MOSCOW-(IDB) : Rusia menyiapkan pengiriman dua kapal perang ke pelabuhan Suriah, Tartus, tempat Moskow mengelola pangkalan strategis angkatan laut, untuk menjamin keamanan warga negaranya, kata kantor berita Interfax pada Senin.
Laporan itu muncul saat Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di antara temu puncak G-20 di loka wisata Los Cabos, Meksiko, pada Senin malam di tengah ketegangan di Suriah, lapor AFP.
"Dua kapal utama amfibi -Nikolai Filchenkov dan Tsezar Kunikov- siap dikirim ke Tartus di luar jadwal mereka," kata kantor berita Rusia itu mengutip keterangan perwira yang enggan namanya disebutkan dari markas besar angkatan laut Rusia.
Kedua kapal itu akan membawa sekelompok besar marinir, tambah Interfax. Tidak ada kepastian resmi atas laporan tersebut dari angkatan laut atau kementerian pertahanan.
Tsezar Kunikov dapat membawa 150 tentara pendarat dan berbagai persenjataan, termasuk tank, sementara Nikolai Filchenkov Nikolai dapat membawa hingga 1.500 ton barang dan peralatan, kata laporan itu.
Interfax menyatakan kapal itu dapat digunakan untuk mengungsikan warga negara Rusia.
"Awak Nikolai Filchenkov dan Tsezar Kunikov serta kapal penyelamat SB-15 bersama marinir di kapal itu mampu menjamin keamanan warga negara Rusia dan mengungsikan sebagian sarana pangkalan pendukung perbekalan tersebut jika perlu," kata Interfax mengutip keterangan sumber.
Kemelut berkepanjangan antara pemerintah dengan lawan di Suriah tidak menunjukkan tanda mereda.
Lawan menuntut pengerahan pasukan bersenjata penjaga perdamaian PBB setelah pengamat menghentikan pekerjaan mereka akibat pertumpahan darah.
Rusia dan China sekutunya sebelumnya di Dewan Keamanan PBB menghentikan upaya mengutuk Damaskus dan melindungi pemerintah Assad dari tekanan lebih lanjut di tengah tuduhan bahwa Moskow mengirimkan senjata ke Damaskus.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menuduh Rusia memicu kekerasan dengan mengirimkan helikopter tempur ke Suriah, yang disebutnya "dalam perjalanan" dan akan "meningkatkan kemelut dengan cukup tajam".
Rusia dengan marah menukas bahwa negara itu tidak membuat pengiriman baru dan hanya melakukan perbaikan helikopter, yang dikirim ke sana beberapa tahun lalu.
Suriah, salah satu dari sedikit negara pendukung Rusia dalam perang dengan Georgia pada 2008, adalah sekutu dekat Moskow sejak masa Soviet dan pembeli utama persenjataannya.
Pendahulu Putin di Kremlin, Dmitry Medvedev, ke Damaskus pada 2010 dalam lawatan pertama kepala negara Rusia atau Soviet ke negara itu.
Dalam pembicaraan dengan Assad, ia menjanjikan bantuan Rusia kepada Suriah dalam membangun kembali prasarana minyak dan gasnya serta bahkan dalam membangun pembangkit listrik nuklir.
Selama bulan belakangan, Kremlin menjaga jarak dari Assad, tapi membiarkan garis kerasnya, mengesampingkan campur tangan asing dan bersikeras nasib Assad harus diputuskan oleh rakyat Suriah.
Laporan itu muncul saat Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di antara temu puncak G-20 di loka wisata Los Cabos, Meksiko, pada Senin malam di tengah ketegangan di Suriah, lapor AFP.
"Dua kapal utama amfibi -Nikolai Filchenkov dan Tsezar Kunikov- siap dikirim ke Tartus di luar jadwal mereka," kata kantor berita Rusia itu mengutip keterangan perwira yang enggan namanya disebutkan dari markas besar angkatan laut Rusia.
Kedua kapal itu akan membawa sekelompok besar marinir, tambah Interfax. Tidak ada kepastian resmi atas laporan tersebut dari angkatan laut atau kementerian pertahanan.
Tsezar Kunikov dapat membawa 150 tentara pendarat dan berbagai persenjataan, termasuk tank, sementara Nikolai Filchenkov Nikolai dapat membawa hingga 1.500 ton barang dan peralatan, kata laporan itu.
Interfax menyatakan kapal itu dapat digunakan untuk mengungsikan warga negara Rusia.
"Awak Nikolai Filchenkov dan Tsezar Kunikov serta kapal penyelamat SB-15 bersama marinir di kapal itu mampu menjamin keamanan warga negara Rusia dan mengungsikan sebagian sarana pangkalan pendukung perbekalan tersebut jika perlu," kata Interfax mengutip keterangan sumber.
Kemelut berkepanjangan antara pemerintah dengan lawan di Suriah tidak menunjukkan tanda mereda.
Lawan menuntut pengerahan pasukan bersenjata penjaga perdamaian PBB setelah pengamat menghentikan pekerjaan mereka akibat pertumpahan darah.
Rusia dan China sekutunya sebelumnya di Dewan Keamanan PBB menghentikan upaya mengutuk Damaskus dan melindungi pemerintah Assad dari tekanan lebih lanjut di tengah tuduhan bahwa Moskow mengirimkan senjata ke Damaskus.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menuduh Rusia memicu kekerasan dengan mengirimkan helikopter tempur ke Suriah, yang disebutnya "dalam perjalanan" dan akan "meningkatkan kemelut dengan cukup tajam".
Rusia dengan marah menukas bahwa negara itu tidak membuat pengiriman baru dan hanya melakukan perbaikan helikopter, yang dikirim ke sana beberapa tahun lalu.
Suriah, salah satu dari sedikit negara pendukung Rusia dalam perang dengan Georgia pada 2008, adalah sekutu dekat Moskow sejak masa Soviet dan pembeli utama persenjataannya.
Pendahulu Putin di Kremlin, Dmitry Medvedev, ke Damaskus pada 2010 dalam lawatan pertama kepala negara Rusia atau Soviet ke negara itu.
Dalam pembicaraan dengan Assad, ia menjanjikan bantuan Rusia kepada Suriah dalam membangun kembali prasarana minyak dan gasnya serta bahkan dalam membangun pembangkit listrik nuklir.
Selama bulan belakangan, Kremlin menjaga jarak dari Assad, tapi membiarkan garis kerasnya, mengesampingkan campur tangan asing dan bersikeras nasib Assad harus diputuskan oleh rakyat Suriah.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar