korvet dan Frigate terbaru mereka, menunjukkan RIM-116 Launcher, bisa diandalkan untuk pertahanan udara. Apakah Jerman mau berjudi untuk urusan pertahanan udara bagi 30 korvet terbaru mereka dan Frigate F-125 yang sedang  mereka bangun ?.

Visi Baru Militer Jerman

Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa Jerman men-downgrade persenjataan anti-udara frigate mereka dibandingkan frigate terdahulu F124 Sachsen Class.

Pemerintah dan militer Jerman ternyata telah berhitung matang. Perubahan geo-politik pasca hilangnya perang dingin dengan Uni Soviet, membuat militer Jerman merevisi kemampuan angkatan perang mereka.  Persenjataan-persenjataan canggih dan mahal seperti rudal anti-udara jarak menengah yang terpasang di Frigate F124 Sachsen Class, tidak lagi digunakan. Jerman merasa fregat terbaru  nanti  tidak perlu memiliki air superiority seperti di jaman perang dingin.

Tugas-tugas kapal perang Jerman di masa depan adalah bergabung dengan Pasukan NATO, Multinasional atau Pasukan PBB, untuk melakukan berbagai operasi Perdamaian, Anti-terorisme, Anti-Pembajakan serta Misi Kemanusiaan.

Alasan lainya adalah krisis ekonomi yang terjadi di Uni Eropa, sehingga pemerintah Jerman memangkas budget untuk militer. Pemasangan peralatan perang canggih yang memiliki air superiority hanya menambah mahal biaya operasi.


Dengan strategi tersebut, Jerman mampu memangkas anggaran militer karena membuat kapal-kapal perang yang lebih murah, demi menyelamatkan APBN, namun pihak militer tetap mampu menjalankan misi yang mereka terima.  Kalkulasi Jerman ini tentu bisa diambil hikmahnya oleh Indonesia.

Indonesia yang sedang memesan 100 MBT Leopard 2A4, 50 IFV Marder dan reparasi 3 Light Frigate Nakhoda Ragam Class, seharunya mempunyai kesempatan untuk memiliki senjata canggih pertahanan udara ini. Apalagi RIM 116 RAM Launcher merupakan senjata pertahanan dan tidak untuk tujuan ofensif. 





Sumber : JKGR

17 komentar:

  1. Setiap negara memiliki ancaman yang berbeda, sehingga apa yg terjadi di negara lain tidak serta merta bisa di aplikasi di negara kita. Jerman boleh saja mendowngrade armada korvet dan frigate mereka, tapi Indonesia tidak boleh latah. Rudal anti serangan udara jarak menengah masih merupakan prioritas yg harus dipenuhi oleh armada kita... Lihatlah sekeliling kawasan, betapa besarnya ancaman apabila terjadi konflik.

    BalasHapus
  2. Jelas beda....wilayah laut Jerman tidak begitu luas....jadi tidak terlalu memerlukan kemampuan pertahanan jarak jauh...Indonesia berkebalikan...

    BalasHapus
  3. Saya berharap Pemerintah dan TNI lebih mengutamakan pembelian rudal jarak menengah s/d jauh? karna wilayah NKRI dari ujung ke ujung hampir sama dgn luas eropa,rudal berjelajah 100km keatas harus menjadi prioritas,apalagi sekarang kapal cepat rudal seperti KRI Kujang sudah dilengkapi C-705,masa rudal anti udaranya cuman 9km hadeuuhhh? F-18 hornet itu sudah dilengkapi rudal jarak menengah semua, masa penangkalnya cuman 9km, yg bener aja?

    BalasHapus
  4. Rudal RIM116-RAM ini memang anti-udara tapi bukan untuk untuk menhancurkan pesawat tempur. Tapi menghancurkan rudal anti-kapal. Jadi rudal makan rudal gitu loh.

    BalasHapus
  5. Berarti korvet sigma kita nggak ideal dong...kan antipesawatnya cuma dibekali mistral...yang jarak pendek..

    BalasHapus
  6. Ada juga varian RAM yang dibekali sensor dan FCR yang dipasang di Phalanx yg disebut Sea RAM.

    Sistem Sea RAM akan bekerja secara autonomous yang tidak memerlukan integrasi dengan sensor lain di kapal.

    BalasHapus
  7. he he,kalau mau jujur...satuan udara dan laut kita sangat lemah kalau buat combat sesungguhnya,hancur lebur..dg senjata ala kadarnya,sudah saatnya buat kapal yg dibekali senjata penggentar sejati..buat kek,fregat yg dilengkapi yakhont,kanon utama 155mm(kayak cesar),ciws 10.000 kayak punya rusia,torpedo skyval,sam jarak 80 km...itu baru namanya fregat..bukan odong2.....soal jet kita???sama parahnya,jangan cuma jadi macan cuma dalam koran doang

    BalasHapus
  8. kita ini bangsa bebal yg asyik korup aja,gak ada prestasinya,sudah tau..jaman sekarang untuk memenangkan perang,itu adalah superiority udara,dan kedua kekuatan laut..mana first combat kita???sukhoi yg cuma imut,fregat seupil yg fiturnya antah berantah,vietnam dan thailand..kelihatan nyata peningkatan militernya,puluhan sukhoi dan ks killo..kita??alamak,berita terakhir project kfx suram,tapi gak ada ide cepat alihkan project..kacauuuuuuu

    BalasHapus
  9. Berbicara mengenai pertahanan udara, Jerman mendowngrade pertahanan udaranya karena negara di kawasan mereka sedang dilanda krisis moneter dan ancaman udara sedikit diakibatkan negara tetangganya hampir nihil meningkatkan kekuatan udaranya...beda dgn indonesia kita lihat peningkatan kekuatan udara di kawasan asia tenggara....Malaysia dgn SU-30 MKM, F-18, Singapura dengan F-15 SG dan F-16 Block 52, Australia dengan F-18 E/F belum lagi Singapura dan Australi thn 2015 akan kedatangan F-35, ancaman udara akan semakin menghawatirkan....mengenai pertahanan udara di kapal itu ada rudal ASMD (Anti Ship Missile Defence)/Pertahanan Udara Jarak Pendek/Pertahanan Titik, kemudian pertahanan jarak menengah/ pertahanan terminal, kemudian pertahanan jarak jauh/pertahanan area....sementara di AL mengenal sistem defence in depth untuk pertahanan udaranya salah satunya agar pertahanan ini terwujud kapal mutlak harus memiliki pertahanan jarak menengah untuk difungsikan dalam destruction area pada sistem defence in depth....jadi ASMD itu sudah merupakan standar yg dimiliki kapal perang, sedangkan kapal perang yg memiliki kekuatan Hanud bila memiliki rudal pertahanan jarak menengah/pertahanan terminal

    BalasHapus
  10. tapi tak ada yang berani menyerang indonesia kan? Lanjutkan...

    BalasHapus
  11. Bellom ada yg yerang sekrang !! Kurang tahu kebelakang ?? Paling baguss rusian new fregat real fregat. Radar 3d jangkauan 500 kilometer di rancang bisaa teksi tehnologi siluman panjang 118 meter anti serangan udara s300 ,anti kapal yakhont ,sayang para jendral bukan jendral saman pak dirman yg sekarang sennang harta amat gak semuanya !

    BalasHapus
  12. Setuju sama agan2 diatas...beda negara beda ancamanya,buat apa buang2 duit klo cuma beli penangkis rudal jarak pendek =mundur keblkg.

    BalasHapus
  13. berhubung bulu tangkis kita terpuruk maka rudal tangkis yang kita galakkan.

    BalasHapus
  14. Yopp arhanut bukan starrek lagi tapi s500 multi target se gera di akusisi simple gak bawel gal akal akalan ala barat contoh doang hebat ,setelah di coba sekarang balon gapung gak kennak apa gak sialan kwkwkw...
    Mau takut mereka gak guruss paling enggak truk ama pelunjurarnya s500 bisa di gotong ke sana kemari jangan bilang 2 broo rudal gak ada yg penting mereka gemetar haha...

    BalasHapus
  15. Indonesia tidak berani memainkan taruhan alias perjudian yg lebih besar... padahal kalo dilakukan untungnya 10 kali lipattt

    "CUMA BERANI KETENGANNN DOANGGG"

    BalasHapus
  16. Pak menteri boleh kita beli La Fayette or mosaic class bt korvette tp sistem pertahanan Udaranya tetap yg menengah, Aster 15/30 jauh lebih baik RAM-116 tetap pakai bt anti missele. pas ti josh punya. Kepalang tanggung klo cuman RAM-116 bt pertahanan udara.

    BalasHapus
  17. wah sgt disayangkan jika sistem persenjataan nahkoda ragam mengikuti sistem Jerman yg di downgrade, mengingat bentuk geografis Indonesia yg berbeda jauh dgn mrk, Jerman sgt tdk mslh mendowngrade sistem persenjataan fregat mrk, krn mrk bkn negara kepulauan, namun buat Indonesia, yg notabene negara kepulauan, tentunya ancaman akan dtg dr laut dan udara, apabila nahkoda ragam tdk dilengkapi dgn sistem persenjataan anti udara, akan membuatnya spt sitting duck apabila berhadapan dgn kekuatan udara negara luar ....

    BalasHapus