Pages

Sabtu, Juni 30, 2012

Pentingnya Pangkalan Militer Natuna

destroyer china Pangkalan Militer Natuna
Destroyer China Berlatih di Laut China Selatan
JKGR-(IDB) : Ibarat orang yang sedang kehausan di padang pasir, di siang hari yang terik. China terus mengencangkan cengkeramannya ke sumber-sumber minyak yang mereka klaim, maupun pasokan dari negara lain. 

Perekonomian China sedang meroket membutuhkan pasokan gas dan minyak yang berlimpah, untuk menggerakkan mega-industri mereka. China dan Rusia mengerahkan kemampuannya untuk menjaga posisi Presiden Suriah, Bashar Assad, dari gangguan*NATO dan AS, demi mengamankan pasokan minyak Suriah ke China. China pun menggelar kapal perang di sekitar Karang Scarborough, agar Filipina tidak coba-coba mengklaim pulau tersebut. 

Diperkirakan potensi gas alam di Karang Scarborough Laut China Selatan, sekitar 7.500 kilometer kubik atau 266 triliun kaki kubik.(see: http://jakartagreater.com/2012/05/karang-unarang-ambalat-hingga-scarborough ).

Selain Filipina, Vietnam adalah negara yang senyata-nyatanya merasakan tekanan itu. Vietnam, mulai memodernisasi kapal perang mereka (Gepard Class dan Sigma Class), serta mulai membangun pertahanan rudal yakhont di garis pantai, untuk melindungi pulau di Spratly yang bersengketa dengan China di Laut China Selatan.

Bukan hanya Filipina dan Vietnam yang merasa resah. Amerika Serikat pun merasakannya dan mulai menempatkan pasukan di Australia, untuk mengimbangi gerakan agresif China.

Bagaimana dengan Indonesia ?

Indonesia pun tidak aman. China mengklaim, seluruh laut China Selatan di Asia Tenggara, merupakan wilayah China dengan asalan bagian dari sejarah kerajaan Tiongkok.

southchinaseawsj1 Pangkalan Militer Natuna
Dan seperti yang diketahui, wilayah Natuna memiliki cadangan gas 14 juta barel dan gas bumi diperkirakan 1,3 milyar kubik. Jika tidak dijaga dengan baik Pulau Natuna ini, bisa saja diklaim negara lain.

Mabes TNI sendiri telah mengidentifikasi, bahwa laut Natuna menjadi bagian dari “hot spot”, selain Selat Malaka, Laut Sulawesi dan Laut Aru. Kesadaran itu mulai ditindaklanjuti dengan menggelar latihan Perang di Natuna yang melibatkan 1100 personil dengan 14 kapal perang. 

Skenarionya ada dua. Pesawat asing menyusup ke Natuna serta menjatuhkan bom ke kapal Pangkalan TNI AL Mentigi, Tanjunguban. Skenario kedua, 7 kapal perang asing masuk ke Laut Natuna Kepulauan Riau dan terjadi pertempuran dengan beberapa kapal KRI. Pasukan Asing berhasil menguasai Pulau Mantang. 

Menurut Panglima Komando Armada Kawasan Barat, Laksamana Muda Didit Ashaf, latihan terpadu ini untuk meningkatkan profesionalisme prajurit, sekaligus mengetahui kesiapan personil dan material, sehingga kekurangan dalam latihan dapat disempurnakan secara terencana.

Natuna Pangkalan Militer Natuna
Ancaman di Kepulauan Natuna terus meningkat. Dalam satu tahun terakhir, telah terjadi pergeseran “Hot Area” dari Selat Malaka, ke Perairan Laut China Selatan di Kepulauan Natuna. Kapal-kapal nelayan asing, kini berebut untuk menguras ikan di perairan Natuna. Lantamal IV/Tanjungpinang sudah beberapa kali menangkap nelayan Vietnam yang mencuri ikan di sana, yang nilainya mencapai miliaran rupiah.

“Baru-baru ini ada sekitar 20 kapal ikan asing yang memasuki perairan Ranai, Natuna. Namun mereka berhasil kabur saat dikejar oleh KRI,” ungkap Komandan Lantamal IV/Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI Darwanto.

Selain itu, pelanggaran hukum yang sering terjadi adalah: Human Trafficking, Perompakan di Laut dan Illegal Mining. Pencemaran dan perusakan ekosistem laut juga kerap terjadi.

Saat ini TNI AL TNI-AL mengoperasikan satu unit kapal perang untuk mencegah dan menangkap nelayan asing yang mencuri ikan di Natuna, Kepulauan Riau. Namun satu unit KRI belum mencukupi untuk mengawasi perairan Natuna yang sangat luas.

“Nelayan asing tampaknya memiliki mata-mata di perairan Natuna. Orang yang memberi informasi terkait kondisi keamanan yang dibutuhkan nelayan asing tersebut diduga warga negara Indonesia”, ujar Komandan Lantamal IV/Tanjungpinang.

Panglima Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayjen Lodewijk Freidrich Paulus melihat Pulau Natuna semakin memiliki ancaman yang nyata. “Keberadaan pasukan di Natuna, sudah mendesak. Ini dilakukan demi menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI dari ancaman negara asing”, ujar Mayjen Lodewijk Freidrich.

12natuna 070608 pasrat mari Pangkalan Militer Natuna
Saat ini jumlah pasukan Angkatan Darat di Natuna, baru dua kompi (200 orang). Kodam Bukit Barisan berencana menambahnya menjadi satu batalyon secara bertahap. 

Namun menurut mantan Danjen Kopassus itu, keberadaan Angkatan Darat saja, tidak cukup. “Kita perlu memperkuat kekuatan di Natuna, tidak hanya TNI AD saja, tetapi gabungan seluruh TNI,” ujar Pangdam Bukit Barisan.
Postur Pertahanan Angkatan Darat, memang mulai berubah dengan mendorong pasukan lebih mendekat ke perbatasan maupun ke pulau pulau terluar. Perubahan ini sudah cukup terasa di Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia. Namun bagaimana dengan Natuna ? KRI apa yang akan dikirim ke sana, untuk menjaga gerakan frigat dan destroyer China yang mulai gencar mengarungi Laut China Selatan ?. Indonesia perlu membangun Pangkalan Militer Natuna 


Sumber : JKGR

Berita Foto : Beragam Aksi Dalam Perayaan 100 Tahun Royal Thai Air Force

BANGKOK-(IDB) : Indonesian flight demonstration team Jupiter KT1 performs aerobatic flight on Friday, June 29, 2012 in Bangkok ,Thailand, during 100th anniversary of Royal Thai Air Force.






A F-16 from Thai air force flight demonstration team makes a fly by during 100th anniversary of Royal Thai Air Force in Bangkok, Thailand, Friday, June 29, 2012.


Thai airforce CT-4E "Blue Phoenix" fly in formation to make a hundred and smoke colors of the national flag during 100th anniversary Royal Thai Air Force in Bangkok Thailand, Friday June 29, 2012.











Sumber  : Kaskus 

Berita Foto : Paskhas TNI AU Latihan Terjun Di Cope West 2012

 JAKARTA-(IDB) : Anggota TNI AU bersiap latihan terjun menggunakan pesawat USAF C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusumah, 26 Juni 2012. Latihan Bersama Cope West merupakan latihan bilateral TNI AU dan USAF. Latma Cope West dirancang meningkatkan interoperability antara TNI AU dan USAF dalam pertukaran teknik airlift, air-land dan airdrop serta menjaga stabilitas regional. (Foto: USAF/Staff Sgt. Jonathan Snyder)


Master jump TNI AU memeriksa parasut sebelum latihan terjun.

Prajurit USAF melatih prajurit Batalyon Paskhas 461 terjun dari C-130 Hercules milik USAF.

Prajurit Paskhas Batalyon 461 latihan terjun di darat sebelum terjun dari C-130 Hercules USAF.


Sumber : USAF

Indonesia Memandang Tidak Perlu Pakta Pertahanan Di Asean

BANDUNG-(IDB) : Indonesia memandang pakta militer tak diperlukan terkait keamanan kawasan seperti ASEAN. Pakta militer dianggap terlalu sempit untuk mewakili kepentingan yang ingin dicapai.

"Pakta militer itu harus ada musuh bersama," kata Presiden SBY saat memberikan pengarahan bertema "Perkembangan Geopolitik di Asia Afrika Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia" di hadapan 1.000 pamen siswa TNI, Angkatan, dan Sespimmen Polri di Secapa AD Bandung, Jumat (29/6).

Dengan kondisi tersebut, formulasi kerjasama pertahanan lebih dikedepankan. Wadahnya tidak perlu diawali dengan keberadaan "musuh bersama" tapi lebih kepada common interest (kepentingan bersama) yang lebih cocok. 

Untuk menjaga stabilitas kawasan, format ini dirasa lebih cocok terutama guna menangani ancaman non-tradisional seperti bencana alam sekalipun terjadi pembangunan kekuatan pertahanan militer di masing-masing negara di kawasan.

Meski demikian, SBY menegaskan RI siap berperang jika diusik. "Kita tentu berharap tak terjadi serangan kepada kita dari negara manapun yang menganggu kedaulatan dan merobek keutuhan wilayah, manakala terjadi kita harus siap dengan segalanya," jelasnya.

Pengarahan kemarin diwarnai pula teguran  SBY terhadap sejumlah pamen siswa. RI-1 gusar karena pamen yang berada di baris ketujuh kedapatan mengobrol ketika dirinya berbicara. 

"Kenapa bicara terus, kalau kalian seperti itu, kami khawatir nanti tidak akan berbuat banyak bagi negara. Mendengar itu menyempurnakan kepribadian. Meski kalian pintar, kalian harus tetap mendengar orang lain ketika berbicara," kata SBY dari atas podium.   

Atas pernyataan SBY dikeluarkan menjelang pengarahan itu berakhir, situasi di ruangan pun menjadi hening sebelum kegiatan tersebut dilanjutkan dengan tanya jawab dengan pamen siswa. Usai pengarahan, SBY bersama rombongan kemudian meninjau alutsista angkatan seperti helikopter, panser, jeep, hingga senjata api.


Sumber : SuaraMerdeka

Personel TNI AD Ikuti Latihan Tingkat Brigade

JAKARTA-(IDB) : “Anak-anakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.” (Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman, 5 Oktober 1949).
 
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebagai Benteng pertahanan Bangsa harus terus siap menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah Bumi Pertiwi. Untuk meningkatkan kemampuan Tempur tingkat perorangan hingga Kerja sama antar satuan tingkat Brigade tim pertempuran melalui penyelenggaraan operasi tempur yg didukung operasi sandi yudha, operasi intelijen & operasi territorial, TNI AD menyelenggarakan Latihan Antar Kecabangan Tingkat Brigade yang  di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja – Sumatera Selatan, yang akan dilaksanakan pada akhir Agustus hingga September 2012.

Latihan Antar Kecabangan tingkat Brigade tim pertempuran melaksanakan latihan taktis dengan pasukan, menggunakan metode drill tempur yang diibaratkan seperti dalam medan pertempuran sesungguhnya. Latihan ini diikuti oleh 3.301 Personil TNI AD. Penerangan Kodam Jaya turut menurunkan 3 Orang Pama (Perwira Pertama) yang akan terlibat langsung sebagai pendukung latihan.

Kegiatan latihan ini akan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guna mendukung profesionalisme prajurit, Karna latihan merupakan kesejahteraan yang paling hakiki bagi seorang prajurit.


Sumber : Poskota

Jumat, Juni 29, 2012

China Berminat Bantu Amankan Selat Malaka

BEIJING-(IDB) : Pemerintah China berminat membantu pengamanan di Selat Malaka dengan peningkatan kemampuan angkatan laut tiga negara pantai wilayah jalur niaga tersebut.

Minat tersebut telah disampaikan kepada tiga negara pantai di Selat Malaka, termasuk Indonesia, demikian kata Atase Pertahanan Kedubes RI di China Kolonel (Lek) Surya Margono di Beijing hari ini.

Ketika dikonfirmasi ANTARA, dia mengatakan, bentuk bantuan pengamanan di Selat Malaka lebih kepada bantuan peningkatan daya mampu angkatan laut tiga negara pantai di Selat Malaka, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Surya menambahkan, China dapat memberikan bantuan berupa kapal patroli dan radar.

"Bisa juga berupa bantuan satelit yang menginformasikan setiap perkembangan situasi dan kondisi di Selat Malaka kepada pihak pengamanan tiga negara pantai dan Thailand di Selat Malaka, khususnya Indonesia," kata dia.

Namun, hingga kini minat China untuk membantu pengamanan di Selat Malaka belum dibahas lebih lanjut.

"Yang jelas, tiga negara pantai yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura tidak akan mengizinkan kehadiran kekuatan militer lain di Selat Malaka. Jika ada negara yang ingin membantu pengamanan di Selat Malaka, hendaknya berupa bantuan peralatan seperti kapal dan radar," ujarnya.

Selat Malaka merupakan jalur niaga terpadat di dunia dengan negara pengguna intensif seperti Australia, China, Jerman, India, Jepang, Norwegia, Panama, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat.

Untuk mengamankan Selat Malaka Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand sebagai penanggung jawab keamanan wilayah perairan itu telah membangun kerja sama dalam bentuk patroli terkoordinasi atau Mallaca Strait Security Patrol (MSSP).

"MSSP mempertegas posisi keempat negara pantai sebagai penanggungjawab keamanan Selat Malaka. Sedangkan negara pengguna seperti China dan pemangku kepentingan lain di Selat Malaka dapat berpartisipasi dalam memberikan bantuan peralatan dengan tetap menghormati prinsip kedaulatan tiga negara pantai dan Thailand," demikian Surya. 


Sumber : Antara

Indonesia Perlu Kembangkan Strategi Budaya Baru

BANDUNG-(IDB) : Melihat perkembangan geopolitik di Asia Pasifik, Indonesia perlu membangun strategi budaya baru (new strategic culture). Dengan cara itu, Indonesia akan selalu siap untuk menjadi bagian dari solusi damai di kawasan, bukan menjadi bagian dari masalah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pembekalannya kepada siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sesko Angkatan, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri di Gedung Soedirman, Markas Komando Sekolah Calon Perwira (Mako Secapa) TNI Angkatan Darat, Hegarmanah, Bandung Jumat (29/6) pukul 09.00 WIB. Pembekalan Presiden ini berjudul
Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia.

"Dengan
new strategic culture kita betul-betul bisa membangun perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan di kawasan ini," kata Presiden SBY.

Untuk mendukung hal itu Indonesia perlu terus membangun apa yang disebut dengan
confidence building measures. Tindakan yang perlu dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan postur pertahanan. "Kita membangun postur yang disebut dengan minimum essential force yang transparan kita lakukan dan kita juga menjaga terus melakukan confidence bulinding measures. Ini juga salah satu cara kita untuk mencegah ketidakpercayaan (mistrust) di antara kita semua," SBY menjelaskan.

Presiden SBY juga mengedepankan pentingnya diplomasi yang semakin konstruktif. Indonesia sendiri terus mengembangkan kemitraan yang komprehensif dengan negara-negara sahabat yang dalam 8 tahun terakhir mencapai lebih dari 10 negara.


Akhirnya, lanjut Presiden, semua tindakan ini untuk menuju dan membangun sebuah kerja sama geopolitik yang baru
(a new geopolitic of cooperation. "Mari kita perluas kerja sama yang bersifat win-win, kemudian mari kita kurangi rivalitas yang mengarah kepada zero-sum," SBY menambahkan.


Sumber : PresidenRI

Paskhas AU Latihan Bersama US Air Force

JAKARTA-(IDB) : Batalyon 461 Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara terjun dari ketinggian 15.000 feet dalam latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012.
 
Latihan digelar di lapangan terbang Jakarta Aeromodelling Club, Dirgantara III, Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat (29/6/2012).

Latihan terjun dengan teknik HAHO (High Altitude High Opening) ini didukung oleh pesawat Hercules A-1317 dengan kapten pilot Eko Sudjatmiko yang juga menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma.

Wakil Komandan Batalyon 461 Paskhas AU Mayor Kutoyo sebagai Koordinator Paskhas dalam latihan ini, mengatakan, teknik penerjunan dengan HAHO ini sangat jarang dilakukan kecuali dalam misi khusus seperti infiltrasi ke wilayah musuh.

"Terbang tinggi agar tidak mudah terdeteksi musuh. Teknisnya, pada saat loncat dari badan pesawat , langsung menarik tali parasut, dan pada saat mendarat segera berlari ke area yang aman dengan jarak dua puluh kilometer," kata Mayor Pasukan Kutoyo.

Lebih lanjut dikatakan, infiltrasi ini dilakukan dengan tujuan utama menyiapkan daerah dropping zone. Penerjunan ini dilakukan oleh tiga belas personel Paskhas dari Batalyon 461 yang berkedudukan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

Dari pihak USAF, Jump Master yang ikut menyiapkan pasukan adalah Master Sgt J. Gaona dan Master Sgt Sean Flynn.

Agenda kegiatan latihan hari ini salah satunya adalah terbang statik oleh pesawat Hercules dari USAF yang melaksanakan dropping personel di daerah Gorda Banten Serang.

Diakhiri dengan penerbangan USAF C-130s dengan misi CDS (Container Delivery System) Dropping.


Sumber : Tribunnews

Perdana, JAT Tampil Di Luar Negeri

BANGKOK-(IDB) : Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU untuk pertama kalinya akan tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri. Mereka akan beraksi dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand, di Bangkok, 2 Juli 2012.

Tim telah tiba di Bandara Dong Muang, Bangkok, Selasa (26/6/2012). Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada di bawah Mission Commander Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M Khairil Lubis.

Tim Jupiter terdiri dari 12 instruktur penerbang TNI AU dari Pangkalan Udara Adisutjipto di bawah pimpinan Flight Leader Letkol Pnb Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb Anang Nurhadi.

Personel pendukung Tim Jupiter adalah para teknisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

Dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand di Bangkok, Angkatan Udara Thailand (Royal Thai Air Force/RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa static show dan air show.

Tim Aerobatik Jupiter adalah tim aerobatik luar negeri pertama yang diundang hadir dalam perayaan tersebut. Di sisi lain, kesempatan itu menjadi penampilan pertama kali Jupiter di luar negeri. 


Sumber : Kompas

Jerman Pensiunkan Seluruh Armada F-4 Tahun Depan

WITTMUND-(IDB) : Angkatan Udara Jerman berencana memensiunkan seluruh armada pesawat tempur F-4 Phantom yang masih tersisa pada pertengahan tahun 2013. Secara bertahap, pesawat tempur tua tersebut terus diganti dengan pesawat Eurofighter Typhoon yang baru.

Demikian diungkapkan majalah pertahanan IHS Jane's Defence Weekly (JDW) edisi 20 Juni 2012.

Wing Tempur (Jagdgeschwader/JG) 71 "Richthofen" AU Jerman, yang berpangkalan di Wittmund, adalah kesatuan terakhir yang masih mengandalkan armada F-4. Hingga Mei lalu, JG-71 masih mengoperasikan 21 unit varian F-4F ICE (Improved Combat Efficiency) Phantom II untuk menjalankan peran reaksi cepat menangkal ancaman di kawasan utara Jerman.

Dalam beberapa bulan sampai akhir tahun ini, jumlah Phantom tersebut akan diturunkan menjadi hanya 14 atau 16 unit dengan 10 awak. Jumlah itu akan terus dipangkas sampai dijadwalkan pada 30 Juni 2013, empat Phantom terakhir akan diterbangkan ke tempat penyimpanan dan pembongkaran di Jever, dekat Wittmund.

Selanjutnya, peran Phantom di JG-71 akan langsung digantikan Typhoon pada 1 Juli 2013.

Phantom mulai dioperasikan AU Jerman sejak 1973 dan di puncak kejayaannya pernah melengkapi empat wing tempur dengan fungsi utama menjalankan misi serangan darat dan pertahanan udara. 


Sumber : Kompas

Boeing And Embraer Sign Agreement to Collaborate on KC-390 Program

DT-(IDB) : The Boeing Company and Embraer today announced an agreement to collaborate on the KC-390 aircraft program. Under this agreement, Boeing and Embraer will share some specific technical knowledge and evaluate markets where they may join their sales efforts for medium-lift military transport opportunities.

“Boeing has extensive experience in military transport and air refueling aircraft, as well as deep knowledge of potential markets for the KC-390, especially those which were not considered in our original marketing plan,” said Luiz Carlos Aguiar, president and CEO of Embraer Defesa e Segurança. “This agreement will strengthen the KC-390′s prominent position in the global military transport market.”

The KC-390 collaboration is part of a broader agreement that Boeing and Embraer signed in April. The companies previously announced that they are exploring ways to cooperate in commercial airplane efficiency and safety, research and technology, and sustainable aviation biofuels. Boeing and Embraer will conduct a joint market assessment for the medium-lift military transport market and analyze business collaboration models. The market assessment includes potential customers that had not been considered in the initial market prospects for the KC-390.

“Embraer is a leading global innovator and we both understand the value of working in partnership to provide high-quality, affordable customer solutions,” said Dennis Muilenburg, president and CEO of Boeing Defense, Space & Security. “This collaboration matches Boeing’s proven excellence in military transport with Embraer’s KC-390 accomplishments to further advance this highly capable and efficient medium-lift aircraft.”

The KC-390 is a Brazilian Air Force project for which Embraer signed the development contract in April 2009. It is the biggest aircraft to be manufactured by the Brazilian aerospace industry and will set new standards in the medium-lift market in terms of performance, cargo capacity, flexibility, and life cycle costs.

Boeing has had a strong and enduring partnership with Brazil for 80 years, delivering the first F4B-4 fighters to the Brazilian government in 1932 and providing commercial airplanes to Brazilian airlines since 1960. Boeing opened its office in São Paulo in October.

Embraer S.A. is the world’s largest manufacturer of commercial jets up to 120 seats, and one of Brazil’s leading exporters. Embraer’s headquarters are located in São José dos Campos, São Paulo, and it has offices, industrial operations and customer service facilities in Brazil, China, France, Portugal, Singapore, and the U.S. On March 31, 2012, Embraer had a workforce of 17,629 employees — not counting the employees of its partially owned subsidiaries — and its firm order backlog totaled USD$14.7 billion.

Headquartered in Chicago, Illinois, USA, Boeing is the world’s largest aerospace company and leading manufacturer of commercial jetliners and military aircraft combined. Additionally, Boeing designs and manufactures rotorcraft, electronic and defense systems, missiles, satellites, launch vehicles and advanced information and communication systems.


Source : Defencetalk

India Akan Pasang Perisai Anti-Rudal di Delhi dan Mumbai

NEW DELHI-(IDB) : India akan segera menyebarkan perisai pertahanan anti-peluru kendali di New Delhi dan Mumbai pada tahap pertama. Demikian disampaikan sumber-sumber pertahanan, Minggu.

"Perisai ini akan dapat mencegat dan menghancurkan setiap peluru kendali yang memasuki wilayah udara dari negara-negara musuh hingga jarak 2.000 kilometer. Ibu kota India dan Mumbai adalah dua kota yang akan mendapatkan perisai ini pada tahap pertama. Organisasi Riset Pertahanan dan Pembangunan menilai dua kota tersebut rentan terhadap serangan peluru kendali dari luar," kata mereka.

Menurut sumber tersebut, Komite Kabinet tentang Keamanan India akan segera memberikan persetujuan akhir, sebelum perisai ditempatkan di dua kota.

Tahap kedua, tambah sumber itu, adalah kota-kota lain seperti Kolkata di India timur dan Bangaluru di India selatan, serta Chennai untuk mendapatkan perisai pertahanan anti-rudal.

India sebelumnya berhasil menguji perisai pertahanan anti-peluru kendali dan berencana untuk meningkatkan jangkauan hingga 5.000 kilometer pada 2016. 


Sumber : Kompas

Kamis, Juni 28, 2012

Team Aerobatik Jupiter Tiba Di Bangkok Thailand

BANGKOK-(IDB) : Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Don Muang Bangkok pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2012 dalam rangka turut berpartisipasi dalam Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand. Sebelumnya Tim Jupiter telah melakukan perjalanan panjang sebelum akhirnya tiba di Don Muang. Kedatangannya didahului oleh sebuah pesawat tim aju C-130 dari Skadron Udara 32, disusul 7 pesawat KT-1, dan disusul mendaratnya sebuah pesawat C-130 pendukung.

Rombongan Tim Jupiter kebanggaan Indonesia ini berangkat pada hari Minggu 24 Juni 2012 dengan rute Lanud Adisutjipto Yogyakarta – Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta – Lanud Palembang – Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru – Lanud Suwondo Medan – Lanud Hat Yai - Lanud Prachuab – Lanud Don Muang Bangkok. Rombongan singgah untuk menginap atau RON (Remain Over Night) di kota Palembang dan kota Medan sebelum terbang memasuki wilayah udara tanggal 26 Juni 2012 dan mendarat di Don Muang Bangkok. Disetiap landasan persinggahan rombongan mengisi bahan bakar dan oksigen yang dibutuhkan dalam penerbangan.

Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada dibawah Mission Commander (pimpinan) Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M. Khairil Lubis. Untuk Tim Aerobatik Jupiter sendiri terdiri dari 12 Instruktur Penerbang TNI AU dari Lanud Adisutjipto dibawah pimpinan Flight Leader Letkol.Pnb.Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb. Anang Nurhadi. Sebagai personel pendukung Tim Jupiter adalah para tehnisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

Saat singgah di landasan Hat Yai kedatangan Tim Jupiter disambut oleh Konjen RI Bapak Heru Wicaksono yang didampingi Komandan Lanud RTAF Hat Yai. Selanjutnya saat tiba di Lanud Don Muang Bangkok rombongan disambut dengan hangat oleh Bapak Dubes RI HE Lutfi Rauf yang didampingi Atase Udara RI Kol Pnb A.Joko Takarianto serta Deputi Direktur Operasi RTAF Group Captain Thawonwat yang mewakili Comannder In Chief RTAF ACM Itthaporn Subhawong.

Pada kesempatan itu Dubes RI menyatakan bahwa kedatangan JAT merupakan perwujudan hubungan yang baik antar kedua negara dan khususnya antar kedua angkatan udara. Kesempatan ini juga bermanfaat untuk menunjukan keterampilan dan profesionalitas para penerbang TNIAU yang diwakili kemampuan aerobatic team ini. Pada akhir welcoming greetingnya Bapak Dubes menyampaikan selamat dan doa agar semua yang direncanakan dan seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman dan lancar sampai pada saatnya kembali ke Indonesia. GC Thawonwat pada sambutannya menyampaikan rasa terimakasih yang setinggi tingginya pada TNI AU karena JAT ikut berpartisipasi dalam peringatan seabad penerbangan RTAF Thailand ini.

Perayaan 100 tahun Penerbangan Thailand akan dirayakan dengan meriah di Bangkok pada tanggal 2 Juli 2012. Untuk memeriahkan acara pesta kedirgantaraan ini maka Angkatan Udara Thailand atau Royal Thai Air Force (RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa Static Show dan Air Show. Untuk memeriahkan pesta kedirgantaraan ini mengundang Jupiter Aerobatic Team TNI AU untuk berpartisipasi dengan unjuk kebolehan di langit diatas area terminal kargo Pangkalan Udara yang juga merangkap Bandara Don Muang.

Tim Aerobatik Jupiter direncanakan akan menampilkan atraksi “High Show” saat cuaca baik dimana cuaca baik dan awan sedikit atau tinggi, dan melaksanakan atraksi “Low Show” saat cuaca diselimuti ketinggian dasar awan rendah yang tidak memungkinkan manouver vertical. Adapun maneuver saat cuaca cukup baik untuk melakukan maneuver vertical akan ditampilkan “High Show” dengan antara lain : Jupiter Roll, Loop, X-Clover Leap, Jupiter Wheel, Mirror, Tango to Diamond, Kite Barrel dan Jupiter Roll back. Sedangkan pada saat cuaca kurang memungkinkan untuk manouver vertical maka akan dilaksanakan“Low Show” dengan melaksanakan Jupiter Roll, Hi “G” Turn, Jupiter Wheel, Screw Roll, Mirror, Roll Slide dan Break Off.

Tampilnya tim aerobatic Jupiter TNI AU yang merupakan kebanggaan rakyat Indonesia ini dalam rangka berpartisipasi memeriahkan perayaan seabad penerbangan RTAF Thailand. Hal ini menjadi bukti implementasi hubungan bilateral TNI AU-RTAF mewakili hubungan kedua Negara yang sangat baik dan erat. TNI AU dan RTAF merupakan dua Angkatan Udara pertama di ASEAN yang mempunyai Latihan Bilateral dengan nama Elang Thainesia sejak 30 tahun lebih yang lalu sebelum adanya latihan bersama diantara sesame anggota ASEAN lainnya.

Sejarah juga akan mencatat bahwa JAT adalah tim aerobatic luar negeri pertama yang hadir dalam perayaan ini dan disisi lain JAT juga mencatat sejarahnya sebagai pengalaman pertama tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri.. Pada kegiatan ini tak ketinggalan pula pesawat F-16 dari RSAF akan turut serta dalam solo aerobatic . Disamping itu akan tampil seluruh pesawat milik RTAF disamping pesawat milik RTN, RTA serta Royal Thai Police juga ikut meramaikan. RTAF juga akan menampilkan Tim Aerobatik nya yang dikenal dengan nama Blue Phoenix.

Dalam perayaan kedirgantaraan ini, disamping airshow juga digelar exhibition dan static show di Appron Terminal Cargo Bandara Don Muang. Kegiatan pesta kedirgantaraan sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 29-30 Juni dengan puncak acaranya pada tanggal 2 Juli ditandai dengan Upacara Peringatan yang akan dihadiri PM Thailand Yingluck Sinawatra dan pejabat tinggi negara lainnya, baik dari kalangan sipil maupun militer.

Tujuan kehadiran Tim Aerobatik TNI AU Jupiter dalam perayaan 100 Tahun Aviation Thailand adalah menjalin hubungan persahabatan antara kedua Negara dan khususnya kedua Angkatan Udara. Tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia juga memiliki putra-putra bangsa yang tidak kalah bersaing dalam kancah kedirgantaraan dunia lewat unjuk kebolehan Tim Aerobatik TNI AU di pentas internasional. Semoga hadirnya JAT dalam peringatan ini mempererat hubungan bilateral kedua Negara sekaligus menjadi awal tonggak sejarah kebangkitan kembali dunia kedirgantaraan Indonesia.


Sumber : TNI AU

Super Tucano TNI AU

super tucano Super Tucano TNI AU
Super Tucano EMB-314 TNI AU
JKGR-(IDB) : Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Malang -Jawa Timur segera memiliki empat pesawat tempur ringan turboprop Super Tucano EMB-314/ A-29 buatan Brazil, awal Agustus 2012. 
 
“Di akhir tahun 2012 direncanakan, delapan pesawat Super Tucano tiba di Malang,” ujar Kasi Pemeliharaan Skadron Udara 21, Mayor Anton Firmansyah. Jumlah keseluruhan yang dipesan Indonesia sebanyak satu skadron atau 16 pesawat.
 
Super Tucano EMB-314 mengandalkan mesin tunggal Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), untuk melakukan tempur taktis “close air support” bagi bantuan pasukan infanteri maupun kavaleri. Pesawat ini memiliki kemampuan menjejak posisi musuh dengan cepat serta memiliki kemampuan penghancuran. Super Tucano dilengkapi dua senapan mesin di sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton.

Pesawat ini didisain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian dan patroli. Nama Super Tucano melejit berkat

Operasi Phoenix pada 2008 yang dilakukan Angkatan Udara Kolombia. Super Tucano mereka berhasil menewaskan orang kedua organisasi pemberontak FARC, Raul Reyes, dalam suatu serangan lintas perbatasan ke Venezuela.


super tucan0 2 Super Tucano TNI AU
Super Tucano TNI AU
Super Tucano mampu bermanuver hingga +7g dan -3.5g dikombinasi dengan kecepatan tinggi dan lincah sehingga memiliki tingkat survivability cukup tinggi. 

Kedatangan pesawat ini untuk menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang pensiun sejak tahun 2007. Pesawat ini digunakan TNI antara lain untuk: Operasi Seroja (1976-1979) di NTT, Operasi Tumpas (1977-1978) di Irian Jaya, dan Operasi Halilintar (1978) di Riau.

supertucano33 Super Tucano TNI AU
Amerika Serikat menghentikan produksi pesawat COIN turboprop seperti OV-10 F Bronco karena, telah memiliki superioritas untuk: inteligence, reconnaisance dan surveillance. 
 
AS mengandalkan pesawat-pesawat turbojet, turbofan (A-10C Thunderbolt) serta UAV dalam melakukan perang anti-gerilya seperti di Irak dan Afghanistan. 
 
Selain itu, AS sempat trauma menggunakan pesawat tempur turboprop karena dalam peperangan di Vietnam, pesawat tempur turbo-prop lima kali lipat lebih banyak terkena tembakan, dibandingkan pesawat tempur jet. 
 
Tentu negara-negara berkembang, tidak bisa melakukannya operasi militer anti-gerilya seperti yang diperagakan AS di IRak dan Afghanistan, karena berbiaya mahal. Untuk itulah pesawat baling baling turboprop seperti Super Tucano tetap dibutuhkan.

Kekosongan ini yang dimanfaatkan Brasil dan mendapatkan sambutan bagus dari militer internasional. EMB-314 Super Tucano telah terjual 650 unit ke 15 negara, sejak diperkenalkan tahun 2014. Penggunanya selain Brasil adalah Kolombia, Chili, Republik Dominika, Ekuador dan Indonesia. Penyempurnaan yang dilakukan dari pesawat sebelumnya meliputi sistem avionik, sistem persenjataan dan sistem komunikasi data. Untuk itu Brasil semakin percaya diri dan mulai memasarkannya hingga ke Timur Tengah.

Pesawat tempur turboprop memiliki fungsi yang berbeda dengan pesawat jet seperti F 16 atau Sukhoi SU 30. Pesawat turboprop mampu terbang rendah dalam waktu yang lama sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasi tidak tinggi, perawatan murah dan bisa mendarat di landasan pacu sederhana.

super tucano8 Super Tucano TNI AU
Namun pesawat ini memiliki daya angkut senjata yang terbatas. Super Tubano tidak memiliki radar warning receiver sehingga tidak bisa mendeteksi rudal anti-pesawat yang dipandu radar. Kecepatan terbang yang rendah, juga mengurangi efektivitas pemakaian flare (jika dipasang) terhadap misil.

Sementara pesawat jet tidak bisa terbang lama, berbiaya mahal dan tidak bisa melakukan pengintaian. Namun kelebihannya, mampu membawa amunisi lebih banyak, bisa cepat menyergap lawan dan lebih sulit ditembak.

Pesawat tuboprop Super Tucano dan pesawat Jet seperti F 16 dan Su-27/30 peranannya untuk saling melengkapi. Pesawat jet lebih ditujukan untuk perang terbuka dan posisi pesawt turboprop hanya sebagai “air support”. Sementara untuk perang ireguler atau gerilya, pesawat turboprop sangat diandalkan untuk menghancukan soft target dengan bekerjasama dengan pasukan darat.

Selain akan mendatangkan Super Tucano secara bertahap, TNI AU juga mengirim 50 personil yang terdiri dari pilot dan mekanik ke Brasil, untuk melakukan alih teknologi terbatas.


Sumber : JKGR

Indonesia Perlu Reposisi Diri Di Kawasan Laut India

AL India
JAKARTA-(IDB) : Indonesia perlu mereposisi diri dalam hubungan internasional di kawasan Laut India, demikian disampaikan Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Rizal Sukma.

"Reposisi Indonesia di kawasan Asia Timur saja tidak cukup karena kita berlokasi tidak hanya di dekat Laut China Selatan tapi juga dekat dengan Laut India," kata Rizal selepas peluncuran buku 'Indonesia Rising: The Repositioning of Asia's Third Giant' di Jakarta, Rabu.

Rizal mengatakan Laut India berpotensi menjadi kawasan konflik antara India dengan China, selain juga memiliki potensi kerjasama ekonomi dan politik.

"Ketika mandala politik luar negeri negara-negara besar melebar ke Asia Timur, apakah Indonesia hanya berbasis di ASEAN dan Asia Timur," kata pakar hubungan internasional itu.

Arti penting reposisi Indonesia di kawasan Laut India, menurut Rizal, yaitu karena segala permasalahan di kawasan itu juga berdampak langsung terhadap Indonesia.

Pada Jumat (13/4), India, China dan Rusia (IRC) membahas isu-isu regional dan internasional serta cara untuk memperdalam kerja sama di antara mereka selama pertemuan penting tiga pihak di Moskow.

Pertemuan IRC, yang dibentuk untuk menjalin kerja sama antara ketiga negara berkembang, dibayangi oleh grup Brasil-Rusia-India-China (BRIC) yang muncul sebagai kelompok internasional yang berpengaruh. 


Sumber : Antara

Menhan Malaysia Bantah Bocorkan Rahasia Negara

KUALA LUMPUR-(IDB) : Terasasi mempunyai hubungan erat dengan Razak Baginda, mantan orang dekat Perdana Menteri Najib Razak

Menteri Pertahanan Malaysia Zahid Hamidi membantah membocorkan rahasia pertahanan negara.


Rahasia yang bocor itu melibatkan transaksi penjualan kapal selam Scorpene, satu dekade lalu, senilai hampir dua miliar dolar.


Oposisi di parlemen memperlihatkan dokumen, yang menjelaskan perusahaan peralatan militer Prancis membayar 36 juta euro atau setara 45 juta dolar, kepada perusahaan yang berbasis di Hong Kong, Terasasi, untuk biaya apa yang disebut sebagai evaluasi kapal selam.


Terasasi mempunyai hubungan erat dengan Razak Baginda, mantan orang dekat Perdana Menteri Najib Razak.


Menhan Zahid Hamidi menjawab tuduhan oposisi itu, yang mengatakan bahwa rahasia angkatan laut itu dijual kepada perusahaan Prancis, oleh Terasasi, berkaitan dengan transaksi kapal selam.


Zahid mengatakan," Sepanjang pengetahuan saya di kementerian, hingga saat ini tidak ada informasi yang bocor dari negeri ini."


Dia juga menolak mengetahui kesepakatan antara perusahaan Prancis dengan Terasasi. Ditambahkan bahwa  kementererian tidak perlu mencariinformasi lebih banyak, menjelang pemeriksaan pengadilan di Prancis.


Namun pihak oposisi mengatakan pernyataan itu sangat kontradiksi dengan apa yang tertulis di dokumen.


Oposisi juga mepertanyakan mengenai tidak adanya aksi dari badan anti korupsi Malaysia, MACC.


Lim Guan Eng, kepala menteri di Penang mengatakan," Anda membicarakan transparansi, Anda bicara akuntabilitas, buktikan semuanya, jika MACC independen. Buktikan."


Sementara Nurul Izzah, anggota parlemen dari Lembah Pantai mengatakan," Tentu saja ini akan merusak reputasi PM Najib, ketika kasus ini melibatkan negara lain. Satu hal yang perlu saya tegaskan, bahwa kami tahu apa yang terbaik u ntuk Malaysia."


Najib Razak, yang saat menandatangani kesepakatan 10 tahun lalu, menjabat sebagai menteri pertahanan, membantah melakukan hal yang salah.


Pendukungnya dari Barisan Nasional menuduh oposisi menggoreng isu itu untuk merusak citra, menjelang pemilihan umum ke-13, yang rencananya akan dilakukan pertengahan tahun depan.


Sumber : BeritaSatu

Rabu, Juni 27, 2012

Tim Pengamat Indonesia Segera Dikirim Ke Filipina

JAKARTA-(IDB) : Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, melepas tim pengamat Indonesia yang tergabung dalam International Monitoring Team (IMT) ke Philipina Selatan, untuk memantau implementasi perjanjian damai antara pemerintah Philipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF), di kantor Kemlu Jakarta, Rabu (27/6).

Pada kesempatan tersebut, Menlu Marty,  meminta  kepada tim pengamat perdamaian agar senantiasa menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan membantu mendorong perdamaian yang komprehensif. “Tampilkanlah yang terbaik dari bangsa kita, bangsa yang selalu memegang nilai perdamaian,” pesan Marty. 

Menurutnya keberangkatan IMT ini merupakan wujud nyata dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia dan Filipina. “Filipina mengundang negara kita untuk berpartisipasi dalam proses perdamaian ini dan kami memandang positif ajakan tersebut,” ujar Marty. 

Pengiriman tim ini, lanjutnya, juga menjadi implementasi politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Selain meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan Filipina, Menlu juga menyampaikan bahwa pengiriman tim pengamat dilandasi suatu komitmen dalam mendorong terciptanya situasi kawasan Asia Tenggara yang aman, stabil, dan damai. 

“Kawasan yang aman, stabil, dan damai memungkinkan pembangunan ekonomi demi kesejahteraan rakyat, sebagaimana Indonesia turut memfasilitasi dialog dalam sengketa Kamboja dan Thailand dengan cara damai tahun lalu," katanya. 

Marty lebih lanjut menjelaskan, kesediaan Indonesia untuk turut andil dalam pengawalan proses perdamaian telah diutarakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III saat pertemuan bilateral di Jakarta, 8 Maret 2011 lalu. 

Tim pemantau perdamaian ini dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2012. Merujuk pada Perpres tersebut, pasukan akan bertugas untuk memantau pelaksanaan perjanjian damai yang dilakukan oleh Pemerintah Filipina. 

Proses perdamaian akan dilakukan dalam dual track, yaitu antara Pemerintah Filipina dengan MILF dan Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF). “Kita akan terus mengawal convergence of peace processes ini”, pungkas Marty. Tim yang terdiri dari 15 personel ini dipimpin Kolonel Inf. Khairully, akan mengemban amanah sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. “IMT akan bertugas selama satu tahun. 

Setelahnya, akan dilakukan evaluasi,” tuturnya seraya menambahkan masa tugas tersebut juga dapat diperpanjang lagi. Sebelum diberangkatkan pada Sabtu pekan ini, sepuluh orang unsur militer dan lima orang unsur sipil yang tergabung dalam kelompok pengamat perdamaian ini telah menjalani serangkaian pembekalan. 

“Seluruh anggota tim sudah menerima pelatihan fisik dan mental dari PMPP TNI. Kegiatan pra-penugasan tersebut dilakukan agar seluruh anggota mampu menghasilkan performa kerja yang baik,” pungkasnya. Sementara Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigjen TNI Imam Edy Mulyono mengatakan pengiriman pasukan pengamat perdamaian ke Filipina Selatan bukanlah yang pertama bagi Indonesia. 

Sebelumnya hal serupa pernah dilakukan pada tahun 1994 sampai dengan 2002 dalam koridor Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). “Walaupun berbeda dengan tahun sebelumnya, tapi komitmen perdamaian yang dipegang tetap sama dan amanah yang dipertanggungjawabkan tidaklah ringan,” kata Imam. 

 Lebih lanjut Imam mengatakan, Kementerian Luar Negeri RI, tak sendiri dalam melakukan persiapan, pengiriman, dan penarikan tim pemantau perdamaian merah putih tersebut. Menlu Marty terlebih dahulu berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. Dalam kegiatan ini, turut hadir Wakil Menteri Luar Negeri, Direktur Jenderal Multilateral, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN dan seluruh pejabat terkait di Kemlu dan TNI.


Sumber : InfoPublik

TNI AL dan TLDM Akan Adakan Latihan Bersama

SURABAYA-(IDB) : TNI Angkatan Laut akan menggelar Latihan Gabungan  Bersama (Gabma) 31/12 dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM). Latihan kedua Angkatan Laut itu ditandai dengan kehadiran Laksma Azhari bin Abdul Rashid ke Koarmatim, Ujung, Surabaya.  Rabu (27/6).

Kedatangan Asisten Ketua Staf J 7 Exercise ke Koarmatim itu diterima oleh Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto SH. MAP di Ruang VIP Room Gedung Laksamana Nala. Kunjungan singkat ke Koarmatim ini merupakan kunjungan kerja koordinasi berkaitan dengan akan dilaksanakannya Latihan Malaysia dan Indonesia (Malindo) Tahun 2012. Dalam menerima kunjungan kerja TLDM tersebut, Kasarmatim didampingi oleh para Asisten Pangarmatim dan para Komandan Satuan.

Latihan ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara dan juga untuk mempererat persahabatan bagi ke dua Angkatan laut itu. Diakhir kunjungan kerja ini ditandai dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak dan diahkiri dengan foto bersama.


Sumber : Koarmatim