BEIJING-(IDB) : Pesawat luar angkasa China yang membawa tiga astronout, hari Minggu (24/6/2012) ini secara manual berhasil merapat di sebuah modul yang mengorbit bumi.
Peristiwa ini merupakan yang pertama bagi China sekaligus penegasan bahwa China kini bersaing dengan Amerika Serikat dan Rusia dalam mengeksploitasi luar angkasa.
Kendaraan luar angkasa Shenzhou 9 bermanuver mendekati modul Tiangong 1. Peristiwa di luar angkasa ini dilihat langsung oleh seluruh rakyata China melalui televisi. Kejadian ini berlangsung manual. Pekan lalu, manuver dan menempelnya Shenzhou 9 pada Tiangong 1 dipandu dari pusat luar angkasa China di bumi.
Astronout China sudah tinggal dan bekerja di modul selama sepekan, sebagai bagian persiapan membuat sebuah stasiun luar angkasa permanen. Mereka kembali ke kapsul Shenzhou 9 awal hari Minggu dan melepaskan diri sebaga iperseispan untuk bersatu lagi secara manual.
Wu Ping, jurubicara program luar angkasa berawak China, kepada wartawan di Beijing, China, sebagaimana diberitakan kantor berita AP, proses manual dilakukan dalam mengontrol Shenzhou 9 dan posisinya untuk bersandar pada modul yang mengorbit.
Manuver berjalan "presisi dam sempurna, dan ketiga astronaut melakukan semua itu dengan "tenang dan penuh perhitungan".
"Kesuksesan dengan bersandar secara manual merupakan terobosan besar dalam teknologi sandar dan manuver dalam program luar angkasa kami," ujar Wu.
Target berikut China yakni mengirim misi berawak lainnya ke modul pada akhir tahun ini, dan menggantikan Tiangong I yang diluncurkan sejak tahun lalu. Tiangong 1 akan digantikan dengan stasiun luar angkasa permanen sekitar tahun 2020. Posisi ini memungkinkan dilakukan misi-misi luar angkasa lainnya, termasuk kemungkinan mengirim manusia ke bulan.
Stasiun luar angkasa permanen China seberat 60 ton, lebih kecil dari Skylab milik badan luar angkasa AS, NASA yang diluncurkan tahun 1970. Stasiun China ini juga seperenam dari ukuran Stasiun Luar Angkasa Internasional milik 16 negara.
Shenzhou 9 berawak tiga orang termasuk Liu Yang (33), seorang pilot AU China, sekaligus juga astronaut perempuan pertama China ke luar angkasa. Liu bergabung dengan komandan misi yang juga astronaut veteran Jing Haipeng (45) dan rekannya Liu Wang (43).
Misi ini diharapkan berakhir setelah 10 hari di luar angkasa. Ini merupakan misi berawak China yang keempat. Shenzhou 9 diluncurkan 16 Juni lalu dari pusat luar angkasa China Jiuquan di tepian gurun Gobi di China utara.
Menurut Wu, pada astronout akan melewatkan tiga atau empat hari lebih di modul sebelum kembali ke kapsul luar angkasa, dan mempersiapkan pelepasan secara manual dari Tiangong 1. Begitu kembali ke Shenzhou 9, mereka akan kembali ke bumi sehari kemudian.
Wu menegaskan, Chian membelanjakan 20 miliar yuan atau sekitar Rp 30 triliun untuk program luar angkasa antara tahun 1992 sampai tahun 2005. Dengan berhasilnya misi Shenzou berikutnya, Beijing akan membelanjakan 19 miliar yuan lagi untuk misi luar angkasa.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar