BANDUNG-(IDB) : Indonesia memandang pakta militer tak diperlukan terkait keamanan kawasan seperti ASEAN. Pakta militer dianggap terlalu sempit untuk mewakili kepentingan yang ingin dicapai.
"Pakta militer itu harus ada musuh bersama," kata Presiden SBY saat memberikan pengarahan bertema "Perkembangan Geopolitik di Asia Afrika Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia" di hadapan 1.000 pamen siswa TNI, Angkatan, dan Sespimmen Polri di Secapa AD Bandung, Jumat (29/6).
Dengan kondisi tersebut, formulasi kerjasama pertahanan lebih dikedepankan. Wadahnya tidak perlu diawali dengan keberadaan "musuh bersama" tapi lebih kepada common interest (kepentingan bersama) yang lebih cocok.
Untuk menjaga stabilitas kawasan, format ini dirasa lebih cocok terutama guna menangani ancaman non-tradisional seperti bencana alam sekalipun terjadi pembangunan kekuatan pertahanan militer di masing-masing negara di kawasan.
Meski demikian, SBY menegaskan RI siap berperang jika diusik. "Kita tentu berharap tak terjadi serangan kepada kita dari negara manapun yang menganggu kedaulatan dan merobek keutuhan wilayah, manakala terjadi kita harus siap dengan segalanya," jelasnya.
Pengarahan kemarin diwarnai pula teguran SBY terhadap sejumlah pamen siswa. RI-1 gusar karena pamen yang berada di baris ketujuh kedapatan mengobrol ketika dirinya berbicara.
"Kenapa bicara terus, kalau kalian seperti itu, kami khawatir nanti tidak akan berbuat banyak bagi negara. Mendengar itu menyempurnakan kepribadian. Meski kalian pintar, kalian harus tetap mendengar orang lain ketika berbicara," kata SBY dari atas podium.
Atas pernyataan SBY dikeluarkan menjelang pengarahan itu berakhir, situasi di ruangan pun menjadi hening sebelum kegiatan tersebut dilanjutkan dengan tanya jawab dengan pamen siswa. Usai pengarahan, SBY bersama rombongan kemudian meninjau alutsista angkatan seperti helikopter, panser, jeep, hingga senjata api.
Sumber : SuaraMerdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar