Pages

Selasa, November 06, 2012

Analisis : Dibalik Salam Hangat Inggris

ANALISIS-(IDB) : Kunjungan kenegaraan Presiden Sby ke Inggris tanggal 30 Oktober hingga 03 Nopember 2012 dinilai sangat istimewa dengan perjamuan khusus Ratu Inggris Elizabeth dan Istana Buckingham.  

Pertanyaannya tentu apa sebenarnya magnet yang memberikan rasa hangat dan akrab dalam bingkai kunjungan seorang pemimpin negeri kepulauan berpenduduk ke 4 terbesar didunia ini ke Inggris.  Tak lain dan tak bukan adalah madu alutsista. Siapa sih yang tak tergiur dengan modernisasi alutsista RI, hampir semua “semut” berdatangan menawarkan jualannya agar bisa mencicipi madu alutsista yang dikucurkan itu.  Terbukti jua ratusan perusahaan dari 50 negara akan hadir pada Indo Defence yang digelar 7-10 Nopember 2012 di Kemayoran Jakarta.

Rasanya memang tidak lengkap jika bumbu masak yang bernama Inggris tidak disertakan dalam aneka macam menu alutsista yang sudah dan sedang serta akan dipesan oleh Indonesia.  Dari kawasan Asia, Cina dan Korsel mewakili rudal C705, QW3 dan C802, 3 kapal selam Changbogo, 70 Howitzer KH178 dan 16 jet tempur taktis T50 Golden Eagle.  Rusia sudah lebih dulu merapat dengan 1 skuadron Sukhoi, 70 Tank amfibi BMP3F, 30 Panser amfibi BTR80A, 1 simulator Sukhoi, rudal Yakhont.  Kemudian Paman Sam membuka diri untuk  34 F16 blok 52, 8 Apache, 12 Sea Sprite dan rudal Maverick.  Brazil sudah kulonuwun dengan menyerahkan 4 Super Tucano dari pesanan 16 unit, 40 unit MLRS Astross II.  Perancis dengan rudal Exocet Blok 3, Howitzer Caesar.  Jerman dengan 120 MBT Leopard, 60 Tank Marder dan 16 pesawat latih Grobb.
Kemegahan Sambutan Itu
Dalam perjalanan belanja alutsista RI, kesannya Inggris kok ditinggalkan atau karena masih punya luka hati ketika pesanan Hawk 100/200 ditinggal begitu saja di Thailand akhir abad lalu.  Bayangkan kita pesan 40 Hawk tapi kloter terakhir ditelantarkan begitu saja oleh pilot Inggris.  Luka belum sembuh, luka lagi karena Scorpion dan Hawk dilarang dipakai dalam konflik Aceh tahun 2003 lalu.  Yang terakhir ini mungkin yang paling berbekas karena ternyata arogansi negeri Mama Ely itu seperti menikam dari belakang.

Tapi ya sudahlah, mengingat masa lalu yang haru biru itu tak jua apik jika dijadikan barometer dendam tak berkesudahan.  Pelajaran yang didapat dari itu adalah tidak lagi didikte dalam pasal dan ayat perjanjian kerjasama melainkan minimal setara karena ini adalah transaksi halal, barang halal sehingga ketika sudah dibeli mestinya tidak ada syarat dilarang pakai karena terkait separatis.  Selain itu belanja dari berbagai sumber produksi juga memberikan keyakinan untuk tetap eksis dalam memakai alutsista.

Lalu ada pertanyaan, apakah segitu aja nilai yang mau dibelanjakan untuk alutsista made in Inggris.  Apakah hanya untuk semacam rudal starstreak atau light fregat dan suku cadang Hawk padahal sambutan manis Mama Ely sangat luar biasa.  Lalu bagaimana dengan perjalanan sales 24 jet tempur Typhoon yang sudah beredar luas di media Inggris beberapa bulan lalu ketika David Cameron “menghadap” Sby di Jakarta.

Logika diplomasinya juga bernilai lebih misalnya dengan membandingkan kunjungan Kanselir Jerman beberapa waktu lalu ke Jakarta.  Jerman datang menjemput bola ketika petinggi Kemhan berkunjung dan berminat dengan MBT Leopard.  Tetapi Sby kan tidak perlu lagi ke Jerman.  Ini beda dengan Inggris, David Cameron datang 11-12 April 2012 membawa order 24 typhoon.  Kalau hanya untuk rudal Starstreak gak level lah seorang pemimpin tertinggi Inggris harus menyambangi Jakarta, cukup Menhannya saja.  Lalu kunjungan balasan akhir bulan lalu sampai awal bulan ini, releasenya lagi-lagi rudal starstreak dan light fregat.  Masak Cuma segitu aja.  Mungkin saja 24 typhon itu di hidden dulu untuk release pemberitaan atau bisa saja waktu penyampaiannya tidak usah terburu-buru untuk menghindarkan arm race di kawasan ini.  Soalnya belanja alutsista kita yang revolusioner ini menjadi intipan intelijen tetangga .

Sambutan yang luar biasa di Inggris mulai dari Mama Ely sampai bos Arsenal bahkan Walikota London juga ikut sibuk memberikan apresiasi hangat mengindikasikan hasrat kuat bahwa Inggris sedang membujuk RI untuk membeli 24 jet tempur Typhoon atau bahkan sudah ada kesepakatan tapi tidak untuk konsumsi publik dulu utamanya untuk menjaga jantung jiran tidak berdebar keras.  Sby kan selalu berada dalam patron itu misalnya ketika Menhan AS menawarkan 6 F16 blok 52 tahun 2009,  lalu Sby menyampaikan bahwa anggaran belum ada untuk itu.  Lalu tahun 2011 ada tawaran 24 jet tempur F16 second,  jawabannya: bungkus.
Bukan hanya untuk Rudal Starstreak
Bisa jadi release 24 jet tempur Typhoon ini untuk konsumsi tahun depan dan pesawatnya pun baru datang tahun 2016.  Bisa jadi memang tak perlu jua dipublikasi luas seperti yang dicontohkan dengan pengadaan MLRS Astross II dari Brazil yang jauh dari publikasi.  Yang jelas kan tidak mungkin hanya dengan pesanan 34 F16, 16 Super Tucano, 16 T50, 6 Sukhoi lalu berhenti sampai disitu.  Okelah, boleh jadi ada tambahan 16 Sukhoi lagi dalam MEF tahap 2 tetapi itukan untuk kebutuhan 2 skuadron jet tempur kelas berat.  Lha yang kelas medium kan perlu diperkuat misalnya untuk penggantian F5E.

Apapun itu tentu jika 24 jet tempur Typhoon Inggris jadi mengisi skuadron tempur TNI AU merupakan kado yang membanggakan.  Mimpi kita di MEF kedua periode 2015-2019 makin mendekati real dengan 32 Sukhoi, 40 F16 Blok 52 dan 24 Typhoon merupakan kombinasi satuan pemukul udara yang saling mengisi dan melengkapi.  Secara feeling sambutan hangat Mama Ely dan “keponakannya” PM David Cameron menjamu tamunya dari Indonesia memberikan sinyal kuat tentang rencana masa depan alutsista buatan Inggris yang digadang-gadang itu.  Ongkos sambutan itu tentu tidak sepadan jika dibandingkan dengan hanya belanja starstreak, suku cadang Hawk dan light fregat.  Ya kan ?




Sumber : Analisis

31 komentar:

  1. saya rasa ndak perlulah Eurofighter....kita sudah memiliki SU 30 MK2 di kelas berat dan F-16 Block 32+ di kelas ringan, yang perlu itu, peningkatan avionic SU 30 menjadi SU 35 atau sejajar MKI/MKM/MKA, F-16 Block 32+ menjadi Viper (Radarnya ganti Aesa), jumlahnya ditambah sampai tahap yang sesuai kebutuhan untuk menjaga Nusantara....Kalo kita menambah jenis lg maka kita akan susah dalam maintenance seperti Malaysia yg kesulitan merawat 3 jenis pesawat yang berbeda...Kemudian yang penting itu integrasi komunikasi dan data antara pesawat tempur, kapal perang, tank, dan markas komando dsehingga terbentuk C4ISR....Oc deh

    BalasHapus
  2. saya setuju dengan bang bro yang di atas dan jugadengan jumlah pesawat yang lumayan ada baiknya jika diimbangi dengan sistem radar yang mumpuni untuk menjangkau seluruh nusantara, serta arsenal penggebuk/rudal jarak jauh sebagai armamentnya. Menjaga kedaulatan NKRI merupakan harga mati to..

    BalasHapus
  3. Negara kita seluas eropa 240'jt penduduk,
    tdk ada kraguan akn SDM,
    kita hrus Ambil teknologi kekuatan Produk militer Cina, India, NATO, Soviet n Blok amerika Latin "Brazil", Hrus TOT.
    tdk ada masalah kita memadu SU, F16 n Taypoon dll, agar intel negara2 ASEAN+Australia n New Zeland Bingun Segan mlihat paduan kekuatan militer NKRI, yg trpenting adlh MARITIM d BESARkan
    idealnya NKRI 5 Armada
    "armada barat,tengah,timur,Hindia n Pasifik"
    25 kapal Selam

    Negara ini faktor paling Besar di Ancam oleh militer Malay,singapura+Australi+New Zeland

    BalasHapus
  4. kita sekarang harusnya memperkuat pesawat jenis AEW&C (Airborne Early Warning & Control system).

    Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi sebagai: BVR Missile Guidance, Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.
    Inilah yang harus dijadikan Master Plan bagi TNI AU dimasa depan.

    Untuk Typhoon Inggris gak masalah asal disertai dengan ToT, sebab semua jenis Pesawat Tempur yang Indonesia beli harus disertai dengan ToT baik melalui Joint Production atau juga untuk pembuatan Sparepart. Sehingga teknologi pesawat canggih versi Inggris saat ini dapat diserap Teknologinya oleh PT.DI sehingga kedepannya kita mampu untuk mengembangkan sendiri pesawat tempur canggih tersebut.

    No ToT No Buy.

    BalasHapus
  5. TNI nggak perlu eurofighter. pesawat itu inferior jika dibanding sukhoi dan f-16. namun memang pasti ada godaan soal "perpaduan". udah punya pesawat A,B,C.... masih ada tawaran/godaan untuk beli pesawat D,E,F dengan alasan perpaduan dapat memperkuat postur militer. itu yang terjadi dijaman orba. beli alutsista yang nggak-nggak.

    BalasHapus
  6. perpaduan opo meneh iki...
    itu kan menyengsarakan, kalau nanti mau di pakai di Papua kata UK begini "jangan pakai pesawat kami untuk memerangi sipil" sudahlah lupakan omongan cicitnya Rafles ini, yuk kita bujuk Rusia untuk ToT Sukhoi aja dari pada buang2 energi

    BalasHapus
  7. harusnya kita bisa belajar dari embargo senjata yang pernah kita rasakan dulu.klo untuk alutsista seperti light frigat..okelah kalo kita ambil dari inggris, karena kalo pun diembargo kita masih memiliki kemampuan untuk memperbaikinya..tapi klo bicara pesawat tempur, sy rasa kita jangan ambil resiko dlu karena kita blm mnguasai teknologinya..jadi klo kita mo memperbesar kemampuan TNI AU mending "cari aman" dulu. bisa jadi kita tambah flanker kita jadi 2 skuadron ...

    BalasHapus
  8. kalau ingin jaya.... ToT harga mati...

    BalasHapus
  9. Ingin beli apa ingin ToT..??

    kalo beli tanpa ToT sama aja bokong..., keluarnya TAIK...

    BalasHapus
  10. Dari tulisan diatas jawabannya mungkin itu hanya cara "mama Ely" buat nebus kesalahan masa lalu aja kali yaa....
    Kalo buat pemanis agar alutsista nya dibeli (terutama typhoon)....hhmmmm.... Pasti pengalaman embargo kemaren udah cukuplah buat jadi pelajaran..
    hehehe.....

    BalasHapus
  11. Saya setuju banget itu,tapi saya lebih setuju lagi kalau negara kita/kemhan mengadakan pajak pertahanan negara sebesar Rp 10.000 per orang/seluruh warga negara indonesia setiap satu minggu sekali,dan jika ini disetujui seperti inilah perkiraan pendapatan pajak pertahanan negara=Rp 10.000*225.000.000=2.250.000.000.000*4(jumlah minggu per bulan)=9.000.000.000.000*12(jumlah bulan dalam 1 tahun)=Rp 108.000.000.000.000dalam rupiah sedangkan di dolarkan Dolar AS menjadi=18.000.000.000(18 miliyar us dollar)wah coba bayangkan kita dapat belanja alutsista apa saja dengan dana pertahanan sebesar itu per tahun,bahkan dana ini saja lebih besar dari renstra pemerintah tahun 2010-2012,bisa" kita juga bisa membeli kapal induk sampai MEF 2024....semoga ususlan saya dapat diterima pemerintah...kan hanya 10.000,ya kalau tidak sebagian masyarakat indonesia saja yg mampu yg dikenakan pajak pertahanan nasional.

    BalasHapus
  12. Alutsista kita "plin-plan" ya, terlalu banyak sumber, pesawatnya ada yg buatan brazil, amerika, inggris, italy. Roket/rudal ada yg buatan rusia, amerika, inggris. Tank ringan kita ada yg buatan inggris dan rusia, sebentar lg tank berat jerman. Apa ndak puyeng pengorganisasian spare part dan amunisinya. Apalagi amerika dan inggris suka nipu, begitu barang buatannya kita pakai buat babat sparatis, langsung di embargo spare part dan amunisinya (kayak wkt scorpion di aceh), malah konon rusia lah yg nawarin banyak BTR plus pernak perniknya wkt itu, tp jakarta "diancam" amerika agar ndak beli BTR rusia.

    BalasHapus
  13. GA USAH BELI KE INGGRIS /AMRIK...UJUNG2NYA KITA DILECEHIN KARENA MENURUT STANDAR HAM MEREKA,DERAJAT KITA DI BAWAH MEREKA.

    BalasHapus
  14. Difersifikasi alutsista perlu jugalah dalam batas "tertentu"...
    karena ya itu tadi untuk menghindari "embargo" kalo kita hanya menerima dari satu negara produksi sj... kecuali kalo Industri pertahanan kita semua sdh mandiri dan bisa men-supply semua kebutuhan TNI dgn kualitas yg mumpuni... tapi itupun tetep masih diperlukan untuk sekedar perbandingan kwalitas alutsista... sperti Amriki yg beli "harrier" dan mencuri Mig dan Su...

    BalasHapus
  15. mending kita merapat ke komrade rusia ajaa,
    rusia lho baik ke kita, bayangin aja pas kita di embargo sama paman sam, rusia dengan senag hati nawarin "Sukhoi"Nya plus gak ada embel embel apa apa.
    apalagi inget waktu operasi penumpasan belanda di papua, rusia juga ngasi BattleShip KRI Irian'nya ke kita,..
    kurang baik apa coba,...???
    daripada ngikut mama ely, ato paman sam yang suka nipu.

    BalasHapus
  16. angkatan udara mungkin sudah sibuk sama pesawat yg skg atau yg msh dlm pesanan, untuk memecah resiko perawatan, bagaimana jika EF thyphoon dipercayakan pengoperasiannya ke TNI AL, TNI AL dipersiapkan secara matang, suatu saat dilengkapi pesawat tempur, jika saat marinir butuh cover udara, sebelu AU datang atau menghadapi intercep, maka EF typhoon milik angkatan laut sudah siap sedia.

    BalasHapus
  17. Inggris dapat kontrak operasional blok tangguh Papua lewat British Petrolium, itu yang membuat sby disambut "sangat hangat"...

    BalasHapus
  18. Sebenernya gak apa-apalah sekali-sekali kita beli, tapi alangkah baiknya jika kita memberi kesempatan kepada putera bangsa untuk ikut andil dalam membangun alutsista Indonesia, baik itu melalui ToT maupun research secara mandiri dan berkelanjutan.

    BalasHapus
  19. beruk terkutuk inggris kudune ditekuk karo linggis. dasar penjajah sialan.

    BalasHapus
  20. Mama pengemis itu dibawa aja ke thailand terus ditelantarkan saja biar dikerubutin waria. sebagai rakyat NKRI saya merasa terhina krn pesawat kita di tinggal begitu saja.

    Kalau pesawat dr mereka mending jng dibeli rawan embargo klo rudalnya sih boleh" saja

    BalasHapus
  21. Bro, jaman sdh berubah !!!

    Zaman pak Harto kita kena embargo alutsista

    Zaman BJ Habibei sibuk ngurus DEMOCRAZY

    Zaman Gus dur keliling dunia tanpa hasil cuman bilang kl Indonesia negara DEMOCRAZY no 3 di Dunia

    Zaman Mega Indosat di jual , Kapal super tanker di jual , sipadan ligitan lepas. beli SU 27sk / 30mk ( BASIC dan BEKAS )

    Zaman SBY , Hubungan kopassus cair ama amrika dan australia , amerika cabut embargo , banyak negara eropa jg menjual senjata ke kita .( Kecuali maslah LEO dan sigma level nya di turun kan ). angaran alut sista naik sangat tinggi. dari saudara tua di utara mau kasih TOT .( C 802/lpd/U209 ). etc

    berharap penganti PAK SBY bisa nembus diatas MEF.

    BalasHapus
  22. gimana kalau kita desain sendiri body pesawat tempur,mesin nya kita beli sama rusia.Entar kalo sukses kita nama kan G1 (garuda 1) khan ok ide ku.

    BalasHapus
  23. Banyak yang memberi komentar "jangan beli produk inggris/eropa/amrik" karena pengalaman embargo masa lalu.

    Haruskah rakyat ini diperangi dengan military hardware seperti Leopard dan sejenisnya?
    Jenderal dan politisi masa depan ialah mereka yang mempu menyatukan manusia NKRI karena kesepahaman cinta NKRI. Military Harware hendaknya kita gunakan untuk menjaga dan memperkuat pagar negara. Kalau dimasa depan ternyata kita harus berperang di Papua/Ambon/Aceh melawan sodara kita sendiri, itu berarti politisi dan para jendralnya yang salah dan goblok.

    Sebuah mimpi dalam masa dua tahun mendatang ternyata Eurofighter itu jadi kita datangkan dan dirakit di Indonesia berbareng dengan KFX? ya memang sebuah mimpi indah.

    salam semua

    BalasHapus
  24. Mending uangnya sekalian beli F35 daripada beli EF2000, Inggris saja minta2 ke Amrik untuk F-35, harganya kan hampir sama tuh...mending F-35 aja, 2015 kan Ausie dan Rja Singa kan sudah punya...Slogan Macan Asia tdk akan terwujud, malah jd Macan Ompong...

    BalasHapus
  25. Pembelian Eurofighter ini kalo jadi menurut saya berkaitan dengan program KFX/IFX, beberapa sumber menyebutkan Indonesia kesulitan mendapatkan data dan mesin untuk IFX (semacam embargolah). Pihak barat tidak bersedia memberi teknologinya, lalu karena krisis Eropa mereka butuh duit bersedia memberikan mesin dan datanya dengan syarat pembelian pesawat mereka dalam jumlah tertentu. Ada 2 yang berpeluang Eurofighter dan Rafale..tapi sepertinya sales force Inggris lebih agresif dibanding Prancis

    BalasHapus
  26. Kan mesinnya pake GE F414-GE-400, seperti cina mereka buat J-11, J-15,J-20, J-31 tapi mesinnya pake Rusia, dan sebelum pembuatan sudah ada MOU dgn Korea masalah Jeroan Pesawatnya, Korea jg sudah sering buat pesawat, nanti kalo mesin diembargao, kita buat bodynya yang bisa menngunakan mesin Rusia kaya Cina, yg penting teknologi radar aesa yg kesohor itu kita punya...

    BalasHapus
  27. Teman teman marilah kita melihat sisi positifnya saja yaitu kita mendapatakan teman barudan sebuah 24 pesawat baru,saya yakin Pak SBY memiliki sebuah rencana mengenai kemungkinan embargo yang akan dijatuhkan kepada negara kita.Ada pepatah mengatakan "Bahawa pemimpin yang bijak tau kemampuan negaranya sendiri dan ia tidak akan masuk kedalam pertempiran yang ia tidak bisa menangi tetapi ia juga tahu kapan ia harus membela harga diri negaranya dan rakyatnya walaupun ia tahu bahwa ia tidak bisa memenangi pertempuran tersebut". maka dari itu marilah kita mencari teman sebanyak-banyaknya.

    BalasHapus
  28. yg penting maju terus INDONESIA, jadilah negara yg terkuat di dunia biar martabat dan harga diri bangsa ini bisa sedikit menengadah ke atas dan tidak lagi terperunduk kebawah karena takut dan merasa lemah nya diri karena kita bukan lagi negara dan bangsa yg mudah di jajah seperti tempo dulu. AMIN

    BalasHapus
  29. hebat nich indonesiaku

    BalasHapus
  30. belajar dr pitch black, hrsnya Indonesia membeli pesawat model AWACS atau meningkatkan kemampuan radar jarak jauh pd pesawat2 tempur RI, agar pesawat2 tempur kita memiliki kemampuan dalam pertempuran jarak jauh, sayang sekali jika rudal air to air yg jaraknya jauh,namun krg berguna atau bahkan kalah dalam pertempuran jarak jauh krn kemampuan radar yg terbatas, apalgi skrg era perang BVR, dibandingkan dogfight close combat... yg jadi tantangan kt adalah bagaimana menyatukan sistem air combat system yg terintegrasi pd pesawat2 yg berasal dr berbagai cluster alusista .....

    BalasHapus
  31. kalau menurut indonesia harus punya jet jenis eurofigter... karna akan menambah efek gentar buat negara lain... terutama tetangga.... karena apabila negara kita memiliki jetfighter dari berbagai produsen maka kekuatan udara negara kita akan semakin susah d prediksi negara lain.. coba bayangkan kombinasi SUKHOI.,F16.,TYPHOON.,T50 GOLDEN EAGLE.,F5.,HAWK.,SUPER TUCANO... maka negara tetangga akan segan mengganggu kedaulatan negara ..

    BalasHapus