JAKARTA-(IDB) : Lembaga globalfirepower pada 2012 menyatakan Indonesia sebagai negara
ke- 18 dalam hal kekuatan militer. Namun,itu lebih karena kekuatan
manusianya.
Adapun untuk kondisi alat utama sistem senjata (alutsista), Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga berperingkat Globalfirepower di bawah Indonesia. Dalam sejumlah kesempatan, seperti pada awal Agustus 2012 di Mabes TNI dan diulangi pada saat HUT Ke-67 TNI pada 5 Oktober 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan betapa pentingnya penguatan pertahanan.
“Cita-cita dan semangat untuk tampil sebagai ‘macan asia’, itu masih. Lima tahun mendatang kita akan berubah, memiliki persenjataan, kita punya postur, punya alutsista. Saya minta dukungan rakyat, tidak boleh negara itu lemah dalam pertahanan. Nanti kalau lemah,mohon maaf,juga disepelekan negara-negara lain,” kata Presiden. Karena itu,pemerintah berkomitmen membangun pertahanan.
AlutsistaTNI diperkuat melalui program percepatan pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF).Pembangunan itu semata-mata untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta integritas wilayah. Komitmen pemerintah tersebut ditandai dengan terus ditingkatkannya anggaran untuk sektor pertahanan.Pada 2004,anggaran pertahanan hanya Rp21,7 triliun.
Kemudian meningkat pada 2006 menjadi Rp28 triliun. Selanjutnya Rp32,6 triliun pada 2007, Rp32,8 triliun pada 2008, dan meningkat lagi menjadi Rp33,67 triliun pada 2009. Sejak itu, anggaran terus bertambah hingga menjadi Rp42,8 triliun pada 2010, lalu naik menjadi Rp47,5 triliun pada 2011, dan Rp64,4 triliun pada tahun ini.Tahun depan, direncanakan naik lagi menjadi Rp77,7 triliun.Di luar anggaran APBN itu,ada dana khusus untuk percepatan pengadaan alutsista sesuai MEF senilai Rp156 triliun untuk kurun 2010-2014.
Target 40% MEF
Adapun untuk kondisi alat utama sistem senjata (alutsista), Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga berperingkat Globalfirepower di bawah Indonesia. Dalam sejumlah kesempatan, seperti pada awal Agustus 2012 di Mabes TNI dan diulangi pada saat HUT Ke-67 TNI pada 5 Oktober 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan betapa pentingnya penguatan pertahanan.
“Cita-cita dan semangat untuk tampil sebagai ‘macan asia’, itu masih. Lima tahun mendatang kita akan berubah, memiliki persenjataan, kita punya postur, punya alutsista. Saya minta dukungan rakyat, tidak boleh negara itu lemah dalam pertahanan. Nanti kalau lemah,mohon maaf,juga disepelekan negara-negara lain,” kata Presiden. Karena itu,pemerintah berkomitmen membangun pertahanan.
AlutsistaTNI diperkuat melalui program percepatan pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF).Pembangunan itu semata-mata untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta integritas wilayah. Komitmen pemerintah tersebut ditandai dengan terus ditingkatkannya anggaran untuk sektor pertahanan.Pada 2004,anggaran pertahanan hanya Rp21,7 triliun.
Kemudian meningkat pada 2006 menjadi Rp28 triliun. Selanjutnya Rp32,6 triliun pada 2007, Rp32,8 triliun pada 2008, dan meningkat lagi menjadi Rp33,67 triliun pada 2009. Sejak itu, anggaran terus bertambah hingga menjadi Rp42,8 triliun pada 2010, lalu naik menjadi Rp47,5 triliun pada 2011, dan Rp64,4 triliun pada tahun ini.Tahun depan, direncanakan naik lagi menjadi Rp77,7 triliun.Di luar anggaran APBN itu,ada dana khusus untuk percepatan pengadaan alutsista sesuai MEF senilai Rp156 triliun untuk kurun 2010-2014.
Target 40% MEF
Rencana strategis
pengadaan alutsista sudah disusun dan mulai dijalankan.Selama 2010- 2012
pengadaan berbagai jenis alutsista dilakukan.Butuh proses panjang
sebelum pengadaan alutsista benar-benar terealisasi. Pro dan kontra
selalu terjadi. Peristiwa yang masih hangat adalah saat pengadaan
Leopard, hibah F-16 dari AS, maupun pembelian Sukhoi dari Rusia. Pada
2011 lalu tercatat sejumlah alutsista diterima TNI.
Di antaranya helikopter M1-17 asal Rusia untuk TNI AD dan kapal angkut landing platform dock (LPD) untuk TNI AL.Tahun ini TNI AU menerima empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano dari Brasil dan dua unit pesawat angkut ringan CN-295 asal Spanyol (bekerja sama dengan PT DI). TNI AL juga kembali menerima beberapa kapal cepat rudal (KCR).
Tak ketinggalan, TNI AD menerima tank tempur utama (MBT) Leopard, dan tank tempur medium Marder. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,hingga semester pertama 2014 akan ada sekitar 45 kegiatan pengadaan alutsista bergerak meliputi TNI AD,AL,AU. “Khusus untuk AU, alutsista bergerak 30%.Ada 14 jenis alutsista yang akan menambah kekuatan TNIAU,yakni pesawat tempur (5 jenis),pesawat angkut (3 jenis), helikopter (2 jenis), pesawat latih (2 jenis), UAV dan lainnya (2 jenis).Ini di luar radar,”sebutnya.
Untuk TNI AD, selain tambahan Leopard dan Marder, akan datang multi launcher rocket system (MLRS) dan meriam 155 mm/caesar.TNI AL di antaranya akan menerima kapal fregat, KCR, dan kapal selam. Dengan kondisi ini,pencapaian dari target MEF 2024 sudah bisa dirasakan cukup signifikan. “Pada akhir kabinet ini, saya yakin tidak hanya 30% untuk mencapai kemampuan pokok minimum, tapi saya yakin bisa mencapai 40%,” Purnomo meyakinkan.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menuturkan, pemerintah tidak memprioritaskan matra tertentu saja untuk diperkuat dengan menomorduakan matra lain. “Masing-masing sudah punya prioritas, Angkatan Darat punya, Angkatan Laut punya, Angkatan Udara punya. Itu yang kita laksanakan,” katanya.Dia juga yakin pemenuhan MEF bisa lebih cepat dari yang direncanakan.
Artinya, program itu sudah bisa dicapai sebelum 2024. Pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, menilai pengadaan alutsista yang berlangsung sekarang ini secara umum sudah sesuai rencana strategis (renstra). Andi menilai sekarang ini pemerintah sedang berusaha agar masing-masing angkatan memiliki senjata utama.“Platformnya apa yang perlu ditingkatkan sudah tepat,” katanya.
Sementara itu, gelontoran anggaran sektor pertahanan yang sangat besar dan terus meningkat tiap tahun diharapkan juga berdampak positif bagi kesejahteraan prajurit TNI.Pada akhirnya tidak saja alutsista TNI yang kuat, kesejahteraan prajurit juga meningkat.
Pemerintah meyakinkan bahwa kesejahteraan prajurit akan terus ditingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan. “Sekarang sudah ada tujuh macam tunjangan bagi prajurit, di luar gaji pokok,” kata Purnomo.
Di antaranya helikopter M1-17 asal Rusia untuk TNI AD dan kapal angkut landing platform dock (LPD) untuk TNI AL.Tahun ini TNI AU menerima empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano dari Brasil dan dua unit pesawat angkut ringan CN-295 asal Spanyol (bekerja sama dengan PT DI). TNI AL juga kembali menerima beberapa kapal cepat rudal (KCR).
Tak ketinggalan, TNI AD menerima tank tempur utama (MBT) Leopard, dan tank tempur medium Marder. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,hingga semester pertama 2014 akan ada sekitar 45 kegiatan pengadaan alutsista bergerak meliputi TNI AD,AL,AU. “Khusus untuk AU, alutsista bergerak 30%.Ada 14 jenis alutsista yang akan menambah kekuatan TNIAU,yakni pesawat tempur (5 jenis),pesawat angkut (3 jenis), helikopter (2 jenis), pesawat latih (2 jenis), UAV dan lainnya (2 jenis).Ini di luar radar,”sebutnya.
Untuk TNI AD, selain tambahan Leopard dan Marder, akan datang multi launcher rocket system (MLRS) dan meriam 155 mm/caesar.TNI AL di antaranya akan menerima kapal fregat, KCR, dan kapal selam. Dengan kondisi ini,pencapaian dari target MEF 2024 sudah bisa dirasakan cukup signifikan. “Pada akhir kabinet ini, saya yakin tidak hanya 30% untuk mencapai kemampuan pokok minimum, tapi saya yakin bisa mencapai 40%,” Purnomo meyakinkan.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menuturkan, pemerintah tidak memprioritaskan matra tertentu saja untuk diperkuat dengan menomorduakan matra lain. “Masing-masing sudah punya prioritas, Angkatan Darat punya, Angkatan Laut punya, Angkatan Udara punya. Itu yang kita laksanakan,” katanya.Dia juga yakin pemenuhan MEF bisa lebih cepat dari yang direncanakan.
Artinya, program itu sudah bisa dicapai sebelum 2024. Pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, menilai pengadaan alutsista yang berlangsung sekarang ini secara umum sudah sesuai rencana strategis (renstra). Andi menilai sekarang ini pemerintah sedang berusaha agar masing-masing angkatan memiliki senjata utama.“Platformnya apa yang perlu ditingkatkan sudah tepat,” katanya.
Sementara itu, gelontoran anggaran sektor pertahanan yang sangat besar dan terus meningkat tiap tahun diharapkan juga berdampak positif bagi kesejahteraan prajurit TNI.Pada akhirnya tidak saja alutsista TNI yang kuat, kesejahteraan prajurit juga meningkat.
Pemerintah meyakinkan bahwa kesejahteraan prajurit akan terus ditingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan. “Sekarang sudah ada tujuh macam tunjangan bagi prajurit, di luar gaji pokok,” kata Purnomo.
Sumber : Sindo
Resulta, Australia es un colonizador esta evidenciado por la salir de Timor Oriental de NKRI. Ahora ellos tratar de con uñas y dientes provincia PAPUA, MALUKU, así como BALI.
BalasHapusmantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!! mantenerse alerta !!!
Alhamdulillah dengan perkembangan militer saat ini... namun banyak orang masih salah mengerti tentang Minimum Essencial Force (MEF) atau dengan kata lain Kekuatan Pokok Minimum yang dikaitkan dengan "Modernisasi menuju Macan ASIA 5 thn lg"... Kekuatan Pokok Minimum merupakan kekuatan angkatan bersenjata dalam menghadapi 2 poros ancaman yaitu utara dan selatan...bukan merupakan kekuatan seharusnya yang dimiliki TNI....Tahapan dalam Kekuatan bersenjata dalam menghadapi ancaman ada 3 yaitu Minimun Essensial Force (MEF)/Kekuatan Pokok Minimum, Essensial Force (EF) / Kekuatan Pokok dasar untuk menghadapi 4 ancaman, Maksimum Essensial Force (MaEF) / Kekuatan pokok maksimal untuk menghadapi ancaman dari segala penjuru.... Menjadi Macan Asia apabila kita telah berada di posisi Maksimum Essensial Force yaitu Kekuatan udara, laut dan darat mencapai kekuatan teknologi tertinggi dan jumlah terbanyak (kualitas dan jumlah terbaik) di antara kawasan ASIA.... sekarang kita lihat kualitas dan jumlah kualitas yang dimilikiangkatan udara dan laut, bandingkan dengan kekuatan yang ada di utara dan selatan... apakah program MEF yang kita canangkan sudah memenuhi kualitas dan jumlah sudah optimal...??? Kita beli SU 30 MK2, F - 16 second....KFX nantinya thn 2025, changbogo... PKR 10514.... mampukah menghadapi ..... SU 30 MKM, F 15 SG, F-16 Blok 52 di utara dan F - 35 pada tahun 2015 nantinya punya australia dan singapura, radar aesa milik mereka pada masa kini... dengan keadaan sekarang dan nanti kita tetap berada dibawah mereka karena teknologi dan jumlah tetap tidak bisa menyamai mereka, itupun kita dapat pada tahun 2024... disaat itu mereka sudah mencapai teknologi yang terbaru lagi.... sangat miris dan hanya menjadi IMPIAN buat negara SECOND HAND seperti negara kita....lebih baik sedikit namun teknologi terbaik dari pada banyak namun menjadi santapan empuk dari tenologi tinggi...Yang sangat disayangkan hanya teknologi TNI AD yang mampu nyaingi teknologi mereka dengan mendatangkan MBT Leopard A6, Astross II, Apache/Super Cobra, Meriam Caesar.... Apakah kita harus menunggu dulu musuh mendarat baru kita hantam, apakah kita harus membuat rakyat kita menderita merasakan rudal musuh? Padaha bila AU dan AL kuat...jangankan musuh masuk berpikir nyerang pun tak ada karena kalkulasi tempur kita berada di atas mereka...... demikianlah pikiranku... hapus korupsi dan korupsi alutsista demi menjadi macan asia....merdeka
BalasHapusseharusnya memang AL dan AU yang diperkuat karena pertempuran modern selalu dimulai dengan serangan rudal, pesawat tempur, kapal selam, drone, dll. melihat efektifitas teknologi utara-selatan seharusnya kita mempunyai penangkal dengan teknologi 1 tingkat diatas mereka walaupun jumlahnya tidak banyak tapi mampu menangkal niat mereka untuk macam2 kepada NKRI.Kapan nih ada rencana beli AWACS atau tambahan satelit mata2 biar celah2 wilayah NKRI tetap aman dan bisa dipertahankan oleh pasukan TNI kita. Bravo TNI maju terus pantang mundur!!
BalasHapusjanagan harap negri ini bisa mandiri dan kuat kalau idiologi paradigma nya di rubah karena korupsi kolusi dan nepotisme pengadaan alut sista ini sangat menggiurkan malah merupakan sebuah VIDEO GAME yg sangat mengasyikan untuk di mainkan bagi kalangan pejabat TNI sendiri.
BalasHapusGimana mau jadi macan,sedangkan yg lain sudah berubah jadi pemburu macan.Lht saja peralatan tempur strategis byk yg import,andai saja kita mengunakan alat tempur tsb untuk menjaga kedaulatan negara tp bertentangan dgn kebijakan politik negara penyuplai,bisa bisa peralatan tempur tsb cuman jd pajangan aja.Coba di pikir gimana ke depan kita membuat tank,pesawat tempur,rudal,kapal selam dll yg lahir dari riset anak bangsa sendiri.Jangan mau jd tukang belanja atau tukang nerima barang seken.
BalasHapusTolong perhatikan keamanan laut hindia belanda, karena sudah sering terjadi manusia perahu yang nyasar dan tidak terdeteksi, tahu-tahunya sudah nyelonong ke daratan , coba kalau yang nyelonong itu AB negara lain ? AL dengan kapal selamnya dan armada tempurnya tingkatkan secara kwalitas dan kwantitas, begitu juga AU. Tambah dananya, setuju and sangat setuju daripada habis oleh koruptor. Bangkitlah ABRI ku dan jangan lupa kwalitas dan kesejahteraan prajuritnya tingkatkan.
BalasHapusBeli aja Su 35BM + AWACS,
BalasHapusBuat superioritas NKRI
Skalian jg kapal selam ,
Di darat cukup leopard + bambu runcing kita menang ko,
Gracias senyour, mantenerse alerta
BalasHapus